"Zidan lepas!! lepasin Zidan!!". Asya menghentakkan tangannya,melepaskan cengraman Zidan yang membawanya keluar komplek apartemen.
Zidan berbalik,menatap Asya tajam. "Lo.. lo gak boleh pake baju kaya gini Sya.. gue gak suka..". Ujar Zidan ketus. Pandangannya nanar memberikan kesan seram yang kejam. Matanya tak berhenti mengabsen setiap lekuk Asya,dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Asya mengernyit dalam,tak tau apa yang ada dipikiran lelaki didepannya ini ketika melihatnya. Apa urusannya?? yang jelas Asya tak menyukai sikap Zidan kepadanya. "Zidan.. kamu suka atau nggak aku pakai baju ini,aku akan tetap pakai baju ini. Karena apa?? gak ada alasan aku dengerin kata kamu..".
Darah lelaki itu seketika memanas. Lagi-lagi Asya berani melawan perkataannya??. Entah mengapa,tapi ada perasaan tak suka ketika dia melihat Asya berpakaian sedikit terbuka. "Sya.. lo harus denger gue!! ganti baju.. atau gue gak bolehin lo pergi..". Titah Zidan tanpa memberi Asya kesempatan.
Asya mendongakkan dagu,seakan menantang lelaki didepannya itu. Dirinya bahkan tak menggubris pandangan Zidan yang makin lama,makin menyeramkan. "Aku gak mau.. udah lah sana,gak usah buang waktu kamu buat merhatiin apa yang aku pakai.. lebih baik kamu naik trus bantu Kakak kamu yang lagi kerepotan..". Asya menepuk bahu Zidan,lalu melangkah pergi meninggalkan lelaki yang masih mematung,menatapnya kelam.
"Shit!! shit!! ada apa sama gue?? kenapa gue meratiin dia..". Zidan memukul kepalannya sendiri,frustasi mengapa dirinya bahkan perduli dengan Asya yang notabennya adalah perempuan yang dia benci.
✳✳✳
Lampu kristal menggantung indah,bunga bertebaran disetiap sudut ruang dan diatas setiap meja bulat bertaplak putih yang tertata rapi. Orang yang melihat pasti berpikir ini adalah acara pernikahan atau semacamnya. Tapi bukan.. ini hanyalah reuni besar yang diselenggarakan disebuah ballroom hotel bintang lima.
Dari yang diketahui oleh sebagian alumni,acara ini terlaksana karena salah satu orang yang terlibat adalah lulusan dari kampus mereka. Dia telah sukses dan membangun kerajaan bisnisnya sendiri,sehingga tak sungkan menyumbang lebih,demi terlaksana acara reuni yang mewah dan berkelas.
Asya masuk,melangkah menggandeng tangan Fany yang sedari tadi terus mengabsen setiap sudut ballroom yang tertata mewah dan anggun itu. "Sya.. gue gak nyangka kampus kita bisa ngadain acara reuni yang mewah gini..". Pandangan Fany masih teralih walaupun titahnya masih bersuara,berkata kepada Asya.
Asya hanya mengangguk dan mengikuti langkah Fany,melihat serta mengagumi acara mereka ini. "Kamu bener Fan.. aku takjub deh..".
"Asya... Fany...".
Langkah mereka terhenti ketika empat orang perempuan memanggil nama mereka. Asya pun berbalik diikuti oleh Fany setelahnya. "Aaa.. temen-temen.. kangen..". Seru mereka bersamaan.
Mereka berlari kecil menghampiri teman yang dirindukan. "Aduh guys.. kangen banget sama kalian..". Asya memeluk satu persatu temannya begitu pun Fany.
Salah satu teman mereka Sarah,memandang takjub kearah Asya. "Sya.. lo tetep cantik sampe sekarang.. pantesan banyak senior kampus dulu pada ngedeketin lo..". Puji Sarah yang hanya ditanggapi senyum oleh Asya.
"Lebay banget.. yang ada kamu makin cantik,takjub aku liatnya..".
"Thanks Sya.. kege-eran gue jadinya..".
Semua tertawa mendengar perkataan Sarah,tak salah dia dulu mendapat julukan cewe tukang banyol dikampus mereka.
Tak lama kemudian,mereka pun larut dalam percakapan yang menghanyutkan. Saling bercerita mengenai pengalaman masing-masing,kehidupan bahkan percintaan.
"Sya,gue denger lo jadi sekretaris CEO Vandra's Group ya??". Tanya Siska,salah satu teman Asya.
Asya mengangguk namun masih menyeruput segelas koktail yang ada ditangannya. "Iya Sis.. udah tiga tahun..". Jawab Asya santai tanpa berniat menyombong diri.
Seluruh teman menatap binar kearah Asya. Sungguh beruntung Asya bisa bekerja di Vandra's Group,apalagi menjadi sekretaris CEOnya. "Sya.. kok lo jawabnya santai banget?? kalau gue jadi lo.. gue bakal seneng banget..". Jawab Aluna,yang duduk disamping Fany sumringah.
Asya menghela napas berat,memijit dahi yang pening karena terbayang wajah lelaki itu. "Aku memang seneng, tapi dulu.. sekarang malah muak,rasanya mau berenti aja..". Jawab Asya menyiratkan kesedihan.
Fany beranjak,mendekati Asya dan menepuk-nepuk bahunya pelan. "Udah sabar Sya.. gak usah pikirin..". Kata Fany lembut.
Mendengar kata Fany,membuat teman mereka saling menatap bingung. "Lo ada masalah sama CEO barunya ya?? ya.. dari yang gue denger-denger kemaren,Vandra's Group ganti CEO..". Terka Dian,dan diangguki tiga orang lainnya.
Asya menggeleng,berusaha menyangkal perkataan temannya walaupun itu benar. "Nggak.. nggak kok..". Jawab Asya lesu.
"Yang bener Sya?? lo jangan bohong sama kita.. gue denger,desas-desusnya nih.. CEO baru itu orangnya arogan dan dingin banget pokoknya sok deh.. soalnya dia udah lama tinggal di US gitu.. tapi ganteng sih katanya..". Kata Aluna sedikit berbisik,membuat beberapa teman menunduk mendekat.
Asya memutar bola mata jengah,dia bosan pasalnya tak ditempat tinggal,tak dirumah selalu saja ada sosok Zidan mengganggunya. Dan sekarang?? diacara reuni pun,teman-temannya membicarakan lelaki itu. Membuat Asya malas setengah mati.
Asya bangkit,bangun dari duduknya. "Guys.. aku ketoilet dulu ya..". Ujarnya kepada seluruh teman.
Fany sedikit khawatir lalu bangkit mengikuti Asya. "Sya.. gue temenin ya..".
Asya menggeleng tanpa jawaban,lalu memilih pergi meninggalkan teman-temannya.
✳✳✳
Asya berdiri didepan cermin besar,menatap kosong kearah pantulan banyangan dirinya sendiri lalu mendesah tertahan. Tangannya menangkup wajah,ingin rasanya dia menangis,ketika mengingat perbuatan Zidan padanya.
Asya bahkan kini merasa hina,tak dapat menjaga tubuh dari pandangan Zidan beberapa hari lalu. Dirinya sadar cepat atau lambat Zidan harus mengetahui kebenaran,tentangnya dan semua tuduhan yang dilemparkan lelaki itu lalu maupun kini. Tak dapat dipungkiri lelaki yang dulunya Asya kagumi bahkan sempat dicintainya,kini berubah menjadi sosok kurang ajar,bermulut kasar.
Asya menggeleng menghilangkan pikiran negatif dan kembali menatap pantulan diri dicermin. Make-upnya sedikit luntur dengan butir bening disudut matanya. Asya mengambil hand bag yang dibawa,merogoh tisu dan beberapa kosmetik untuk kembali mempercantik diri. Tak ingin teman-temannya melihat semburat aura kesedihan padanya.
Beberapa menit kemudian,Asya selesai lalu kembali memasukkan kosmetik itu ke dalam tas dan beranjak keluar.
Suara santai dari seorang lelaki diatas panggung yang sedang berbicara,tak membuat Asya menoleh. Dia justru menatap kosong kearah depan dan melanjutkan langkah ke meja dimana Fany dan lainnya menunggu.
Sedangkan lelaki yang berbicara itu tersenyum di sela kata-katanya,merasa senang bisa bertemu dengan perempuan yang pernah membatalkan janji pulang bersamanya tiba-tiba. Lelaki itu adalah Raihan Putra,lulusan sekaligus pencetus serta sponsor reuni megah ini.
Raihan menyudahi kata-katanya diatas panggung,lalu mengucapkan terimakasih sebelum beranjak turun dan menuju meja dimana Asya berada. Langkahnya pelan namun tetap tertuju kepada perempuan dengan penampilan paling sempurna dan cantik menurutnya.
Teman-teman disekitar Asya kagum,melihat lelaki tampan yang tadinya dipodium berjalan pelan menuju meja mereka. Bahkan mereka kini salah tingkah dibuatnya.
Langkah Raihan terhenti,berdiri disamping Asya yang bahkan tak menyadari kehadirannya. "Asya..". Sapa Raihan yang sontak membuat si empunya nama menoleh kaget begitu pula dengan semua orang di ballroom itu.
Asya menoleh,matanya seketika membulat mendapati sosok Raihan kini berada dibelakangnya. "Raihan?? ngapain kamu disini?? kamu lulusan kampus ini juga??". Sederet pertanyaan beruntun Asya lemparkan kepada Raihan dan membut lelaki itu sedikit tersenyum.
"Aku angakatan ke-45 di kampus ini.. kamu??". Tanya Raihan balik.
Asya mengangguk dan menyunggingkan senyum manisnya yang membuat hati Raihan memeleh tiba-tiba. "Kalau aku angkatan ke-49..". Jawab Asya santai.
Mata seluruh orang tertuju kepada Raihan dan Asya,merasa iri karena dekat dengan senior yang paling dikagumi seluruh kampus mereka.
Asya menoleh dan merasa aneh dengan pandangan setiap orang yang mulai menatapnya. Ada rasa khawatir menyerang tiba-tiba. "Ke..kenapa semua orang pada liat aku sih??". Tanya Asya kepada Fany yang duduk disampingnya.
Fany menghela napas panjang lalu merangkul pundak Asya lembut. "Sya.. orang didepan lo ini sponsor acara,yang dibilang dari tadi sama orang-orang..". Ucap Fany sedikit berbisik.
Asya membulatkan mata lalu memandang Raihan yang masih tersenyum kepadanya,kedua tangannya menutup mulut terkejut. "Ka.. kamu sponsor acara reuni mewah ini??". Tanya Asya dengan masih menutup mulutnya.
Raihan tertawa melihat tingkah imut Asya lagi. "Iya.. aku memang sponsor acara.. tapi jangan kaget gitu donk.. bikin tambah imut tau..". Raihan mencubit pipi tirus Asya gemas dan sontak membuat seluruh pasang mata menatap hubungan tak canggung mereka.
Asya mengusap pipinya pelan,lalu bangkit dan mendekati Raihan. "Raihan.. jangan kaya gitu sikapnya donk.. aku malu tau banyak yang liatin..".
Raihan menggapai tangan Asya dan menggenggamnya. "Yaudah kalau kaya gitu.. ikut aku aja ke taman..".
"Tapi..". Asya berbalik menoleh kepada teman-temannya dan mereka semua mengangguk memberi ijin untuk pergi.
"Iya deh aku ikut kamu..". Kata Asya mengiakan.
Acara pun dilanjutkan lagi tanpa kehadiran Asya dan Raihan disana.
Di taman.
Raihan tanpa ragu menggenggam tangan Asya erat. Menikmati hembusan angin malam,diiringi dengan langit yang berselimut bintang indah. Tak ada kata diantara mereka,hanya ada langkah yang saling disejajarkan,berjalan diantara semerbaknya bunga malam.
"Hemm.. Sya..". Langkah Raihan terhenti,menatap lembut sosok perempuan cantik disampingnya. Entah mengapa,ada rasa tentram seketika berhembus.
Asya menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah lelaki yang menggenggam tangannya erat,lalu tersenyum makna. "Ada apa??".
Raihan meyakinkan hati,menyemangati diri sendiri untuk bertindak berani di hadapan pujaan hatinya. "Aku.. sebenarnya sejak ketemu kamu Sya.. aku.. udah mulai.. ada rasa.. aku gak tau rasa itu apa?? yang jelas.. aku mau trus sama kamu..". Raihan merangkai katanya perlahan,tak ingin Asya terkejut dan memahaminya tenang.
Asya kembali tersenyum. Apakah lelaki ini menyatakan perasaan padanya??. Yang jelas Asya mengetahui maksud Raihan tadi,hanya saja hatinya belum bisa diajak kompromi untuk kembali membuka diri. "Aku ngerti maksud kamu Raihan..". Ujar Asya lembut.
Raihan mulai panik,takut Asya salah paham. "Jangan salah paham Sya.. maksud aku.. aku memang suka sama kamu.. tapi aku gak maksa kamu harus terima perasaan aku Sya..".
Asya menggeleng ringan. "Aku gak salah paham Raihan.. beri aku waktu.. aku akan jawab jika aku yakin..".
"Beneran Sya??". Tanya Raihan tak percaya.
Asya mengangguk. Raihan tak bisa menahan semburat bahagia dihatinya dan langsung mendekap Asya,membawanya kedalam pelukan hangat dada bidang miliknya. Sedang Asya hanya tertegun,meyakinkan diri sendiri untuk membuka hati dan menjalani kisah cinta baru dan berharap akan bahagia kelak.
✳✳✳
Zidan tertegun,melihat dua sejoli tengah tersenyum bahagia,dihalaman komplek apartemen Ana. Kekecewaan dan rasa sakit tiba-tiba muncul,memberikan rasa sesak yang entah mengapa ada ketika melihat Asya bersama lelaki lain.
Dan ketika lelaki itu pergi,Zidan melangkah cepat lalu dengan kasar membawa Asya kedalam gapaian tangannya. Menarik dan membawa perempuan pergi menjauh.
"Zidan.. kamu kenapa?? tangan aku sakit.. lepasin!!".
Zidan memberhentikan langkahnya,melepaskan genggaman lalu mendekati tubuh perempuan itu. Telapaknya yang lebar mengakup wajah mungil Asya,membawanya semakin mendekat lalu melumat bibirnya kasar.
Asya tertegun,dirinya mencoba melawan sekuat tenaga,mendorong tubuh kekar itu menjauh. Namun semua sia-sia,Zidan makin kasar bahkan dengan berani menggigit bibir mungil itu lalu menelusupkan lidah panasnya.
Asya menangis dalam diam,mencoba bertahan dan terus melawan.
Tangannya tak pernah berhenti memukul mundur dada bidang lelaki itu.
Tak lama kemudian Zidan melepaskan lumatan kasarnya dan memandang Asya sayu. "Maaf Asya..". Lagi-lagi hanya kata itu yang bisa dia ucapkan.
Tubuh Asya tersungkur,dadanya begitu sesak. "Hiks.. hiks.. kenapa kamu lakuin ini Zidan?! pergi!!". Ringis Asya.
Zidan mendekat,menyodorkan tangannya. "Asya.. maaf..".
Asya mendongak,melihat iris lelaki itu lekat,ada rasa sakit tergambar di mata Asya. "Pergi Zidan!! aku bilang pergi!! PERGI!!".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
enak y asya org SM org yg lu cinta hhhh😂😂🙄
2022-03-14
0
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
bukankah kunci y ada di si BPK Rendy hrsnya tuh si Zidan tanya ke bpknya apa yg terjadi hdehhh
2022-03-14
0
Zhanty Damayanti
zidan..oh..zidan...kerjaan mu lecehin asya mulu..asya juga pukul ke gt pake palu 😀
2021-09-02
0