Asya tampak berdiri kebingungan disamping mobilnya yang mogok. Sesekali dia melambaikan tangan untuk menyetop taksi yang lewat,namun sialnya semua taksi itu sudah berpenumpang.
Tak memiliki cara lain,akhirnya Asya memilih berjalan kaki menuju halte bus yang jaraknya memang tak terlalu jauh. Setelah sampai di halte,Asya mengambil handphone dari dalam tas yang dia bawa dan melirik untuk melihat waktu yang tersisa. "Aduh.. udah telat sepuluh menit lagi.. kaya mana nih??". Cletuk Asya yang tiba-tiba.
Lama Asya menunggu bus tujuannya,namun bus itu tak kunjung datang. Tak lama kemudian sebuah mobil terhenti tepat didepan Asya,lalu menurunkan kaca mobilnya. "Asya.. mau pergi barengan??". Kata seorang lelaki yang tampak mengenal dirinya.
Asya sedikit menunduk untuk melihat orang itu. "Pak Raihan?? kenapa anda disini??". Tanya Asya dengan raut terkejut kepada lelaki yang bernama Raihan itu.
Raihan tersenyum dan lagi-lagi itu karena tingkah Asya yang menurutnya polos. "Gak usah panggil aku Pak.. panggil aja Raihan.. baru juga kemaren lusa dibilang,masa lupa sih??". Protes Raihan karena sikap formal Asya kepadanya.
"Iya.. iya.. aku panggil kamu Raihan.. oh ya ngapain disini?? bukannya kantor kamu arahnya berlawanan??".
Raihan membukakan pintu mobilnya. "Aku mau kekantor kamu.. jadi ayo masuk,kita pergi barengan..". Ajak Raihan mempersilahkan Asya untuk masuk.
Asya yang tak mempunyai pilihan lain,dengan senang hati menerima tawaran Raihan dan memasuki mobilnya. Mereka pun berangkat ke Vandra's Group yang jaraknya masih jauh dari tempat mereka berada
✳✳✳
Asya melangkah bangkit meninggalkan meja kerjanya dan berjalan pelan ke arah ruangan Zidan dengan membawa setumpuk dokumen serta jadwal yang akan diberikannya pada atasannya itu.
Tok.. tok..
Asya mengetuk pintu itu dan sesaat kemudian Zidan mengijinkannya masuk. Asya pun memasuki ruangan itu dan menutup pintunya kembali.
Dia melangkah dengan berani menuju meja dimana Zidan berada. "Pak ini dokumen-dokumen penting yang anda harus tanda tangani segera..". Asya meletakkan setumpuk dokumen itu di meja Zidan.
Zidan melirik ke arah Asya sesaat lalu mulai menelaah dokumen dan menanda tanganinya. "Bacakan jadwal saya hari ini..". Perintah Zidan.
Asya mengambil tablet dan mulai membaca jadwal yang tertera di layar. "Hari ini jadwal anda mengunjungi devisi keuangan dan menghadiri rapat penting direksi Pak.. setelah itu anda tak mempunyai jadwal lain..".
Zidan hanya menyangguk dan melirik Asya. "Kamu boleh keluar dan temani saya nanti saat pengunjungan devisi..". Ujar Zidan dengan nada dinginnya.
"Baik Pak..". Asya berbalik dan berjalan keluar sebelum akhirnya pandangannya dia labuhkan pada sosok yang dia kenal. "Rai.. Raihan?? eh maksud saya Pak Raihan..". Ujar Asya terkejut.
Raihan yang berada di sofa bangun dari duduknya dan berjalan mendekati Asya. "Akhirnya liat saya juga..". Sindir Raihan.
Asya hanya terkekeh pelan. "Maaf.. saya tak memerhatikan kehadiran anda disini..". Ujar Asya sedikit malu.
Dari jauh Zidan memperhatikan mereka berdua dengan tatapan kesal. Tak tahan,Zidan bangkit dari duduknya dan mendekati mereka berdua. "Asya.. kembalilah dan lanjutkan pekerjaan. Saya dan pak Raihan mau membicarakan hal penting..". Perintah Zidan.
Asya berbalik lalu sedikit menunduk memberi hormat. "Baik Pak.. saya permisi dulu..".
✳✳✳
Hari sudah beranjak petang dan saatnya seluruh karyawan untuk pulang. Saat ini Asya sedang menunggu Fany di lobby yang tampak sepi. Karena mereka beserta teman yang lain memutuskan untuk nongkrong bersama, setelah beberapa hari yang lalu Asya terpaksa membatalkan janji karena harus lembur.
Asya berdiri seraya bersender di tembok,matanya dia pejamkan karena rasa lelah yang membebani fisik dan juga pikirannya beberapa hari ini. Tanpa dia sadari seseorang mendekatinya,membelai wajahnya yang halus dan mengecup bibirnya yang sedikit terbuka dengan kecupan lembut.
Asya sontak membuka kedua mata,saat sesuatu yang kenyal menyentuh bibirnya. Dengan kuat Asya mendorong tubuh lelaki itu hingga kecupannya terlepas.
