Sudah hampir dua bulan Zidan melakukan pendekatan terhadap Asya. Selama itu pula mereka melakukan segala macam hal bersama-sama. Mulai dari belajar hingga membeli keperluan sekolah, Zidan siap menemani perempuan yang sedang diincarnya itu.
Contohnya hari ini, Zidan menjemput Asya dan mengajaknya untuk sekedar menikmati weekend berdua.
Zidan telah menunggu kurang lebih sepuluh menit di dalam mobilnya yang terparkir di depan rumah Asya. Hingga pada menit kesebelas gadis itu keluar dan membuat Zidan terpana hanya dengan melihat tampilannya.
Asya memakai dress peach lengan panjang berbunga di atas lutut, dengan rambut bergelombang dikuncir rendah. Wajahnya terlihat cantik berpoles make-up natural.
Zidan tak membuang waktu dan langsung menghampiri gadis itu. "Kamu cantik banget hari ini, Sya..," puji Zidan.
Membuat pipi Asya merona seketika karena mendapat pujian dari lelaki di hadapannya ini. "Makasih.. Oh ya Zidan,kita mau kemana hari ini??" tanya Asya.
Zidan tersenyum seraya membuka pintu mobil untuk mempersilahkan Asya masuk. "Udah.. masuk aja dulu, yang jelas kamu pasti seneng banget nanti.."
Asya hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobil Zidan diikuti oleh lelaki itu. Menghidupkan mesin mobil, Zidan berseru senang, "Ayo kita berangkat!"
Zidan pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tak ingin melewatkan kesempatan berduaan bersama Asya.
Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah taman hiburan, terlihat begitu ramai karena hari ini merupakan hari weekend. Zidan kemudian memarkirkan mobilnya di tempat yang disediakan, lalu keluar dari mobil diikuti oleh Asya.
Benar yang Zidan katakan, Asya merasa sangat senang ketika melihat taman hiburan. Entah kapan terakhir kalinya dia datang ke tempat seperti ini, yang jelas dia pun tak mengingatnya.
"Kamu ngajak aku kesini Zidan?? Makasih ya..". Asya memandang Zidan lekat, jujur Asya merasa beruntung mengenal lelaki seperti Zidan.
Zidan tersenyum bangga melihat bahwa rencananya berhasil membuat Asya senang. "Sama-sama Sya.. Ayo kita beli tiket dulu..," ucap Zidan membawa tangan Asya kedalam genggamannya dan berhasil membuat jantung Asya berdebar cepat.
Setelah membeli tiket, mareka pun memasuki taman hiburan itu. Asya dibuat takjub dengan berbagai wahana yang dia lihat, rasanya semua wahana di taman hiburan ini ingin dia naiki.
"Kamu mau naik wahana apa,Sya?" tanya Zidan.
"Aku mau naik itu Zidan.." Asya menunjuk bianglala yang ada di hadapan mereka.
Membuat Zidan kembali menarik tangan Asya yang masih ada dalam genggamannya dan membawanya untuk menaiki wahana tersebut.
...
Hari beranjak petang. Asya pun merasa sangat lelah karena sedari tadi menaiki berbagai wahana. Zidan yang melihat Asya kelelah membawanya untuk duduk di kursi santai yang ada di area taman hiburan tersebut.
Zidan lalu meletakkan tangannya dibahu Asya dan meminta gadis itu untuk duduk di sana. "Asya kamu duduk di sini dulu. Aku mau beliin minuman buat kamu, oke?"
Asya mengangguk sebagai jawaban.
Saat Zidan berbalik tanpa sadar dia melihat seseorang memerhatikan mereka dari jauh. Entah perasaannya saja atau apa, yang jelas Zidan merasa bahwa lelaki itu menatap Asya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
Merasa khawatir, Zidan mengalihkan pandangannya ke Asya yang masih duduk dan memijat kakinya lembut. Zidan sadar bahwa lelaki itu melihat dress Asya yang sedikit tersingkap dan menampilkan paha putihnya.
Sontak Zidan menarik Asya untuk berdiri dan melepaskan jaketnya lalu mengikatnya di pinggang Asya. "Jangan dilepas sebelum nyampe rumah, oke?" perintah Zidan posesif.
Asya mengernyitkan dahi, tak mengerti dengan sikap Zidan yang tiba-tiba berubah. "Kenapa, kok kamu ngiketin jaket di pinggang aku?? kamu memangnya gak kedinginan??"
Zidan menggeleng dan menggenggam tangan Asya. "Aku gak kedinginan kok.. Tadi dress kamu kesibak sedikit, trus ada cowok di situ yang ngeliatin kamu. Aku cuma mau kamu merasa aman aja, Sya.."
Jantung Asya kembali berdebar cepat karena perhatian lelaki itu. Perasaan aneh menghujam hatinya begitu dalam. Apa dia jatuh cinta kepada Zidan?Pertanyaan itu yang kini ada di pikiran polosnya itu.
