MDM-Part 15

Zidan memberhentikan mobil didepan mansion keluarga,dimana papah dan kakaknya,Liliana tinggal. Dua minggu semenjak kembali dari Amerika dan memimpin perusahaan,Zidan tak mengunjungi keluarganya sekalipun. Dan ini kali pertama baginya menginjakkan kaki kembali disini sejak kunjungan terakhirnya setahun yang lalu.

Rasa kecewa dan kesal pada papahnya lah yang mendasari semua itu. Perceraian kedua orang tuanya tujuh tahun lalu,membuatnya membulatkan tekad untuk pergi menjauh dan menuntut ilmu diluar negeri setelah dia lulus SMA.

Zidan membunyikan klakson mobilnya beberapa kali,hingga pagar besar nan tinggi itu perlahan dibuka. Tampak seorang security menunduk hormat,ketika mengetahui bahwa Zidan lah yang datang berkunjung. Zidan kembali menjalankan mobilnya dan memarkirkannya di garasi mansion yang luas.

Zidan kemudian keluar dari mobil dan melangkah ragu menuju pintu besar penuh ukiran berwarna coklat. Tangan Zidan bergetar saat hendak membuka pintu itu namun dia kembali melanjutkan niat.

Suara decitan pintu terdengar dan sontak membuat lelaki paruh baya yang sedang menyesap tehnya,mengalihkan pandangan. Wajahnya perlahan menggambarkan siluet bahagia,melihat sosok muda anaknya yang sudah setahun ini tak dia pandang. Tubuhnya yang sedikit lemah beranjak bangkit dan berjalan menuju Zidan yang masih terdiam dengan wajah datarnya.

Tangannya yang renta memeluk tubuh tegap Zidan,melepaskan kerinduan terhadap anak keduanya ini. "Papah rindu kamu nak.. kenapa baru datang??". Suara serak sedikit bergetar itu terdengar di telinga Zidan,membuatnya sedikit meringis.

Dibalasnya pelukan sang papah dan menjawabnya setelah beberapa saat. "Maaf pah.. Reva -nama panggilan dr keluarga- baru sempat pulang sekarang..". Zidan melepaskan pelukannya dan memandang wajah lelaki tua itu.

"Ayo duduk dulu.. papah dengar dari om mu,perusahaan yang kamu pimpin berjalan baik..".

Zidan mengikuti saran papahnya dan beranjak duduk di sofa,menyandarkan punggungnya yang lelah berkendara di macetnya ibu kota. "Syukurlah pah,semua berjalan baik.. bagaimana keadaan papah??". Tanya Zidan sembari memperhatikan Rendi -papahnya- yang tampak sedikit lesu.

Simpul senyum terukir diwajah Rendi yang memiliki beberapa guratan. "Keadaan papah baik-baik saja,ada

kakak mu selalu merawat papah dan memeriksa keadaan jika perlukan..". Rendi kembali menyesap tehnya yang tersisa lalu meletakkan cangkir yang telah kosong itu kembali.

Zidan melirik sekitar,tak ada yang berbeda setelah setahun dia tak berkunjung,tetap sepi seperti biasanya. "Papah.. dimana kak Ana??". Tanya Zidan,setelah tak melihat keberadaan kakak satu-satunya itu.

Rendi tersenyum simpul,menoleh lalu melirik kearah kamar Ana -Liliana- di lantai dua. "Dia dikamar,sedang mengepak beberapa barang..".

Zidan mengernyitkan dahi,sejak kapan kakaknya berubah menjadi wanita rajin?? Apakah dia terlalu lama di Amerika hingga tak tau kakaknya berubah??. "Mengepak barang?? untuk apa??". Tanya Zidan bingung.

Rendi bangkit dari duduknya. "Ana akan pindah ke apartemen yang sudah dibelinya.. dia ingin lebih dekat dengan rumah sakit tempatnya bekerja.. naiklah bantu kakakmu untuk membawa beberapa barang itu,papah istirahat dulu..". Rendi pun meninggalkan Zidan menuju kamarnya untuk beristirahat.

~Liliana Revandra adalah sosok kakak dan ibu bagi Zidan. Rasa sayangnya kepada sang adik bahkan membuatnya mengurungkan niat untuk membina keluarga. Dia lebih memilih mengasuh adiknya yang saat itu masih remaja dan membutuhkan perhatian. Hingga membuat Zidan lebih terikat padanya dibandingkan pada orang tuanya sendiri.~

Zidan bangun dan beranjak menaiki tangga lalu memasuki kamar Ana yang pintunya tak ditutup. "Kakak..". Pekik Zidan mengagetkan Ana yang masih berkemas.

Ana berbalik,ketika mendengar suara orang yang amat dirindukan memanggilnya. "Reva?? kamu pulang..". Ana membiarkan barang yang baru saja dibereskan berserakan begitu saja,lalu berlari riang dan memeluk adik tersayang.

Lama mereka berpelukan,melepaskan kerinduan setelah sekian lama tak bertemu. "Kamu kenapa baru pulang??". Tanya Ana ketika pelukan mereka sudah terlepas.

Zidan hanya mengedikkan bahu. "Sibuk..". Jawabnya santai.

Ana membuka mulutnya lebar-lebar,tak menyangka adiknya yang manja akan berkata seperti itu. "Apa?? sibuk?? gak usah sok-sok an deh..". Lalu Ana berpaling dan kembali melanjutkan mengepak barang tanpa memperdulikan Zidan.

Zidan mendekat dan membantu Ana. "Kak.. mau aku anterin pindahannya??". Tawar Zidan.

Ana menoleh dan mengerjabkan mata binarnya lalu mengangguk senang. "Mau donk..".

✳✳✳

Tidur Asya terganggu karena suara bising yang sedari tadi terdengar dari samping apartemennya. Matanya mengerjab mencoba menjemput kesadaran yang baru sebagian datang. Kemudian tangannya meraba-raba,mencari jam digital diatas nakas samping ranjang. Matanya sedikit mengintip untuk melihatnya. Dan tiba-tiba matanya terbuka lebar. "Apa?? jam sepuluh.. kesiangan lagi..". Pekik Asya terkejut.

Asya yang panik langsung bangkit dan berlari kecil kekamar mandi. Langkahnya terhenti saat dirinya ingat bahwa hari ini dia libur kerja. "Untung.. hari ini libur..". Asya mengusap-usap dadanya,merasakan kelegaan yang tersalur.

Langkahnya berlanjut menuju wastafel,mencuci wajah dan menyikat gigi setelahnya. Matanya sesaat terpaku melihat bekas sesasapan Zidan yang masih jelas dilehernya walau sedikit memudar. Dia menghela napas panjang,lalu keluar dari kamar mandi dan menuju lemari untuk mengambil pakaian ganti. Setelah selesai Asya menuju dapur dan mengambil beberapa lembar roti lalu mengoleskan selai kacang kesukaannya.

Suara berisik yang tadi sempat mereda,hadir kembali bahkan kini lebih parah lagi. Asya memutuskan keluar untuk melihat keadaan dengan masih menggenggam roti lapis yang belum tandas.

"Ada yang pindahan ya??". Gumam Asya setelah melihat beberapa orang petugas memindahkan barang ke apartemen disampingnya yang sudah cukup lama tak berpenghuni.

Rasa penasarannya makin menjadi,membuat Asya melangkah mendekati pintu apartemen tetangga barunya itu dan mengintip.

Di lain tempat.

Zidan terpaku menatap heran Ana yang duduk disampingnya,bersiap keluar dari mobil. "Kak.. apartemennya disini??". Tanya Zidan yang tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya.

Ana melirik Zidan heran dan mengangguk pelan. "Iya.. ini apartemennya.. memangnya kenapa?? ada yang salah??".

"Ohh.. nggak kok.. cuma kenapa harus disini??".

Ana makin bingung dengan sikap adiknya ini. "Kan apartemen ini deket sama tempat kakak kerja Rev..". Jelas Ana,lalu keluar dari mobil meninggalkan Zidan.

Zidan kemudian keluar mengikuti kakaknya yang berjalan menuju lift dan ikut melangkah masuk.

Ting..

Pintu lift terbuka tepat dilantai dimana apartemen Asya berada. Zidan melangkah ragu keluar dan mengikuti kakaknya. Langkah mereka makin dekat dengan apa yang Zidan takutkan dan benar saja,dia bisa melihat Asya sedang berdiri sambil mengintip apartemen baru kakaknya.

"Permisi..". Suara lembut Ana mengagetkan Asya dan membuat perempuan itu berbalik.

Mata mereka bertemu,membuat Asya terdiam tiba-tiba dan menjatuhkan roti lapis yang digenggamannya. "Eh.. maaf,aku permisi dulu..". Asya terbata saat melihat Zidan berada disamping Ana. Dia mengambil roti yang terjatuh lalu beranjak pergi.

