Enjoy Time

Kedua matanya tertuju pada laptop yang ada di hadapannya. Kacamata sangat dibutuhkan dalam hal seperti ini, menatapi layar yang beradiasi tinggi berjam-jam tentu saja membuat pupil mata menjadi lelah.

"????" Pekerjaannya terhenti lalu berpaling pada jendela besar yang membelakangi dirinya. "Hujan? Lagi?" Kedua tangannya menempel pada dinding kaca yang dingin itu sambil menatap langit yang hampir terlihat gelap.

Langit-langit semakin menggelap, rintikkan hujan masih terdengar pelan. Namun melihat keadaan langit, mungkin beberapa saat akan turun dengan sangat deras.

Ia melihat jam dari layar ponselnya. "Hampir sore..." gumamnya.

Tubuh itu ia renggangkan. "Baiklah, pekerjaan ini harus-"

Drrt!

Tatapannya berubah menjadi sinis. "Mengapa makhluk ajaib ini menghubungiku lagi."

Karena mengetahui jika pria itu akan kembali hari ini, mungkin saja terjadi sesuatu, lagipula saat ini hujan tengah turun lumayan deras. Mau tak mau panggilan itu harus terangkat.

"Ada apa?"

^^^"Pesawatku baru saja turun, bisakah kau menjemputku?"^^^

"Tidak."

^^^"Apa kau tidak menginginkan hadiah?"^^^

"Baik Tuan, Saya akan tiba dalam beberapa menit."

^^^"..............."^^^

...◇• •◇...

"Seharusnya penerbangan di tengah hujan seperti ini harus ditunda, apakah hujan mulai turun saat mereka mulai memasuki daerah ini?"

Lazel meninggalkan kantor di awal, Hyunjae meminta dirinya untuk menjemput di bandara. Seharusnya ini bukan pekerjaannya, tapi karena pria itu menyogok dengan sesuatu yang menganggumkan, wanita itu langsung menunduk.

Hujan turun cukup deras, bahkan layar kaca mobilnya tidak terlihat dengan jelas. Ia meraih ear phone untuk menghubungkan panggilannya dengan Hyunjae.

"Hyunjae?"

^^^"Ada apa?"^^^

"Di kota hujannya cukup deras, bisakah kau menunggu lebih lama?"

^^^"Tenang saja, aku masih berada di dalam pesawat, jadi kau tidak perlu terburu-buru."^^^

"Kalau begitu, baiklah."

^^^"Ya, berhati-hatilah."^^^

Pria berpakaian santai itu tengah duduk santai di dalam pesawat pribadinya. Rambut hitamnya terlihat turun ke bawah dan menutupi sebagian matanya. Sorot matanya begitu tertuju pada layar ponselnya.

...◇• •◇...

"Ck! Hujan turun begitu deras dan membuat seluruh pakaianku basah," ujarnya dengan kesal. "Seharusnya aku membawa payung."

Sosok wanita dengan jas hitamnya baru saja tiba di koridor bandara. Jas luaran yang nampak basah karena hujan ia letakkan di pundaknya dan kini hanya mengenakan kaos putih polos biasa. Suara high heelsnya menggema di penghujung koridor, semua tatapan tertuju pada perempuan cantik itu. Memiliki paras yang indah, namun berperilaku buruk.

Dapat dilihat dari dinding kaca. Ia melihat pesawat berwarna hitam emas dengan tulisan Pietra's di bagian badannya. Sudah dapat ditebak jika pesawat itu adalah milik Hyunjae.

"Aku sudah tiba, bisakah kau keluar?" Ujarnya dengan ear phone yang terletak di telinga kirinya.

^^^"Tidak, hujan masih deras, aku tidak ingin terkena basah sedikit pun."^^^

"Hei bodoh, aku disini menjemputmu meskipun badai menerjang, dan kau bersantai disana? Apa kau ingin aku yang menjemputmu??"

^^^"Haha~ boleh saja."^^^

"Dia mempermainkanku!!" Batinnya kesal.

Pada akhirnya ia mendapat payung untuk menjemput Hyunjae yang masih di dalam pesawat.

"Sialan! Pria itu benar-benar membuatku muak!" Ucapnya di tengah-tengah bandara.

Di bawah hujan yang masih terlihat sama, Lazel terpaksa turun tangan untuk menjemput Suaminya. Bahkan orang-orang juga melakukan hal yang sama pada pesawat lainnya.

Dengan high heels yang ia kenakan, ia menendang pintu pesawat dengan kasar.

"Kau bisa membuatnya lecet." Seorang pria yang lebih tinggi darinya muncul setelah pintu terbuka.

"Apa kau melihat wajahku bahwa aku peduli?" Balas Lazel dengan masa bodoh.

"Apa kau tidak ingin mengucapkan selamat datang pada Suamimu?"

"Dimana hadiahku? Apa kau membawa batangan emas?" Wanita itu meraba seluruh tubuh Hyunjae yang dimulai dari sela-sela sakunya.

"Dasar gadis ini!!"

...◇• •◇...

"Apakah kau tidak ingin membantuku?"

"Jangan bercanda, seharusnya disini aku yang membutuhkan bantuan."

"Hoo~"

Ia berjalan lebih dulu dan meninggalkan Hyunjae di belakang. Pria itu dapat melihat bagaimana bentuk tubuh Lazel yang mengenakan jas. Selain tinggi, wanita itu seperti manusia yang penuh dengan moral. Dari tutur kalimatnya hingga tatapannya saja sudah dapat ditebak jika ia adalah tipe wanita yang tidak peduli pada apapun.

Dan semua itu memang fakta mengenai dirinya.

"..............." saat langkahnya mulai mendekati Lazel, ia melihat pakaian putih yang dikenakan Lazel mulai tembus pandang.

"Lazel, bra mu kelihatan."

"!!!!" Mendengar sesuatu yang memalukan, ia langsung berpaling ke belakang dan berjalan cepat menuju Hyunjae. "A-Apa yang kau katakan?!"

"Bra mu-"

Tap!

Dengan kasar, tangannya langsung menutup mulut Hyunjae. "Berikan aku apapun untuk menutupinya! Cepat!" Bisik Lazel pada Hyunjae.

Orang-orang di sekitar cukup ramai, oleh karena itu Lazel tak merasa nyaman dengan dirinya. Semakin mereka membuat keributan semakin banyak orang yang akan menyadari tindakan mereka.

"Tapi aku..."

Semenit kemudian...

Baru saja terjadi sesuatu yang memalukan, saat ini tubuhnya tertutupi secara keseluruhan dengan menggunakan mantel milik Hyunjae yang baru saja ia beli di Amerika. Bahkan label harganya masih tertera.

"Padahal itu baru..." Hyunjae tidak mengucapkan kalimat apapun.

...◇• •◇...

Suara deruman mobil itu menelusuri kota di tengah hujan yang melanda.

"Haah~ apa kau tidak dingin?"

"Tidak, lagipula aku sudah mendapatkan hadiahnya." Ucapnya dengan senang.

"Itu bukan hadiahnya! Dasar!"

"Hah?? Bukan ini??"

"Fokus pada jalanan." Ujarnya.

Akhirnya mereka mulai berjalan menuju rumah. Setelah menjemput Hyunjae yang baru saja kembali dari Amerika, situasi tidak merubah apapun. Meskipun mereka adalah pasangan, keduanya selalu melakukan interaksi biasa, sehingga terlihat seperti telah terbiasa dengan keadaan ini.

Mau dijelaskan seperti apapun, tindakan serta posisi mereka sudah menjelaskannya secara detail. Tidak mencampuri urusan apapun, dan mengerjakan apa yang harus dikerjakan.

