Mereka sama-sama tak mengetahui, bahwa pertemuan yang bermula dari ketidak sengajaan akan menghantarkan mereka pada masa depan menyakitkan. Kekaguman pada pribadi masing-masing justru menenggelamkan mereka pada jurang kebencian.
✳✳✳
Zidan termenung, entah mengapa setelah kejadian dia menabrak Asya pikirannya belum juga tenang. Ada rasa berkecamuk dalam dirinya yang bahkan dia tak mengerti.
Desiran dan rasa aneh ketika menatap wajah Asya membuat Zidan sedikit tersiksa. Rasa bersalah ketika melihatnya meringis kesakitan terus terbayang dalam benak.
Yuda mendekati Zidan dan menepuk bahunya ringan. "Dan.. lo gak kenapa-napa kan??"
Namun Zidan tak menjawab dan memilih diam. Lalu Yuda menepuknya lagi, membuat si empunya menoleh dengan raut muka yang membuat Yuda mengernyitkan dahi.
"Lo gak kenapa-napa??" tanya Yuda sekali lagi.
Namun diluar ekspetasi, Zidan justru mengacak rambutnya seperti orang frustasi lalu menunduk sesaat sebelum akhirnya berdiri dengan ekspresi yang sama sekali tak Yuda dan Andi pahami. "Akhh.. gue mau ke UKS.. mau liat tu cewe!!"
Sontak kedua orang yang ada di hadapannya menatap aneh, seakan menelisik lebih dalam tentang perubahan sikapnya yang begitu mendadak.
"Lo.. Lo mau kemana tadi lo bilang??" tanya Andi penasaran. Jujur Andi merasa bingung melihat tingkah Zidan yang sedari tadi tak menentu.
"Gue mau ke UKS.. mau jenguk cewe yang gue tabrak tadi.. lo pada mau ngikut kagak??" tanya Zidan kepada kedua temannya itu, namun tak mendapat respon.
Bosan menunggu membuat Zidan memilih pergi. Sedang Andi dan Yuda saling melempar pandang yang menyiratkan kebingungan penuh tanda tanya.
Andi melirik Zidan yang pergi menjauh meninggalkan mereka. "Lo mau ngikutin dia kagak Yud??" tanya Andi kepada teman di sampingnya.
Yuda mengangguk. "Mau.. lagian gue penasaran banget sama cewe yang bisa bikin Zidan begitu.."
"Gue juga.. Yuk!!"
...
"Aduh Ra, sakit.. Pelan-pelan..." Asya meringis menahan rasa ngilu yang menerjang diri ketika pergelangan tangannya yang memerah dan sedikit membengkak dioleskan sedikit salep.
Sedangkan Naura yang tengah telaten membubuhkan salep seketika mendongak menatap iba kearah Asya. Entah kesialan apa yang Asya dapat hingga dia hari pertama bersekolah sudah mengalami hal yang seperti ini.
"Iya.. ini juga gue pelan-pelan kok Sya..".
"Tadi yang nabrak aku itu siapa Ra?? Kamu kenal??"
Naura mengangguk dan berhenti sejenak. "Gue kenal.. yang nabrak lo itu Zidan, cowo yang barusan kita gosipin itu.."
"Oo.. jadi itu Zidan. Aku rasa Ra, aku kena karma karena ngegosipin dia yang notabennya TMW Boy di hari pertama aku disekolah disini..," simpul Asya ketika mengingat dirinya begitu tertarik dengan gosipan Lyla mengenai lelaki itu.
"Mungkin juga Sya.. Oh ya, udah cukup ni gue olesin salepnya??"
"Udah Ra.. Makasih ya.."
"Yoi.."
...
Krekk..
Pintu ruang UKS terbuka dan menampakkan tiga sosok lelaki yang salah satunya merupakan idola para siswi di SMA mereka.
"Zi.. Zidan?? Lni beneran lo?? Oh My God, mimpi apa gue semalem bisa ketemu prince super ganteng Zidan di depan mata gue sendiri?? Tuhan.. kalau ini mimpi jangan bangunkan aku Tuhan.." Lyla yang tadinya terduduk seketika berdiri untuk menghampiri lelaki idaman yang selalu ada di angan-angannya selama ini.
Yuda dan Andi yang berada di belakang Zidan, terpaksa menahan tawa karena tak ingin nantinya mendapat tatapan sinis dari Zidan.
Lain halnya dengan Zidan, lelaki itu masih terfokus mencari Asya tak perduli dengan perempuan lebay yang kini tengah tersenyum aneh padanya.
"Lo.. Temen lo yang tadi gue tabrak pas dikantin, mana??" Zidan tepaksa bertanya kepada Lyla karena tak menemukan keberadaan orang yang dia cari.
"Maksud ka-kamu Asy-Asya??" tanya Lyla terbata.
Zidan mengangguk. "Iya.. maksud gue Asya, mana dia??"
Lyla memutar badan lalu menunjuk ruang yang pintunya ditutupi gorden putih. "Itu dia ada di sana, sama Naura lagi ngolesin salep.."
Setelah mengetahui keberadaan Asya, Zidan beranjak pergi menuju keruang itu diikuti oleh kedua temannya Yuda dan Andi.
...
Asya berbaring merebahkan tubuh yang lelah kedekapan empuk ranjangnya. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya yang merah merekah. Alasannya tak pasti. Mungkin salah satunya karena lelaki yang merupakan the most wanted -- yang datang menghampirinya di ruang UKS hanya untuk mengucap kata maaf.
Asya masih ingat ekspresi ketakutan Zidan ketika melihat tangannya yang merah membengkak. Menurutnya itu sangatlah lucu.
flashback on
"Ta-tangan kamu masih sakit??" tanya Zidan seraya menghampiri Asya yang terbaring. Pandangannya tak lepas dari tangan perempuan itu.
Asya bangkit dari pembaringan, dan mengatur posisi lalu menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang medis. "Sedikit.. Tapi udah gak apa-apa..," jawabnya sedikit gugup.
"Sorry banget ya.. Aku gak sengaja tadi nabrak kamu dikantin.."
"Gak apa-apa, lagi pula aku juga salah, bawa bakso tapi gak fokus ke depan.."
"Ya tapi tetep aja aku salah.. Sekali lagi sorry ya.."
"Iya.."
flashback off
"Asya.. Buruan tidur, Nak.. Besok kamu harus sekolah, kan?" seru Tiara -mamah Asya- dari luar pintu kamarnya.
"Iya, Mah.."
Asya mematikan lampu lalu berbaring dan menarik selimut hingga sebatas pinggang. Matanya kemudian dia katupkan. Berharap lelapnya akan dihadiahi mimpi inidah malam ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
ini lg flashback y tp ada flashback lg wkwkwk
2023-10-07
0
Erni Fitriana
ini namanya bakso tumpah... cinta merekah😆😆😆😆
2020-12-05
0
comel
mantaaaappp
2020-10-17
0