17

Saat Pak Surya pulang kerja, ia menengok kamar Susi yang pintunya terbuka lebar. Ia melihat Susi tidur menelungkup dengan seragam sekolah. Ia pun kembali ke kamarnya untuk mandi. Pak Surya menerka-nerka apa yang terjadi dengan anaknya; apakah ia kelelahan sehingga tertidur atau ada masalah yang lain. Ia berpikir untuk bertanya kepada Rudy.

Setelah mandi Pak Surya ke balkon dan melihat Rudy sedang memandikan motornya sambil bernyanyi. Ia memperhatikan Rudy dari atas. Ia melihat begitu sayangnya Rudy dengan motor buntut itu. Hatinya tenang, “Mungkin Susi memang lelah, apalagi sebentar lagi ujian. Ia pasti sangat tertekan. Sebaiknya aku biarkan saja  kejadian kemarin, pura-pura tidak melihat”. Ia kembali ke kamar dan merebahkan dirinya.

Tok… tok… tok…

Pak Surya terbangun mendengar suara ketokan pintu kamarnya. Ia melihat jam dinding di kamarnya. “Ah, ternyata aku terlelap lebih dari satu jam. Dan ini sudah malam”, katanya dalam hati.

“Pa, ini Susi. Boleh Susi masuk?”, tanya Susi.

“Masuk saja, Papa sudah bangun kok”, jawab Pak Surya sambil bangun dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang.

Susi membuka pintu dan masuk dengan wajah cerah. Ia membawa lembaran surat tugas yang diberikan Pak Simbolon kepadanya. Dengan segera ia menggeser kursi ke depan papanya. “Pa, Susi ada sesuatu yang mau dibicarakan. Kemarin Pak Simbolon memanggil Susi dan memberikan ini”, katanya sambil menyerahkan surat itu.

“Apa ini? Surat tugas mengikuti olimpiade? Bukannya dulu sudah ya?”, kata Pak Surya sambil meneruskan membaca. “Ini pemberitahuan kamu juara atau undangan untuk mengikuti olimpiade?”, tanya Pak Surya setelah selesai membaca.

“Ehm… dua-duanya pa. Surat itu sebetulnya kedua, surat yang pertama sudah dibatalkan karena ada penundaan pelaksanaan olimpiade tingkat propinsi. Surat itu mengingatkan Susi untuk mengikutinya. Tapi waktunya bersamaan dengan jadwal ujian pa”, jelas Susi.

Pak Surya tersenyum, “Sini duduk dekat papa. Ternyata anak papa sudah besar dan sangat pintar”, kata Pak Surya sambil memeluk Susi. “Jadi karena ini kamu tadi nangis?”, tanyanya.

“Astaga”, seru Susi sambil menutup mulutnya. “Papa tahu Susi nangis”, lanjutnya.

“Tahu lah, kamu tidur telungkup memeluk bantal, pasti habis nangis”, kata Pak Surya.

Susi tersenyum malu, namun dalam hatinya lega karena papanya tidak tahu alasannya menangis. “Menurut papa bagaimana? Aku ikut atau tidak?”, tanya Susi meminta pertimbangan papanya.

“Kalau papa sih terserah kamu saja. Kalau kamu sanggup menyelesaikan keduanya, ya ambil semuanya. Kalau tidak sanggup ya pilih yang paling penting buat Susi”, kata Pak Surya.

“Jadi Susi boleh memilih tidak ikut olimpiade?”, tanya Susi penuh harap.

Pak Rudy tertawa melihat ekspresi anaknya, “Boleh saja, itu hak kamu sayang”, sambil memcium keningnya dan berkata “Boleh papa tahu alasannya?”.

“Ehm, Aku tidak mau ikut ujian susulan. Meski aku tahu aku pasti lulus tapi rasanya tidak enak mengerjakan sendirian”, jawab Susi.

“Ha.. ha.. ha.. ha.., baiklah papa akan hubungi Pak Simbolon dan mengatakan keputusanmu itu besok pagi. Kita turun sekarang untuk makan malam”, jawab Pak Surya,

Susi tersenyum dan menganggukkan kepala. Ia segera bangkit dari duduknya dan segera turun ke bawah. Hatinya lega sudah menyampaikan keinginannya kepada papanya.  Ia segera mengambil tempat untuk makan. Tak lama kemudian Pak Surya turun untuk makan, namun hanya mendapati anaknya saja di meja makan.

“Mana yang lainnya?”, tanya Pak Surya kepada Susi.

Susi tidak menjawab, ia hanya mengangkat bahu karena mulutnya penuh dengan makanan yang belum dikunyahnya. Pak Surya pun membuka pintu lorong dapur dan bertanya kepada Bik Siti yang tengah duduk makan di situ, “Bik, Rudy dan ibunya sudah makan?”.

Bik Siti menghentikan makannya dan menjawab, “Sudah tuan, tadi mereka menunggu tuan turun, tapi karena terlalu lama mereka mendahului makan. Soalnya Rudy ada banyak tugas yang harus diselesaikan hari ini”.

Pak Surya hanya menganggukkan kepalanya dan kembali ke ruang makan. Ia segera mengambil tempat di samping Susi dan mengambil makanan untuknya. Mereka menyelesaikan makannya dengan cepat dan tanpa suara.  Setelah selesai makan Susi segera membersihkan meja makan dan kemballi ke kamarnya. Sementara itu Pak Surya masuk ke ruang kerjanya.

Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 Pengumuman
147 146
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 198
200 199
201 200
202 201
203 202
204 203
Episodes

Updated 204 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
Pengumuman
147
146
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
198
200
199
201
200
202
201
203
202
204
203

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!