MDM-Part 11

18 ++

✳✳✳

Asya memutuskan bangun dari ranjang dan menjalani aktivitas hariannya, setelah kejadian pelecehan yang dia alami tadi malam. Memang masih terbesit rasa trauma ketika mengingat seberkas kejadian itu,apalagi saat Zidan dengan kurang ajar **** dirinya dan berbuat hal tak senonoh.

Namun dia yakin hal ini akan cepat berakhir. Bagaimana pun hidup telah menempanya menjadi pribadi yang kuat. "Asya.. kamu harus semangat!! anggap dia bukan siapa-siapa". Asya merapalkan kata-kata,seakan itu adalah sebuah mantra yang dapat membangkitkan semangat hidup.

Setelah siap dengan semua hal,Asya beranjak kembali kekamar untuk mengambil hal yang tertinggal. Dalam langkah berbalik,tak sengaja dirinya melihat pantulan cermin lalu mendekat. Asya dengan kaku memandang bekas sesapan yang masih tercetak jelas di leher jenjangnya,dengan terburu-buru Asya membuka lemari dan mengambil sebuah scarf polos berwarna coklat dan segera dililitkan untuk menutupi.

Langkahnya kembali berlanjut keluar apartemen,lalu menuju tempat parkir untuk mengambil mobil dan melajukannya ketempat tujuan.

✳✳✳

Asya baru saja sampai di lobby kantor ketika segerombolan karyawan memusatkan pandangan mereka kearah belakangnya. Asya berbalik untuk melihat apa yang terjadi,dan yang didapatinya saat ini adalah CEOnya melangkah masuk dengan menggandeng seorang wanita yang tampak familiyar menurutnya. Sesaat Asya memandang wanita itu lekat dan terperanjat kaget ketika dirinya sadar bahwa wanita itu tak lain adalah teman sekelasnya sewaktu bersekolah di SMA Harapan dulu,Esfi.

Zidan perlahan berjalan ke arah Asya dengan masih menggandeng tangan kekasihnya. Langkahnya terhenti tepat didepan tubuh Asya. "Asya..Apa kamu tak punya kerjaan lain selain berdiri disini??". Suara kasar Zidan dengan cepat mengaburkan lamunannya.

Asya yang sadar langsung memundurkan langkah perlahan,untuk memberi jalan kepada atasannya itu. Sedangkan wanita yang berada disamping Zidan memasang wajah terkejut dengan apa yang dilihatnya. "Zidan.. kok dia disini??". Tanya Esfi memandang Zidan bingung.

Zidan tak menggubris pertanyaan Esfi dan justru memandang leher Asya yang tertutupi scarf polos. Terlihat sekali kemenangan diwajahnya. "Dalam waktu tiga puluh menit datang ke ruangan saya dan bawa jadwal kegiatan hari ini.". Katanya kemudian berlalu pergi.

Asya menghela napas panjang kemudian berbalik dan melangkah menuju lift lalu memasukinya.

✳✳✳

Asya sedang mengetik laporan ditemani oleh sahabatnya Fany. Ya.. sahabatnya itu memang sering menghampirinya bila tugasnya di devisi keuangan sedang tak menumpuk. "Sya.. lo liat gak tadi ekspresi cewe yang dibawa pak Zidan pas liat lo?? gue rasa dia kaya kaget gitu??". Tanya Fany seraya memandang sahabatnya.

Seketika wajah Asya memucat lalu menoleh kepada Fany yang masih memandangi dirinya. "Eh Fany sorry ya.. aku mau keruangan pak Zidan dulu.. tadi dia nyuruh aku ke ruangannya.". Jawab Asya mengalihkan pertanyaan kemudian bangkit meninggalkan Fany yang masih memasang wajah bingung.

Sampailah Asya di depan ruang Zidan lalu mengetuk pintunya dengan ragu,namun tak ada jawaban. Dia mengetuknya lagi dan masih sama,tak ada jawaban.

