Ibu Sinta dan Bik Siti sampai di rumah. Pak Eko membantu mereka menurunkan dan memasukkan barang ke dalam rumah. Melihat kedatangan mereka Susi dan Rudy segera turun menyambut mereka dengan gembira. Rudy segera membantu Pak Eko memasukkan barang-barang sesuai perintah ibunya. Sementara Susi langsung memeluk Bik Siti dengan gembira.
“Bibik… Susi kangen”, katanya dengan manja. Ia pun menciumi Bik Siti seperti sudah lama tak berjumpa.
“Non, bibik masih bau. Ciumnya nanti saja kalau bibik sudah mandi ya”, kata Bik Siti sambil melepaskan pelukannya. “Bibik mau menyimpan barang-barang dulu ya Non”, katanya dengan lembut. Susi menganggukan kepalanya.
“Bibik dan Ibu mandi saya, biar Rudy yang membereskan semuanya. Biar lebih segar setelah perjalanan yang panjang”, goda Rudy. Mereka tertawa lepas. Bik Siti dan Ibu Sinta segera masuk kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Rudy kembali menyelesaikan pekerjaannya membereskan semua barang-barang yang dibawa Bik Siti dan ibunya. Susi juga membantu Rudy memasukkan snack ke dalam kotak tempat snack dan menempatkannya di lemari kaca dapur.
Setelah selesai Rudy dan Susi membuka bungkusan yang diletakkan di meja makan. Ketika melihat isinya mereka tertawa terpingkal-pingkal sampai kedengaran di kamar Bik Siti. Bik Siti yang sudah selesai mandi segera keluar mendapati mereka.
“Ada apa Non, kok ketawanya begitu?, tanya Bik Siti.
“Ternyata kita sehati Bik, Lihat”, jawab Susi sambil membuka tudung saji di meja makan. Bik Siti yang menyadari hal itu tertawa. Ternyata mereka membeli lauk yang sama dan di tempat yang sama.
“Kok bisa ya Non”, kata Bik Siti. Bik Siti segera menyiapkan minuman dan piring untuk makan malam mereka. Setelah Ibu Sinta turun mereka mulai makan. Bik Siti segera pergi ke belakang setelah selesai menyiapkannya. Tetapi Ibu Sinta meminta Bik Siti untuk makan satu meja dengan mereka dengan alasan tidak ada Pak Surya. Bik Siti pun bergabung makan dengan mereka.
Susi dan Bik Siti segera membereskan meja makan dan mencucinya. Rudy segera keluar rumah dan mengecek pintu-pintu, sedangkan Ibu Sinta masuk ruang kerja Pak Surya untuk mengecek semua berkas dan mempersiapkan agenda untuk besok.
Susi dan Bik Siti di dapur sedang bercengkrama dan tertawa renyah saat Rudy masuk lewat pintu samping. Ia hanya melewati mereka. Ia tidak mau merusak kebahagiaan mereka lagipula ia harus segera menyelesaikan tugas matematikanya hari ini karena besok deadline pengumpulannya. Rudy segera masuk kamar dan mengerjakan
tugasnya.
“Besok pagi bibik buatkan nasi goreng saja ya Non, buat sarapan. Untuk bekalnya Non Susi mau dibuatkan apa?” tanya Bik Siti.
“Apa saja Bik, yang penting enak. Ohya, Si Jangkung itu dibawakan bekal yang sama ya Bik, biar nanti kalau aku masih lapar bisa mengambil punya dia”, kata Susi.
“Ya, nanti Bibik bawakan dia dua bekal”, kata Bik Siti.
“Lho kok dua, Bibik pilih kasih ah, Rudy dapat dua aku cuma satu”, protes Susi.
“Bukan pilih kasih Non, lha kalau bekal Rudy diambil lalu dia makan apa? Kasihan kalau sampai kelaparan. Nanti kalau ada yang nakalin Non Susi dia tidak bisa menolong dong”, jelas Bik Siti. Sambil membelai rambut Susi. “Bibik sangat sayang sama Non Susi yang cantik ini, tapi Bibik juga tidak bisa tidak sayang sama Rudy yang ganteng”, lanjutnya.
“Tuh kan dipuji-puji terus Si Jangkung”, kata Susi sambil mengerucutkan mukanya.
Bik Siti hanya tertawa. “Kalian berdua itu kesayangan Bibik sejak kecil. Setiap tidur juga dikeloni berdua kan. Non Susi di sebelah kanan dan Rudy di sebelah kiri”, kata Bik Siti sambil memeluk gadis kecilnya yang mulai beranjak dewasa. “Ohya, besok langsung pulang ya, Bibik buatkan kolak pisang kesukaan Non Susi dan pisang goreng”, lanjutnya. Susi hanya menganggukkan kepala.
Bik Siti dan Susi menoleh saat mendengar suara Ibu Sinta memanggil Bik Siti. Susi segera bangun dan meninggalkan mereka di dapur lalu berjalan menuju kamarnya. Ibu Sinta mendekati Bik Siti dan menyerahkan uang belanja untuk besok pagi.
“Bik,jangan manjain mereka terus. Aku tahu Bibik sangat sayang kepada mereka tetapi mereka sudah besar. Tugas kita mendidik dan mempersiapkan mereka untuk hidup mandiri. Jangan sampai ketika waktunya mereka menikah mereka tidak bisa mengurus rumah tangga mereka sendiri”, kata Ibu Sinta menegur Bik Siti. Bik Siti hanya mengangguk kepala. Mereka berdua meninggalkan dapur dan masuk ke kamar masing-masing.
Malam semakin larut namun Susi belum bisa tidur. Tak lama kemudian Rudy muncul di depan pintu kamar Susi. “Kok belum tidur? Mau nagih janji ya?”, goda Rudy. Susi menggeser badannya memberi tempat untuk Rudy. Rudy segera naik ke ranjang dan menempatkan dirinya di samping Susi.
Susi langsung memeluk Rudy setelah Rudy merebahkan diri di sampingnya. Susi memainkan jarinya di dada Rudy sampai Rudy melenguh. “Sudah dong, geli aku”, kata Rudy sambil menahan hasratnya yang mulai naik. Susi hanya tertawa kecil. “Habis dadamu datar dan lebar seperti papan tulis”, kata Susi. Rudy memegang tangan Susi dan membawanya jauh dari dadanya.
Susi mendongakkan kepalanya dan tiba-tiba mencium bibir Rudy lalu memasukan kepalanya di bawah leher Rudy dengan cepat. Rudy yang terkejut memegang kepala Susi dan membalas ciuman Susi, hanya sambil menggigit bibir bawah Susi dan melepaskannya. “Jangan menggodaku lagi. Kalau tidak aku akan memakanmu”, kata
Rudy sedikit marah karena harus menahan dirinya.
“Maaf, aku hanya ingin mencium saja”, kata Susi sambil memeluk Rudy dengan erat. “Aku suka bau wangi tubuhmu”, lanjutnya.
“Aku sayang kamu Mungil, hanya jangan seperti ini. Aku tidak suka”, jelas Rudy kepada Susi. sambil mencium kening Susi dan membelai rambutnya.
“Iya Jangkungku sayang”, jawab Susi sambil menikmati belaian Rudy.
“Kata ibu, papa besok pagi, atau kalau lebih cepat tengah malam sampai rumah. Nanti kalau kamu sudah tidur aku pindah ke sofa. Aku tidak mau papa marah lagi”, kata Rudy.
“Ia, tunggu sampai aku terlelap”, jawab Susi yang mulai terkantuk.
Rudy kembali menciumi kening Susi dan membelai rambutnya. Setelah Susi terlelap Rudy menggeser tubuhnya dan menggantinya dengan guling. Ia mengambil bantal, guling, dan selimut lalu merebahkan diri di sofa dan tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments