Karyawan Baru

"Jangan terlalu parno say! Mungkin calon bos ente lagi jaga image di hadapan pegawai baru. Coba dulu! Minta waktu sesuaikan diri sebelum teken kontrak kerja." nasehat Lisa kuatkan hati Sania agar jangan cepat terprovokasi.

"Kau benar..aku minta magang dulu. Langsung teken kontrak beresiko tinggi. Gimana kalau aku tak betah? Trims sayang! Kau memang pacarku tercinta. Aku sayang padamu." Sania memeluk Lisa erat erat layak suami peluk sayang isteri tercinta.

"Wii..patah hati bikin ente jadi lesbian ya. Aku masih normal suka dada berotak kekar. Bukan buah kepala kenyal." Lisa menolak Sania sambil cemberut.

Sania tertawa renyah semarakkan senja yang mulai jatuh. Tak lama lagi akan hadir sang raja kelam selimuti seluruh alam halau sinar mentari yang sudah lelah bekerja seharian. Kini tugas sang kelam bekerja sekaligus mengantar seluruh umat istirahat tubuh penat.

"Lis...malam ini banyak yang harus kita bahas."

"Apa? Serius amat.."

"Tentang bengkel papamu...papamu punya konsep sediri. Kuharap kau hormati keinginan papa. Kiat hanya perlu mendukung. Aku akan design yang terbaik agar bengkel tambah maju. Kulihat perkembangan bengkel bukan terlalu bagus. Kita harus buat gebrakan biar orang senang datang."

"Kamu ada rencana bagus?" Lisa mulai penasaran pada niat Sania. Kalau soal ide Lisa tak ragu pada kemampuan Sania. Di tempat Bobby malah Sania yang banyak sumbang proyek. Gadis ini rajin cari proyek untuk Bobby dan rata rata gol serta langsung ditangani secara sendiri oleh Sania.

Sejak Sania pergi, otomatis tak ada yang lobi proyek untuk Bobby maka kantor jadi sepi. Ini akibat terlalu pinter menghitung keuntungan melulu tanpa pikir akibat dari kecurangan sendiri. Bobby sudah tuai karma dari sifat buruk yang dia semai.

"Ada dong! Kita buat taman dikit karena papa berniat bikin kantin untuk pelanggan yang menanti di bengkel. Di situ pasti sekali kali mereka bawa keluarga. Jadi kita siapkan dikit sarana main untuk anak juga tempat santai bagi anak muda. Suasana nyaman akan mengiring mereka kembali ke bengkel."

"Idemu bagus tapi terkendala biaya. Itu bukan biaya kecil sayang! Kau tahu yang ini saja biaya darimu. Apa kita harus jual rumah ini buat biaya rencanamu?"

"Percaya padaku! Aku yang atur semuanya. Asal mulut jelekmu tak banyak protes itu sudah bagus. Deal?"

Lisa merasa ragu untuk terima saran Sania. Beli tanah saj sudah cukup kuras uang Sania. Apa sekarang harus bebankan gadis cantik ini lagi?"

"San..itu uangmu.."

Sania mencolek pipi Lisa sambil majukan bibir seakan ingin cium pipi gadis itu. Gay mesum Sania bikin Lisa nyaris muntah.

"Bukankah aku kekasihmu? Mari sayangku..aku cium pipimu yang jerawatan!" Sania pura pura ingin sosor lebih dekat. Lisa menepis wajah Sania seraya kabur dari kamar.

"Sania gila..." Lisa menghilang dari kamar Sania. Tawa Sania meledak penuhi kamar. Sania bahagia bisa bersama keluarga sederhana ini. Mungkin ini adalah tempat Sania cari kata damai setelah terluka dalam.

Seusai makan malam Sania dan Lisa mulai bahas konsep perlebar bengkel bersama Pak Bur. Sania mau dengar semua hasrat Pak Bur agar pak tua itu puas idenya dipakai. Sania kenal Lisa yang agak keras dalam diskusi. Kadang Lisa tak mau dengar pendapat orang. Selalu merasa idenya paling paten. Tapi berhadapan sama Sania dia tak berkutik. Ide Sania lebih rasional serta tepat guna.

Pembahasan berjalan alot ditambah Bu Bur ikut sumbang ide. Akhirnya dapat titik temu lebih mengarah pada ide Sania dan Pak Bur. Pembahasan bubar setelah jam berdentang 12 kali. Masing masing masuk kamar menyongsong esok penuh tanda tanya. Dalam hati tentu tersimpan harapan baik segala akan jauh lebih baik dari kemarin.

Pagi mendung mengiringi derap langkah Sania mauk ke gedung PT ANGKASA JAYA. Tanpa ragu Sania langsung menuju ke ruangan pimpinan yang kemarin telah beri kabar agar Sania datang kerja.

Suasana kantor masih sepi. Hanya ada beberapa karyawan mulai beres untuk awali tugas yang bakal mereka temui hari ini. Wajah mereka datar saja tak begitu semangat.

Dalam hati Sania bertanya tanya mengapa para karyawan kurang bergairah. Apa karena bos sinting terlalu menekan mereka atau gaji kurang memadai. Bara sudah jujur katakan bahas gaji di perusahaannya tak tinggi karena perusahaan tak besar. Hanya kerjakan proyek kecilan.

"Nona Sania???"

Sania tersentak kaget disapa dari belakang. Orang yang berada di belakangnya persis hantu jan tanpa suara.

Sania mengurut dada menenangkan diri sambil lempar pandangan kesal pada orang yang kurang kerjaan itu.

"Bapak keturunan hantu ya? Jalan tak bersuara." ucap Sania jengkel.

Berhadapan langsung dalam posisi sama sama berdiri membuat Sania terlihat kerdil. Ternyata bosnya tinggi besar menjulang bak tiang listrik. Sania harus mendongak untuk tantang mata sang calon bos barunya.

"Pagi pagi sudah ngomel..jauh jodoh! Ayo masuk ke ruang kerjaku! Kita perjelas tugasmu di sini." Bara masuk ke ruang kerjanya tanpa peduli Sania lagi kesal.

Hari pertama kerja sudah datangkan bad mood. Gimana hari selanjutnya bekerja sama dengan bos arogan. Apa Sania bisa betah?

Sania menyeret langkah masuk ke ruang Bara yang adem dan sepi. Tidak seperti ruang Bobby yang selalu ramai dikunjungi para kontraktor ataupun pekerja yang beri laporan hasil kerja. Sungguh pemandangan berbeda.

"Duduklah nona Sania...!" suara Bara kembalikan alam sadar Sania.

"Panggil Sania saja pak!" ujar Sania sambil duduk di kursi depan Bara. Kini mereka duduk berhadapan. Wajah Bara tetap sama sarat beban. Kerutan halus terlihat nyata seakan sudah berumur lanjut.

"Baiklah Sania! Jujur padamu kalau perusahaanku tak sehebat tempatmu kerja dulu. Kami sini hanya terima orderan kecil sesuai kemampuan kami. Di sini aku perlukan designer yang bisa hasilkan gambar dan rincian konstruksi bangunan. Karyawanku dulu sudah dapat kerja di Dubai. Apa kau mampu? Kalau dilihat dari bidang pendidikannya memang bidang itu."

"Akan kucoba pak! Aku akan usaha sebaik mungkin walau belum tentu sempurna. Kita bisa bahas bersama dan cari solusi. Di sini aku tak perlu teken kontrak kerja dulu. Aku magang dulu. Kalau kita sama sama setuju hasil kerjaku baru bapak angkat aku." kata Sania keluarkan isi hati agar jangan ada rasa sesal di kemudian hari.

Bara mengangguk hargai keinginan Sania. Kejujuran Sania buat Bara makin yakin Sania bukan orang jual tampang. Gadis ini tak buru buru minta Bara rekrut dia jadi pegawai tetap. Malah ingin tunjukkan prestasi dulu. Orang begini yang bisa dihargai. Tak sombong pamer skill.

"Aku setuju..kau akan tempati ruang di sampingku. Sebelah kamu ada Dea sekretarisku Dia belum datang karena anaknya sakit. Kuharap kita bisa kerja sama untuk ke depan."

"Terima kasih pak...aku mulai kegiatanku ya. Silahkan bapak tegur aku kalau ada salah tapi dengan catatan ada batasnya.

Sesuai dengan salahku."

"Akan kuingat. Silahkan mulai kerja! Kalau ada yang tak ngerti boleh tanya padaku ataupun pada Dea. Selamat kerja."

Sania mengangguk sopan sambil mengundurkan diri menuju tempat yang sudah disediakan.

Meja Sania tak mewah seperti di PT BUILD BARATA. Ruang kerjanya dulu luks karena Bobby memanjakan Sania dengan segala fasilitas terbaik. Ruang kerja Sania luas dan mewah plus ruang gambar sketsa lengkap. Sania tak perlu ke ruang lain untuk bikin rancangan karena semua fasilitas ada dalam ruangan. Ruang Sania adalah ruang terbaik di kantor.

