Bara

Beberapa rekan kerja Sania mulai dekati Ranti mulai merasakan keadaan tak kondusif. Mereka memang tak paham apa yang terjadi. Ranti datang bawa emosi segunung memaki Sania ingin rebut suaminya. Dan Sania balik marah Ranti lah yang telah merebut haknya.

Di sini Sania tak seemosi Ranti. Gaya bicara Sania kalem namun berbobot. Kata Sania cukup tak sedap di kuping tanggapi semua serangan Ranti.

"Nona...silahkan pergi dari sini! Jangan bikin onar di kantor orang! Kalau cari kebenaran di luar jam kerja!" Sugeng tampil hadang Ranti yang ingin naik ke tangga dekati Sania. Sugeng tak mau terjadi pertumpahan darah di kantor. Semua bisa terjadi bila Ranti maupun Sania kalap.

"Biarkan dia naik Sugeng! Wanita tak tahu malu ini mau berakting sok dizholimi. Mungkin dia belum paham kalimat maling teriak maling. Sudah merampok hak orang masih berani datang bikin kacau. Kalau kau hebat kembalikan semua dana yang telah kukeluarkan untuk biaya nikah kalian. Akan kukirim tagihan pada suami sampah mu. Biar satu dunia tahu PT BUILD yang hebat menikah dibiayai seorang pegawai kecil." kata Sania kalem.

"Sembarangan omong kamu. Suamiku kaya raya kenapa bisa pakai uangmu?"

Sania tertawa sinis ditanya soal biaya nikah. Semua DP pernikahan Ranti dan Bobby keluar dari kantong Sania. Sania tak minta satu senpun dari Bobby mengurus acara nikah mereka. PT SHINY janji akan jadi sponsor pernikahan Sania dan Bobby maka Sania tak ganggu Bobby soal biaya. Namun tak sedikit Sania kucurkan dana untuk berbagai keperluan. Termasuk DP gaun pengantin yang lumayan mahal.

Sekarang Ranti datang bikin onar bangkitkan amarah Sania yang terpendam.

"Dengar ya nyonya Barata! Kau pulang dan tanya pada suamimu soal biaya nikah. Jangan buat wajah plastik mu makin jelek di mata masyarakat! Aku punya bukti pembayaran semua biaya nikah kalian. Atau kau mau aku umumkan bagaimana murahannya kamu rebut kursi pengantin orang." ancam Sania tak main main. Sania sudah malu dipandangi beberapa rekan kerja gara gara kehadiran Ranti di kantor. Bisa saja mereka salah sangka terhadap Sania.

Sania sengaja omong terus terang untuk selamatkan nama baiknya. Sania baru masuk kerja namun sudah datangkan masalah buat kantor. Bukankah bikin malu? Sania harus cepat akhiri permainan Ranti supaya kantor kembali tenang.

"Sembarangan? Lucu seorang ceo kaya dibiayai seorang wanita culun macam kamu. Bobby menipu kamu biar bisa dapatkan proyek. Sekarang kau tahu siapa aku kan?"

"Tahu..wanita murahan tak tahu malu. Kau bilang aku rebut proyek suamimu. Kenapa tak kau yang pergi cari proyek pakai ************? Kau kan bintang jual ************. Dan tanya suamimu mengapa proyek bisa lari dari tangannya?"

"Kurang ajar.." Ranti hendak maju naik ke anak tangga untuk menerjang Sania. Ranti malu dihujat Sania bagai wanita murahan. Tapi fakta memang begitu. Ranti dengan tak tahu malunya rebut pernikahan Sania.

Sugeng yang mulai paham situasi tak ijinkan Ranti dekati Sania. Kalau dibiarkan pasti ada yang akan terluka.

"Nona..kamu bintang besar. Apa tak malu bikin ribut di tempat orang? Aib nona akan meluas bila diteruskan. Dinding itu bermata lho!" Sugeng menarik tangan Ranti jauhi Sania.

Ranti menepis tangan Sugeng dengan kasar tak sudi disentuh orang tak top macam Sugeng. Kalau Bara yang sentuh mungkin Ranti akan rela hati.

"Awas kau pelacur murahan!!! Segera kembalikan proyek suamiku!" seru Ranti belum menyerah. Sugeng menghela nafas tak tahu harus gimana usir Ranti. Kalau kasar dikit nanti dituduh aniaya orang.

"Nona..silahkan!" Sugeng persilahkan Ranti keluar dari kantor.

"Ciiisss..kantor seharga seribu siapa sudi datang? Kuingatkan kamu jangan ganggu suamiku lagi! Atau.."

"Atau apa? Mau umumkan kamu rebut calon suami orang?" semprot Sania gemas pada kebodohan Ranti. Makin ribut maka kartunya akan terbuka jelas. Banyak yang tahu Sania akan segera menikah dengan Bobby namun buntutnya Bobby nikahi Ranti. Sania tak mau tahu apa penyebab Bobby nikahi Ranti. Apapun alasan tak ada guna bagi Sania. Dalam hati Sania hanya ada kebencian pada laki itu.

"Kau..kau wanita murahan?"

"Yakin aku murahan? Tenang..aku akan kirim selusin cermin ke rumahmu. Oya..kamu tunggu saja diusir dari rumah mewah mu! Itu rumahku! Sertifikat rumah itu atas namaku. Itu rumah tak ada uang suami sampah mu satu senpun."

"What??? Tak tahu malu berani ngaku ngaku."

"Kau mau coba? Hari ini juga kuusir kalian. Maka kalau tak gatal jangan menggaruk! Cari penyakit sendiri." Sania tak mau ladeni Ranti lagi memilih naik ke atas untuk lanjutkan kerja. Ranti mau maju namun dicegat Sugeng.

"Pergilah nona! Kau akan makin malu bila diteruskan. Kalian kaya bisa lakukan apapun. Tapi jangan lupa semut pun bisa menggigit bila diusik terusan. Ayok kuantar!" Sugeng mendorong Ranti agar keluar.

Ranti mendengus tak senang diperlakukan tak hormat oleh Sugeng. Sugeng memilih pisahkan Sania dan Ranti untuk hindari konflik makin meluas. Ranti orang top. Berita ini akan cepat menyebar bila ada yang lihat. Untunglah suasana kantor sedang sepi karena rekan pada pergi makan siang.

Ranti keluar dari kantor Bara dengan hati kesal. Rencana permalukan Sania berbalik keadaan. Kini dia yang malu karena banyak hal terbongkar. Tak disangka Bobby benar benar andalkan Sania dalam meraup keuntungan. Pantas Bobby ngotot ingin nikahi Sania.

Ranti jalankan mobil tinggalkan kantor Bara dengan hati penuh tanda tanya. Mengapa Bobby tak cerita tentang rumah atas nama Sania. Rumah itu dibeli Bobby untuk Sania atau memang dari uang dari kocek Sania sendiri.

Dari mana Sania dapat uang segitu banyak persiapkan acara nikah sempurna plus kemewahan melebihi artis top manapun. Apa gaji Sania luar biasa baru mampu keluarkan biaya cukup besar. Herannya Sania tak datang bikin keributan di pesta mereka. Malah kini Bobby yang kehilangan Sania. Artinya Sania memang menghilang dari hidup Bobby.

Ranti harus cari tahu semua tentang Sania. Siapa sesungguhnya gadis muda full power itu.

Di kantor Bara tampak Sania termenung di depan meja. Sania tak sangka Ranti berani datang mendakwa dia hendak merebut Bobby lagi. Di mana otak wanita itu? Sudah curang rebut hak orang berani ngaku dizholimi Sania. Dunia sudah terbalik. Menzholimi orang malah berbuat seolah disakiti.

"Sania." panggil suara lembut Sugeng.

"ACH kau Sugeng..maafkan aku bikin kantor jadi kacau!" lirih Sania tak enak hati.

"Aku juga mau minta maaf tak bisa lindungi kamu. Kamu pasti baru lewati masa masa sulit. Tak perlu ingat masa lalu, masih ada cahaya terang selama matahari bersinar." Sugeng menguatkan Sania.

"Aku tak apa. Biarkan dia mau berpikir apa! Aku cuma pernah buta melihat bangkai layak manusia. Untung aku diberi kesempatan melihat fakta walau menyakitkan."

Sugeng tak tahu harus bagaimana menghibur Sania. Memang menyakitkan ditipu mentah mentah oleh orang yang kita sayangi. Terlebih lagi di janji kawin tapi menikahi wanita lain.

"Kamu bisa Sania..kami bersamamu!" Sugeng menepuk bahu Sania beri semangat. Sania mengangguk pasti. Sania harus bisa lupakan gimana pahitnya ditindas Bobby.

"Aku bisa...terima kasih Sugeng. Aku akan mengandalkan kamu kalau sedih. Tapi yakinlah aku takkan bodoh tangisi manusia munafik."

"Good girl...Aku makan dulu ya! Biar ada kekuatan super lindungi kamu." canda Sugeng melucu.

"Makan yang banyak."

"Siipplah!"

Sania kasih senyum manisnya buat Sugeng sebagai pengantar makan siang. Suasana hati Sania sedikit galau setelah Ranti datang bikin kacau. Setegar apapun seorang gadis tetaplah ada rasa sesal timbul di hati. Cuma Sania ingatkan diri sendiri untuk tetap tegar. Badai sebesar apa saja akan dilalui asal kita berdiri kokoh.

Dea datang setelahnya. Wanita Batak ini tak berani bertanya Sania. Dea pasti sudah tahu dari cerita rekan di bawah soal Ranti datang menghujat Sania.

Gadis muda macam Sania gampang berubah mood. Sedih dan marah tetap tertinggal dalam hati.

"San...ini pesananmu!" Dea meletakkan makanan Sania di meja.

"Iya terima kasih."

"Oya..uangmu ada lebih. Tapi kami beli snack.." ujar Dea merasa bersalah pakai uang Sania tanpa ijin. Janji cuma beli makan siang ini merambat ke snack.

"Ya sudah...toh buat makan! Santai saja Bu Dea.."

"Jangan panggil Bu Dea! Panggil saja Dea! Aku kok merasa seperti ibu pejabat hebat."

"Mana boleh gitu? Kamu kan senior jadi tetap harus ada tingkatan."

"Gimana kalau kak Dea..? Aku merasa lebih nyaman."

"Deal kak Dea! Kita makan dulu. Perutku lapar setelah keluarkan lahar panas."

Dea tahu makna kata Sania namun tetap tak berani bertanya. Ini masalah sangat pribadi. Tak enak bertanya bila Sania tak buka sendiri.

Sania membuka makanan yang dibawa Dea tak open tatapan iba Dea. Sania sudah bosan dikasihani. Tatapan mata Lisa dan Putri juga gitu kalau jumpa Sania. Mereka iba hati pada Sania. Sania tak mau ingat kesedihan yang ditoreh Bobby. The show must go on. Itulah motto Sania detik ini.

Salad pesanan Sania tak terlalu enak. Tak sesuai selera Sania. Yang ini terlalu banyak mayonis bikin asam. Hati Sania yang asam atau memang saladnya terlalu asam.

Sania tinggalkan salad beralih ke roti. Perlahan roti itu pindah ke perut Sania hingga habis. Teh hangat akhiri ritual makan siang Sania. Di samping, Dea masih makan nasi padang berbobot besar. Lauk pauk komplit plus rasa pedas menggigit lidah. Sania sudah pasti tak mampu bersaing dengan Dea soal santap makanan mengandung cabai. Sania habiskan masa kecil di Amerika dan Belanda. Otomatis pola makan Sania ikut selera keluarga sana.

Tak terasa waktu pulang kerja tiba. Sania melajukan mobil menuju ke rumah Bara untuk bertemu Nania. Bara berpesan agar Sania jenguk Nania yang kurang sehat.

Sania luangkan waktu ke rumah Bara demi kemanusiaan. Nania takkan setegar Sania bila suaminya diganggu parasit parasit tak murah rasa malu. Nada dan Arsy sudah cukup ganggu pemandangan. Belum lagi kuman kuman tak tampak. Bara memang pantas digilai karena tampan juga baik walau dingin.

Tergantung bagaimana Bara hadapi wanita wanita tak tahu diri yang ingin menarik perhatian Bara. Apa laki itu akan tergoda ataupun tetap setia pada wanitanya.

Sania langsung masuk pagar rumah Bara karena terbuka. Tak ada penjaga di luar pagar. Artinya Bara tak pakai satpam rumah.

Sania parkir mobil di halaman yang sangat indah. Dari pertama datang Sania sudah jatuh cinta pada taman rumah Bara. Tak bosan jatuhkan mata pada halaman tertata rapi.

"Nona Sania?" seorang perempuan parobaya keluar dari dalam rumah sambut Sania.