Namun saat itu juga dengan cepat Zidan mencekal tangan Asya,membuat langkahnya terhenti seketika. Asya menoleh menatap sinis lelaki yang hampir merebut harga dirinya kemarin dengan bejatnya. "Lepas.. lepas Zidan..". Desis Asya tajam.

Ana menatap heran kedua orang didepannya. "Re.. Reva dia siapa??". Tanya Ana memastikan.

Zidan melirik Ana dan tersenyum lembut. "Kak.. ini temen aku,oh ya kak.. tunggu aku ya,ada yang mau aku omongin sama dia..". Zidan menarik tangan Asya memasuki apartemen perempuan itu. Sedang Ana beranjak pergi untuk melihat apartemen barunya.

✳✳✳

Asya berdiri,menyilangkan kedua tangan bersedekap. Matanya memandang Zidan yang terduduk santai di sofanya dengan pandangan tajam,menelisik ekspresi lelaki itu untuk mencari jawaban.

Zidan merasa risih manakala perempuan itu menatapnya benci. Zidan bangkit dan mendekati Asya,hingga membuat perempuan itu terpundur takut. "Ka.. kamu jangan deket-deket aku..". Asya terbata,tubuhnya pun bergetar dilingkupi rasa trauma yang tiba-tiba hinggap.

Langkah Zidan terhenti,ketika melihat semburat rasa takut diwajah Asya yang bahkan hampir menangis itu. Itu memang salahnya yang tak dapat menahan amarah karena Asya mengentengkan peringatannya. Zidan sadar bahwa dia hampir saja merenggut kehormatan Asya kemarin,jikalau perempuan itu tak memberontak dan mendesaknya berhenti. Zidan bahkan telah meloloskan seluruh pakaian Asya dan menatap lekuk tubuhnya yang terbentuk indah dan begitu menggoda. Namun kini Zidan sedikit merasa bersalah,melihat setiap jejak kekasaran yang terpahat jelas dikulit halus Asya,memerah bahkan berubah kehitaman walaupun sedikit memudar. "Maaf..". Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Zidan.

Mata Asya membulat,menatap Zidan dengan bola mata yang berkaca-kaca. "Maaf?? aku gak salah dengar kamu ngomong itu Zidan??". Asya terkekeh ditengah kepedihan yang melanda.

Zidan kembali mendekati Asya dan kini bahkan memeluk perempuan itu tiba-tiba. "Sorry Sya.. kemarin gue kelepasan..". Zidan melepaskan pelukannya,tangannya meraih ceruk leher Asya yang sedikit terhalang rambut perempuan itu. "Bekas ini.. gue minta maaf,gue gak akan ulang asalkan lo jangan deket sama cowo lain.. kaya yang gue bilang kemarin..". lanjutnya lembut namun penuh ancam. Membuat Asya bergedik takut lalu sedikit menunduk dan meringis kemudian. Dia merasa hidupnya kini terkekang oleh rasa benci posesif dari lelaki yang sedang memandangnya ini.

"Dan.. gue harap lo gak bilang apa-apa ke kakak gue. Atau mungkin gue akan buat perhitungan kaya yang lo alami kemarin bahkan lebih.. Paham?!". Desis Zidan kembali mengancam.

Saat ini Asya hanya bisa mengangguk mengiyakan segala perintah dari lelaki iblis dihadapannya,tanpa berani melawan karena takut akan ancaman.

Zidan menatap Asya dan tersenyum devil,lalu mendekat dan mencium kening Asya lembut. "Good.. itu yang harus lo lakuin memang..". Zidan mengelus pipi Asya lalu beranjak pergi dari apartemen itu.

✳✳✳

Keesokan harinya.

Pintu kamar mandi terbuka,menampakkan sosok perempuan dengan wajah segar berseri sempurna. Asya sengaja pulang cepat hari ini,untuk menghadiri acara reuni kampusnya yang akan diselenggarakan di sebuah ballroom hotel bintang lima. Kakinya melangkah,menuju lemari besar yang terletak di sisi samping kamar. Tangan halusnya memilah beberapa dress pakaian,yang akan digunakan untuk menghadiri reuni yang sedikit formal itu.

Beberapa menit kemudian,Asya sudah siap dengan penampilan cantiknya. Tubuhnya yang ramping dibalut dress berwarna hitam diatas lutut dipadukan dengan high heels berwarna hitam pula,serta tak lupa kalung kristal putih yang membingkai leher jenjang nan indah miliknya. Rambutnya yang bergelombang dibiarkan tergerai,menyeruakkan bau harum semerbak menyentuh kalbu.

Asya melangkah kembali menuju cermin dan menatap sekilas pantulan diri. "Cantik..". Gumamnya Asya memuji sendiri. Tak lupa Jarinya yang lentik mengambil hand bag diatas meja rias lalu berjalan keluar apartemen untuk segera barangkat.

Diluar apartemen.

Ana dan Zidan beserta dengan kedua teman adiknya Andi juga Yuda,sedang berada diluar apartemen. Menikmati senja dengan memandang suasana eksotis matahari yang hampir menyentuh kaki bumi.

Suara decitan pintu seketika mengalihkan pandangan mereka,kepada sesosok gadis cantik berpenampilan formal yang keluar dari apartemen tetangga.

"Eh.. Yud.. liat tuh ada cewe cantik..". Andi menyenggol temannya,untuk melihat Asya yang baru saja keluar dari apartemen dan kini sedang memandang mereka.

Zidan beranjak meninggalkan Ana beserta kedua temannya,mendekati Asya lalu mengenggam tangan perempuan itu. "Asya.. ikut gue..". Zidan menarik tangan Asya menuju lift lalu memasukinya.

Andi dan Yuda saling berpandangan,menampakkan wajah yang saling melempar tanda tanya. "Itu Asya??". Ujar mereka berdua nyaris bersamaan.

"Iya cewe cantik itu Asya.. aku juga bingung ada hubungan apa Zidan sama cewe itu..". Kata Ana.

Andi dan Yuda hanya terdiam,mereka mana mungkin bisa memberitau Ana bahwa Zidan ingin menghancurkan hidup perempuan yang kini menjadi tetangganya.

Terpopuler

Comments

Havefun

Havefun

dari cerita ini authornya membuat tokoh wanita di sini seperti perempuan rendahan

2022-06-29

0

atmaranii

atmaranii

eh tar d acara reuni jgn2 ktmu Rayhan LG...kyany Dy seniorny deh

2021-08-03

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

hadowwwwww... inilah dunia novel... dunia dalam genggaman author😋

2020-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 MDM-Part 1
2 MDM-Part 2
3 MDM-Part 3
4 MDM-Part 4
5 MDM-Part 5 flashback
6 MDM-Part 6 flashback2
7 MDM-Part 7 flashback3
8 MDM-Part 8 flashback4
9 MDM-Part 9 flashback5
10 MDM-Part 10 flashback end
11 MDM-Part 11
12 MDM-Part 12
13 MDM-Part 13
14 MDM-Part 14
15 MDM-Part 15
16 MDM-Part 16
17 MDM-Part 17
18 MDM-Part 18
19 MDM-Part 19 21+
20 MDM-Part 20
21 MDM-Part 21
22 MDM-Part 22
23 MDM-Part 23
24 MDM-Part 24
25 CURHAT N INFO DARI AUTHOR
26 MDM-Part 25
27 MDM-Part 26
28 MDM-Part 27 21+
29 MDM-Part 28
30 MDM-Part 29
31 MDM-Part 30
32 MDM-Part 31
33 MDM-Part 32
34 MDM-Part 33
35 MDM-Part 34
36 MDM-Part 35
37 MDM-Part 36
38 Part Visual Tokoh Utama.
39 MDM-Part 37
40 MDM-Part 38
41 MDM-Part 39
42 MDM-Part 40
43 MDM-Part 41
44 MDM-Part 42
45 MDM-Part 43
46 MDM-Part 44
47 Bukan Up
48 MDM-Part 45
49 MDM- Part 46
50 MDM- Part 47
51 MDM- Part 48
52 MDM- Part 49
53 MDM- Part 50
54 MDM- Part 51
55 MDM- Part 52
56 MDM- Part 53
57 MDM- Part 54
58 MDM- Part 55
59 MDM- Part 56
60 MDM- Part 57
61 MDM- Part 58
62 MDM- Part 59
63 MDM- Part 60
64 MDM- Part 61
65 MDM- Part 62
66 MDM- Part 63
67 MDM- Part 64
68 MDM- Part 65
69 MDM- Part 66
70 MDM- Part 67
71 MDM- Part 68
72 MDM- Part 69
73 MDM- Part 70
74 MDM- Part 71
75 MDM- Part 72
76 MDM-Part 73
77 MDM-Part 74
78 MDM- Part 75
79 MDM- Part 76
80 MDM- Part 77
81 MDM- Part 78
82 MDM-Part 79
83 MDM- Part 80
84 MDM- Part 81
85 MDM- Part 82
86 MDM- Part 83
87 MDM- Part 84
88 MDM- Part 85
89 MDM- Part 86
90 MDM- Part 87
91 MDM- Part 88
92 MDM- Part 89
93 MDM- Part 90
94 MDM- Part 91
95 MDM- Part 92
96 MDM- Part 93
97 MDM- Part 94
98 MDM- Part 95
99 MDM- Part 96
100 MDM- Part 97
101 MDM- Part 98
102 MDM- Part 99
103 Promosi
104 MDM- Part 100
105 Promosi (Lagi)
106 MDM- Part 101
107 MDM - Part 102 (END)
108 MDM - Part 103 (Raihan&Ana)
109 MDM - Part 104 (Raihan&Ana)
110 MDM - Part 105 (Raihan&Ana)
111 MDM - Part 106 (Raihan&Ana)
112 MDM - Part 107 (Raihan&Ana)
113 MDM - Part 108 (Raihan&Ana)
114 MDM - Part 109 (Raihan&Ana)
115 MDM - Part 110 (Andi dan Fany)
116 MDM - Part 111 (Andi&Fany)
Episodes

Updated 116 Episodes

1
MDM-Part 1
2
MDM-Part 2
3
MDM-Part 3
4
MDM-Part 4
5
MDM-Part 5 flashback
6
MDM-Part 6 flashback2
7
MDM-Part 7 flashback3
8
MDM-Part 8 flashback4
9
MDM-Part 9 flashback5
10
MDM-Part 10 flashback end
11
MDM-Part 11
12
MDM-Part 12
13
MDM-Part 13
14
MDM-Part 14
15
MDM-Part 15
16
MDM-Part 16
17
MDM-Part 17
18
MDM-Part 18
19
MDM-Part 19 21+
20
MDM-Part 20
21
MDM-Part 21
22
MDM-Part 22
23
MDM-Part 23
24
MDM-Part 24
25
CURHAT N INFO DARI AUTHOR
26
MDM-Part 25
27
MDM-Part 26
28
MDM-Part 27 21+
29
MDM-Part 28
30
MDM-Part 29
31
MDM-Part 30
32
MDM-Part 31
33
MDM-Part 32
34
MDM-Part 33
35
MDM-Part 34
36
MDM-Part 35
37
MDM-Part 36
38
Part Visual Tokoh Utama.
39
MDM-Part 37
40
MDM-Part 38
41
MDM-Part 39
42
MDM-Part 40
43
MDM-Part 41
44
MDM-Part 42
45
MDM-Part 43
46
MDM-Part 44
47
Bukan Up
48
MDM-Part 45
49
MDM- Part 46
50
MDM- Part 47
51
MDM- Part 48
52
MDM- Part 49
53
MDM- Part 50
54
MDM- Part 51
55
MDM- Part 52
56
MDM- Part 53
57
MDM- Part 54
58
MDM- Part 55
59
MDM- Part 56
60
MDM- Part 57
61
MDM- Part 58
62
MDM- Part 59
63
MDM- Part 60
64
MDM- Part 61
65
MDM- Part 62
66
MDM- Part 63
67
MDM- Part 64
68
MDM- Part 65
69
MDM- Part 66
70
MDM- Part 67
71
MDM- Part 68
72
MDM- Part 69
73
MDM- Part 70
74
MDM- Part 71
75
MDM- Part 72
76
MDM-Part 73
77
MDM-Part 74
78
MDM- Part 75
79
MDM- Part 76
80
MDM- Part 77
81
MDM- Part 78
82
MDM-Part 79
83
MDM- Part 80
84
MDM- Part 81
85
MDM- Part 82
86
MDM- Part 83
87
MDM- Part 84
88
MDM- Part 85
89
MDM- Part 86
90
MDM- Part 87
91
MDM- Part 88
92
MDM- Part 89
93
MDM- Part 90
94
MDM- Part 91
95
MDM- Part 92
96
MDM- Part 93
97
MDM- Part 94
98
MDM- Part 95
99
MDM- Part 96
100
MDM- Part 97
101
MDM- Part 98
102
MDM- Part 99
103
Promosi
104
MDM- Part 100
105
Promosi (Lagi)
106
MDM- Part 101
107
MDM - Part 102 (END)
108
MDM - Part 103 (Raihan&Ana)
109
MDM - Part 104 (Raihan&Ana)
110
MDM - Part 105 (Raihan&Ana)
111
MDM - Part 106 (Raihan&Ana)
112
MDM - Part 107 (Raihan&Ana)
113
MDM - Part 108 (Raihan&Ana)
114
MDM - Part 109 (Raihan&Ana)
115
MDM - Part 110 (Andi dan Fany)
116
MDM - Part 111 (Andi&Fany)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!