Ruang sekarang sederhana tanpa fasilitas apapun. Hanya perangkat komputer dan printer biasa. Ini menunjukkan bahwa kantor ini jarang terima proyek besar. Kalau untuk hasilkan gambar lebih muktahir diperlukan perangkat lebih canggih.

Sania melirik Bara yang asyik tekuni berkas. Sebenarnya Bara sangat macho dan tampan. Cuma tak ada cahaya terang di wajahnya. Apa karena beban keuangan atau beban keluarga. Sania menghela nafas merasa tak perlu kenal bosnya lebih jauh. Tugas Sania hanya di kantor tak melenceng ke mana mana.

Sania tak tahu apa yang harus dilakukan karena tak ada kegiatan. Pikir punya pikir Sania buka laptop cari pelelangan proyek di internet. Biasa Sania cari proyek untuk Bobby juga gitu. Selanjutnya adalah berjuang dapatkan proyek itu.

Sania tersenyum sendiri melihat mega proyek PT SHINY akhirnya muncul di publik. Sania pergi ke pulau B dulu hanya untuk pelajari struktur proyek ini. Sania berencana garap proyek ini untuk Bobby. Ini adalah tantangan bagi semua pengembang. Sania harus maju dapatkan proyek ini sesuai impiannya bangun mega proyek.

Sania bangun dari tempat duduk mengetok pintu ruang Bara. Dari dalam Bara beri tanda masuk.

Sebenarnya Sania tak enak hati. Baru hari pertama kerja sudah berani beri saran pada pimpinan. Namun kalau tak dimulai pasti dilangkahi orang lain. Banyak pengembang incar proyek bernilai trilliunan ini termasuk Bobby. Cuma Bobby mengandalkan Sania maka Sania yang pergi survei ke lokasi. Sayang Bobby gunakan kesempatan ini berbuat curang pada Sania. Menyuruh Sania pergi agar bisa kawini selingkuhan.

"Ada yang mau ditanya?"

"Bukan bertanya tapi ingin beri masukan."

"Oya? Ada masukan apa?"

"Bukalah situs PT SHINY! Mega proyeknya sudah dipublikasi. Aku mau kita ikut tender."

Bara menggeleng tanda tak setuju. Tak ada gairah di wajah itu walau mega proyek sudah ada di depan mata.

"Proyek itu terlalu besar buat kita. Kita takkan mampu handle dana segitu besar. Proyeknya bernilai trilliunan."

"Pak..aku sudah survei proyek ini. Sangat menjanjikan. Bapak harus yakin kalau mau maju. Dana dari PT SHINY tak boleh kita sentuh. Harus full dicurahkan ke proyek. Aku jamin tak ada masalah. Alat berat kita sewa dulu bila dana tak cukup. Aku sudah beberapa kali berkerja sama dengan perusahaan itu. Mereka tak pelit kasih dana pendahuluan. Kita bisa minta langsung 50%."

"Apa mereka mau? Aku tak yakin itu..biasa mereka akan kasih 25% saja. Untuk beri bahan baku saja kadang tak cukup. Belum lagi transport alat berat ke sana. Sungguh proyek berat."

"Bapak percaya padaku saja. Aku akan minta 50% kalau proposal kita diterima. Bapak cukup angguk saja. Semua gambaran proyek itu sudah ada padaku. Aku sudah pelajari proyek ini lebih dari tiga bulan. Aku harus dapatkan proyek ini. Proyek ini sangat berarti bagiku." kata Sania sambil bayangankan pengkhianatan Bobby. Bobby sangat berharap proyek ini maka Sania harus gugurkan hasrat laki pengkhianat itu. Sania mesti jadi saingan berat bagi Bobby.

"Maaf Sania! Aku tak berani." lirih Bara pelan.

Sania memahami rasa takut Bara yang belum pernah ikut tender maha proyek. Sania sudah pernah bekerja sama dengan PT SHINY maka tak gentar ikut proyek ini walau resiko lumayan besar. Bagi Sania yang penting tekad dan keyakinan penuh.

"Tunggu sebentar pak! Pinjam pc bapak sebentar." Sania beranikan diri berbuat tak sopan demi capai keinginan terjun ke proyek ini.

Bara terpaksa bangun beri Sania akses buka sesuatu di komputernya. Sania memasukkan beberapa pasword lalu buka file yang dia simpan. Muncul gambar warna warni sketsa gambar bangunan serta ornamen lain.

