MDM-Part 16

"Zidan lepas!! lepasin Zidan!!". Asya menghentakkan tangannya,melepaskan cengraman Zidan yang membawanya keluar komplek apartemen.

Zidan berbalik,menatap Asya tajam. "Lo.. lo gak boleh pake baju kaya gini Sya.. gue gak suka..". Ujar Zidan ketus. Pandangannya nanar memberikan kesan seram yang kejam. Matanya tak berhenti mengabsen setiap lekuk Asya,dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Asya mengernyit dalam,tak tau apa yang ada dipikiran lelaki didepannya ini ketika melihatnya. Apa urusannya?? yang jelas Asya tak menyukai sikap Zidan kepadanya. "Zidan.. kamu suka atau nggak aku pakai baju ini,aku akan tetap pakai baju ini. Karena apa?? gak ada alasan aku dengerin kata kamu..".

Darah lelaki itu seketika memanas. Lagi-lagi Asya berani melawan perkataannya??. Entah mengapa,tapi ada perasaan tak suka ketika dia melihat Asya berpakaian sedikit terbuka. "Sya.. lo harus denger gue!! ganti baju.. atau gue gak bolehin lo pergi..". Titah Zidan tanpa memberi Asya kesempatan.

Asya mendongakkan dagu,seakan menantang lelaki didepannya itu. Dirinya bahkan tak menggubris pandangan Zidan yang makin lama,makin menyeramkan. "Aku gak mau.. udah lah sana,gak usah buang waktu kamu buat merhatiin apa yang aku pakai.. lebih baik kamu naik trus bantu Kakak kamu yang lagi kerepotan..". Asya menepuk bahu Zidan,lalu melangkah pergi meninggalkan lelaki yang masih mematung,menatapnya kelam.

"Shit!! shit!! ada apa sama gue?? kenapa gue meratiin dia..". Zidan memukul kepalannya sendiri,frustasi mengapa dirinya bahkan perduli dengan Asya yang notabennya adalah perempuan yang dia benci.

✳✳✳

Lampu kristal menggantung indah,bunga bertebaran disetiap sudut ruang dan diatas setiap meja bulat bertaplak putih yang tertata rapi. Orang yang melihat pasti berpikir ini adalah acara pernikahan atau semacamnya. Tapi bukan.. ini hanyalah reuni besar yang diselenggarakan disebuah ballroom hotel bintang lima.

Dari yang diketahui oleh sebagian alumni,acara ini terlaksana karena salah satu orang yang terlibat adalah lulusan dari kampus mereka. Dia telah sukses dan membangun kerajaan bisnisnya sendiri,sehingga tak sungkan menyumbang lebih,demi terlaksana acara reuni yang mewah dan berkelas.

Asya masuk,melangkah menggandeng tangan Fany yang sedari tadi terus mengabsen setiap sudut ballroom yang tertata mewah dan anggun itu. "Sya.. gue gak nyangka kampus kita bisa ngadain acara reuni yang mewah gini..". Pandangan Fany masih teralih walaupun titahnya masih bersuara,berkata kepada Asya.

Asya hanya mengangguk dan mengikuti langkah Fany,melihat serta mengagumi acara mereka ini. "Kamu bener Fan.. aku takjub deh..".

"Asya... Fany...".

Langkah mereka terhenti ketika empat orang perempuan memanggil nama mereka. Asya pun berbalik diikuti oleh Fany setelahnya. "Aaa.. temen-temen.. kangen..". Seru mereka bersamaan.

Mereka berlari kecil menghampiri teman yang dirindukan. "Aduh guys.. kangen banget sama kalian..". Asya memeluk satu persatu temannya begitu pun Fany.

Salah satu teman mereka Sarah,memandang takjub kearah Asya. "Sya.. lo tetep cantik sampe sekarang.. pantesan banyak senior kampus dulu pada ngedeketin lo..". Puji Sarah yang hanya ditanggapi senyum oleh Asya.

"Lebay banget.. yang ada kamu makin cantik,takjub aku liatnya..".

"Thanks Sya.. kege-eran gue jadinya..".

Semua tertawa mendengar perkataan Sarah,tak salah dia dulu mendapat julukan cewe tukang banyol dikampus mereka.

Tak lama kemudian,mereka pun larut dalam percakapan yang menghanyutkan. Saling bercerita mengenai pengalaman masing-masing,kehidupan bahkan percintaan.

"Sya,gue denger lo jadi sekretaris CEO Vandra's Group ya??". Tanya Siska,salah satu teman Asya.

Asya mengangguk namun masih menyeruput segelas koktail yang ada ditangannya. "Iya Sis.. udah tiga tahun..". Jawab Asya santai tanpa berniat menyombong diri.

Seluruh teman menatap binar kearah Asya. Sungguh beruntung Asya bisa bekerja di Vandra's Group,apalagi menjadi sekretaris CEOnya. "Sya.. kok lo jawabnya santai banget?? kalau gue jadi lo.. gue bakal seneng banget..". Jawab Aluna,yang duduk disamping Fany sumringah.

Asya menghela napas berat,memijit dahi yang pening karena terbayang wajah lelaki itu. "Aku memang seneng, tapi dulu.. sekarang malah muak,rasanya mau berenti aja..". Jawab Asya menyiratkan kesedihan.

Fany beranjak,mendekati Asya dan menepuk-nepuk bahunya pelan. "Udah sabar Sya.. gak usah pikirin..". Kata Fany lembut.

Mendengar kata Fany,membuat teman mereka saling menatap bingung. "Lo ada masalah sama CEO barunya ya?? ya.. dari yang gue denger-denger kemaren,Vandra's Group ganti CEO..". Terka Dian,dan diangguki tiga orang lainnya.

Asya menggeleng,berusaha menyangkal perkataan temannya walaupun itu benar. "Nggak.. nggak kok..". Jawab Asya lesu.

"Yang bener Sya?? lo jangan bohong sama kita.. gue denger,desas-desusnya nih.. CEO baru itu orangnya arogan dan dingin banget pokoknya sok deh.. soalnya dia udah lama tinggal di US gitu.. tapi ganteng sih katanya..". Kata Aluna sedikit berbisik,membuat beberapa teman menunduk mendekat.

Asya memutar bola mata jengah,dia bosan pasalnya tak ditempat tinggal,tak dirumah selalu saja ada sosok Zidan mengganggunya. Dan sekarang?? diacara reuni pun,teman-temannya membicarakan lelaki itu. Membuat Asya malas setengah mati.

Asya bangkit,bangun dari duduknya. "Guys.. aku ketoilet dulu ya..". Ujarnya kepada seluruh teman.

Fany sedikit khawatir lalu bangkit mengikuti Asya. "Sya.. gue temenin ya..".

Asya menggeleng tanpa jawaban,lalu memilih pergi meninggalkan teman-temannya.

✳✳✳

Asya berdiri didepan cermin besar,menatap kosong kearah pantulan banyangan dirinya sendiri lalu mendesah tertahan. Tangannya menangkup wajah,ingin rasanya dia menangis,ketika mengingat perbuatan Zidan padanya.

Asya bahkan kini merasa hina,tak dapat menjaga tubuh dari pandangan Zidan beberapa hari lalu. Dirinya sadar cepat atau lambat Zidan harus mengetahui kebenaran,tentangnya dan semua tuduhan yang dilemparkan lelaki itu lalu maupun kini. Tak dapat dipungkiri lelaki yang dulunya Asya kagumi bahkan sempat dicintainya,kini berubah menjadi sosok kurang ajar,bermulut kasar.

Asya menggeleng menghilangkan pikiran negatif dan kembali menatap pantulan diri dicermin. Make-upnya sedikit luntur dengan butir bening disudut matanya. Asya mengambil hand bag yang dibawa,merogoh tisu dan beberapa kosmetik untuk kembali mempercantik diri. Tak ingin teman-temannya melihat semburat aura kesedihan padanya.