Asya terpaksa membuka pintu kemudian masuk dan menutupnya kembali,karena tak ingin mendapatkan masalah jika dia terlambat. Mata Asya seketika membulat,lalu dengan cepat berpaling karena melihat pemandangan yang menurutnya begitu menjijikan.

Bagaimana tidak. Zidan tengah duduk di sofa dan memangku Esfi yang dengan manja duduk menghadapnya. Tangan Zidan diletakkan di kedua sisi pinggang Esfi,lalu dengan lihai mencumbu dan memangut bibirnya disertai dengan suara decapan yang membuat Asya tanpa sadar terpekik.

Seketika aktivitas mereka terhenti. Zidan kemudian dengan paksa mendorong tubuh Esfi hingga tubuhnya berpindah,lalu bangkit dan mendekati Asya yang masih memalingkan wajah.

"Ikuti saya..". Zidan beranjak pergi ke kursi kekuasaannya diikuti Asya yang menunduk dalam diam.

"Jadi.. bacakan apa saja jadwal kegiatan hari ini??". Desis Zidan dengan tatapan tajam.

Asya mengambil tablet yang diletakkan di meja Zidan tadi malam,lalu mengetikkan sesuatu. "Jadwal hari ini,pukul 09.00 rapat dengan Inter Group lalu dilanjutkan dengan makan siang bersama Pak Raihan. Pada pukul 13.00 anda ada jadwal rapat pemegang saham di kantor cabang dan setelahnya anda tak ada jadwal lain Pak..". Jelas Asya.

Zidan mengangguk lalu bangkit. "Siapkan beberapa dokumen mengenai rapat nanti dan jangan lupa siapkan bingkisan untuk Pak Raihan..". Perintah Zidan kemudian menghampiri Esfi yang sedari tadi duduk di sofa.

"Pulanglah..". Perintah Zidan datar lalu kembali melangkah tanpa memerdulikan Esfi yang kesal.

Sedangkan Asya mengikuti Zidan tanpa perduli dengan tatapan Esfi yang memandangnya tajam.

✳✳✳

"Terimakasih Pak Raihan.. mengenai investasi tadi,saya harap kerjasama kita berjalan lancar..". Zidan dengan senyum manisnya berbicara sopan kepada sosok muda didepannya.

Raihan dengan ramah tersenyum dan pandangan dia alihkan kepada Asya yang masih memakan jamuan makan siang. "Maaf Pak Zidan,dia sekretaris anda??".

"Iya.. dia sekretaris saya..". Jawab Zidan datar.

Asya yang masih menikmati makanan seketika berhenti ketika mendengar pembicaraan yang melibatkan dirinya. "Oh.. maaf saya kurang sopan menikmati makanan tanpa mepersilahkan anda menikmatinya..".

Raihan kembali tersenyum mendapati sikap Asya yang menurutnya sedikit polos itu. "Jangan bicara terlalu formal,anggap saja kita teman. Panggil saja saya Raihan kalau diluar urusan kantor..".

"Baik Pak.. eh,maksud ku Raihan..". Kata Asya ragu diselingi senyuman.

Mereka pun larut dalam obrolan mengenai kehidupan masing-masing,tanpa memperdulikan Zidan yang geram terhadap interaksi tak canggung antar mereka berdua.

✳✳✳

Zidan masih tetap diam menahan geram atas apa yang tadi dia lihat. Senyum Asya yang ditunjukan kepada lelaki bernama Raihan,telah membuat dirinya tak tenang sepanjang rapat pemegang saham yang baru selesai beberapa jam yang lalu.

Tok..tok..

Suara pintu terketuk mengalihkan perhatiannya. Ketika sosok perempuan itu masuk,hati Zidan makin dipenuhi perasaan aneh yang membuncah. Kesal,marah dan benci mungkin kini perlu dia luapkan segera.

Zidan beranjak dari duduknya dan dengan kasar menyambar tangan Asya lalu menariknya ke kamar tidur pribadi miliknya.

"Lepasin Zidan!! kenapa kamu tiba-tiba kaya gini?!.". Asya memberontak,mencoba membebaskan cengraman tangan Zidan darinya. Namun seperti sebelumnya,Zidan tak perduli.

Dia masih terus mencengram tangan Asya,kemudian melepas dan mendorong tubuhnya hingga tersudut ke dinding. "Zidan.. jangan mendekat!!". Tubuh Asya seketika bergetar,ketika sebesit kejadian kemarin malam terulang dalam pikirannya.

Zidan menghampirinya,lalu mendekatkan tubuhnya hingga menempel ke tubuh Asya. Satu tangannya mengunci kedua tangan Asya di atas kepala. "Berani-beraninya lo goda klien gue hah!! memang sifat lo gak berubah Sya!! tetap murahan,kaya dulu..". Hinaan Zidan kepada Asya begitu keji hingga membuatnya mengeluarkan air mata.

Zidan yang melihat itu hanya tersenyum sinis. "Gak usah nangis Sya.. itu gak mempan sama gue..".

Zidan mendekatkan wajahnya kewajah Asya,satu tangannya menggapai dagu perempuan itu,menahan agar tetap terdongak. Perlahan bibirnya mengecup bibir Asya yang bergetar. Asya memberontak,berusaha melepaskan pangutan yang semakin lama semakin liar. Namun semua nihil,apalagi kini tangan Zidan telah berpindah,membuka scarf dan satu persatu kancing kemejanya hingga semuanya tanggal. Tubuh Asya kembali memberontak,melakukan perlawanan sekuat tenaga hingga akhirnya pangutan terlepas begitu pula cengraman tangan Zidan pada nya.

Dan tiba-tiba..

Plakk...

Suara tamparan seketika menggema,membuat Zidan sedikit mengaduh kesakitan. "Itu pantes kamu dapetin Zidan!!". Pekik Asya penuh benci.

Zidan memandang Asya tajam,kali ini mungkin dia akan berbuat lebih kasar. Dan benar saja Zidan kembali menarik tubuh Asya dan kali ini melemparnya ke ranjang lalu dengan cepat menindihnya sebelum Asya sempat bangkit.

"Lo berani tampar gue lagi Sya?! gue akan bales lo lebih sakit dari ini..". Desis Zidan tajam. Belum sempat Asya berbicara Zidan kembali melumat bibirnya,menyesapnya penuh napsu. Satu tangannya yang kokoh mengekang pergerakan Asya dan satu tangannya lagi digunakan untuk melepaskan dasi dan membuka kancing kemejanya sendiri.

Lumatannya beralih ke leher jenjang Asya dan menggigitnya pelan membuatnya menggerang tertahan. "Aaaa.. Zidan jangan kaya gini..".

Zidan semakin bernapsu,kali ini bahkan telah menanggalkan bra yang menjadi satu-satunya penutup tubuh atas Asya.

"Zidan!! Hiks.. hiks.. hiks.. aku mohon jangan..". Asya memohon dengan putus asa,namun Zidan lagi-lagi tak memperdulikannya.

Ketika matanya memandang dua benda sintal yang terpampang jelas,dirinya makin berkabut napsu. Lalu dengan buas menyesapnya hingga Asya memekik kesakitan.

Beberapa lama kemudian tak ada pemberontakan lagi,hanya tinggal isakan tangis yang menggema diruang kedap suara itu. Zidan masih leluasa menyesap dan sekali-kali menggigit ****** Asya,hingga membuat tubuhnya melenting tertahan.

"Dulu.. kamu,gak sekurang ajar ini.. Zidan..". Ucap Asya lirih disela erangan kesakitan.

Sesapan Zidan terhenti,dirinya kemudian bangkit dan turun dari ranjang. Mengancingkan kembali kemeja dan memakai dasi yang sebelumnya tertanggal. "Gue kaya gini,gara-gara lo Sya.. seandainya dulu lo gak hancurin keluarga gue,kita mungkin..". Ucapan Zidan tertahan,lalu dia memilih diam. Matanya mengawasi Asya,yang saat ini telah berbalik menutup tubuh atasnya yang terpampang dan terisak dalam.

Hatinya sedikit meringis mendengar suara tangis Asya. Tubuh perempuan itu bahkan masih bergetar,diliputi rasa takut mencengram. "Besok ambillah cuti.. Saya akan batalkan semua rapat dan kunjungan besok. Beristirahatlah..".

Kata Zidan kembali formal dan berlalu meninggalkan Asya.

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

esfi y berarti yg sepasang mata itu 🤔 yg nyebarin foto

2023-10-08

0

Risna Murni

Risna Murni

kog masih bertahan di sana

2022-04-04

0

Heny Ekawati

Heny Ekawati

awas lo zidan klu sampai lo tau yg sebenerx gk sudi gue dukung lo kayak binatang lo
ayo sha resign aj

2021-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 MDM-Part 1
2 MDM-Part 2
3 MDM-Part 3
4 MDM-Part 4
5 MDM-Part 5 flashback
6 MDM-Part 6 flashback2
7 MDM-Part 7 flashback3
8 MDM-Part 8 flashback4
9 MDM-Part 9 flashback5
10 MDM-Part 10 flashback end
11 MDM-Part 11
12 MDM-Part 12
13 MDM-Part 13
14 MDM-Part 14
15 MDM-Part 15
16 MDM-Part 16
17 MDM-Part 17
18 MDM-Part 18
19 MDM-Part 19 21+
20 MDM-Part 20
21 MDM-Part 21
22 MDM-Part 22
23 MDM-Part 23
24 MDM-Part 24
25 CURHAT N INFO DARI AUTHOR
26 MDM-Part 25
27 MDM-Part 26
28 MDM-Part 27 21+
29 MDM-Part 28
30 MDM-Part 29
31 MDM-Part 30
32 MDM-Part 31
33 MDM-Part 32
34 MDM-Part 33
35 MDM-Part 34
36 MDM-Part 35
37 MDM-Part 36
38 Part Visual Tokoh Utama.
39 MDM-Part 37
40 MDM-Part 38
41 MDM-Part 39
42 MDM-Part 40
43 MDM-Part 41
44 MDM-Part 42
45 MDM-Part 43
46 MDM-Part 44
47 Bukan Up
48 MDM-Part 45
49 MDM- Part 46
50 MDM- Part 47
51 MDM- Part 48
52 MDM- Part 49
53 MDM- Part 50
54 MDM- Part 51
55 MDM- Part 52
56 MDM- Part 53
57 MDM- Part 54
58 MDM- Part 55
59 MDM- Part 56
60 MDM- Part 57
61 MDM- Part 58
62 MDM- Part 59
63 MDM- Part 60
64 MDM- Part 61
65 MDM- Part 62
66 MDM- Part 63
67 MDM- Part 64
68 MDM- Part 65
69 MDM- Part 66
70 MDM- Part 67
71 MDM- Part 68
72 MDM- Part 69
73 MDM- Part 70
74 MDM- Part 71
75 MDM- Part 72
76 MDM-Part 73
77 MDM-Part 74
78 MDM- Part 75
79 MDM- Part 76
80 MDM- Part 77
81 MDM- Part 78
82 MDM-Part 79
83 MDM- Part 80
84 MDM- Part 81
85 MDM- Part 82
86 MDM- Part 83
87 MDM- Part 84
88 MDM- Part 85
89 MDM- Part 86
90 MDM- Part 87
91 MDM- Part 88
92 MDM- Part 89
93 MDM- Part 90
94 MDM- Part 91
95 MDM- Part 92
96 MDM- Part 93
97 MDM- Part 94
98 MDM- Part 95
99 MDM- Part 96
100 MDM- Part 97
101 MDM- Part 98
102 MDM- Part 99
103 Promosi
104 MDM- Part 100
105 Promosi (Lagi)
106 MDM- Part 101
107 MDM - Part 102 (END)
108 MDM - Part 103 (Raihan&Ana)
109 MDM - Part 104 (Raihan&Ana)
110 MDM - Part 105 (Raihan&Ana)
111 MDM - Part 106 (Raihan&Ana)
112 MDM - Part 107 (Raihan&Ana)
113 MDM - Part 108 (Raihan&Ana)
114 MDM - Part 109 (Raihan&Ana)
115 MDM - Part 110 (Andi dan Fany)
116 MDM - Part 111 (Andi&Fany)
Episodes

Updated 116 Episodes

1
MDM-Part 1
2
MDM-Part 2
3
MDM-Part 3
4
MDM-Part 4
5
MDM-Part 5 flashback
6
MDM-Part 6 flashback2
7
MDM-Part 7 flashback3
8
MDM-Part 8 flashback4
9
MDM-Part 9 flashback5
10
MDM-Part 10 flashback end
11
MDM-Part 11
12
MDM-Part 12
13
MDM-Part 13
14
MDM-Part 14
15
MDM-Part 15
16
MDM-Part 16
17
MDM-Part 17
18
MDM-Part 18
19
MDM-Part 19 21+
20
MDM-Part 20
21
MDM-Part 21
22
MDM-Part 22
23
MDM-Part 23
24
MDM-Part 24
25
CURHAT N INFO DARI AUTHOR
26
MDM-Part 25
27
MDM-Part 26
28
MDM-Part 27 21+
29
MDM-Part 28
30
MDM-Part 29
31
MDM-Part 30
32
MDM-Part 31
33
MDM-Part 32
34
MDM-Part 33
35
MDM-Part 34
36
MDM-Part 35
37
MDM-Part 36
38
Part Visual Tokoh Utama.
39
MDM-Part 37
40
MDM-Part 38
41
MDM-Part 39
42
MDM-Part 40
43
MDM-Part 41
44
MDM-Part 42
45
MDM-Part 43
46
MDM-Part 44
47
Bukan Up
48
MDM-Part 45
49
MDM- Part 46
50
MDM- Part 47
51
MDM- Part 48
52
MDM- Part 49
53
MDM- Part 50
54
MDM- Part 51
55
MDM- Part 52
56
MDM- Part 53
57
MDM- Part 54
58
MDM- Part 55
59
MDM- Part 56
60
MDM- Part 57
61
MDM- Part 58
62
MDM- Part 59
63
MDM- Part 60
64
MDM- Part 61
65
MDM- Part 62
66
MDM- Part 63
67
MDM- Part 64
68
MDM- Part 65
69
MDM- Part 66
70
MDM- Part 67
71
MDM- Part 68
72
MDM- Part 69
73
MDM- Part 70
74
MDM- Part 71
75
MDM- Part 72
76
MDM-Part 73
77
MDM-Part 74
78
MDM- Part 75
79
MDM- Part 76
80
MDM- Part 77
81
MDM- Part 78
82
MDM-Part 79
83
MDM- Part 80
84
MDM- Part 81
85
MDM- Part 82
86
MDM- Part 83
87
MDM- Part 84
88
MDM- Part 85
89
MDM- Part 86
90
MDM- Part 87
91
MDM- Part 88
92
MDM- Part 89
93
MDM- Part 90
94
MDM- Part 91
95
MDM- Part 92
96
MDM- Part 93
97
MDM- Part 94
98
MDM- Part 95
99
MDM- Part 96
100
MDM- Part 97
101
MDM- Part 98
102
MDM- Part 99
103
Promosi
104
MDM- Part 100
105
Promosi (Lagi)
106
MDM- Part 101
107
MDM - Part 102 (END)
108
MDM - Part 103 (Raihan&Ana)
109
MDM - Part 104 (Raihan&Ana)
110
MDM - Part 105 (Raihan&Ana)
111
MDM - Part 106 (Raihan&Ana)
112
MDM - Part 107 (Raihan&Ana)
113
MDM - Part 108 (Raihan&Ana)
114
MDM - Part 109 (Raihan&Ana)
115
MDM - Part 110 (Andi dan Fany)
116
MDM - Part 111 (Andi&Fany)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!