Fany yang sedari tadi menunggu Asya,mulai merasa khawatir. Pasalnya sudah satu jam Asya masuk keruangan CEOnya dan tak kunjung kembali. Sedangkan CEOnya sudah keluar sejak tiga puluh menit yang lalu.
Fany beranjak bangkit dari duduknya dan dengan ragu melangkah menuju ruang CEO itu. Tangannya terangkat dan mengetuk,namun Asya tak kunjung menyahut. Akhirnya Fany memberanikan diri untuk membuka pintu itu dan memasukinya dengan terburu,lalu menutupnya kembali.
Matanya menyapu seluruh sudut ruangan yang rapi namun tampak sepi. Menunjukkan bahwa tak ada sosok Asya yang dia cari. Akhirnya Fany melangkah ke kamar tidur pribadi CEOnya. Menggeser pintu besar itu perlahan dan masuk kemudian. "Asya.. lo kenapa Sya??". Fany menghampiri tubuh Asya yang berbaring menyamping,lalu membaliknya.
Sontak Fany terkejut,melihat tubuh Asya yang nyaris telanjang dan dipenuhi bercak merah bekas sesapan yang tercetak jelas di sekujur tubuh atasnya yang bergetar. Fany bergegas mengancingkan kemeja Asya yang terbuka dan membalut tubuhnya dengan selimut yang mendekap lembut. "Sya.. bangun Sya.. lo bikin gue takut kalau lo gak bangun kaya gini..". Fany menggoyangkan tubuh Asya perlahan,berharap Asya akan bangun kemudian.
Tak berapa lama akhirnya mata Asya terbuka,menampilkan manik sendu yang manyembunyikan kepedihan mendalam.
Fany yang melihat itu sedikit merasa lega karena akhirnya Asya terbangun juga. "Sya.. lo kenapa bisa kaya gini??". Tanya Fany khawatir.
Asya tak memberi jawaban dan malah terisak dalam. Asya menagis sejadi-jadinya menumpahkan segala rasa, karena kejadian yang hampir merenggut harga dirinya itu. "Fan.. kenapa hidup aku kaya gini?? dia Fan.. dia yang lakuin ini semua.. hiks.. hiks..". Asya mengatup wajahnya,menyembunyikan semburat kepedihan yang menghantui karena perbuatan Zidan barusan.
Hati Fany terasa teriris mendengar suara isakan Asya yang makin dalam. Diraihnya tubuh Asya lalu dibangunkan, kemudian Fany mendekapnya,berharap agar Asya tenang. "Luapin semuanya Sya.. jangan ada yang kesisa..". Kata Fany seraya menepuk lembut punggung Asya.
Tak lama kemudian tangisnya terhenti. Asya yang mulai tenang,melepaskan dekapan Fany dan memandangnya penuh arti. "Makasih Fan.. kamu selalu ada disaat aku sedih dan butuh teman..". Kata Asya seraya menggenggam tangan Fany lembut.
Fany tersenyum lalu mengusap butir bening disudut mata Asya. "Sama-sama Sya.. Bagaimanpun kita udah bersahabat lama.. dan teman harus saling menghiburkan??".
Asya mengangguk penuh kebahagiaan. Jujur dia merasa beruntung,karena tuhan telah memberinya sahabat yang begitu baik dan mengerti dirinya.
Fany kemudian memberanikan diri untuk bertanya,ketika dia rasa Asya mulai tenang. "Sya.. sebenernya apa yang terjadi sama lo?? apa jangan-jangan pak Zidan yang..". Fany tak melanjutkan lagi pertanyaannya saat dia melihat semburat rasa takut melingkupi Asya ketika mendengar nama lelaki itu.
Asya mengangguk dan kembali terisak. "Kamu bener Fan.. Zidan yang lakuin ini.. dia mau bales dendam.. dia kembali Fan..".
Sesaat Fany terdiam,mencoba memahami maksud dari yang Asya katakan. Tiba-tiba Fany teringat dengan cerita Asya beberapa tahun yang lalu. "Jadi.. cowo yang nuduh lo hancurin keluarganya itu Zidan?? lo kenapa gak bilang sama gue Sya?? bagaimana pun gue harus tau.. berbahaya kalau lo deket sama dia..". Ujar Fany yang begitu khawatir terhadap Asya.
"Aku gak ngasih tau kamu karena takut kamu khawatir.. kamu tenang aja Fan,aku akan berusaha jelasin semua ini ke dia,kalau ini semua salah paham..".
Fany memandang Asya lekat. "Tapi Sya.. dia itu bahaya.. dia gak akan berhenti sebelum puas buat nyiksa lo..".
Asya mengeratkan genggamannya dan tersenyum. Meyakinkan Fany bahwa kini dia lebih kuat. "Aku tau itu bahaya Fan.. tapi aku gak akan nyerah gitu aja.. makanya aku butuh kamu disamping aku buat semangatin aku.. maukan??".
"Tentu gue mau Sya.. kita kan sahabat..".
✳✳✳
Zidan saat ini sedang berada diruang VIP salah satu kelab malam. Menunggu dua sahabat yang telah janji bertemu sebelumnya. Zidan mengambil botol yang ada didepannya dan menuang cairan memabukkan itu,lalu menenggaknya hingga habis tak bersisa.
Tak lama kemudian dua orang yang dia tunggu datang menghampirinya dan menepuk bahunya pelan. "Lo pada lama banget.. hampir aja gue pulang..". Ujar Zidan sedikit kesal.
Namun Andi dan Yuda tak memperdulikan,mereka malah duduk menyilangkan kaki dan mengambil botol minuman yang berada didepan Zidan. "Gila lo Dan.. minum berapa banyak?? sampe pengen abis kaya gini..". Kata Yuda tanpa memperdulikan keadaan.
Zidan terkekeh pelan,lalu menuangkan minuman itu dan kembali menenggaknya. "Gue lagi bingung bro.. gue gak tau yang gue lakuin ini bener apa salah??".
Dahi Yuda berkerut dalam,melihat Zidan yang sifatnya menurutnya berubah-ubah. "Kenapa Dan?? lo bisa cerita sama kita..". Saran Yuda.
Zidan membetulkan posisi duduknya,tangannya dia silangkan didepan dadanya yang bidang. "Masalah ini udah gue ceritain sama Andi sebelumnya.. dan kali ini gue mau ngasih tau lo.. tapi lo jangan kaget ok?? Asya jadi sekretaris gue..". Jelas Zidan perlahan.
Namun diluar ekspetasi Zidan,teman dihadapannya ini tak sama sekali tak merespon seakan telah mengetahuinya sebelumnya. "Gue udah tau dan dari Andi kemaren.. dan gue mau nyaranin lo sesuatu sebagai sahabat.. gue harap lo gak berbuat nekat dan keterlaluan,yang nantinya bisa bikin lo nyesel.. gue juga harap lo gak bales dendam sama Asya.. Dan..".
Wajah Zidan berubah geram,matanya memandang Yuda yang ada dihadapannya ini dengan tatapan tajam. "Jangan bales dendam lo bilang?! dia itu Asya,Yud.. cewe yang udah hancurin kebahagiaan keluarga gue.. dan gue udah janji sama diri gue sendiri,gue akan hancurin dia sehancur-hancur nya!!". Desis Zidan tajam.
Andi menepuk pundak Zidan agar tenang. "Udah Dan.. Yuda itu cuma gak mau liat lo terpuruk kaya dulu lagi..". Kata Andi seraya melirik Yuda agar diam.
Yuda menghela napas panjang dan memberanikan diri untuk menasehati sahabatnya lagi. "Gue gak tau seberapa benci lo sama Asya,sampe rasa cinta lo ke dia ilang begitu aja.. Tapi yang perlu lo tau,orang tua lo itu udah berantem selama empat bulan,sedangkan Asya baru tinggal dua bulan dikota ini dan abis itu dia pergi..".
Sesaat Zidan terdiam,mencoba mencerna apa yang Yuda katakan. Namun tiba-tiba sekelebat ingatan mengerikan terngiang dalam pikirannya dan membuatnya makin membenci Asya. " Udah Yud!! gue tau lo gak setuju sama semua yang gue lakuin selama ini.. tapi asal lo tau,penjelasan lo itu gak berdampak dan pandangan gue tentang Asya masih sama!! ". Bentak Zidan kemudian berlalu pergi.
✳✳✳
Zidan termenung dan menatap kosong berkas-berkas kerja sama yang menumpuk di mejanya. Namun tiba-tiba sekilas kejadian semalam hinggap di pikirannya. Membuatnya mengacak rambut frustasi. Bagaimana tidak,Zidan bingung bagaimana bisa dia melakukan semua itu terhadap Asya?? dan bahkan dia melakukannya atas dasar napsu dan tak terbesit sama sekali dendam saat itu.
Apakah dia masih mencintai Asya??. Dia pun tak tau.
Zidan bangkit dari kursi kekuasaannya dan memilih beranjak pergi keluar kantor untuk mencari udara segar. Sampailah Zidan disebuah taman yang terletak ditengah hiruk pikuk ibu kota. Pandangannya dia edarkan keseluruh sudut taman dan kemudian melangkah kesebuah kursi panjang yang berwarna hijau tua,selaras dengan nuansa sekitarnya.