Zidan kemudian mengajak Asya untuk membeli minuman, dan mereka berencana pulang setelahnya karena hari pun beranjak gelap.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata melihat mereka dari jauh. Kali ini bukan lelaki sebelumnya, melainkan sosok perempuan yang secara jelas mengenal mereka berdua.
...
"Tadi kamu pergi kemana Sya??" tanya Tony disela-sela makan malam mereka.
Asya menjeda suapan makanan, kemudian menjawab, "Tadi aku pergi ke taman hiburan, Pah. Sama Zidan temen aku.."
"Zidan itu temen apa temen Sya??" tanya Tiara meledek.
Mendengar pertanyaan meledek dari mamahnya, sontak membuat Asya yang sedang mengunyah makanan tersedak. Tiara menghampiri Asya dan memberi minum, lalu menepuk punggung anaknya untuk meringankan. "Asya, makan pelan-pelan dong.."
Asya menoleh menatap Tiara dengan wajah memerah. "Zidan itu temen aku, Mah. Kok Mamah tanyanya ngeledek begitu sih??"
"Abisnya anak Mamah yang cantik ini setiap ngomongin Zidan semangat banget..," jawab Tiara.
"Gak apa-apa juga Sya.. kamu kan udah gede. Udah cocok kok kamu deket sama lawan jenis asalkan gak melewati batas. Dan Zidan itu, dia sepertinya tulus deketin kamu.." Tony ikut menimpali
Membuat Asya merengut. "Papah.... Kok malah ikut-ikutan Mamah, sih??"
Tony dan Tiara berpandangan singkat sebelum tertawa melihat tinggah Asya. Asya yang diperlakukan demikian pun hanya bisa mengaduk makanan drngan wajah yang sudah merah padam.
...
Zidan berbaring di ranjang dengan senyum yang tersungging indah. Perasaan senang membuncah dan seketika menguasai hati lelaki itu.
Kali ini dia yakin akan menjadikan Asya sebagai miliknya satu-satunya. Dia bahkan berjanji pada diri sendiri akan membuat perempuan itu selalu dalam kebahagiaan.
Drtt.. drtt..
Diraihnya telepon yang berada di nakas samping ranjang sebelum membukanya.
Andi
Woi bro.. Rencana berjalan lancar kagak??
Me
Sukses.. Seneng banget gue jalan sama Asya hari ini, berasa nge-date..
Yuda
Wkwkwk! Trus kapan lo nembak Asya??
Jangan bikin baper tu cewek, disangkanya lo cuma main2 lagi sama dia.
Me
Gue rencananya nembak dia dalam waktu deket ini sih. Tapi gue masih butuh kejelasan, dia suka gue apa nggak.
Andi
Memangnya dia pernah nolak kalo lo ajak atau lo apa gitu??
Me
Nggak si.. Bahkan dia gak nolak kalo gue gandeng.
Yuda
Berati itu tandanya cewek udah nyaman.. udah lo tembak aja dia..
Me
Udah-udah kagak usah dibahas dulu, gue masih deg degan.. Yaudah ya sob gue mau tidur dulu, ngantuk!
Chat mereka pun berakhir.
Zidan hampir memejamkan mata saat tiba-tiba suara orang bertengkar kembali terdengar. "Arghh!! Kenapa si hidup gue gak bisa tenang sebentar pun?! Bokap ama nyokap juga ngapain sih berantem lagi?" Gerutu Zidan seraya beranjak turun untuk melihat apa yang terjadi.
Dan benar saja mereka tengah bertengkar.
"Kamu itu selalu aja cari ribut sama aku!! Kamu gak tau apa aku itu butuh istirahat?! Aku capek kerja!!" Bentak Rendi emosi.
Prankk..
Rina mengambil vas bunga lalu membantingnya hingga pecah berserakan. "Kalau kamu gak selingkuh, mungkin aku gak akan cari ribut sama kamu!!" bentak Rina tak kalah emosi
"Udah berapa kali aku bilang aku gak selingkuh?! Kamu itu.."
Kesabaran Rendi yang telah habis, membuat lelaki itu hendak melayangkan tamparan pada Rina, sang istri.
Zidan yang melihatnya sontak berlari dan reflek menghadang hingga kini tamparan itu justru mengenai pipinya.
"Zidan??" Rendi terkesiap.
"Puas kalian berantemnya?? Kalian sadar gak sih di sini Zidan yang kalian sakitin?! Zidan!! Jadi bisa gak kalian biarin Zidan hidup tenang?! Zidan juga mau bahagia kayak orang lain!!".
Setelah mengatakan hal itu Zidan pergi menghilangkan rasa suntuk yang kembali hadir di hidupnya. Tujuannya kali ini satu, yaitu menemui Asya untuk menenangkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
flshbck bnyk bnrrr
2022-03-14
0
Heny Ekawati
keluarga yg egois
2021-08-30
0
Dien Sriwahyuli
panjang banget flash backnya
2021-02-10
0