Cinta bahkan bisa tumbuh dari hal yang sederhana sekalipun..
✳✳✳
Asya dengan lahap memakan sarapannya karena tak ingin terlambat di hari keduanya bersekolah. Tiara yang melihat anaknya begitu bersemangat tersenyum lembut kemudian menyodorkan segelas susu kepadanya. "Asya.. jangan makan cepet-cepet kaya gitu dong, nanti kalau keselek gimana??"
"Iya, Mah.. Oh ya Pah, hari ini Papah gak kerja??" Setelah mengambil susu yang Tiara berikan, Asya mengalihkan pandangannya ke Tony -Papahnya- yang masih sibuk membaca koran.
Tony meletakkan koran di atas meja lalu menoleh kepada Asya. "Papah kerja kok.. hari ini Papah mau anter kamu sekolah, makanya papah belum berangkat.."
"Beneran, Pah?? Papah mau anter aku sekolah??" tanya Asya bersemangat.
"Iya sayang.. Papah hari ini mau anterin anak papah satu-satunya ke sekolah.. mau gak??"
"Mau dong, Pah.. tunggu ya sedikit lagi aku selesai.."
Asya kembali memakan sarapannya yang masih tersisa. Dia tak ingin melewatkan kesempatan perdana diantarkan oleh papahnya yang selama ini sibuk bekerja.
"Mah, aku berangkat sama Papah dulu ya.." Asya menghampiri Tiara dan berpamitan kemudian menyusul sang Papah yang telah beranjak terlebih dahulu.
"Ayo, Pah, kita berangkat..," ucap Asya seraya membuka pintu mobil.
"Ayo nak.."
...
Zidan Revandra POV.
Lima belas menit gue berkendara akhirnya gue sampe juga disekolah gue, SMA Harapan. SMA yang katanya masuk tiga besar SMA paling favorit di kota gue. Tapi entah kenapa, udah dua tahun gue sekolah di sini yang gue rasain adalah biasa-biasa aja. Walaupun memang dari kualitas pendidikan gue ancungin dua jempol buat sekolah ini.
Abis gue markirin motor ,gue gak langsung ke kelas, gue malah memutuskan untuk pergi ke kantin buat nongkrong sama dua temen gue. Siapa lagi kalau bukan Andi dan Yuda?
Tujuannya buat ngilangin suntuk gue karena kejadian tadi pagi dirumah. Apalagi kalau bukan bokap sama nyokap berantem lagi?
Gue ngehampirin mereka yang lagi duduk santai di pojokan kantin. "Eh lo pada dari kapan di sini??"
"Udah dari tadi bro, tumben lo telat??" tanya Andi sambil nyodorin segelas jus jeruk ke gue -- yang entah dari kapan udah dia pesen.
Dengan senang hati gue ambil jus jeruk itu dan menyeruputnya hingga cuma kesisa setengah. "Gue sebenernya sih males pergi hari ini. Tapi suntuk gue kalau di rumah.."
"Bokap sama nyokap lo berantem lagi ya, Dan??". tanya Yuda dan tepat kena sasaran.
Sesaat gue terdiam. Memang bener gak ada yang bisa gue sembunyiin dari mereka berdua. Ya, mungkin karena gue selalu curhat masalah apapun termasuk kehidupan gue.
"Lo bener Yud, mereka berantem lagi dan kali ini yang terparah menurut gue, kayanya keluarga gue bakal hancur, dah.."
"Udah gak usah dipikirin, Dan.. Kehidupan rumah tangga memang gak ada yang berjalan mulus-mulus banget, pasti sesekali ada ributnya..," kata Andi berusaha menghibur gue.
"Oh ya Dan, lo kagak mau temuin cewe yang kemaren?? Kalo gak salah namanya Asya, kan??" tanya Yuda ke gue dan entah kenapa hati gue seketika kembali bergetar, dan gue yakin ini pasti karena cewe cantik yang namanya Asya itu.
"Mungkin gue akan temuin dia nanti..," jawab gue singkat, dan gue yakin pasti dua temen gue ini mandangin gue dengan tatapan paling aneh yang mereka punya.
"Cie.. cie.. Jomblo lapuk akhirnya punya gebetan juga, gue gak sabar buat nantiin mereka jadian. Yakan Yud??"
"Yoi bro.."
S*al ni bocah berdua pada ngeledek gue, pake segala ngatain jomblo lapuk lagi. Ya.. walaupun memang bener sih gue jomblonya udah kelamaan.
Kringg.. Kringg..
