21++ harap bijak memilih bacaan..
❇❇❇
"Jangan.. Zidan... Arghh!!".
Asya terpekik,menggeram dan tubuhnya bergetar menerima hentakan dari lelaki yang memasukinya paksa. Perih dan sakit,manakala benda tumpul itu mengoyak selaput daranya yang tipis dan butir bening mengalir sebagai tanda bahwa rasa itu benar adanya.
Zidan menunduk,bibirnya meraup bibir Asya dan memberi lumatan liar lalu gigitan kecil disana,satu tangannya tetap menahan kedua pergelangan Asya,sedangkan satu tangan lagi *** payudara sintal perempuan itu,menyalurkan napsu yang memucak manakala inti Asya menjepit *****nya kuat.
Asya hanya bisa terpejam tanpa ada niatan untuk melawan lagi,segalanya telah rusak dan bahkan kini dirinya merasa tak berharga.
"Gue seneng.. gue yang pertama buat lo Sya..". Bisik Zidan parau begitu pangutan mereka terlepas.
Manik Asya terbuka,menatap sayu Zidan yang menindihnya. "Puas kamu.. u.. udah rusak aku Zidan??". Suaranya lemah dipaksakan.
Zidan tersenyum lembut lalu mengecup kelopak mata,hidung serta turun ke bibir Asya yang membengkak. "Gue bergerak Sya..". Ujar Zidan sensual lalu menyapukan lidah panasnya di telinga Asya.
"Arghh..".
Satu erangan keluar dari bibir Asya saat Zidan menggoyangkan pinggangnya perlahan. Menghentak lembut dan tanpa sadar membuat tubuh Asya menggelinjang didera perih yang lama kelamaan berubah menjadi kenikmatan dan sialnya tubuhnya begitu menerima semua.
Mata Zidan terpejam,pinggangnya masih bergerak dan menyentak dengan ritme yang lambat namun dalam. Tak bisa ditampik Zidan begitu menikmatinya,*****nya dijepit dan berkedut didalam inti Asya yang sempit. Tangannya bergeliriya,*** dan memberi sentuhan sensual di setiap kulit Asya yang bergetar.
"Ahh.. ahh..".
Desahan keluar dari bibir Asya yang sedikit terbuka,membuat napsu Zidan mengelonjak dan makin mempercepat hentakannya. Kepalanya dia benamkan diceruk leher Asya yang terbuka,memberi tanda kemerahan disana.
"Ahh.. lo bener-bener nikmat Sya.. ahh..".
Zidan masih terus bergerak menghujam kejantanannya dalam milik Asya. Sendangkan perempuan itu,entah sejak kapan dia menikmati perlakuan Zidan padanya.
"Mmhh... Zi.. Zidan.. ahh".
Tubuh Asya bergetar hebat tatkala mendapat pelepasan yang baru pertama kali dia rasakan. Matanya terpejam,kepalanya mendongak dan tangannya yang sudah terbebas *** seprai kuat.
Asya mengutuk diri sendiri ketika dirinya begitu menikmati desakan serta setuhan lelaki itu padanya. Jujur,kenikmatan ini baru pertama kali Asya rasakan dan itu dari Zidan yang merebutnya paksa.
Asya tak bisa berbohong bahwa tubuhnya kini benar-benar mendamba. Setiap hentakan dari Zidan,lumatan serta sentuhan yang lelaki itu berikan,Asya begitu menikmati semua.
"Zi.. Zidann.. ahh..".
Asya menangkup pipi Zidan,memandang iris berkabut gairah milik lelaki itu. Zidan membalas pandangannya dan mendekat merapatkan jarak,lalu melumat bibir Asya dan menyesapnya. Asya membalas lumatan Zidan saat dirinya merasa akan mendapatkan pelepasan kembali,meredam desahan yang keluar dari bibir sialnya.
Zidan menyentak makin dalam,kuat dan kasar,tatkala dirinya merasa akan sampai puncak,menenggelamkan kejantanannya dalam lubang kehangatan Asya. Pangutan bibir mereka terlepas lalu Zidan menyeringai puas ketika melihat Asya terpejam dengan bibir terbuka yang sangat menggoda dan mendesah nikmat.
"Damnhh.. gue mau nyampe Sya.. ahh..".
Geram Zidan sensual disela hentakannya. Asya langsung membuka mata dan terlihat keraguan disana. Namun sial napsu telah menguasainya yang didera kenikmatan hingga tanpa sadar Asya seakan mengijinkan lelaki itu melepaskan lebih.
"Ahh.. Asyahh..".
Tubuh Zidan jatuh **** tubuh ramping Asya,mereka sama-sama berkeringat akibat pergulatan panas yang baru saja selesai. Zidan masih belum beranjak dari tubuh Asya dan penyatuan pun belum terlepas,entah mengapa dia begitu menikmati keintiman ini,disaat kulitnya yang telanjang bergesekan dengan permukan tubuh Asya yang lembab.
Zidan membenamkan kepalanya dalam ceruk leher Asya,mengecupnya dan menyesapnya perlahan. Tangan Asya mengalungi leher Zidan ragu,kemudian setetes bening hadir kembali membasahi pipinya yang bergetar.
"Ke.. kenapa.. kamu lakuin ini Zidan??"
Suara bergetar Asya sukses membuat Zidan berhenti,lelaki itu kemudian mendongak dan mendapati Asya tengah terisak. Spontan jemari Zidan terangkat,menyapu lembut butir bening disudut mata perempuan itu.
"Karena gue cemburu Sya.. gue gak suka lo sama cowo lain apalagi sama Raihan itu.. dan..". Jemari Zidan berpindah,mengusap bibir Asya yang membengkak. "Bibir ini milik gue.. cuma gue..". Zidan mengecup,melumat dan menggigit bibir Asya lalu menelusupkan lidahnya kesana.
Tangan Asya yang lemah mendorong tubuh Zidan perlahan hingga pangutan bibir mereka terlepas.
"Ini bukan rasa cemburu Zidan.. kamu masih benci aku dan terobsesi hancurin aku..". Ucap Asya bergetar.
Zidan memandang Asya dalam,lalu mengeleng pelan menyangkal. "Ini rasa cemburu Sya.. jujur gue masih benci sama lo.. tapi ini gak ada sangkut pautnya sama yang gue lakuin ke lo Sya..".
Zidan menunduk dan mengecup bibir Asya sekilas lalu kepalanya kembali dia benamkan pada leher jenjang Asya. Tubuh Asya kembali menegang disaat Zidan dengan sensual *** payudara sintal miliknya kuat. Dan..
"Zidanhh.. ahh..".
Pergulatan panas kembali dimulai.
❇❇❇
Asya beranjak bangun dari ranjang,matanya memicing sekilas,melirik Zidan yang masih terlelap dalam tidurnya. Hari sudah gelap dan sunyi,jam pun telah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Dengan lemah Asya bangkit dan seketika dia meringis merasakan perih diarea selangkangannya.
Asya berjalan pelan ke kamar mandi tanpa memperdulikan ketelanjangannya. Kini dia berdiri didepan cermin,memandang jijik kepada pantulan bayangannya sendiri.
Tubuhnya penuh bekas sesapan,yang dia yakin tak akan hilang satu atau dua hari mendatang. Tangan Asya terangkat megusap bayang dirinya sendiri dengan tatapan sendu.
"Maafin aku gak bisa jaga kehormatan ini..".
Seketika tubuh Asya bergetar,ketika secuil ingatan tentang pergulatan antaranya dan Zidan tadi yang menggelitik hatinya. Linangan air mata mengalir,Asya mengutuk diri sendiri karena bertingkah layaknya jalang tadi.
"Aaaaa... jalang.. dasar cewe murahan!! cewe murahan!!".
Asya memekik dan memukul kepalanya sendiri bertubi-tubi. Tubuhnya goyah dan seketika tersungkur,terduduk di dinginya lantai keramik. Dadanya sesak,linangan air mata mengalir deras.
"Hiks.. hiks.. mah.. pah.. maafin Asya.. Asya salah..".
Pintu kamar mandi terbuka,Zidan yang hanya memakai boxer menghampiri Asya yang masih terisak dalam. Direngkuhnya tubuh telanjang itu dalam dekapannya dan memeluknya erat.
"Ke.. kenapa Sya??". Tanya Zidan khawatir.
Asya tak menjawab dan makin terisak,tangannya memukul dada Zidan mencoba menyalurkan amarahnya. "Kenapa kamu lakuin ini Zidan? kenapa?! hiks.. hiks.. aku udah jadi cewe murahan.. aku udah ternoda Zidan..".
Perasaan Zidan teriris mendengar perkataan Asya. Sungguh.. dirinya melakukan itu karena ingin memiliki Asya sepenuhnya. Bahkan dia tak perduli lagi dengan rasa benci yang memang masih ada.
"Sya.. gue lakuin itu karena cemburu.. gue mau memiliki lo seutuhnya Sya.. gue takut lo jadi milik orang lain..". Ujar Zidan pelan.
Zidan mengelus pucuk kepala Asya lembut. "Dan lo bukan cewe murahan Sya.. lo berharga buat gue..". Lanjutnya.
Asya melepaskan pelukan Zidan darinya dan memandang lelaki itu lekat,entah mengapa dia melihat kejujuran di iris hitam milik Zidan. "Tapi.. Raihan.. dia kaya mana??". Ucap Asya terbata.
Pandangan Zidan menggelap. Dia sangat benci bila Asya memandang lelaki lain selain dirinya. "Raihan?! jangan bahas dia lagi Sya.. putusin dia..". Pinta Zidan menuntut.
"Tapi..".
Ucapan Asya terhenti ketika Zidan dengan cepat meraup tubuh mungilnya kedalam gendongan lengan kuat Zidan. Lelaki itu membawanya ke ranjang lalu mendudukkan Asya. Zidan beranjak mengambil baju kaos miliknya,bra serta celana dalam milik Asya yang tercecer dilantai lalu dengan lihai memakaikannya ke tubuh telanjang Asya.
"Tidur Sya..".
Zidan ikut berbaring dan medekap Asya dalam pelukannya,menyelimuti tubuh mereka dengan selimut tebal yang hangat. Zidan mengusap punggung Asya perlahan,menyalurkan kehangatan tubuhnya pada tubuh Asya lalu dengan lembut mengecup keningnya beberapa lama.
Asya terpejam dan membalas pelukan erat Zidan,tubuhnya dia rapatkan dan kepalanya dia benamkan kedalam dada bidang yang hangat milik Zidan. Asya tak mengerti mengapa dia melakukannya,yang jelas dia membutuhkan ini untuk menenangkan hatinya. Walaupun dari orang yang telah menodainya paksa.
"Selamat tidur Sayang..".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Havefun
alah cerita ngga mutu, di sini seakan akan derajat perempuan itu sangat rendah. cerita goblok
2022-06-29
0
Yuyun
menyimak
2021-10-03
0
Zhanty Damayanti
ini mh bukan pemaksaan namanya..kurang suka sm asya ko di perlakukan bgitu tp malah mwnikmati nya hahaha
2021-09-02
0