My Devil Man
Dering telepon yang sedari tadi berbunyi membangunkan Asya dari tidur lelap yang selama ini dia idam-idamkan. Posisinya sebagai sekertaris kepercayaan dari CEO Vandra's Group membuatnya harus bekerja lembur seminggu penuh kemarin.
Dengan mata yang masih terpejam, Asya meraba-raba tempat tidurnya, mencari dimana asal suara itu berada, "Halo.." Sapa Asya dengan suara serak.
"Asya.. cepet lo ke kantor. Pak Darma tadi nyariin lo. Ada hal penting!!"
Suara panik Fany, sukses membuat mata Asya terbuka lebar, "Apa?? Aduh Fan.. Hari ini aku cuti. Memang apaan yang penting??"
"Udah lebih baik lo dateng cepet!! Nanti lo juga tau."
Tut..
Sambungan terputus. Dengan malas Asya bangkit dari tempat tidur dan masuk kekamar mandi, setelah selesai Asya kemudian bersiap kekantor dengan terburu-buru tanpa menyantap sarapan terlebih dahulu.
Asya memgemudikan mobilnya dia atas kecepatan rata-rata. Berharap sampai kekantor lebih cepat.
Lima belas menit berkendara, akhirnya Asya sampai di Vandra's Group. perusahaan tempatnya bekerja.
Asya memarkirkan mobilnya. Lalu keluar dan berlari kecil ke lift yang tersedia. Lantai enam belas adalah tujuannya saat ini.
Ting..
Pintu lift terbuka.
"Fan..Ada apaan?? Tau gak?? kamu itu bangunin tidur aku tadi!!" Asya merengut kesal kepada Fany, yang sukses membangunkan tidur lelapnya pagi ini.
"He.. he.. he.. Sorry Sya.. tadi pak Darma nyari lo. Jadi gue terpaksa deh nelpon lo. Udah gih sana, lo temuin pak Darma diruangannya.." Fany mendorong tubuh Asya menuju ruangan pak Darma yang tak jauh dari tempat mereka berada tadi.
Tok.. tok..
"Masuk.." Terdengar suara dari dalam yang mengijinkan Asya masuk.
Asya membuka pintu lalu menutupnya kembali. Dia berjalan pelan menuju lelaki paruh baya yang menjadi atasannya saat ini, "Selamat pagi pak.. ada yang bisa saya bantu??"
"Asya syukurlah kamu datang.. Ada hal penting yang perlu saya bicarakan sama kamu.." Lelaki tua itu beranjak dari kursinya,menuju sofa yang tak jauh dari tempat dia berada.
Asya membuntutinya pelan. "Hal penting apa ya pak??" Tanya Asya penasaran.
"Kamu sudah menjadi sekertaris saya selama tiga tahun. Kamu juga tau,setahun belakangan ini sakit saya kembali kambuh. Jadi saya memutuskan untuk rehat sejenak dan menjalani pengobatan. Kurang lebih setahun atau dua tahun."
Asya terdiam. Pikirannya mencerna maksud dari atasannya ini, dia berkata dengan ragu, "Jadi.. maksud bapak saya di pecat??
Pak Darma tersenyum, mendengar pertanyaan lugu sekertarisnya ini, "Gak mungkin saya memecat sekertaris sekompeten kamu Asya. Lagi pula ketika saya rehat, keponakan saya yang akan menggantikan saya. Jadi mulai besok, kamu akan jadi sekertarisnya.."
Asya mengernyitan dahi,tanda kurang mengerti. "Kaponakan bapak??"
"Iya.. Namanya Reva. Dia sebelumnya bekerja di Amerika. Karena progres kerjanya disana bagus,saya minta dia untuk gantiin saya sementara disini.."
"Oo.. begitu.." Asya mengangguk ringan.
"Oh ya Asya.. Keponakan saya itu orangnya agak cuek. Jadi saya harap kamu bisa maklumin dia dan bisa kerja sama dengan baik.."
"Baik.. siap pak. Saya akan berusaha.." Asya mengiyakan dengan sigap.
❇❇❇
Sebuah senyuman tersungging di bibir lelaki tampan yang sedang duduk sendiri disebuah cafe. Banyak perempuan melirik, memperhatikan lelaki yang tampaknya sedang bahagia itu.
Tangannya tampak memegang selembar foto usang. Foto yang menampakkan perempuan cantik berseragam sekolah. "Sebentar lagi kita ketemu Asya.. Lo tunggu aja." Sesaat pandangannya tampak sinis. Seperti seorang pembenci.
"Sayang.. Kamu pasti nunggunya lama ya??" Seorang perempuan datang menghampiri lelaki itu. Tangannya dia rangkulkan manja, penuh cinta.
"Nggak terlalu lama Esfi..". Jawab kelaki itu ketus, tak berubah ekspresi.
Perempuan itu bersengut, mukanya berubah menjadi kecut. "Kamu tuk gak berubah Zidan!! Kita itu udah lama gak ketemu tau.. tapi kok kamu ketus gitu sama aku??"
Zidan bergedik, tak tahan dengan sikap kekasih manjanya. "Lo tau sikap gue memang kaya gini Esfi.. Kalau lo gak terima, kita lebih baik pu..".
Esfi dangan cepat menutup mulut Zidan dengan telapak tangannya. Dia tak ingin mendengar kalimat yang sudah sering dia dengar berulang kali, "Iya.. iya.. aku gak akan kaya gitu lagi.."
Hening sejenak.
Tanpa sengaja Esfi melihat foto yang Zidan pegang. Matanya membulat, wajahnya kembali kecut. Dia mengenal perempuan itu, "Zidan foto yang kamu pegang itu,foto Asya kan??"
Zidan menoleh, melihat Esfi kesal. "Bukan urusan lo. Lo minta gue dateng kesini buat ngapain si?!"
"Aku nyuruh kamu dateng kesini, mau minta kamu buat temenin aku shopping sayang.."
"Ya udah ayo!! Kalau nggak gue pulang."
"Iya.. iya.. Ayo kita pergi.." Esfi menarik tangan Zidan dan menuntunnya untuk pergi keluar cafe. Mereka pun berangkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
ijin mampir absen bersama jejak tertinggal ya thorrr 😍😍😘😘
2023-02-01
1
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
Reva Kya nm cwek 🙄
2022-03-14
0
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
baru nmu nama esfi d novel y 😄😄😄
2022-03-14
0