Beberapa menit kemudian,Asya selesai lalu kembali memasukkan kosmetik itu ke dalam tas dan beranjak keluar.

Suara santai dari seorang lelaki diatas panggung yang sedang berbicara,tak membuat Asya menoleh. Dia justru menatap kosong kearah depan dan melanjutkan langkah ke meja dimana Fany dan lainnya menunggu.

Sedangkan lelaki yang berbicara itu tersenyum di sela kata-katanya,merasa senang bisa bertemu dengan perempuan yang pernah membatalkan janji pulang bersamanya tiba-tiba. Lelaki itu adalah Raihan Putra,lulusan sekaligus pencetus serta sponsor reuni megah ini.

Raihan menyudahi kata-katanya diatas panggung,lalu mengucapkan terimakasih sebelum beranjak turun dan menuju meja dimana Asya berada. Langkahnya pelan namun tetap tertuju kepada perempuan dengan penampilan paling sempurna dan cantik menurutnya.

Teman-teman disekitar Asya kagum,melihat lelaki tampan yang tadinya dipodium berjalan pelan menuju meja mereka. Bahkan mereka kini salah tingkah dibuatnya.

Langkah Raihan terhenti,berdiri disamping Asya yang bahkan tak menyadari kehadirannya. "Asya..". Sapa Raihan yang sontak membuat si empunya nama menoleh kaget begitu pula dengan semua orang di ballroom itu.

Asya menoleh,matanya seketika membulat mendapati sosok Raihan kini berada dibelakangnya. "Raihan?? ngapain kamu disini?? kamu lulusan kampus ini juga??". Sederet pertanyaan beruntun Asya lemparkan kepada Raihan dan membut lelaki itu sedikit tersenyum.

"Aku angakatan ke-45 di kampus ini.. kamu??". Tanya Raihan balik.

Asya mengangguk dan menyunggingkan senyum manisnya yang membuat hati Raihan memeleh tiba-tiba. "Kalau aku angkatan ke-49..". Jawab Asya santai.

Mata seluruh orang tertuju kepada Raihan dan Asya,merasa iri karena dekat dengan senior yang paling dikagumi seluruh kampus mereka.

Asya menoleh dan merasa aneh dengan pandangan setiap orang yang mulai menatapnya. Ada rasa khawatir menyerang tiba-tiba. "Ke..kenapa semua orang pada liat aku sih??". Tanya Asya kepada Fany yang duduk disampingnya.

Fany menghela napas panjang lalu merangkul pundak Asya lembut. "Sya.. orang didepan lo ini sponsor acara,yang dibilang dari tadi sama orang-orang..". Ucap Fany sedikit berbisik.

Asya membulatkan mata lalu memandang Raihan yang masih tersenyum kepadanya,kedua tangannya menutup mulut terkejut. "Ka.. kamu sponsor acara reuni mewah ini??". Tanya Asya dengan masih menutup mulutnya.

Raihan tertawa melihat tingkah imut Asya lagi. "Iya.. aku memang sponsor acara.. tapi jangan kaget gitu donk.. bikin tambah imut tau..". Raihan mencubit pipi tirus Asya gemas dan sontak membuat seluruh pasang mata menatap hubungan tak canggung mereka.

Asya mengusap pipinya pelan,lalu bangkit dan mendekati Raihan. "Raihan.. jangan kaya gitu sikapnya donk.. aku malu tau banyak yang liatin..".

Raihan menggapai tangan Asya dan menggenggamnya. "Yaudah kalau kaya gitu.. ikut aku aja ke taman..".

"Tapi..". Asya berbalik menoleh kepada teman-temannya dan mereka semua mengangguk memberi ijin untuk pergi.

"Iya deh aku ikut kamu..". Kata Asya mengiakan.

