Alessya sudah siap dengan pakaian tebal yang menempel di tubuhnya.Lengkap dengan jaket mahal yang dipinjami kekasihnya tadi malam.Sesuai dengan rencana semalam di telfon,pagi ini mereka akan berkencan untuk melihat matahari terbit.
Gadis itu segera menghambur berlari keluar,menuju ke arah jalan,tatkala mendapat pesan dari sang kekasih yang telah tiba dan menunggu di tepi jalan.Dia tertegun,melihat sesosok pria tampan dan gagah tengah berdiri bersandar pada kendaraan motor sportnya.Dia menghentikan langkahnya sejenak untuk menikmati pemandangan di depan matanya.Wajahnya tersipu ketika manik wajah mereka beradu.Ada kecanggungan diantara mereka,bingung harus melakukan apa.
Gadis itu segera berlari menghampiri,senyumnya merekah tatkala kekasihnya merentangkan tangannya untuk memeluknya,seolah tidak ingin melewatkan momen langka itu.
Mereka berpelukan erat,mencari kehangatan untuk mengusir hawa dingin di pagi buta kala itu.Melepaskan hasrat cinta yang telah lama bergelora di dalam dada.Mengusir kecanggungan dan jarak diantara mereka.
" Naiklah..." ujar pria itu sembari memberikan helm kepada Alessya.
Gadis itu beringsut naik ke atas motor dengan tas yang menempel di punggungnya,setelah Arselli terlebih dahulu duduk dan menyalakan mesin kendaraan yang mereka naiki untuk pergi ke tempat yang mereka tuju.
" Pegangan..." ujar Arselli.
" Ya .." jawabnya pelan,malu-malu melingkarkan tangannya pada pinggang pria itu.
" Pegangan yang erat,Alessya...Aku akan mengebut." ujar pria itu tegas,yang langsung dituruti Alessya mempererat pegangannya,bahkan sangat erat,hingga membuat pria itu kesulitan untuk bernafas.Arselli menunduk menatap lengan yang tengah melingkar di perutnya itu,sembari tersenyum nakal.
" Sepertinya aku sesak nafas Alessya..." berbisik pelan sambil menoleh ke wajah gadis itu yang sudah bertengger di bahunya.Matanya mengerling nakal menggoda gadis itu saat wajah mereka hampir berdekatan.
" Apa....?Bukankah kau yang menyuruhku.." melengos mendengar perkataan pria itu,sembari melonggarkan pelukannya,yang langsung ditarik lagi oleh pria itu.Menandakan bahwa perkataannya itu hanya canda belaka.
" Tetap peluk aku...udaranya sangat dingin, " ujarnya merayu.
" Ya.. " semakin mempererat pelukannya pada pria itu,demi memberi dan mendapat sebuah kehangatan,sembari membenamkan wajahnya lebih dalam di bahu pria itu.
***
Mereka telah sampai di tujuan,di sebuah bukit kecil yang dimana di tempat itu mereka bisa melihat suatu moment yang indah ,terutama bagi seorang yang mempunyai hobby memotret.Beberapa menit lagi matahari akan muncul,terbit dari langit menyinari bumi.Arselli tengah mempersiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengabadikan moment itu.
" Kau suka memotret? " tanya gadis itu,yang tengah duduk di atas sebuah batu tidak jauh dari tempat Arselli berada.
" Hmm...ini adalah hidupku" jawab Arselli.
" Apalagi yang tidak aku ketahui?" sembari memikirkan banyak hal yang belum diketahui olehnya mengenai kehidupan pribadi pria yang sekarang menjadi kekasihnya itu.
" Oh ya...namamu!! Kenapa aku memanggilmu Russel sementara mereka memanggilmu Arselli?" bertanya dengan antusias,mengingat pertemuan mereka tadi malam di bioskop,Clara memanggilnya dengan menyebut nama Arselli.
" Namaku Arselli Russel," jawabnya lembut sembari tersenyum menatap mata gadis itu.Beringsut dia berjalan menghampiri untuk duduk di samping gadis itu,setelah selesai mempersiapkan kamera yang akan digunakan untuk memotret nanti.
" Russel adalah panggilan ayahku padaku,setelah beliau meninggal aku ingin hanya seseorang yang spesial yang akan memanggilku dengan nama itu." Lanjutnya memberi penjelasan.Alessya tersipu mendengar jawaban dari pria itu,menyadari bahwa orang spesial yang dimaksud adalah dirinya.
" Lalu...siapa Clara?" bertanya setelah memutar tubuhnya menghadap ke pria itu,sembari menatap mata pria itu dengan dalam,seolah ingin melihat kejujuran di matanya.
Melihat hal itu,Arselli melakukan hal serupa sehingga mereka duduk berhadapan,dengan kaki dan lutut yang berdekatan, meraih tangan gadis itu menggenggamnya mengalirkan kehangatan.
" Kami berteman sejak kecil,orangtua kami bersahabat", jawabnya berusaha meyakinkan.
" Kami tumbuh bersama,aku sudah menganggapnya seperti saudara sendiri".Tambahnya lagi,sedikit khawatir dengan kenyataan yang dia hadapi bahwa ibunya menginginkan hubungan mereka lebih dari itu.
" Kau harus percaya padaku..." menggenggam lebih erat lagi tangan gadis itu,dan mengecup tangan gadis itu untuk beberapa saat.
Alessya tertegun dengan jawaban pria itu yang begitu dalam yang malah semakin membuatnya berfikiran bahwa ada sesuatu dibalik hubungan mereka.Tapi dia mencoba menepisnya,mencoba untuk mempercayai ucapan kekasihnya yang baru sehari itu.
" Lalu....Lucas...?..." tanya Alessya,yang tidak sempat terdengar oleh Arselli,karena matahari mulai berangsur terbit,dan pria itu beringsut menghampiri kameranya yang sudah stand by di atas tongkat penopangnya.
" Kemarilah..." memanggil Alessya untuk mengikutinya berdiri di dekatnya,berdiri menatap matahari,berdiri tepat di depan kamera yang sudah di setting timer otomatis.
" Sangat indah, Russel.." Alessya terkagum,mengingat baru pertamakali melihat matahari terbit sejelas ini.
" Kau menyukainya?" berbisik pelan sembari melingkarkan lengannya di tubuh gadis itu,menyandarkan dagunya di bahunya,dan membenamkan wajahnya di pundak gadis itu,sambil menghembuskan nafas lembut ke telinganya.
Alessya terdiam,tubuhnya kaku bibirnya kelu tidak bisa berkata apa-apa.Detak Jantungnya melompat-lompat kegirangan.deg...deg...deg...deg...
percayalah Arselli bisa merasakan degupan jantung yang begitu kencang itu,yang membuatnya ingin terus menerus menggoda gadis pujaannya itu.
" Apakah kita perlu ke dokter?" tersenyum menggoda Alessya.
" Kenapa? " jawab Alessya tidak mengerti,sembari menolehkan kepalanya untuk menatap pria itu.
" Jantungmu..berdebar kencang!!" masih memeluk Alessya erat,sembari menggosok gosok hidungnya pada rambut gadis itu.
Blush....cepat memalingkan wajahnya dari Arselli.
Pipi Alessya memerah..." Tidak..." cicitnya pelan menahan malu yang teramat sangat, mencoba menyembunyikan wajahnya.
***
Sore hari di kediaman megah di Arselli...
" Henry...dimana bosmu itu? " Lucas marah - marah dibalik telfonnya itu.
Sudah sedari tadi malam,semenjak dia pulang dari kediaman Alessya,ibunya dari Paris menelepon mencari Arselli.Lucas mendapat imbasnya,karena ibunya tak kunjung berhasil berbicara dengan Arselli,ibunya menjadi uring-uringan kepada Lucas.
" Seperti biasa Tuan,setiap akhir pekan Tuan Arselli akan menghabiskan waktunya untuk hobbynya..." jelas Henry.
" Persetan dengan hobbynya..." rutuk Lucas.
" Kau tahu,ibuku dari Paris mencarinya dari tadi malam.Dia akan datang ke sini,Arselli harus menjemputnya nanti malam."menahan kesal hingga wajahnya memerah.
" Anda bisa menggantikannya tuan..saya kira Nyonya besar akan mengerti..." jawab Henry.
" Tidak !Cari bosmu secepatnya." Lucas marah,sedikit tegang ketika mengetahui ibunya dari Paris akan datang.Lucas belum siap dibombardir dengan aturan-aturan yang akan diutarakan ibunya.Ini itu,dan segala hal mengenai kuliahnya,pergaulannya,minat kerjanya dan lebih parahnya lagi tentang wanita.Lucas sangat tidak ingin ibunya ikut campur dalam kehidupannya.Biar Arselli saja,Arselli saja yang berkorban mengikuti semua keinginan ibunya itu,fikirnya sedikit egois.
Clara yang mendengar pembicaraan itu dibalik tembok,tersenyum senang ketika mendengar Ibunya Arselli dan Lucas akan datang.Setidaknya situasi ini akan membantu mendekatkan hubungannya dengan Arselli.Bukankah Ibunya Arselli sangat menginginkan Arselli menikah dengan Clara.
Apalagi setelah kecurigaannya terhadap Alessya mengingat sampai sekarangpun Arselli masih belum pulang.Walaupun semalam dia sudah tahu dari Lucas ,bahwa Alessya sudah pulang,tapi tidak serta merta menghilangkan kecurigaan Arselli pergi dengan Alessya berlalu begitu saja.
Tetapi sekarang,Ketakutan yang sempat hinggap seakan sirna dengan harapan dan sokongan besar dari sang calon mertua tercinta yang akan segera datang.
" Apa kau bahagia Clara ?" gumam Lucas,setelah sudut matanya menangkap penampakan Clara dibalik tembok,sambil berjalan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.Memilih menjauh pergi dari gadis yang tengah mengintip di balik tembok itu.
Setelah kejadian tadi malam di bioskop,Lucas samasekali tidak bisa memejamkan matanya untuk tertidur.Di benaknya hanya ada Alessya.Namanya terngiang-ngiang di otak pria itu.Rasa bersalahnya terhadap gadis itu,menjadikan gadis itu memiliki tempat di hati dan fikirannya.Tempat yang spesial.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Ismi Kawai
wah... susah neh klo urusannya sama nyonya besar
2020-12-14
0
Sugianti Bisri
next
2020-08-14
1
maomao
cie ada yang kencan
2020-04-15
0