Matanya terkatup,merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya lembut. Terdengar suara canda tawa yang bahagia dari sekitar. Namun ada satu suara yang menurutnya dia kenal,suara orang yang telah mengganggu pikirannya seharian ini.
Zidan membuka matanya lalu menoleh mencari asal suara itu. Dan yang didapatinya adalah seorang wanita cantik,memakai dress berwarna biru muda, dengan rambut terurai indah sedang tertawa lepas,penuh bahagia.
Zidan tersenyum sinis,melihat perempuan itu dari kejauhan. "Rupanya lo disini Sya..". Desisnya tajam dengan aura mengerikan.
Asya sedang bercengrama bersama anak kecil yang baru saja ditemui ditaman itu. Lalu memutuskan untuk pergi ketika dia sadar hari beranjak petang. Asya menuju tempat parkir dan masuk kedalam mobil lalu melajukannya,tanpa sadar kalau Zidan mengikutinya dalam diam.
Beberapa menit berkendara akhirnya Asya sampai dikomplek apartemennya, dia lalu memarkirkan mobil di basement dan menaiki lift menuju lantai dimana apartemennya berada.
Asya membuka pintu setelah mengetik beberapa angka sandi,dan masuk kemudian hendak menutup pintu kembali. Namu tiba-tiba ada yang menahan dan mendorongnya paksa hingga pintu itu kembali terbuka.
Asya dikejutkan dengan sosok lelaki berjas hitam yang tentu saja tak asing baginya. "Zi..Zidan?? ngapain kamu kesini?!..". Tanya Asya sedikit membentak.
Zidan tak perduli dan melangkah masuk. "Lo bahagia banget tadi Sya.. apa lo gak inget,yang gue lakuin semalem sama lo??". Kata Zidan seraya mendekati Asya.
Tubuh Asya bergetar dan terpundur takut,manakala Zidan terus memajukan langkahnya. "Pergi!! atau aku bakal..". Mulut Asya tiba-tiba dibekap oleh Zidan dan lelaki itu terus mendorong tubuhnya hingga merapat ke tembok.
Asya terus memberontak dan melawan,dirinya tak ingin lagi dilecehkan oleh lekaki itu. Namun seperti kejadian sebelumnya,Zidan dengan mudah mengambil alih dan mencengram tangannya kuat. "Lo lupa Sya.. sama yang gue lakuin semalem?!". Desis Zidan tajam.
Asya memalingkan wajah,menyembunyikan rasa takutnya dari lelaki b*jingan yang terus memandangnya tajam. "Lepasin aku Zidan!! dasar kamu cowo gak tau malu!!".
Zidan terkekeh geli dan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Asya. "Gue akan lepasin lo dan maafin lo atas apa yang lo lakuin ke gue,asalkan lo mau jadi pacar gue dan..". Zidan mengelus lembut permukaan kulit leher Asya yang memerah,menghembuskan napasnya yang panas dan mengecupnya lembut. "..dan jadi temen tidur gue.. karena jujur gue suka sama tubuh lo ini..". Desis Zidan vulgar.
Mata Asya membulat dan menatap sinis lelaki yang ada dihadapannya ini. "Aku gak akan sudi jadi pacar kamu!! dan apa yang kamu bilang tadi?! maafin aku?! aku gak butuh maaf kamu,karena apa?! aku gak salah.. dan untuk teman tidur kamu?? kamu udah punya Esfi,luapin semua napsu kamu ke dia..".
Zidan tersenyum sinis. "Esfi gak sama kaya lo Sya.. tubuh lo lebih menarik.. apalagi bagian ini..". Zidan menyetuh lembut dua benda sintal Asya yang masih tertutup. Mata Asya terkatup,menahan butir bening agar tak keluar didepan lelaki b*jingan ini. Tak ingin terlihat lemah dihadapannya.
Mata Zidan teralih,memandang penuh kemenangan wajah Asya yang bergetar. "Lo sok jual mahal Sya.. gue tau lo suka sentuhan ini.. dan inget!! lo udah nolak gue.. karena itu gue akan hina,caci bahkan bersikap kurang ajar lebih parah lagi..".
Mata Asya terbuka,menatap penuh benci Zidan yang ada dihadapannya. "Dan aku akan tunggu semua itu.. menikmatinya,hingga kamu sadar bahwa semua cuma salah paham dan angan-angan bodoh kamu aja..".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Havefun
rasanya pengen gua getokin tu pala nya biar sadar
2022-06-29
0
Havefun
disinilah ketololan asya
2022-06-29
0
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
nantang nih cwwek
2022-03-14
0