"Tawaran gue masih berlaku Sya.. asal lo mau jadi pacar gue,gue akan maafin lo..". Ujar Zidan,kemudian lelaki itu sedikit menunduk,menempelkan dahinya dengan dahi Asya dan kembali mengusap pipinya yang bergetar.
Pandangan mereka bertemu dengan jarak yang begitu dekat. Saat Zidan hendak mencium bibir Asya lagi,perempuan itu segera berpaling hingga ciuman Zidan malah mendarat dipipi Asya. "Ck.. lo nolak gue lagi Sya??". Desis Zidan.
Asya mendongak memandang Zidan yang tersenyum kepadanya. "Kamu maunya apa?? tujuan kamu mau balas dendam kan?! jadi.. gak usah pura-pura bersikap baik!! gak akan ngaruh Zidan..". Kata Asya ketus,hingga membuat Zidan sedikit terpundur menjauhinya.
"Gue udah buat penawaran sama lo Sya.. dan gue harap lo gak akan nyesel nolak gue,karena mungkin gue akan bersikap kasar sama lo..".
Asya terkekeh geli,bukan kali pertama dia melihat Zidan mengancamnya. "Udah aku bilang,aku menantikannya.. jadi kamu gak perlu ragu Zidan..".
"Ok.. gue harap lo siap-siap.. dan..". Zidan kembali mengecup bibir Asya dengan gerakan cepat,hingga Asya tak sempat menghindar. "Jangan deket sama cowo lain.. karena itu hanya akan menambah siksaan dari gue.. dan itu perintah..". Setelah mengatakan itu Zidan berlalu pergi,meninggalkan Asya yang memandang tajam kearahnya.
Tak lama kemudian Fany dan beberapa teman datang menghampiri Asya yang terdiam. "Sya yuk pergi..". Ajak Fany,namun Asya tetap diam termenung. Fany mengibaskan tangannya untuk membuat Asya
tersadar. "Sya.. woi sadar..".
Asya mengerjab matanya karena sedikit terkejut. "Eh Fany.. yuk kita pergi..". Asya melangkah cepat,sedang Fany menatap Asya dan dia yakin sahabatnya itu sedang ada masalah.
"Yuk..let's go guys..". Fany dan yang lain pun mengikuti Asya.
✳✳✳
Asya,Fany beserta tiga orang teman mereka saat ini sedang berada disebuah mall terbesar di ibu kota. Tujuannya tak lain adalah shopping dan mencari produk kosmetik terbaru yang sedang launching atau sekedar berjalan-jalan mencari pakaian diskon.
Saat yang lain merasa senang bisa mendapatkan barang yang diinginkan,lain halnya dengan Asya yang hanya terdiam seakan bosan. Fany yang menyadari Asya sedang ada masalah memutuskan untuk berpisah dengan yang lain dan janjian akan bertemu lagi waktu pulang.
Fany menarik Asya kesebuah kursi santai yang tersedia,tangannya menggenggam tangan Asya dan mengusapnya lembut. "Sya.. gue tau lo punya masalah,lo gak bisa nutupin itu dari gue,karena gue itu sahabat lo Sya.. jadi lo harus cerita ke gue..". Ujar Fany meyakinkan.
Asya menatap Fany,ada rasa enggan untuk menceritakannya. "Aku gak ada masalah Fan.. kamu kan tau,aku selalu cerita semua sama kamu.. aku kaya gini karena kecapean aja,apa lagi banyak masalah gara-gara Zidan..". Ujar Asya berbohong.
Fany mengernyit dalam,dia tahu Asya sedang berbohong kepadanya,tapi mengapa?? dia pun tak tau. "Yaudah.. kalau gak ada masalah lo jangan diem kaya gitu donk.. yuk,tadi tuh disana lagi launching make-up terbaru.. gue mau liat,kali aja ada yang cocok..". Fany menarik tangan Asya kesebuah stand kosmetik.
Asya hanya tersenyum dan mengikuti kemana Fany akan mambawanya.
✳✳✳
"Sya..* lip gloss* warna pink rose ini cocok gak di pake di bibir gue?? keliatan seksi gak??". Cerocos Fany yang sedari tadi menunjukkan bibir monyong yang tersapu lip gloss.
Asya memutar bola mata jengah,pasalnya Fany sudah berganti warna lip gloss sedari tadi. "Aduh Fan.. kamu itu dari tadi tanya seksi apa nggak mulu?? memangnya mau kemana??".
"Asya?? lo ketinggalan informasi atau kaya mana sih?? kita itu ada reunian,reunian besar-besaran. Bayangin alumni dari lima angkatan bakal kumpul di kampus kita seminggu lagi dan karena itu gue harus terlihat cantik.. siapa tau aja,ada yang ngegebet gue buat jadi calon istri..".
Asya menggelengkan kepala,melihat tingkah absurd sahabatnya. "Fan.. udah belum??". Asya merasa sedikit tak sabar,melihat Fany yang mulai menelisik warna lip gloss lainnya.
"Iya.. iya.. sabar. Yaudah deh,gue milih warna merah sama warna pink rose aja..". Simpulnya. "Oh ya Sya,lo gak beli??". Lanjut Fany.
Asya menggeleng ringan,karena jujur dia lebih menyukai lip balm dibandingkan lip gloss untuk dia sapukan ke bibirnya.
"Sya gue kekasir buat bayar dulu ya.. lo tunggu disini ok..".
"Sip..".
Fany pun pergi untuk membayar belanjaannya dan kembali beberapa menit kemudian. "Sya gue haus nih.. beli minum yuk..". Ajak Fany.
"Yuk.. aku juga haus..". Asya dan Fany pun pergi kesebuah stand yang menjajakan berbagai macam minuman.
"Sya lo mau pesen apa??". Tanya Fany.
Asya mendongak,melihat varian minuman yang tersedia. "Aku mau cheese tea aja Fan..".
"Ok gue juga mau itu.. Oh ya mbak,saya pesen cheese tea nya dua ya..". Mereka pun beranjak untuk duduk seraya menunggu pesanan mereka selesai dibuat.
Tak lama kemudian minuman pesanan mereka siap. Asya dan Fany pun memutuskan untuk pulang setelah menelpon yang lain bahwa mereka akan menunggu di parkiran.
✳✳✳
Asya dan Fany berjalan menuju mobil mereka yang terparkir beberapa blok dari tempat mereka berada saat ini.
Saat sampai Asya baru tersadar bahwa dompetnya terjatuh dan memutuskan kembali untuk mencarinya,hingga tanpa sengaja Asya menabrak seseorang dan menumpahkan minumannya. "Maaf ya.. aku..". Kalimat Asya terhenti ketika melihat siapa orang itu.
"Es.. Esfi..". Kata Asya sedikit tergugup.
Mata Esfi membulat,melihat siapa orang yang berani menabrak dan menumpahkan minuman kepadanya. "Ternyata lo lagi.. lo lagi Sya!! gue heran,lo kenapa bisa ada disemua tempat?! liat nih guys,siapa yang ada didepan kita,si Asya.. cewe gak tau malu..". Sindir Esfi seraya melirik dua sahabat yang ada dibelakangnya.
"Zidan?". Kata Naura dan Lyla bersamaan.
Esfi tersenyum sinis sambil berjingkat pinggang. "Iya ini Asya.. tau gak kalian,dia juga kerja di kantor cowo gue Zidan.. dan gue yakin dia mau ngegoda lagi..". Desis Esfi tajam.
Hati Asya menggeram,karena hinaan dari perempuan yang ada dihadapannya. "Heh!! Asal kamu tau ya.. aku gak sehina itu untuk ngegoda Zidan.. justru aku kasian sama kamu,kok mau pacaran sama cowo br*ngsek kaya dia..".
"ASYA!!!..".
Plakk..
Satu tamparan mendarat di pipi Asya, hingga membuatnya terpundur dan terhuyung hampir jatuh. Namun dengan sigap seseorang menangkap dan memeluknya erat.
Asya mendongak,untuk melihat siapa orang yang membatunya. "Zidan??". Kata Asya. Sontak Asya melepaskan diri dan sedikit bergeser menjauh.
Esfi berjalan kearah Zidan dan bergelayut manja di lengannya. "Sayang.. liat nih,cewe murahan itu tumpahin minuman di baju aku..".
Zidan tak menggubrisnya dan menatap Asya yang kesakitan karena sudut binir yang robek terkena tamparan. "Kamu apain dia?!". Tanya Zidan dengan nada kejam.
Esfi menoleh dan merasa heran. "A.. aku tampar dia sayang.. abisnya dia numpahin minuman di baju yang baru hari aku pake..". Jawab Esfi sedikit tergugup.
Zidan menyentak tangannya hingga gandengan Esfi terlepas,lalu berjalan ke arah Asya.
Zidan mengangkat tangan,menyentuh pipi Asya lembut dan menyapu darah yang sedikit mengalir di sudut bibir Asya. "Asya.. sakit??".
Asya berdecak,melihat sikap Zidan yang menurutnya terkesan dibuat. "Ck.. kamu gak usah perhatian!! karena aku yakin kamu senengkan liat aku menderita kaya gini?! jadi aku ingetin ke kamu Zidan.. jangan sok perduli dan lakukan apa yang kamu mau.. mau bales dendam kan?! sialahkan!!". Ujar Asya seraya menepis tangan Zidan dan beranjak pergi dengan air mata yang mengalir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Lilik Mudrikah
asya,kamu begitu bodoh dan tak punya harga diri,dilecehkan berkali kali masih saja bertahan disitu.kenapa tidak mengundurkan diri demi kehormatan mu ???
menangis tiada guna.
2022-07-01
0
Heny Ekawati
kpn tauc zidan klu asha gk seburuk itu
2021-08-30
0
suswati susi
esfi cm dimanfaatin sm Zidan dijdkan buat pelarian sj..tp sebenarnya cintax msh sm asya..🤭🤭🤭
2021-05-17
0