"Cabut yuk!! Hari ini mapel Pak Joko. Gue takut bro kalo kita telat, nanti kita kena strap lagi.." Yuda bergegas bangun abis denger suara bel.
Sebenernya sih bukan itu alesannya, gue tau Yuda paling takut sama yang namanya Pak Joko. Guru matematika ter-killer di SMA gue ini memang terkenal akan ke-galakannya.
"Bener juga lo Yud.. gue gak tahan lagi kalo kita harus kena strap. Bisa copot ni dua kaki gue," timpal Andi mengiyakan ajakan Yuda.
Kita pun cabut dari kantin buat masuk kelas dan untungnya pak Joko belum ada pas kita sampe.
...
Kringg.. Kringg..
Bel pulang berbunyi manandakan bahwa pelajaran hari ini telah berakhir. Asya membereskan buku-buku di atas meja dan memasukkannya ke dalam tas sekolah.
"Asya.. lo pulang sama siapa??" tanya Naura yang sedang membereskan buku juga.
Asya menoleh. "Aku mungkin pulang di jemput Mamah aku. Kalau nggak, palingan naik taksi atau angkot yang ada di jalan.."
Naura mengangguk pelan. "Oo gitu.. Ya udah deh kalau gitu gue sama Lyla pulang duluan ya.. hati-hati tuh di jalan.."
"Ok.."
Naura dan Lyla pun pergi meninggalkan Asya di kelas. Setelah semua rapi Asya kemudian beranjak pergi.
Ketika hampir keluar kelas, Asya merasa ada yang menggenggam tangannya tiba-tiba. Asya segera menoleh untuk melihat siapa yang melakukannya.
"Zidan?? ngapain di sini??"
"Aku mau nebus kesalahan aku kemaren Sya..," jawab Zidan.
Asya mengernyitkan dahi tak mengerti. "Maksud kamu??"
Zidan tak menjawab dan justru menarik Asya ke parkiran lalu berhenti tepat di samping motornya, dan kini semakin membuat Asya bertambah bingung.
"Kok kamu narik aku keparkiran sih?? Malu tau banyak orang yang liat.." Asya melirik sekitar dan benar saja banyak orang yang menatapnya iri.
Zidan tersenyum melihat tingkah Asya yang malu-malu kucing, semakin bertambah cantik menurutnya. "Aku mau nganter kamu pulang plus ngajakin kamu makan bakso..," kata Zidan.
"Tapi aku--"
Belum sempat Asya menyelesaikan kalimatnya, Zidan tiba-tiba menutup mulut Asya menggunakan tangannya.
"Aku gak nerima penolakan Sya..," ucap Zidan.
"Tapi aku mungkin dijemputamah aku, Zidan..," kata Asya lembut tak ingin membuat Zidan kecewa.
"Kalau gitu telepon Mamah kamu dan bilang kamu pulang sama aku.."
Akhirnya Asya mengalah dan menelpon mamahnya, dan syukurnya mamahnya mengijinkan. "Yaudah ayo.. tapi jangan lama-lama ya.."
Zidan tersenyum sumringah. Begitu senang ketika Asya menerima ajakannya. "Ayo.."
"Naik ini??" Asya merasa sedikit was-was melihat bahwa dia harus menaiki motor sport Zidan yang memiliki bentuk aneh menurutnya.
"Iya Asya..," kata Zidan seraya memakaikan Asya helmet untuk keselamatan.
Zidan kemudian menaiki motornya. "Ayo Sya naik..," ajak Zidan.
Asya terpaksa menaikinya walaupun enggan. "Udah nih.. aku udah naik.."
"Pegangan sama aku dong, Sya.. Nanti kalau aku ngebut trus kamunya jatoh kebelakang gimana?? Bahaya dong.."
Asya dengan malu-malu memegang erat bahu kokoh Zidan, dan tanpa sadar membuat jantung lelaki di hadapannya ini berdetak dengan cepat. Tenang Dan.. lo gak boleh gugup begini di hadapan gebetan lo, batin Zidan.
"Pegang yang kenceng ya Sya..," ujar Zidan bersemangat.
Zidan pun melajukan motor sportnya dengan cepat dan sontak membuat genggaman Asya beralih ke pinggang Zidan dan memeluknya erat.
Zidan tersenyum dibalik helmet hitamnya. "Peluk yang erat ya, Sya..," ucapnya lembut, membuat pipi Asya merona merah seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
sma bingits yyyy 😁 tp bukan dilan
2023-10-08
0
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
jln SMP gue mlh d bully 🙃
2022-03-14
0
atmaranii
jgn2 s esfi yg bkl fitnah asya..
2021-08-03
0