Aku menatapnya, dia menatapku. Kami saling bertatapan di dalam mobil dengan aku yang memperhatikan apa yang ada di wajah tampannya.
Tuan, sepertinya kita adalah pasangan yang serasi.
Entah mengapa aku bergumam sendiri di dalam hati. Kulihat paras tampannya dengan bekas cukuran rambut di sisi wajahnya yang maskulin. Kulitnya sawo matang seolah menjelaskan jika dia manly sekali. Eksotis dan penuh gairah yang terpendam.
"Tuan, aku hanya setia padamu. Aku sudah membuktikannya. Kau bisa membuktikannya sendiri tadi," kataku lagi.
"Lu bohong sama gue lagi, Cecilia." Dia menuduhku.
"Tuan, aku—"
"Berhati-hati sama dia. Hadden itu buaya. Jangan sesekali mendekatinya sesuka hati lu." Dia mengingatkan lalu mulai menghidupkan mesin mobilnya.
"Baik." Aku hanya bisa mengiyakan.
Tak kusangka jika Jackson mulai menunjukkan perhatiannya padaku. Aku merasa ini adalah angin segar yang sudah lama ingin kuhirup.
"Gue anter lu pulang. Gue mau nemuin Bianca," katanya lagi.
"Ap-apa?!" Seketika aku terkejut, merasa telah salah menilainya.
"Kenapa? Lu nggak suka gue nemuin Bianca?" Dia menatap sinis ke arahku sambil melajukan mobilnya.
Dia ....
Aku tak lagi berani menatapnya. Aku tertunduk sambil menunggu di antarkannya kembali. Benar atau tidak dia akan menemui Bianca siang ini, aku tidak tahu. Aku juga tidak bisa melarangnya.
Satu jam kemudian...
Sesampainya di rumah, aku langsung berendam di bathtub. Berendam dengan air susu untuk perawatan tubuhku agar terlihat lebih sempurna. Kuambil ponsel lalu memotret diriku sendiri dan mengirimkannya kepada Jackson. Aku ingin melihat bagaimana reaksinya atas fotoku ini.
"Apa dia akan bereaksi melihatku setengah telanjang seperti ini?"
Aku sengaja mengirimkannya foto seksi saat berendam. Aku ingin tahu bagaimana reaksinya saat melihatku begitu menggoda pandangan mata.
Apakah dia akan meneleponku? Kita lihat saja nanti.
Kuletakkan kembali ponselku di pinggir bathtub lalu kembali merelaksasikan otot tubuhku dari aktivitas yang padat merayap. Tak Beberapa lama kemudian, dia meneleponku.
"Halo, Tuan?" Aku mengangkat teleponnya dengan suara yang menggoda.
"Ambil mobil baru lu," katanya dari seberang telepon dengan nada amat cuek.
"Tuan?!"
Aku pikir percakapanku ini akan berlanjut untuk mengganggu pertemuannya dengan Bianca. Tapi nyatanya, dia segera mematikan teleponnya.
Menyebalkan sekali!
Aku kesal, benar-benar kesal. Dia masih juga cuek padaku. Aku pikir telah berhasil menjatuhkannya. Tapi ternyata, dia bersandiwara di depanku. Dia seperti mengajak ku berperang.
Awas saja!
Tak ingin terhanyut dalam kekesalan, aku segera bergegas menuju dealer mobil yang ditujukannya padaku. Ternyata dia memberikanku sebuah mobil baru, entah dalam rangka mengapa. Dan karena hal ini amat mengejutkan, aku ingin melaporkannya kepada Zea, istri Jackson sendiri. Sebagai sebuah kemajuan besar yang mampu kudapatkan.
Dua jam kemudian...
Aku merasa alamat rumah yang kutuju ini adalah benar. Aku berada di seberang rumah wanita yang kutuju. Dan kulihat wanita yang mempekerjakanku sedang berselingkuh dengan General Manager kantor cabang PT Samudera Raya, di garasi basement rumahnya sendiri. Sontak aku terkejut, tak percaya dengan apa yang kulihat ini. Dari balik kaca jendela mobil aku menelan ludahku sendiri.
"Astaga, nyonya Zea dan tuan Andreas?! Ini berarti?!!"
Entah mengapa jantungku berdegup kencang setelah melihat apa yang terjadi. Aku tidak tahu siapa pemburu terakhir di cerita ini. Hal yang kulihat tidaklah seperti apa yang Zea katakan waktu itu.
Apakah tuan Jackson sudah mengetahui hal ini?
Aku bingung, benar-benar bingung. Tapi aku mencoba setenang mungkin lalu merekam apa yang terjadi. Cepat-cepat mengambil ponsel lalu memperbesar arah kameraku ke arah mereka. Setelah dapat, aku pun segera pergi. Tidak ingin diketahui jika aku telah memergoki perselingkuhan mereka.
"Halo, Nyonya Baldev. Maaf aku harus menunda kedatanganku karena terjebak kemacetan," kataku saat sudah di tepi jalan raya.
Aku segera menutup telepon tanpa basa-basi. Zea pun seperti tidak dapat banyak bicara padaku. Kuputar lagi video perselingkuhan mereka, seketika jantungku berdegup kencang melihatnya. Dengan mudahnya mereka berciuman tanpa ada rasa takut sama sekali.
Jangan-jangan Jackson sudah mengetahui transaksiku dengan Zea?
Muncul banyak pertanyaan tentang hubungan pasti antara Jackson dan Zea. Untuk sementara aku menarik kesimpulan jika Zea ingin menjebak Jackson untuk menutupi perselingkuhannya dengan Andreas. Entah benar atau tidak, tapi setidaknya aku sudah mengantongi bukti perselingkuhan mereka.
Keesokan harinya...
Hari ini aku tidak lagi berniat untuk menggoda Jackson. Tidak lagi berpakaian ala sekretaris barat yang seksi, pendek dan ketat menggoda mata. Aku berpakaian formal layaknya karyawan kantoran biasa. Dan selama di kantor, aku hanya membicarakan persoalan kerja saja.
Aku merasa apa yang dikatakan Hadden ada benarnya, jika terlalu amat berani menghadapi Jackson tanpa jeda. Dan mungkin sudah saatnya aku berhenti sejenak, membiarkan Jackson memintaku dengan sendirinya. Aku juga butuh istirahat sementara waktu untuk mengumpulkan tenaga terlebih dahulu.
"Nona Cecilia, Anda dipanggil tuan Jackson."
Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba. Jackson memanggilku setelah setengah harian bersikap biasa saja. Di ujung jam istirahat dia memintaku masuk ke ruangannya. Dan dengan segera aku melangkahkan kaki menuju ruangan tanpa lupa menyemprotkan parfum terlebih dahulu.
"Tuan Jackson, Anda memanggil saya?"
Aku mengetuk pintu ruangannya lalu segera masuk. Dan kulihat dia sedang berdiri di dekat jendela kaca ruangan, membelakangiku.
"Gue dapat sesuatu." Dia berkata seperti itu.
"Maksud Tuan?" Aku tidak mengerti apa maksudnya.
Dia berjalan menuju meja kerjanya lalu memintaku untuk mendekat. Aku pun mendekat lalu dia menunjukkan sesuatu padaku.
"Lihat ini!"
Dia melemparkan semua foto mesra, seksi dan polosku saat menggoda target-target sebelumnya ke atas meja. Seketika aku tersentak melihat semua bukti yang dia berikan padaku.
"Gue nggak nyangka kemampuan anak catur yang dipilih Zea sampai di luar dugaan." Dia menyilangkan kedua tangan di dada sambil menatap ke arahku. "Awalnya gue nggak peduli pada semua trik yang dia gunakan. Tapi, harus gue akui jika hampir terjerumus dua kali." Dia meneruskan, menghakimiku.
Ap-apa?! Gawat!!!
Sudah terbukti sudah siapa aku sebenarnya. Jackson ternyata menyelidiki siapa aku yang sebenarnya. Hatiku bertambah was-was dan takut tak terkira. Jangan-jangan dia juga sudah mengetahui isi perjanjianku dengan Zea.
Aku harus bagaimana?!!
Aku panik, benar-benar panik. Kini aku tidak bisa berkelit lagi di hadapannya. Dia bagai seekor singa yang siap menerkam mangsanya. Aku tidak bisa lari lagi dari kenyataan yang dia berikan padaku.
Kutarik napas dalam-dalam lalu berusaha bersikap biasa saja. "Dua kali? Dua kali yang mana, Tuan?" tanyaku dengan wajah pura-pura tidak bersalah.
Dia duduk di kursi lalu menggabungkan kedua tangannya. "Pertama di kolam renang malam itu. Kedua ...,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
🌺°•▪︎MaMia Elf °▪︎•°🌈💦🌟
Sebenarnya tulisannya lebih bagus yg ini drpd yg satunya
ini lebih jelas dan detail
tp sayang pake bhsa " gue elu " 🤦♀️ ak rasa g pas sekali
seorang bos yg d ceritakan berkarakter pendiam penuh misteri tp ngomongnya elu gue😂😂
2023-06-14
0
my name
ngaku aja cecil kayaknya jack orang baik justru istrinya yg licik
2022-02-16
1