Bel pulang sekolah berbunyi.
Susi mengeluarkan semua bukunya dari laci meja lalu membawanya ke lokernya. Ia merapikan buku-bukunya yang akan ditinggal di sekolah dan memasukkan buku serta tempat pensil yang akan dibawanya pulang. Setelah selesai Susi mengunci lokernya dan beranjak keluar kelas. Langkah Susi terhenti saat Wati memanggilnya.
"Susi, pulang bareng kita saja yuk, kita kan searah", kata Wati dengan sedikit membujuk. Susi hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. "Kenapa Sus? Takut sama Hans, tenang, aku bisa atasi dia", lanjut Wati sambil menggandeng tangan Susi.
Susi kembali menggelengkan kepalanya, "Aku pulang bareng Rudy. Papa tadi pesan begitu. Maaf ya, kapan-kapan saja kalau ada kesempatan", jawab Susi sambil melanjutkan langkah kakinya keluar kelas.
Sepeninggal Susi, Hans mengepalkan tangannya dan meletakkan di atas meja. "Sialan, aku kalah lagi dengan anjing penjaga itu", dengusnya dengan amarah. Wati menepuk pundak Hans dengan agak keras, "Ayo pulang, sudah ditunggu mami nih", kata Wati sambil melangkah keluar kelas. Hans dengan segera mengikuti jejak langkah Wati dengan gontai.
***
Rudy menunggu Susi keluar dari kelasnya. Saat ekor matanya menangkap bayangan Susi melangkah keluar kelas, ia segera beranjak ke tempat parkir. Ia menaruh barang bawaannya di motor, memakai helm dan mulai menghidupkan mesin motornya. Rudy keluar dari tempat parkir menuju gerbang sekolah. Ia melihat Susi sudah menunggunya di bawah pohon mangga. Segera Rudy memencet bel motornya dan mendekati Susi.
Rudy memberikan helm kepada Susi dan menyuruhnya segera naik. Susi pun segera naik motor Rudy. Dan mereka keluar dari sekolah menuju warung bakso langganan Susi.
Setibanya di sana, Susi segera turun dan menyerahkan helmnya kepada Rudy. Ia segera beranjak masuk dan mencari tempat duduk. "Untung masih ada yang kosong, jadi tidak perlu menunggu", kata Susi dalam hatinya. Ia segera mengambil tempat duduk dan menuliskan pesanannya. Saat melihat Rudy mencari dirinya , Susi melambaikan tangannya. Rudy pun masuk dan mengambil tempat duduk di depan Susi.
"Kamu mau makan apa? Aku pesankan ya!", kata Susi memecah keheningan. Rudy mengangguk dan mengarahkan telunjuk tangannya ke gambar menu yang diinginkan. Susi menuliskan semua pesanan Rudy. Ia memanggil pelayan dan menyerahkan pesanannya.
Rudy tersenyum melihat Susi mulai bersemangat. Hatinya lega melihat binar mata dan senyuman Susi yang mengembang. Tak lama pelayan pun membawa pesanan mereka dan meletakkan semuanya di meja. Tak lupa mempersilahkan keduanya menikmati makanannya.
Susi menggeserkan bakso pesanan Rudy dan juga minumannya. Sedangkan Rudy mengambilkan sendok dan garpu untuk Susi. Lalu mereka melahap semua makanannya sampai habis tanpa sisa. Setelah membayar, Rudy segera menggandeng Susi ke tempat parkir dan kembali pulang ke rumah Susi.
Sesampainya di rumah, Susi segera menuju kamarnya di lantai satu. Sedang Rudy menaruh motornya di samping paviliun, rumah yang disediakan Pak Surya, papanya Susi untuk mereka tinggali. Selain untuk memudahkan pekerjaan mereka, juga untuk menjaga Susi, karena Pak Surya sering ke luar kota untuk pekerjaannya. Pak Surya mempercayakan semuanya pada Ibu Sinta, ibunya Rudy.
Rudy segera masuk kamarnya dan mandi. Ia harus bersiap untuk latihan basket. Rudy sangat suka bermain basket, dan ia mendapatkan kesempatan bergabung dengan club basket berkat Pak Surya. Itulah alasannya Rudy sangat menghargai Pak Surya dan mau menjaga Susi untuk beliau. Selesai mandi, ia pun segera meluncur untuk latihan basket.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments