Tok… tok… tok…
Pintu kantor Pak Surya terbuka, Yuli masuk ke dalam kantor. “Siang Pak, Pak Buyung sudah datang, Belia menunggu di ruang tamu”, kata Yuli.
“Oke, aku akan menemuinya. Tolong minta berkasnya dari Sinta ya, kamu yang antar ke sana”, jawab Pak Surya sambil memberikan beberapa berkas untuk disimpan. Pak Surya segera menutup laptopnya dan segera keluar diikuti oleh Yuli. Pak Surya segera turun ke lantai satu menemui Pak Buyung.
“Siang Mas Buyung”, sapa Pak Surya.
“Wah, Pak Bos sudah pulang ternyata. Saya pikir asistennya yang cantik itu akan menemui saya hari ini. Kapan datangnya Mas?”, jawab Pak Buyung sambil menjabat tangan Pak Surya.
“Tadi pagi baru sampai rumah. Duduk dulu Mas, mau minum apa?”, tanya Pak Surya.
“Apa saja yang penting enak. Tapi, saya tidak mengganggu tho”, kata Pak Buyung.
“Tentu saja tidak, urusan kantor sudah beres sejak tadi. Makanya saya bisa menemui Mas Buyung sekarang, kalau masih repot pasti saya minta di reschedule sama Yuli. Sebentar ya Mas, Saya hubungi Yuli dulu”, kata Pak Surya sambil menelepon Yuli untuk membawkan berkas dan minuman untuk Pak Buyung. “Ada apa ini kok sampai mencari saya dua kali kalau tidak salah dengar dari Yuli”, lanjutnya
“Begini Mas, saya sudah mengajukan MOU untuk proyek seribu bintang. Untuk design bangunan dan artistiknya saya sudah ada yang mengerjakan, tapi proyek jalan dan lahan parkirnya saya belum dapat. Apakah bisa memakai salah satu dari anak buah Mas Surya untuk menyelesaikannya. Ini mohon maaf lho mas, waktunya hanya tiga bulan. Bulan September harus selesai”, jawab Pak Buyung.
“Walah, cuma itu saja kok sampai mencari saya. Telpon Yuli saja sudah beres, dia bisa diandalkan untuk mencari orang”, kata Pak Surya.
“Mas Surya ini lho, kok sukanya begitu. Ini kan proyek lumayan gedhe Mas. Kalau pinjam orang dan alat saya tidak mungkin mencari Mas Surya”, jelas Pak Buyung.
“Atau ada yang lainnya yang dibutuhkan Mas Buyung”, tanya Pak Surya.
Belum sempat Pak Buyung menjawab, pintu sudah diketok Yuli. Ia datang membawa berkas yang dikirimkan Pak Buyung waktu itu dan dibelakangnya ada pelayan yang membawakan minuman serta makanan untuk mereka. Yuli menyerahkan berkas itu kepada Pak Surya dan mempersilahkan Pak Buyung untuk menikmati sajian yang ada.
Pak Surya melihat gurat kekecewaan dari wajah Pak Buyung saat tahu yang datang membawa berkasnya adalah Yuli. Ia berharap orang lain yang membawanya. Sudah cukup lama Pak Surya tahu kalau Pak Buyung menyukai Ibu Sinta, Pak Buyung sudah beberapa kali menanyakan status Ibu Sinta kepadanya. Bahkan beberapa kali juga Pak Buyung sengaja menemui Ibu Sinta dan bertanya secara langsung tetapi tak pernah dijawab oleh Ibu Sinta.
“Ada apa Mas, kok kelihatan agak murung”, tanya Pak Surya memecah kebisuan Pak Buyung.
“Ough, tidak apa-apa Mas. Ohya, bagaimana tawaran saya”, kata Pak Buyung.
“Kalau lihat gambarnya, ini jalannya agak naik dan berkelok-kelok ya. Panjangnya ini sesuai denah atau jarak tempuhnya?”, tanya Pak Surya.
“Ini saya hitung sesuai jarak tempuhnya. Memang jalannya naik dan berkelok, maka dari itu saya minta Mas Surya membantu saya. Kalau jalan lurus anak buah saya bisa, tapi kalau yang berkelok dan naik seperti ini anak buah Mas Surya ahlinya. Dan untuk lahan parkirnya itu tanahnya tidak rata serta bentuknya agak memanjang”, jawab Pak Buyung.
“Ough begitu keadaannya. Coba nanti saya tanyakan Sinta, proyek angkasa sudah selesai berapa persen karena peralatan dan orangnya masih di sana. Untuk waktunya, aku tidak jamin bisa selesai dalam tiga bulan. Karena baru bisa dikerjakan setelah proyek angkasa selesai”, jelas Pak Surya.
“Untuk waktunya saya hanya bisa mundur dua minggu Mas, karena peresmiannya minggu ketiga. Kalau harganya bagaimana Mas? Bisa masukkah budget-nya?”, tanya Pak Buyung.
“Kalau dari perhitungan Sinta, ada pembengkakkan sekitar lima belas sampai dua puluh persen. Itu kalau sesuai schedule pengerjaannya”, jawab Pak Surya.
"Waduh Mas, jangan sebanyak itu tho. Nanti saya dapat apa? Kalau naik lima sampai sepuluh persen, saya masih sanggup”, kata Pak Buyung.
“Ya sudah, ini saya terima. Saya bahas dulu dengan Sinta ya. Oh ya ngomong-ngomong ada berapa proyek berikutnya yang mau dilempar?”, tanya Pak Surya.
“Ya, saya masih ada tiga pengajuan tender. Semoga semuanya bisa goal, nanti saya lempar semuanya buat Mas Surya. Karena itu daerah puncak semuanya, Mas Surya kan ahlinya”, kata Pak Buyung menjelaskan beberapa proyek bersama.
Pak Surya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia mempersilahkan Pak Buyung untuk menghabiskan minumanya dan menikmati makanan yang disediakan. Setelah menyelesaikan persetujuan kerja sama itu Pak Buyung segera memohon diri. Ia segera meninggalkan kantor Pak Surya dengan penuh kekecewaan. Bukan kecewa karena proyeknya gagal, tapi karena tidak bisa bertemu dengan Ibu Sinta.
Pak Surya kembali ke kantornya dan memanggil Ibu Sinta datang ke kantornya untuk membahas proyek dari Pak Buyung. Dengan segera Ibu Sinta datang menemuinya serta membawa perhitungan anggaran proyek untuk Pak Buyung.
“Ini Mas perhitungan proyek Mas Buyung”, kata Ibu Sinta.
“Hhmm lumayan juga ya. Menurutmu bisa dikerjakan berapa lama? Kalau lihat lokasinya bisa dua bulan selesai kan”, kata Pak Surya.
“Bisa Mas, kalau seluruh pasukan Hendry lengkap paling cepat sepuluh minggu. Memang berapa waktu yang diminta Mas Buyung?”, tanya Ibu Sinta.
“Maksimal tiga bulan. Ohya angkasa berapa persen?”, kata pak Surya.
“Sudah sembilan puluh persen. Tinggal pengecatan dan penambahan asesoris. Dua minggu lagi selesai”, jawab Ibu Sinta.
“Okey, siapkan perjanjian kerja sama lengkap dengan hitungan waktu dan keuangannya. Ia minta pembayarannya tiga kali setelah perjanjian jadi, minggu pertama, minggu ke tujuh, dan minggu ke empat belas. Minta Yuli untuk menghubungi Buyung soal kerja sama ini setelah kamu selesai, buat janji untuk Jumat depan. Aku ingin kamu pastikan selesainya proyek angkasa. Kalau dua minggu lagi selesai, beri mereka cuti satu minggu, setelah itu hajar proyek Buyung”, kata Pak Surya sambil menyerahkan berkas kepada Ibu Sinta.
“Baik Mas, saya akan hubungi Hendry segera”, kata Ibu Sinta sambil berjalan keluar ruangan Pak Surya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments