Waktu telah beranjak tengah malam tepat setelah Asya menyelesaikan semua tugas yang diberikan Zidan padanya. Asya lalu beranjak menuju ruang Zidan untuk menaruh berkas laporan dan jadwal yang sudah dia susun keatas mejanya.
"Ha...." Asya menguap, menandakan dirinya yang kini mulai mengantuk. Untuk meringankan kantuknya, Asya menuju kamar mandi yang kebetulan berada diruang tidur CEOnya itu.
Asya menyapukan air segar ke wajahnya hingga rasa kantuknya berkurang, kemudian dia mengambil handuk kecil yang tersedia dan mengeringkan wajahnya.
Saat ingin berbalik, Asya merasakan tangan besar mendekapnya. Asya ketakutan dan berusaha memberontak. "Siapa kamu?! lepas!!"
Namun orang itu tak menggubris perlawanan Asya, dia justru mendekapnya semakin kuat. "Bukannya lo udah biasa lakuin ini Sya?? tenang gue gak akan kasar.."
Asya terbelalak kaget, suara ini begitu familiyar menurutnya. "Zi.. zidan??" tanya Asya ketakutan.
Zidan tersenyum devil, lalu membalikkan tubuh Asya agar menghadapnya. Dia lalu mendekatkan wajahnya tepat didekat telinga Asya. "Lo bisa masuk ke perusahaan ini, apa karena lo goda om gue kaya yang lo lakuin dulu, ya??"
Mata Asya terbuka lebar, dia mendorong tubuh Zidan menjauh. "Kamu kira aku cewe murahan hah?? inget Zidan!! dulu sampai sekarang aku gak pernah melakukan yang kamu tuduh itu!! kamu salah paham dan kamu terlalu bodoh untuk memahaminya!!"
Zidan tersulut emosi. Dia menarik tangan Asya kasar lalu membawanya keluar dari ruang itu. Lelaki itu mendorong tubuh Asya hingga tubuhnya terpelanting kesudut ruang.
"Lo bilang salah paham?! Gue punya bukti Sya!! Lo itu cewe penggoda!! Lo itu murahan!!" Zidan menghina Asya begitu dalam hingga Asya tak bisa berkata apa-apa.
Tubuh Asya bergetar menahan tangis. Bagaimana bisa dia kembali merasakan hal yang sama?? Bahkan luka lamanya pun belum pulih dan masih terasa sakit.
Zidan menghampiri Tubuh Asya yang bergetar. Dia mencengram bahunya kuat. "Asal lo tau Sya!! Gue menantikan saat ini. Gue akan buat lo menderita!!"
Asya mengusap butir bening yang keluar dari sudut matanya. Dengan tubuh yang masih bergetar, dia memberanikan diri menatap Zidan. "Kamu mau buat aku menderita?? Apa gak cukup kamu lakuin itu di masa lalu?? Kalau semua tuduhan kamu itu salah, kamu menyesal??"
Zidan terkekeh mendengar pertanyaan Asya, namun seringainya tetap tajam memandang perempuan itu. "Ya gue memang mau buat lo menderita dan gue gak akan menyesal, karena gue tau lo salah!!"
"Gak ada satupun manusia yang pantas menderita untuk kesalahan yang gak pernah dibuatnya!!" Asya memandangi Zidan tajam, melihat betapa lelaki itu begitu membencinya.
"Jadi sekarang saya harap Bapak melepaskan saya!! Bagaimanapun besok saya harus bekerja dan melayani Bapak." Asya berusaha keras melepaskan rengkuhan Zidan darinya. Usahanya membuahkan hasil, dia lalu meninggalkan Zidan untuk keluar dari ruangan itu.
Namun sayang, ketika Asya hampir menyentuh Knop pintu tubuhnya kembali di tarik oleh Zidan. "Zidan!! lepas!!"
Zidan tak menggubris perlawanan Asya, dia kembali mendorong tubuh Asya ke sofa bahkan kini menindih penuh tubuhnya.
Asya kelabakan dengan sikap kurang ajar Zidan. "Zidan!! Lepasin!!" Asya terus meronta. Dengan tangan yang lemah, Asya mendorong tubuh kekar lelaki itu.
Namun semua sia-sia. Zidan dengan kuat mencengram kedua tangan Asya dan menekuknya hingga keatas kepala dengan satu tangannya. Satu tangannya lagi dia arahkan pada kemeja Asya dan menariknya dengan kasar hingga seluruh kancing atasnya berserakan, tangannya kemudian turun menggapai paha Asya dan menyibak roknya hingga paha mulus Asya terlihat.
"Aaaa!! Zidan jangan!!" Asya merasa terhina, tubuhnya kini terpampang walau masih sedikit tertutupi.
"Tenang Sya.. gue akan lembut kok.." Zidan mendekatkan wajahnya, menghembuskan napas panas pada ceruk leher perempuan itu. Lalu dengan rakus menciumnya dan menyesapnya hingga meninggalkan bekas merah kebiruan.
Tangannya mengelus kasar paha Asya hingga sampai di bagian intinya. Tubuh Asya mengenjang merasakan sentuhan kasar tangan Zidan di sana. Zidan melepaskan sesapan dari leher jenjang perempuan itu lalu manatap nanar penuh kepuasan. "Lo suka gue giniin??"
Asya menggeleng, berharap Zidan akan berhenti. Namun perlakuan Zidan kini makin menjadi. Bahkan tangannya kini dengan kurang ajar tak berhenti menggesek kasar bagian inti Asya yang masih tertutup kain tipis.
"Hiks.. Hiks.. Hiks.. Dan.. Berhenti tolong.. Aku mohon.." Asya menangis sejadi-jadinya, memohon agar semua siksaan ini terhenti.
Zidan menarik tangannya dari ************ Asya, dan menarik rok yang menyibak untuk kembali menutupi.
"Mungkin kali ini gue akan berhenti, tapi gue gak akan lepasin lo semudah itu, Sya.." Zidan mengecup lembut bibir Asya, lalu bangkit dari atas tubuhnya.
Matanya melirik tubuh lemah Asya penuh kepuasan. Zidan sengaja melakukannya karena ingin membuat Asya trauma.
"Pakai ini buat nutupin tubuh lo!!" Zidan melemparkan jasnya kepada Asya, lalu beranjak pergi. Tiba-tiba langkahnya terhenti. "Besok saya harap kamu datang dengan cepat..," perintah Zidan seakan tak terjadi apapun.
❇❇❇
Asya menatap kosong pantulan dirinya di cermin. Deraian air mata mengalir sebab membayangkan betapa hina dirinya yang hampir dilecehkan beberapa saat lalu.
Lehernya penuh dengan tanda merah kebiruan -- hasil dari sesapan lelaki b*jingan yang hampir merenggut harga dirinya.
Sementara tangannya yang rapuh itu masih kuat mendekap bingkai potret orang yang ia rindu. "Pah, Mah.. Kenapa kalian pergi ninggalin Asya sendiri disini?? Asya takut.. Kenapa kalian gak bawa Asya pergi?? Hiks.. Hiks.." Tubuhnya bergetar mengeluarkan seluruh isakan kepedihan. Terlalu dalam luka yang ia rasakan kini.
Asya bangkit dan berjalan goyah menuju tempat pembaringan. Merebahkan darinya sesaat, berharap damai akan mendekap dan membawanya pergi dari kesengsaraan. Penderitaan memang pernah berhenti namun belum berakhir.
Kini lelaki itu kembali hadir, menenggelamkan tubuhnya yang lemah kedalam dekapan posesif yang membuka luka lama.
Beberapa lama Asya termenung, membiarkan tetes bening itu terus mengalir hingga seluruh tubuhnya melemah, dan kedua pelupuk matanya mulai berat. Lelap pun menjemputnya yang masih diderai air mata. Berharap tak akan terjaga kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Dee Na
ada aoa di masa lalu?
2022-06-27
0
Dream Girl
Harus nya Arsya langsung aja berhenti kerja knp masih bertahan?Sampai di rusak Zidan...tp kalo nga gt nga ada ceritanya ya thor hehehe
2022-06-23
0
Heny Ekawati
keterlaluan lo xidan awas lo nyesel
2021-08-30
0