Sania menoleh lalu angguk,"Saya Sania.."

"Silahkan masuk! Tuan Bara sudah pesan kalau nona akan datang."

"Terima kasih." Sania diajak masuk dalam rumah.

Suasana rumah adem ayem. Tenang sekali bikin hati terasa nyaman.

"Mari nona...Nyonya sudah tunggu dari tadi."

"Anda pasti Bik Sur."

"Nona kenal aku?"

"Tidak tapi dengar cerita mbak Nania. Oya bik...maaf kalau mau tanya mengapa bubur mbak Nania bisa ada udang padahal bibik tahu dia alergi."

Mata tua Bik Sur langsung redup ditanya pertanyaan menyangkut tanggung jawab kerja. Dalam hal ini bik Sur jadi tersangka utama karena makanan Nania diurus Bik Sur.

"Maafkan bibik non! Bibik sendiri tak tahu kenapa bisa ada udang di rumah ini padahal bibik tak pernah sediakan bahan makanan yang bisa sakiti nyonya."

Sania mencoba cari kebohongan di mata tua bik Sur. Wanita tua ini tak gentar menatap Sania untuk diselidiki. Bik Sur sudah tahu penyakit Nania mana mungkin sengaja bikin majikan makin sakit.

"Bibik ada curiga seseorang? Bibik harus jujur sebelum Pak Bara selidiki lebih jauh."

"Hari itu cuma ada non Nada. Dia datang setelah tuan Bara ke kantor. Dia selalu datang temani nyonya kalau tuan Bara pergi kantor."

"Apa dilakukan terhadap mbak Nania?"

"Memaki mengapa nyonya tak cepat mati. Dia pingin jadi nyonya Bara."

"Oh gitu...rendah sekali akhlaknya. Adik sakit bukannya kasih semangat tapi malah nyakitin."

"Kasihan nyonya. Setiap saat diteror keluarga sendiri. Ibu nyonya juga ikut harap nyonya cepat mati biar non Nada bisa cepat adi nyonya Bara."

"Dasar gila...bibik harus jaga mbak Nania mulai saat ini. Jangan takut melawan yang salah! Kasihan mbak Nania. Sudah sakit dijahatin lagi." ujar Sania emosi.

"Bibik tak berani non...Tuan Bara tak tahu kelakuan keluarga nyonya buruk terhadap nyonya. Di depan tuan Bara mereka akan baik seperti malaikat."

"Mbak Nania tak pernah ngadu kelakuan orang jahat itu?"

Bibik menggeleng sambil menitik air mata mengingat kesabaran Nania terhadap keluarganya. Tak pernah sekalipun Nania lapor pada Bara tingkah buruk keluarganya.

"Kasihan nyonya..semoga non Sania bisa ringankan beban hati nyonya."

"Aku akan usaha bik. Aku boleh masuk kamar mbak Nania?"

"Tentu..silahkan! Memang sudah ditunggu."

Bik Sur mengantar Sania sampai depan kamar Nania di lantai bawah. Kesehatan Nania sangat buruk tak memungkinan dia naik turun tangga. Padahal kamar utama mereka ada di lantai dua. Sebelum sakit dulu Nania dan Bara tempati kamar atas sebagai kamar utama. Segala berubah sejak Nania divonis sakit kanker stadium empat.

Terpopuler

Comments

Endang Supriati

Endang Supriati

klu memang rumah atas nammamu! kenapa engga dijual!!! apa urusan nya sama mereka.peduli syetan.tahu.!!

2024-04-28

0

Jumi Roh

Jumi Roh

Ayo Sania bantu bu Nania dan pak Bara

2022-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Patah hati
2 Kekacauan
3 CEO PUSING
4 Laki Culas
5 Lembaran Baru
6 Karyawan Baru
7 Karyawan rajin
8 Kesal
9 Mulai berkarya
10 Proyek Perdana
11 Berjumpa
12 Jumpa
13 Kenalan
14 Makin Dekat
15 Pengawal Nania
16 Serangan Musuh
17 Bara
18 Permintaan Nania
19 Nania Drop
20 Restu Keluarga
21 Jumpa Keluarga
22 Kumpul Keluarga
23 Adu Mulut
24 Jumpa Camer
25 Berbengkel
26 Rangga Abangku
27 Berbagi
28 Hadiah Untuk Rangga
29 Mencari Fakta
30 Dendam
31 Agra
32 Kumpul keluarga
33 Lamaran
34 Kesepakatan
35 Mobil Untuk Agra
36 Melawan
37 Tamu Tak Diundang
38 Ijab Kabul
39 Acara Keluarga
40 Berbagi Ranjang
41 Kebahagiaan Nania
42 Keisengan Bara
43 CS Gila
44 Tuyul Pengacau
45 Saingan Dalam Rumah
46 Kecurigaan Dea
47 Perasaan Bara
48 Suami Siaga
49 Konflik Kecil
50 Berdamai
51 Kekacauan Di Pagi Hari
52 Menuai Karma
53 Buka Kisah Lama
54 Shopping
55 Bersikap Jujur
56 Semangat Baru
57 Terkuak Rahasia
58 Lokasi Proyek
59 Curhat author
60 Survey
61 Cinta
62 Kintan
63 Jumpa Bapak Kintan
64 Prahara
65 Bini Muda Rebutan
66 Tua Muda Sakit
67 Dua Wanita Sakit
68 Nania Kritis
69 Pesan Nania
70 Nania Pergi
71 Tidur Bersama
72 Bara Ngambek
73 Rudi Diakui Keluarga
74 Tahlilan
75 Ciuman Subuh
76 Salah Paham
77 Akting Tak Lulus
78 Jenguk Kintan
79 Berdebat Soal Rudi
80 Nyaris
81 Mohon Dukungan
82 Menantu Idaman
83 Nyaris 2
84 Runtuhnya Gelar Perawan
85 Rahasia Kecil Ranti
86 Gerakan Perdana Sania
87 Rangga Naik Pangkat
88 Pengacau Baru
89 Maya
90 Bertengkar
91 Kesedihan Sania
92 Ketegasan Bara
93 Menang Tender
94 Jumpa Musuh
95 Berita Buruk
96 Maya Bunuh Diri
97 Niat Busuk Amanda
98 Ancaman Bertubi
99 Kehancuran Bobby
100 Bobby Terkapar
101 Menantu Norak
102 Buka Jati Diri
103 Pengumuman Pemenang
104 Kerja Bakti
105 Tamu Tak Diundang
106 Bersikap Jujur
107 Lari Pagi
108 Kantor Baru
109 Rekan Lama
110 Lagi Lagi Maya
111 Berdamai
112 Ranti Berulah
113 Kacau
114 Sukacita Diatas Duka
115 Kabar Bagus
116 Sania Yang Berubah
117 Debat Santai
118 Gerakan Amanda
119 Amanda Stress
120 Perhatian Mertua
121 Emosi Sania
122 Sania
123 Sania Berkepribadian Ganda
124 Pasangan Baru
125 Cerita Rumit
126 Bertamu Ke Kantor Polisi.
127 Keadilan
128 Sania Ngambek
129 Salah Arti
130 Rayuan Bara
131 Plan Ke Pulau B
132 Berdebat Lagi
133 Dosa Bara
134 Rasa Bersalah itu
135 Cinta Usang Terbit
136 Janji Bara
137 Fadil Pulang
138 Bara Terjebak
139 Sania Pergi
140 Sidang Tengah Malam.
141 Rangga Marah
142 Chat Sania
143 Terungkap
144 Dua Wanita Culas
145 Rindu Sania
146 Joachim
147 Bara Nelangsa
148 Rangga Jatuh Cinta
149 Lisa Hamil
150 Sania Berang
151 Arsy Nekat
152 Roy Sekar Jadian
153 Pengawalan Bara
154 Bara Selamat
155 Penyesalan Bara
156 Sania pulang
157 Sania Kejar Rangga
158 Bara Bersumpah
159 Sania Balik Kantor
160 Persoalan Baru
161 Membalas
162 Ngidam Sania
163 Burung Piaraan Pak Slamet
164 Suami Baru
165 Ngidam Terpenuhi
166 Berdamai Dengan Hati