"Lihat pak! Inilah gambar mega proyek yang sudah kurancang. Aku pernah kirim gambar ini pada PT SHINY dan mereka puas. Aku yakin kita bisa dapatkan proyek ini. Bapak harus percaya diri. Sangat sayang kita lewatkan kesempatan bagus ini. Ini akan mendongkrak nama Pt bapak dan juga nama baikku."

"Nama baikmu? Memangnya kamu ada masalah apa?"

Sania keluarkan akunnya dari komputer Bara tanpa berniat jawab pertanyaan Bara. Ini menyangkut ranah pribadi Sania. Sania tak mau Bara menganggap dia gadis menyedihkan ditinggal nikah.

"Aku akan siapkan semua berkas. Dua minggu lagi kita presentase di PT SHINY." Sania langsung keluar ruangan Bara tanpa beri waktu bos itu membantah.

Sania pastikan perusahaan Bara akan dapat proyek megah ini. Sebelumnya Sania sudah jumpa pimpinan PT SHINY masalah proyek ini. Dan hampir 75% rancangan Sania disetujui. Dipastikan proyek ini jatuh ke tangan Bobby. Itu waktu Sania masih di sana. Begitu tahu Sania keluar dari PT BUILD BARATA maka proyek ini langsung keluar lelang. Proyek dibuka untuk umum. Siapapun boleh tender asal sesuai dengan harapan PT SHINY.

Di PT BUILD BARATA terjadi kehebohan karena tender proyek yang hampir di tangan mereka keluar pelelangan. Bobby tak sangka akan ada hari ini. Proyek idaman semua pengembang lolos dari tangannya tanpa pemberitahuan. Padahal sebelumnya sudah ada gambaran bakal di dapat perusahaannya.

Bobby mendesah tak tahu harus bagaimana tangani masalah proyek ini. Keuntungan ratusan milyar melayang layang di awan sulit diraih.

Bobby tak habis pikir mengapa proyek ini dilelang. Jelas jelas ada signal proyek ini akan dia tangani bersama Sania.

"Sania..." desis Bobby putus asa.

Hal ini pasti ada kaitan dengan Sania. PT SHINY hentikan semua sponsor perkawinannya gara pengantin wanita bukan Sania. Dan kini proyek raksasa idaman bergantung karena Sania tak ada di perusahaannya. Mengapa Sania sangat berpengaruh pada kegiatan proyek Bobby. Apa kelebihan Sania.

"Lisa...sini kau.." panggil Bobby pada Lisa yang ada di ruang sebelah.

Lisa sigap masuk ruang kerja Bobby tanpa dipanggil dua kali.

Terpopuler

Comments

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻

Rasa kan pembalasan nya..hahaha

2022-10-19

1

Salma Cheng

Salma Cheng

Bobby selamat ya 😄😄😄😄

2022-04-18

1

Jumi Roh

Jumi Roh

jadi saingan sama Bobby sania nanti

2022-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Patah hati
2 Kekacauan
3 CEO PUSING
4 Laki Culas
5 Lembaran Baru
6 Karyawan Baru
7 Karyawan rajin
8 Kesal
9 Mulai berkarya
10 Proyek Perdana
11 Berjumpa
12 Jumpa
13 Kenalan
14 Makin Dekat
15 Pengawal Nania
16 Serangan Musuh
17 Bara
18 Permintaan Nania
19 Nania Drop
20 Restu Keluarga
21 Jumpa Keluarga
22 Kumpul Keluarga
23 Adu Mulut
24 Jumpa Camer
25 Berbengkel
26 Rangga Abangku
27 Berbagi
28 Hadiah Untuk Rangga
29 Mencari Fakta
30 Dendam
31 Agra
32 Kumpul keluarga
33 Lamaran
34 Kesepakatan
35 Mobil Untuk Agra
36 Melawan
37 Tamu Tak Diundang
38 Ijab Kabul
39 Acara Keluarga
40 Berbagi Ranjang
41 Kebahagiaan Nania
42 Keisengan Bara
43 CS Gila
44 Tuyul Pengacau
45 Saingan Dalam Rumah
46 Kecurigaan Dea
47 Perasaan Bara
48 Suami Siaga
49 Konflik Kecil
50 Berdamai
51 Kekacauan Di Pagi Hari
52 Menuai Karma
53 Buka Kisah Lama
54 Shopping
55 Bersikap Jujur
56 Semangat Baru
57 Terkuak Rahasia
58 Lokasi Proyek
59 Curhat author
60 Survey
61 Cinta
62 Kintan
63 Jumpa Bapak Kintan
64 Prahara
65 Bini Muda Rebutan
66 Tua Muda Sakit
67 Dua Wanita Sakit
68 Nania Kritis
69 Pesan Nania
70 Nania Pergi
71 Tidur Bersama
72 Bara Ngambek
73 Rudi Diakui Keluarga
74 Tahlilan
75 Ciuman Subuh
76 Salah Paham
77 Akting Tak Lulus
78 Jenguk Kintan
79 Berdebat Soal Rudi
80 Nyaris
81 Mohon Dukungan
82 Menantu Idaman
83 Nyaris 2
84 Runtuhnya Gelar Perawan
85 Rahasia Kecil Ranti
86 Gerakan Perdana Sania
87 Rangga Naik Pangkat
88 Pengacau Baru
89 Maya
90 Bertengkar
91 Kesedihan Sania
92 Ketegasan Bara
93 Menang Tender
94 Jumpa Musuh
95 Berita Buruk
96 Maya Bunuh Diri
97 Niat Busuk Amanda
98 Ancaman Bertubi
99 Kehancuran Bobby
100 Bobby Terkapar
101 Menantu Norak
102 Buka Jati Diri
103 Pengumuman Pemenang
104 Kerja Bakti
105 Tamu Tak Diundang
106 Bersikap Jujur
107 Lari Pagi
108 Kantor Baru
109 Rekan Lama
110 Lagi Lagi Maya
111 Berdamai
112 Ranti Berulah
113 Kacau
114 Sukacita Diatas Duka
115 Kabar Bagus
116 Sania Yang Berubah
117 Debat Santai
118 Gerakan Amanda
119 Amanda Stress
120 Perhatian Mertua
121 Emosi Sania
122 Sania
123 Sania Berkepribadian Ganda
124 Pasangan Baru
125 Cerita Rumit
126 Bertamu Ke Kantor Polisi.
127 Keadilan
128 Sania Ngambek
129 Salah Arti
130 Rayuan Bara
131 Plan Ke Pulau B
132 Berdebat Lagi
133 Dosa Bara
134 Rasa Bersalah itu
135 Cinta Usang Terbit
136 Janji Bara
137 Fadil Pulang
138 Bara Terjebak
139 Sania Pergi
140 Sidang Tengah Malam.
141 Rangga Marah
142 Chat Sania
143 Terungkap
144 Dua Wanita Culas
145 Rindu Sania
146 Joachim
147 Bara Nelangsa
148 Rangga Jatuh Cinta
149 Lisa Hamil
150 Sania Berang
151 Arsy Nekat
152 Roy Sekar Jadian
153 Pengawalan Bara
154 Bara Selamat
155 Penyesalan Bara
156 Sania pulang
157 Sania Kejar Rangga
158 Bara Bersumpah
159 Sania Balik Kantor
160 Persoalan Baru
161 Membalas
162 Ngidam Sania
163 Burung Piaraan Pak Slamet
164 Suami Baru
165 Ngidam Terpenuhi
166 Berdamai Dengan Hati
167 Suhada Dioperasi
168 Sania Mengalah
169 Damai
170 Ungkap Fakta
171 Makan Malam
172 Penculikan Suhada
173 Amanda Meninggal
174 Operasi Sukses
175 Akhir Kisah Amanda
176 Cari Ketenangan
177 Pesta
178 CEO Cantik
179 Undian Mobil
180 Dukungan Bara
181 Kelaparan
182 Oleh-oleh
183 Harga Oleh-oleh
184 Ranti Melahirkan
185 Sania Lahiran
186 Jalan Mulai Terang
187 End
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Patah hati
2
Kekacauan
3
CEO PUSING
4
Laki Culas
5
Lembaran Baru
6
Karyawan Baru
7
Karyawan rajin
8
Kesal
9
Mulai berkarya
10
Proyek Perdana
11
Berjumpa
12
Jumpa
13
Kenalan
14
Makin Dekat
15
Pengawal Nania
16
Serangan Musuh
17
Bara
18
Permintaan Nania
19
Nania Drop
20
Restu Keluarga
21
Jumpa Keluarga
22
Kumpul Keluarga
23
Adu Mulut
24
Jumpa Camer
25
Berbengkel
26
Rangga Abangku
27
Berbagi
28
Hadiah Untuk Rangga
29
Mencari Fakta
30
Dendam
31
Agra
32
Kumpul keluarga
33
Lamaran
34
Kesepakatan
35
Mobil Untuk Agra
36
Melawan
37
Tamu Tak Diundang
38
Ijab Kabul
39
Acara Keluarga
40
Berbagi Ranjang
41
Kebahagiaan Nania
42
Keisengan Bara
43
CS Gila
44
Tuyul Pengacau
45
Saingan Dalam Rumah
46
Kecurigaan Dea
47
Perasaan Bara
48
Suami Siaga
49
Konflik Kecil
50
Berdamai
51
Kekacauan Di Pagi Hari
52
Menuai Karma
53
Buka Kisah Lama
54
Shopping
55
Bersikap Jujur
56
Semangat Baru
57
Terkuak Rahasia
58
Lokasi Proyek
59
Curhat author
60
Survey
61
Cinta
62
Kintan
63
Jumpa Bapak Kintan
64
Prahara
65
Bini Muda Rebutan
66
Tua Muda Sakit
67
Dua Wanita Sakit
68
Nania Kritis
69
Pesan Nania
70
Nania Pergi
71
Tidur Bersama
72
Bara Ngambek
73
Rudi Diakui Keluarga
74
Tahlilan
75
Ciuman Subuh
76
Salah Paham
77
Akting Tak Lulus
78
Jenguk Kintan
79
Berdebat Soal Rudi
80
Nyaris
81
Mohon Dukungan
82
Menantu Idaman
83
Nyaris 2
84
Runtuhnya Gelar Perawan
85
Rahasia Kecil Ranti
86
Gerakan Perdana Sania
87
Rangga Naik Pangkat
88
Pengacau Baru
89
Maya
90
Bertengkar
91
Kesedihan Sania
92
Ketegasan Bara
93
Menang Tender
94
Jumpa Musuh
95
Berita Buruk
96
Maya Bunuh Diri
97
Niat Busuk Amanda
98
Ancaman Bertubi
99
Kehancuran Bobby
100
Bobby Terkapar
101
Menantu Norak
102
Buka Jati Diri
103
Pengumuman Pemenang
104
Kerja Bakti
105
Tamu Tak Diundang
106
Bersikap Jujur
107
Lari Pagi
108
Kantor Baru
109
Rekan Lama
110
Lagi Lagi Maya
111
Berdamai
112
Ranti Berulah
113
Kacau
114
Sukacita Diatas Duka
115
Kabar Bagus
116
Sania Yang Berubah
117
Debat Santai
118
Gerakan Amanda
119
Amanda Stress
120
Perhatian Mertua
121
Emosi Sania
122
Sania
123
Sania Berkepribadian Ganda
124
Pasangan Baru
125
Cerita Rumit
126
Bertamu Ke Kantor Polisi.
127
Keadilan
128
Sania Ngambek
129
Salah Arti
130
Rayuan Bara
131
Plan Ke Pulau B
132
Berdebat Lagi
133
Dosa Bara
134
Rasa Bersalah itu
135
Cinta Usang Terbit
136
Janji Bara
137
Fadil Pulang
138
Bara Terjebak
139
Sania Pergi
140
Sidang Tengah Malam.
141
Rangga Marah
142
Chat Sania
143
Terungkap
144
Dua Wanita Culas
145
Rindu Sania
146
Joachim
147
Bara Nelangsa
148
Rangga Jatuh Cinta
149
Lisa Hamil
150
Sania Berang
151
Arsy Nekat
152
Roy Sekar Jadian
153
Pengawalan Bara
154
Bara Selamat
155
Penyesalan Bara
156
Sania pulang
157
Sania Kejar Rangga
158
Bara Bersumpah
159
Sania Balik Kantor
160
Persoalan Baru
161
Membalas
162
Ngidam Sania
163
Burung Piaraan Pak Slamet
164
Suami Baru
165
Ngidam Terpenuhi
166
Berdamai Dengan Hati
167
Suhada Dioperasi
168
Sania Mengalah
169
Damai
170
Ungkap Fakta
171
Makan Malam
172
Penculikan Suhada
173
Amanda Meninggal
174
Operasi Sukses
175
Akhir Kisah Amanda
176
Cari Ketenangan
177
Pesta
178
CEO Cantik
179
Undian Mobil
180
Dukungan Bara
181
Kelaparan
182
Oleh-oleh
183
Harga Oleh-oleh
184
Ranti Melahirkan
185
Sania Lahiran
186
Jalan Mulai Terang
187
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!