"Bagaimana keadaan disana? Apakah ada perubahan?"

"Hm? Yaa seperti itulah," Hyunjae menyandarkan dirinya. "Perusahaan besar seperti mereka pasti membutuhkan waktu sangat lama untuk menjalinnya."

"Selanjutnya aku yang akan pergi." Sahut Lazel.

"Apakah lebih baik jika kau pergi dengan orang tuamu? Atau Ian?"

"Aku tidak ingin memperlibatkan siapapun dalam urusan ini," ia mengatakannya dengan tegas. "Aku akan menyelesaikannya sendiri tanpa menghambat." Sambungnya dengan serius.

Hyunjae memalingkan wajahnya ke arah jendela, suasana di luar yang hampir gelap karena cuaca dan juga hari yang hampir malam. Kaca tersebut memperlihatkan segalanya yang berkilau dari luar, dan juga menampilkan sebuah permata merah muda yang terpantul pada kaca jendela tersebut.

Tatapan yang tenang, datar dan dingin. Senyuman di wajahnya seolah-olah membuat pertanda jika dirinya tak membutuhkan apapun. Ia melangkahkan kakinya di sebuah kesenangan, namun memiliki sebuah akhir yang harus dihadapi semua orang.

Untuk saat ini, biarlah mereka menikmati waktu, hingga waktu itu mencapai titik akhir cerita.

...◇• •◇...

"Baiklah~ sudah sampai~ silahkan keluar dari sini Tuan." Kalimat akhir benar-benar sangat tertekan untuk mengucapkannya.

Kedua iris abu-abunya terlihat setelah membuka matanya secara perlahan. Pria itu tertidur selama perjalanan, dan akhirnya terbangun dan melihat villanya yang ada di depan matanya.

Hujan masih turun, namun tidak deras seperti sebelumnya. Ia mengeluarkan barang-barangnya dari kursi belakang dan berjalan ke arah villanya.

"Lazel." Ia menyempatkan diri untuk memanggil wanita yang ada di dalam mobil.

"Hm? Apa?"

"Bukankah terasa bosan jika terus di dalam villa? Kau boleh mengunjungi-"

"Terima kasih," selanya. "Tapi aku tidak membutuhkannya." Sambungnya dengan senyuman seperti biasa.

"..............."

"Selamat malam~ hadiahnya akan ku ambil besok." Jendela mobil itu tertutup lalu berjalan melaluinya dan beralih pada villa yang ada di sebelahnya.

...◇• •◇...

Terdengar rintikan yang sama, pelan dan merdu. Hawa dingin semakin menusuk dirinya. Padahal ia tahu jika ini adalah waktunya untuk bangun, namun entah mengapa rasanya seluruh tubuhnya terasa berat. Belum lagi seluruh kepalanya yang terasa sakit.

Rambut perak itu terkibar bebas di atas ranjang. Wajah pucatnya tercampur dengan merah matang. Kedua matanya yang terlihat sayu dan menyipit.

"????" Nafasnya tersenggal-senggal, kedua matanya mengalirkan air mata. "Demam?" Ujarnya saat merasakan hangat di telapak tangannya yang menyentuh dahinya sendiri.

"Sial, inilah sebabnya aku lebih membenci dingin dibanding panas."

Ia berusaha untuk bangun, namun tubuhnya sama sekali tidak ingin mendengar.

...◇• •◇...

Pada akhirnya hujan kembali turun, dan membasahi semua apapun yang ada di bawahnya. Pohon-pohon rimbun terbasahi dengan guyuran hujan. Suasana villa cukup sepi, namun beberapa pelayan telah melakukan pekerjaan mereka.

Salah satunya adalah Yana, gadis yang lebih muda dibandingkan Majikannya itu merasa heran dengan Lazel. Biasanya Nonanya akan bangun lebih cepat dari siapapun. Namun saat ini tidak ada pergerakan atau suara apapun.

Sebenarnya membangunkan Nonanya bukanlah sesuatu yang salah. Namun Yana hanya terbiasa dengan kebiasaan Lazel. Selalu terbangun sebelum semua orang. Dan hal ini mengganggu pikiran Yana sehingga dapat menganggu Nonanya.

"Mungkin aku harus memeriksanya."

Cklek!

Pintu terbuka sebelum Yana melakukannya. "Ah! Nona, baru saja saya ingin membangunkan Anda." Ujar Yana.

Wanita dengan piyama putihnya baru saja keluar dari kamarnya dan memperlihatkan wajah dinginnya seperti biasa. "Bawakan teh hangat untukku, dan bawa ke ruang tengah." Titahnya.

"Baik."

Gadis berambut pendek itu baru saja merasakan khawatir pada Nonanya.

Suara pecahan benda kaca terdengar kuat dan membuat semua perhatian terlalih pada anak tangga.

"N-NONA!!"

Sebuah guci berukuran besar berwarna cokelat baru saja jatuh di depan tangga saat Lazel ingin melangkah turun.

Mereka melihat Lazel yang tersungkur ke lantai dengan memegang pilar yang ada di dekatnya.

"A-Apa yang-" Yana terkejut saat memegang salah satu anggota tubuh Nonanya, "tubuh Anda panas, mengapa Anda tidak mengatakannya pada kami."

...◇• •◇...

Saat ini Lazel tengah terbaring di atas ranjang dengan keadaan yang lemah. Yana sangat terkejut saat mengetahui Majikannya sakit dan Lazel menyembunyikannya dari semua orang.

Ia khawatir pada keadaan Lazel, seharusnya ada seseorang yang menemaninya. "Aku harus memanggil-"

"Jangan panggil siapapun." Ujar Lazel yang perlahan terbangun dari tidurnya.

Yana bergerak dan mendekat ke arah Lazel dan kembali membaringkannya. "T-Tunggu, Anda harus beristirahat."

"Kau tidak perlu memberitahukan pada siapapun mengenai hal ini." Ucap Lazel dengan kerutan di dahinya.

"T-Tapi..."

"Ini perintahku, turuti saja." Bahkan bicara saja cukup melelahkan baginya.

Yana tidak ingin semakin membebani Nonanya dan akhirnya memutuskan untuk mematuhi perintahnya.

"B-Baik Nona."

Episodes
1 Prologue
2 Ten Years
3 Only Money And For Money
4 Washington, D.C
5 New Employee
6 Patience
7 Rain
8 Meeting
9 Enjoy Time
10 Under The Rain
11 Like Lowly People
12 Worst Season
13 Looks Impressive
14 Thoughts That Never Match
15 Ian's Arrival
16 Flower Field
17 Butterfly Symbol
18 Red Dress Under The Light
19 Wingless Butterfly
20 Under The Dark Sky Without Moonlight
21 Such a Good/Bad Night
22 Tearing
23 Go Together
24 Debate
25 White Shades
26 Pietra Family
27 Ian Zoclis
28 Ian Zoclis II
29 Nightmare
30 Nightmare II
31 Come Back
32 Don't Care
33 Cunning
34 Go On Vacation
35 Full Of Entertainment
36 Small Foams Like Falling Cotton
37 Family & Hope
38 Might Be a Bad Season
39 Living Together
40 Like Diamonds
41 Black Butterfly?
42 Home Alone
43 Naked
44 Those Who Have Long Left The World
45 Anger
46 Wounds That Are Opening Again
47 Sung Wonhae
48 Focus On You
49 Funeral Gate
50 Snow Woman
51 "Close Your Eyes"
52 Difference
53 Taking a Step Faster
54 Heartless Figure
55 Bid
56 "You Like Me?"
57 Smokeless Fire
58 Something Unexpected
59 No Doubt
60 Facing Hyunjae
61 Strength
62 Shopping
63 A Doll
64 Unexpected Meeting
65 Giraffe
66 Lost Track
67 Puzzles
68 Broken Cooler
69 Swimming Pool
70 Visiting Ian
71 Go Visit Ian!
72 Humans Are The Place Of All Evil
73 Let Us Go Home! Piggy!
74 Lazel Giving Gift
75 First Friend
76 Sleeping
77 Visit
78 Half Truth
79 Truth
80 Let's Depression Together
81 Knowing Something
82 Explanation
83 Slowly It Will Be Useless
84 Whatever You Want
85 Hyunji & Hyunjae
86 Jealousy
87 Acting Out of Mind
88 Nervous
89 Personal Selling
90 Stuck is Really... Creepy
91 Again And Again
92 Don't Forget
93 Not Paying Attention
94 Misunderstanding
95 Miel's Cousin
96 Pay
97 Go Together
98 Hunch
99 Feud
100 Break Through
101 Hospital
102 Come To Your Senses
103 Ten Years Of Openness
104 Will Still Like You
105 Proof
106 Trust? They Are Nothing But Just A Bullshit
107 Error
108 Crowded
109 Promise
110 Lies
111 Lost
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prologue
2
Ten Years
3
Only Money And For Money
4
Washington, D.C
5
New Employee
6
Patience
7
Rain
8
Meeting
9
Enjoy Time
10
Under The Rain
11
Like Lowly People
12
Worst Season
13
Looks Impressive
14
Thoughts That Never Match
15
Ian's Arrival
16
Flower Field
17
Butterfly Symbol
18
Red Dress Under The Light
19
Wingless Butterfly
20
Under The Dark Sky Without Moonlight
21
Such a Good/Bad Night
22
Tearing
23
Go Together
24
Debate
25
White Shades
26
Pietra Family
27
Ian Zoclis
28
Ian Zoclis II
29
Nightmare
30
Nightmare II
31
Come Back
32
Don't Care
33
Cunning
34
Go On Vacation
35
Full Of Entertainment
36
Small Foams Like Falling Cotton
37
Family & Hope
38
Might Be a Bad Season
39
Living Together
40
Like Diamonds
41
Black Butterfly?
42
Home Alone
43
Naked
44
Those Who Have Long Left The World
45
Anger
46
Wounds That Are Opening Again
47
Sung Wonhae
48
Focus On You
49
Funeral Gate
50
Snow Woman
51
"Close Your Eyes"
52
Difference
53
Taking a Step Faster
54
Heartless Figure
55
Bid
56
"You Like Me?"
57
Smokeless Fire
58
Something Unexpected
59
No Doubt
60
Facing Hyunjae
61
Strength
62
Shopping
63
A Doll
64
Unexpected Meeting
65
Giraffe
66
Lost Track
67
Puzzles
68
Broken Cooler
69
Swimming Pool
70
Visiting Ian
71
Go Visit Ian!
72
Humans Are The Place Of All Evil
73
Let Us Go Home! Piggy!
74
Lazel Giving Gift
75
First Friend
76
Sleeping
77
Visit
78
Half Truth
79
Truth
80
Let's Depression Together
81
Knowing Something
82
Explanation
83
Slowly It Will Be Useless
84
Whatever You Want
85
Hyunji & Hyunjae
86
Jealousy
87
Acting Out of Mind
88
Nervous
89
Personal Selling
90
Stuck is Really... Creepy
91
Again And Again
92
Don't Forget
93
Not Paying Attention
94
Misunderstanding
95
Miel's Cousin
96
Pay
97
Go Together
98
Hunch
99
Feud
100
Break Through
101
Hospital
102
Come To Your Senses
103
Ten Years Of Openness
104
Will Still Like You
105
Proof
106
Trust? They Are Nothing But Just A Bullshit
107
Error
108
Crowded
109
Promise
110
Lies
111
Lost

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!