Begitu melihat Susi berjalan di lorong, Wati segera mendekatinya. “Sus, tunggu aku”, seru Wati. Susi memutar badannya ke sumber suara. Ia berhenti menunggu Wati.
Setelah berdekatan dengan Susi, ia pun berkata “Hari ini kelihatannya tidak jadi ulangan Bahasa Inggris lho”. Susi menolehkan wajahnya memandang Wati yang tersenyum lebar. “Tadi aku lihat Mr. John di dekat palang kereta api,
kelihatannya mobil tuanya itu mogok lagi di sana. Dia sedang jongkok di depan mobilnya dengan wajah kesal. Dan aku sangat gembira”, lanjut Wati sambil menaruh tasnya di loker. Ia mengambil alat tulis, buku Bahasa Inggris dan Matematikanya.
“Yang bener? Aku kok agak ragu?”, kata Susi setelah mengambil barang-barangnya dan berdiri di dekat pintu sambil melihat seorang laki-laki yang berjalan tergesa-gesa menuju ruang guru di depan kelas mereka. Wati memperhatikan Susi dan ekor matanya mengikuti pandangan mata Susi. Begitu mengenali seseorang yang dilihat Susi, Wati bergumam, “Sialan, Mr. John sudah sampai sekolah”. Susi menepuk pundak sahabatnya dan melangkah masuk ruang kelas.
Tak lama kemudian bel berbunyi, tanda sekolah dimulai. Mr. John dengan segera menaruh tasnya di meja dan mengambil map biru lalu beranjak keluar ruang guru menuju kelas dua belas IPA satu. Begitu kakinya melangkah memasuki ruang kelas itu, suasana kelas menjadi senyap. Siapa yang tidak mengenal Mr. John, guru killer Bahasa inggris. Setiap kali pelajaran Bahasa inggris semua siswa harus berbicara menggunakan Bahasa inggris, sekalipun itu berbicara dengan teman sebangkunya. Jika ketahuan tidak menggunakan Bahasa inggris pasti akan dihukum
dengan pilihan membaca teks Bahasa inggris di depan kelas, atau menulis cerita sepanjang empat paragraf dengan Bahasa inggris, atau menceritakan pengalamnya hari itu di depan kelas dan tentu saja dengan Bahasa inggris.
Setelah mengucapkan salam, Mr. John segera menyuruh siswanya mengumpulkan buku Bahasa inggris mereka ke meja guru. Setelah semuanya terkumpul, Mr. John segera membagikan lembar test Bahasa inggris kepada semua siswa. Mereka segera mengambil lembar test itu dengan tekun.
Wati yang tidak terlalu cakap dalam pelajaran Bahasa inggris, nampak menundukkan wajahnya yang semakin pucat karena banyak yang tidak bisa ia kerjakan. Ia takut mendapat tambahan tugas seperti test sebelumnya. Karena takutnya sampai menjatuhkan tempat pensil Susi. Semua mata memandangnya, tak terkecuali Mr. John. Wati semakin panik lalu minta ijin untuk ke toilet sebentar. Mr. John menganggukan kepala memberi ijin.
Mr. John mendekati tempat duduk Wati dan mengambil kertas test milik Wati. Ia memperhatikan kertas itu, ada banyak coretan dan sedikit basah karena keringat. Mr. John menghitung soal yang sudah dijawab oleh Wati, “Hanya sepuluh nomor yang dikerjakan! Benar-benar tidak kapok anak ini” dengusnya dalam hati. Ia menaruh kertas itu dan berkeliling melihat pekerjaan semua anak. Tak lama setelah itu, Wati masuk ke dalam kelas dan melanjutkan mengerjakan test Bahasa inggris.
Saat bel berbunyi, semua siswa segera mengumpulkan kertas test kepada Mr. John lalu mengambil buku Bahasa inggris mereka. Mr. John mengingatkan mereka untuk mengerjakan tugas yang telah diselipkan di buku masing-masing dan mengumpulkannya tepat waktu. Tugas itu sebagai pengganti pelajaran minggu depan karena Mr. John akan pergi mengikuti pelatihan di Jakarta. Setelah mengucapkan salam, ia keluar dari kelas itu.
Susi mendengar hembusan nafas lega dari mulut Wati. Susi melihat wajah Wati mulai berangsur-angsur normal dan senyum simpul menghiasi wajahnya. “Lega rasanya dia sudah pergi. Aku mati rasa dari tadi, otakku beku, tak satu pun materi yang aku pelajari semalam dapat ku ingat. Gila, aku benar-benar takut”, katanya kepada Susi.
Susi hanya tersenyum dan menepuk punggung tangan temannya dengan pelan. Ia tahu apa yang dirasakan Wati. “Lain kali kalau kamu merasa kesulitan, mainlah ke rumah. Kita belajar bersama Rudy, dia jago Bahasa inggris”, saran Susi kepada Wati. Wati tersenyum dan menyambut baik saran sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments