Susi merasa lelah setelah belajar, ia berjalan mau menutup gorden tetapi ekor matanya melihat Si Jangkung sedang dimarahi Ibu Sinta. Memang Ibu Sinta kalau marah tidak seperti papanya, dengan berteriak dan tangan yang menunjuk-nunjuk. Ibu Sinta hanya menyilangkan tangannya di dada dan menatap tajam pada orang yang sedang dimarahi. Sementara Rudy hanya menundukkan kepalanya dalam diam. Susi mengamati peristiwa itu sampai selesai. Ia menutup gorden setelah melihat Ibu Sinta keluar dari kamar Rudy.
Susi mematikan lampu kamarnya dan menghidupkan lampu tidur. Ia merebahkan tubuhnya ke ranjang. Ia mengambil hp-nya saat hp itu berbunyi dan membukanya. Ternyata WA dari Rudy
📳Jangkung: Mungil lihat apa dari atas?
📳Mungil: Tidak lihat apa-apa kok. Emang kenapa?
📳Jangkung: Ya udah kalau kalau tidak lihat. Udah malam, bobok aja.
📳Mungil: Ibu marah ya? Kenapa?
📳Jangkung: Katanya tidak lihat, kok tanya-tanya.
📳Mungil : Ya udah kalau tidak mau jawab 😡😡😡, aku mau tidur aja.
📳Jangkung: Eits ada yang marah nie, takut aku dikurung semalaman di kamar
📳Mungil: Iya, aku kurung di kamar aku ikat di atas ranjang
📳Jangkung: Waduh kejam amat sama aku. Iya tadi Ibu marah karena papamu tahu kita tidur sekamar. Ibu sudah ditanyai tadi pagi.
📳Mungil: Trus papa bilang apa?
📳Jangkung: Ibu sih tidak bilang apa-apa, tapi yang jelas papa tidak suka dan tidak mau itu terulang lagi. Kalau terulang papa akan mengambil tindakan.
📳Mungil: Hadew, bisa berabe nih.
📳Jangkung: Lha tadi di kamar papa lama banget ada apa?
📳Mungil: Tidak ada apa-apa, besok kita bicarakan sepulang sekolah. Aku udah ngantuk sekali
📳Jangkung: Oke, selamat tidur Mungilku
📳Mungil: Met bobok Jangkung, muach… muach… muach…
Susi menutup hp-nya dengan hati yang gentar. Apa yang ditakutkan Rudy benar-benar terjadi. Susi menghela nafas panjang dan memejamkan matanya mencoba untuk tidur.
Rudy menghela nafas panjang setelah percakapan singkatnya dengan Susi lewat WA. Ia tahu cepat atau lambat ia akan menghadapinya. Sesuatu yang sudah sangat lama ada dalam benaknya dan selalu disangkalnya bakal terjadi besok pagi. Ia mencoba tidur dengan menutup matanya dengan bantal, namun pikirannya tidak bisa berhenti. Ia terus saja berpikir tentang hal itu. Ia mencoba tidur dengan miring ke kanan lalu ke kiri, tetap saja ia tidak bisa terlelap. Lalu ia memutuskan untuk mencari udara segar. Ia mengambil jaketnya, menenteng gitarnya, dan ke luar kamarnya.
Rudy merebahkan dirinya di bangku taman bunga, ia mulai memetik gitarnya untuk menenangkan dirinya. Ia memang suka bernyanyi sambil memainkan gitarnya. Tidak terlalu pintar tapi cukup enak didengar. Maklum ia belajar gitar secara otodidak dari Pak Surya. Pak Surya bahkan bisa beberapa alat musik, ia bisa bermain gitar, organ, dan juga drum. Pak Surya pernah mengikuti bimbingan khusus belajar gitar, dengan modal itu ia belajar organ dan drum. Dulu sebelum istrinya meninggal, Pak Surya masih sering bermain gitar atau organ mengiringi
istrinya menyanyi. Tapi setelah kematian istrinya, Pak Surya lebih suka menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Ia bahkan tidak lagi punya banyak waktu untuk duduk bersama-sama dengan semua orang.
Rudy sangat merindukan sosok Pak Surya yang lembut, ramah, penuh canda, dan baik hati. Memang beliau masih baik terhadap Rudy dan ibunya, tapi bisa dibilang sudah tidak ramah lagi. Ia memang tidak bisa dikatakan kejam tetapi lebih menakutkan dari sebelumnya karena apapun yang dikatakannya bisa dianggap sebagai perintah. Jika ada suatu kesalahan pasti akan ada hukuman.
Rudy menyanyikan beberapa lagu lama yang ia kenal. Ia menyanyi hingga perasaannya sedikit lega. Saat hatinya tenang, ia berhenti menyanyi dan kembali ke rumah. Suara nyanyian dan petikan gitarnya terdengar sampai satu blok. Sampai membuat Pak Surya bangkit dari ranjangnya dan melihat Rudy dari balik tembok kaca rumahnya sampai selesai. Ia tahu penyebab keresahan laki-laki kecil itu, pasti ibunya sudah membicarakannya dengan Rudy semua yang diinginkannya. Lelaki setengah baya itu menghela nafas panjang dan bergumam dalam hatinya, “Apakah aku terlalu keras padanya? Apa yang harus aku lakukan dengannya”. Ia kembali merebahkan diri ke ranjangnya dan tertidur karena lelah bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments