Zidan terduduk santai diteras apartemennya. Menyempilkan sebatang rokok diantara bibirnya, lalu menghisap dan menghembusnya pelan. Pikirannya berkelana memikirkan hari esok. "Lo pantesnya gue apain Sya??" Dirinya bergumam, bertanya seakan ada sosok wanita itu dihadapannya.
Dia masih ingat, dua hari lalu Omnya menawarkan posisi yang begitu menggiurkan, bagi dirinya yang masih pebisnis pemula. Dia tak menyangka, bahwa tawaran itu akan membawanya bertemu pada sosok wanita yang dia benci.
(Dua hari yang lalu)
"Om ada apa manggil Reva* kesini??" Zidan menghampiri lelaki paruh baya yang masih menyeruput teh hangat dengan santai ditaman belakang rumah yang cukup luas.
(*Nama panggilan dari keluarga untuk Zidan)
Lelaki itu kemudian mendongak. Menyelesaikan seruputan terakhir sebelum meletakkan cangkir itu diatas meja. "Oh Reva..Duduk dulu,ada yang perlu Om omongin"
Zidan duduk bersebrangan dengan Omnya. "Om mau ngasih tau apa??"
Lelaki itu menghela napas, mengaturnya agar selaras dengan tubuh tuanya yang mulai digerogoti penyakit. "Sepertinya Om harus rehat sejenak.. Penyakit Om mulai kambuh lagi, jadi Om mau kamu ngantiin Om sementara waktu Reva.. maukan??"
Zidan mengerjabkan matanya sesekali, mencoba memahami maksud dari perkataan Omnya tadi. "Maksud Om,aku gantiin Om jadi CEO di Vandra's Group??"
Omnya hanya mengangguk pelan.
"Tapi Om, Vandra's Group itu bukan perusahaan kecil. Aku belum berpengalaman kalau nyangkut hal itu.."
"Kamu tenang aja Reva. Kamu tinggal menghadiri pelantikan CEO baru dan menjalankan perusahaan dengan baik setelah itu. Untuk semua urusan menyangkut posisi kamu, Om udah atur."
"Tapi.." Zidan masih menolak.
"Reva.. kualitas kerja kamu bagus dan itu udah dapat pengakuan dari berbagai pihak. Lagi pula kalau kamu sedikit kesulitan nanti, kamu bisa minta tolong sama sekretaris kamu.."
"Sekretaris??" Tanya Zidan bingung.
Omnya mengangguk pelan, "Ia..dia sekretaris kompeten yang bekerja sama Om selama tiga tahun ini. Namanya Asya Arsellia. Walaupun masih muda,pekerjaannya bagus, jadi kamu pasti gak terbebani.."
Zidan sama sekali tak tertarik dengan kualitas kerja perempuan itu. Dia justru berfokus pada nama yang tadi Omnya sebutkan. "Baik Om,aku terima.."
"Gue yakin iti pasti lo!! Lo tunggu aja Sya.. kita pasti akan ketemu lagi.." Batinnya sinis. Entah rencana tercela apa yang nanti akan dia lancarkan pada Asya.
❇❇❇
Asya Arsellia POV
Hari ini aku berangkat kekantor satu jam lebih lambat. Pasalnya pak Darma menyuruhku untuk menyiapkan beberapa dokumen penting dan jadwal harian untuk CEO baru kami.
Aku bahkan gak sempat menghadiri pelantikan CEO baru hari ini. Jujur aku sangat penasaran pada sosok pak Reva yang katanya seorang jenius dibidang bisnis.
Aku mengendarai mobil dengan lebih santai, gak seperti kemarin. Kali ini lebih tenang.
Dua puluh lima menit kemudian aku sampai. Aku pun memarkirkan mobil lalu menuju lift dan menekan tombol enam belas, lantai tujuanku.
Aku melangkah pelan lalu mengetuk pintu dan terdengar suara mengijinkan ku masuk. Suara yang gak asing menurutku, tapi entah dimana aku pernah mendengarnya.
Aku memasuki ruangan itu. Terlihat lelaki tinggi dan memakai setelan jas rapi sedang berdiri didepan jendela,mambelakangi ku. "Permisi pak. Saya Asya, sekretaris bapak yang diutus pak Darma."
Seketika dia berbalik. Dan..
Deg.. deg..
Seketika aku hanya bisa terdiam membisu, menatap lelaki yang sangat ku benci kini telah ada dihadapanku. Manik hitamnya menatapku sarkas, penuh kebencian. Seperti yang pernah aku dapat tujuh tahun lalu. Tatapan yang buat hidupku hancur, gak bersisa.
Dia perlahan mendekati aku. "Akhirnya kita ketemu lagi Asya.." Kata-kata yang sederhana tapi menusuk,keluar dari mulutnya.
Tangan dengan sengaja membelai pipiku kasar, aku menepisnya. "Jaga sikap kamu Zidan!! Ini kantor!!"
Mendengar kataku dia hanya tersenyum devil. "Panggil aku pak Zidan mulai sekarang!! Sekarang aku atasan kamu!!"
"Apa?? Gak mungkin itu!! Kata pak Darma, pak Reva yang gantiin dia..". Aku berusaha menyanggah pernyataannya.
Dia terkekeh aneh, "Aku pak Reva yang dimaksud Asya.. Aku Zidan Revandra!!" Dia menekankan dua suku kata(Reva) itu dihadapanku.
Dia masih menatapku dan kini aku hanya bisa menunduk, berharap kejadian tujuh tahun yang lalu gak terulang lagi.
Kejadian tujuh tahun yang lalu, adalah kejadian yang membuat aku jatuh terpuruk. Kepergian mamah dan papah ternyata bukan cobaan satu-satunya bagi aku.
Tuduhan bejat, lelaki ini yang berikan padaku. Tuduhan yang gak mendasar, yang buat aku kehilangan semuanya. Teman-teman aku bahkan gak sudi berteman sama aku lagi.
Harga diri aku dia coreng. Dia nuduh aku sebagai penghancur keluarganya, bahkan aku gak mengerti maksudnya. Menangis udah gak ada gunanya saat itu. Aku bahkan sempat berpikir untuk mengakhiri hidup dan nyusul papah dan mamah.
"Asya!!" Zidan memanggilku kasar, membuat aku tersadar kembali.
"Bersiaplah.. Ada rapat penting sama JK Group nanti, kamu ikut. Jangan lupa bawa dokumen yang bersangkutan.." Setelah dia bilang itu dia pergi.
Aku pun menyiapkan dokumen yang diperlukan dan mengikutinya dalam diam. Tanpa sadar mataku berkaca-kaca, yang aku cuma harap semua berjalan baik-baik aja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
jangan saling membenci ntar bucin lho 😁😁😁
2023-02-01
1
Endang Zulkarnaen
klu kerj kyk gt makan ati tiap saat
2021-09-01
0
Heny Ekawati
pasti salah paham ini dan endingx jdi bucin
2021-08-30
0