Acara pun dilanjutkan lagi tanpa kehadiran Asya dan Raihan disana.

Di taman.

Raihan tanpa ragu menggenggam tangan Asya erat. Menikmati hembusan angin malam,diiringi dengan langit yang berselimut bintang indah. Tak ada kata diantara mereka,hanya ada langkah yang saling disejajarkan,berjalan diantara semerbaknya bunga malam.

"Hemm.. Sya..". Langkah Raihan terhenti,menatap lembut sosok perempuan cantik disampingnya. Entah mengapa,ada rasa tentram seketika berhembus.

Asya menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah lelaki yang menggenggam tangannya erat,lalu tersenyum makna. "Ada apa??".

Raihan meyakinkan hati,menyemangati diri sendiri untuk bertindak berani di hadapan pujaan hatinya. "Aku.. sebenarnya sejak ketemu kamu Sya.. aku.. udah mulai.. ada rasa.. aku gak tau rasa itu apa?? yang jelas.. aku mau trus sama kamu..". Raihan merangkai katanya perlahan,tak ingin Asya terkejut dan memahaminya tenang.

Asya kembali tersenyum. Apakah lelaki ini menyatakan perasaan padanya??. Yang jelas Asya mengetahui maksud Raihan tadi,hanya saja hatinya belum bisa diajak kompromi untuk kembali membuka diri. "Aku ngerti maksud kamu Raihan..". Ujar Asya lembut.

Raihan mulai panik,takut Asya salah paham. "Jangan salah paham Sya.. maksud aku.. aku memang suka sama kamu.. tapi aku gak maksa kamu harus terima perasaan aku Sya..".

Asya menggeleng ringan. "Aku gak salah paham Raihan.. beri aku waktu.. aku akan jawab jika aku yakin..".

"Beneran Sya??". Tanya Raihan tak percaya.

Asya mengangguk. Raihan tak bisa menahan semburat bahagia dihatinya dan langsung mendekap Asya,membawanya kedalam pelukan hangat dada bidang miliknya. Sedang Asya hanya tertegun,meyakinkan diri sendiri untuk membuka hati dan menjalani kisah cinta baru dan berharap akan bahagia kelak.

✳✳✳

Zidan tertegun,melihat dua sejoli tengah tersenyum bahagia,dihalaman komplek apartemen Ana. Kekecewaan dan rasa sakit tiba-tiba muncul,memberikan rasa sesak yang entah mengapa ada ketika melihat Asya bersama lelaki lain.

Dan ketika lelaki itu pergi,Zidan melangkah cepat lalu dengan kasar membawa Asya kedalam gapaian tangannya. Menarik dan membawa perempuan pergi menjauh.

"Zidan.. kamu kenapa?? tangan aku sakit.. lepasin!!".

Zidan memberhentikan langkahnya,melepaskan genggaman lalu mendekati tubuh perempuan itu. Telapaknya yang lebar mengakup wajah mungil Asya,membawanya semakin mendekat lalu melumat bibirnya kasar.

Asya tertegun,dirinya mencoba melawan sekuat tenaga,mendorong tubuh kekar itu menjauh. Namun semua sia-sia,Zidan makin kasar bahkan dengan berani menggigit bibir mungil itu lalu menelusupkan lidah panasnya.

Asya menangis dalam diam,mencoba bertahan dan terus melawan.

Tangannya tak pernah berhenti memukul mundur dada bidang lelaki itu.

Tak lama kemudian Zidan melepaskan lumatan kasarnya dan memandang Asya sayu. "Maaf Asya..". Lagi-lagi hanya kata itu yang bisa dia ucapkan.

Tubuh Asya tersungkur,dadanya begitu sesak. "Hiks.. hiks.. kenapa kamu lakuin ini Zidan?! pergi!!". Ringis Asya.

Zidan mendekat,menyodorkan tangannya. "Asya.. maaf..".

Asya mendongak,melihat iris lelaki itu lekat,ada rasa sakit tergambar di mata Asya. "Pergi Zidan!! aku bilang pergi!! PERGI!!".

Terpopuler

Comments

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

enak y asya org SM org yg lu cinta hhhh😂😂🙄

2022-03-14

0

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

bukankah kunci y ada di si BPK Rendy hrsnya tuh si Zidan tanya ke bpknya apa yg terjadi hdehhh

2022-03-14

0

Zhanty Damayanti

Zhanty Damayanti

zidan..oh..zidan...kerjaan mu lecehin asya mulu..asya juga pukul ke gt pake palu 😀

2021-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 MDM-Part 1
2 MDM-Part 2
3 MDM-Part 3
4 MDM-Part 4
5 MDM-Part 5 flashback
6 MDM-Part 6 flashback2
7 MDM-Part 7 flashback3
8 MDM-Part 8 flashback4
9 MDM-Part 9 flashback5
10 MDM-Part 10 flashback end
11 MDM-Part 11
12 MDM-Part 12
13 MDM-Part 13
14 MDM-Part 14
15 MDM-Part 15
16 MDM-Part 16
17 MDM-Part 17
18 MDM-Part 18
19 MDM-Part 19 21+
20 MDM-Part 20
21 MDM-Part 21
22 MDM-Part 22
23 MDM-Part 23
24 MDM-Part 24
25 CURHAT N INFO DARI AUTHOR
26 MDM-Part 25
27 MDM-Part 26
28 MDM-Part 27 21+
29 MDM-Part 28
30 MDM-Part 29
31 MDM-Part 30
32 MDM-Part 31
33 MDM-Part 32
34 MDM-Part 33
35 MDM-Part 34
36 MDM-Part 35
37 MDM-Part 36
38 Part Visual Tokoh Utama.
39 MDM-Part 37
40 MDM-Part 38
41 MDM-Part 39
42 MDM-Part 40
43 MDM-Part 41
44 MDM-Part 42
45 MDM-Part 43
46 MDM-Part 44
47 Bukan Up
48 MDM-Part 45
49 MDM- Part 46
50 MDM- Part 47
51 MDM- Part 48
52 MDM- Part 49
53 MDM- Part 50
54 MDM- Part 51
55 MDM- Part 52
56 MDM- Part 53
57 MDM- Part 54
58 MDM- Part 55
59 MDM- Part 56
60 MDM- Part 57
61 MDM- Part 58
62 MDM- Part 59
63 MDM- Part 60
64 MDM- Part 61
65 MDM- Part 62
66 MDM- Part 63
67 MDM- Part 64
68 MDM- Part 65
69 MDM- Part 66
70 MDM- Part 67
71 MDM- Part 68
72 MDM- Part 69
73 MDM- Part 70
74 MDM- Part 71
75 MDM- Part 72
76 MDM-Part 73
77 MDM-Part 74
78 MDM- Part 75
79 MDM- Part 76
80 MDM- Part 77
81 MDM- Part 78
82 MDM-Part 79
83 MDM- Part 80
84 MDM- Part 81
85 MDM- Part 82
86 MDM- Part 83
87 MDM- Part 84
88 MDM- Part 85
89 MDM- Part 86
90 MDM- Part 87
91 MDM- Part 88
92 MDM- Part 89
93 MDM- Part 90
94 MDM- Part 91
95 MDM- Part 92
96 MDM- Part 93
97 MDM- Part 94
98 MDM- Part 95
99 MDM- Part 96
100 MDM- Part 97
101 MDM- Part 98
102 MDM- Part 99
103 Promosi
104 MDM- Part 100
105 Promosi (Lagi)
106 MDM- Part 101
107 MDM - Part 102 (END)
108 MDM - Part 103 (Raihan&Ana)
109 MDM - Part 104 (Raihan&Ana)
110 MDM - Part 105 (Raihan&Ana)
111 MDM - Part 106 (Raihan&Ana)
112 MDM - Part 107 (Raihan&Ana)
113 MDM - Part 108 (Raihan&Ana)
114 MDM - Part 109 (Raihan&Ana)
115 MDM - Part 110 (Andi dan Fany)
116 MDM - Part 111 (Andi&Fany)
Episodes

Updated 116 Episodes

1
MDM-Part 1
2
MDM-Part 2
3
MDM-Part 3
4
MDM-Part 4
5
MDM-Part 5 flashback
6
MDM-Part 6 flashback2
7
MDM-Part 7 flashback3
8
MDM-Part 8 flashback4
9
MDM-Part 9 flashback5
10
MDM-Part 10 flashback end
11
MDM-Part 11
12
MDM-Part 12
13
MDM-Part 13
14
MDM-Part 14
15
MDM-Part 15
16
MDM-Part 16
17
MDM-Part 17
18
MDM-Part 18
19
MDM-Part 19 21+
20
MDM-Part 20
21
MDM-Part 21
22
MDM-Part 22
23
MDM-Part 23
24
MDM-Part 24
25
CURHAT N INFO DARI AUTHOR
26
MDM-Part 25
27
MDM-Part 26
28
MDM-Part 27 21+
29
MDM-Part 28
30
MDM-Part 29
31
MDM-Part 30
32
MDM-Part 31
33
MDM-Part 32
34
MDM-Part 33
35
MDM-Part 34
36
MDM-Part 35
37
MDM-Part 36
38
Part Visual Tokoh Utama.
39
MDM-Part 37
40
MDM-Part 38
41
MDM-Part 39
42
MDM-Part 40
43
MDM-Part 41
44
MDM-Part 42
45
MDM-Part 43
46
MDM-Part 44
47
Bukan Up
48
MDM-Part 45
49
MDM- Part 46
50
MDM- Part 47
51
MDM- Part 48
52
MDM- Part 49
53
MDM- Part 50
54
MDM- Part 51
55
MDM- Part 52
56
MDM- Part 53
57
MDM- Part 54
58
MDM- Part 55
59
MDM- Part 56
60
MDM- Part 57
61
MDM- Part 58
62
MDM- Part 59
63
MDM- Part 60
64
MDM- Part 61
65
MDM- Part 62
66
MDM- Part 63
67
MDM- Part 64
68
MDM- Part 65
69
MDM- Part 66
70
MDM- Part 67
71
MDM- Part 68
72
MDM- Part 69
73
MDM- Part 70
74
MDM- Part 71
75
MDM- Part 72
76
MDM-Part 73
77
MDM-Part 74
78
MDM- Part 75
79
MDM- Part 76
80
MDM- Part 77
81
MDM- Part 78
82
MDM-Part 79
83
MDM- Part 80
84
MDM- Part 81
85
MDM- Part 82
86
MDM- Part 83
87
MDM- Part 84
88
MDM- Part 85
89
MDM- Part 86
90
MDM- Part 87
91
MDM- Part 88
92
MDM- Part 89
93
MDM- Part 90
94
MDM- Part 91
95
MDM- Part 92
96
MDM- Part 93
97
MDM- Part 94
98
MDM- Part 95
99
MDM- Part 96
100
MDM- Part 97
101
MDM- Part 98
102
MDM- Part 99
103
Promosi
104
MDM- Part 100
105
Promosi (Lagi)
106
MDM- Part 101
107
MDM - Part 102 (END)
108
MDM - Part 103 (Raihan&Ana)
109
MDM - Part 104 (Raihan&Ana)
110
MDM - Part 105 (Raihan&Ana)
111
MDM - Part 106 (Raihan&Ana)
112
MDM - Part 107 (Raihan&Ana)
113
MDM - Part 108 (Raihan&Ana)
114
MDM - Part 109 (Raihan&Ana)
115
MDM - Part 110 (Andi dan Fany)
116
MDM - Part 111 (Andi&Fany)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!