167 Suhada Dioperasi
168 Sania Mengalah
169 Damai
170 Ungkap Fakta
171 Makan Malam
172 Penculikan Suhada
173 Amanda Meninggal
174 Operasi Sukses
175 Akhir Kisah Amanda
176 Cari Ketenangan
177 Pesta
178 CEO Cantik
179 Undian Mobil
180 Dukungan Bara
181 Kelaparan
182 Oleh-oleh
183 Harga Oleh-oleh
184 Ranti Melahirkan
185 Sania Lahiran
186 Jalan Mulai Terang
187 End
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Patah hati
2
Kekacauan
3
CEO PUSING
4
Laki Culas
5
Lembaran Baru
6
Karyawan Baru
7
Karyawan rajin
8
Kesal
9
Mulai berkarya
10
Proyek Perdana
11
Berjumpa
12
Jumpa
13
Kenalan
14
Makin Dekat
15
Pengawal Nania
16
Serangan Musuh
17
Bara
18
Permintaan Nania
19
Nania Drop
20
Restu Keluarga
21
Jumpa Keluarga
22
Kumpul Keluarga
23
Adu Mulut
24
Jumpa Camer
25
Berbengkel
26
Rangga Abangku
27
Berbagi
28
Hadiah Untuk Rangga
29
Mencari Fakta
30
Dendam
31
Agra
32
Kumpul keluarga
33
Lamaran
34
Kesepakatan
35
Mobil Untuk Agra
36
Melawan
37
Tamu Tak Diundang
38
Ijab Kabul
39
Acara Keluarga
40
Berbagi Ranjang
41
Kebahagiaan Nania
42
Keisengan Bara
43
CS Gila
44
Tuyul Pengacau
45
Saingan Dalam Rumah
46
Kecurigaan Dea
47
Perasaan Bara
48
Suami Siaga
49
Konflik Kecil
50
Berdamai
51
Kekacauan Di Pagi Hari
52
Menuai Karma
53
Buka Kisah Lama
54
Shopping
55
Bersikap Jujur
56
Semangat Baru
57
Terkuak Rahasia
58
Lokasi Proyek
59
Curhat author
60
Survey
61
Cinta
62
Kintan
63
Jumpa Bapak Kintan
64
Prahara
65
Bini Muda Rebutan
66
Tua Muda Sakit
67
Dua Wanita Sakit
68
Nania Kritis
69
Pesan Nania
70
Nania Pergi
71
Tidur Bersama
72
Bara Ngambek
73
Rudi Diakui Keluarga
74
Tahlilan
75
Ciuman Subuh
76
Salah Paham
77
Akting Tak Lulus
78
Jenguk Kintan
79
Berdebat Soal Rudi
80
Nyaris
81
Mohon Dukungan
82
Menantu Idaman
83
Nyaris 2
84
Runtuhnya Gelar Perawan
85
Rahasia Kecil Ranti
86
Gerakan Perdana Sania
87
Rangga Naik Pangkat
88
Pengacau Baru
89
Maya
90
Bertengkar
91
Kesedihan Sania
92
Ketegasan Bara
93
Menang Tender
94
Jumpa Musuh
95
Berita Buruk
96
Maya Bunuh Diri
97
Niat Busuk Amanda
98
Ancaman Bertubi
99
Kehancuran Bobby
100
Bobby Terkapar
101
Menantu Norak
102
Buka Jati Diri
103
Pengumuman Pemenang
104
Kerja Bakti
105
Tamu Tak Diundang
106
Bersikap Jujur
107
Lari Pagi
108
Kantor Baru
109
Rekan Lama
110
Lagi Lagi Maya
111
Berdamai
112
Ranti Berulah
113
Kacau
114
Sukacita Diatas Duka
115
Kabar Bagus
116
Sania Yang Berubah
117
Debat Santai
118
Gerakan Amanda
119
Amanda Stress
120
Perhatian Mertua
121
Emosi Sania
122
Sania
123
Sania Berkepribadian Ganda
124
Pasangan Baru
125
Cerita Rumit
126
Bertamu Ke Kantor Polisi.
127
Keadilan
128
Sania Ngambek
129
Salah Arti
130
Rayuan Bara
131
Plan Ke Pulau B
132
Berdebat Lagi
133
Dosa Bara
134
Rasa Bersalah itu
135
Cinta Usang Terbit
136
Janji Bara
137
Fadil Pulang
138
Bara Terjebak
139
Sania Pergi
140
Sidang Tengah Malam.
141
Rangga Marah
142
Chat Sania
143
Terungkap
144
Dua Wanita Culas
145
Rindu Sania
146
Joachim
147
Bara Nelangsa
148
Rangga Jatuh Cinta
149
Lisa Hamil
150
Sania Berang
151
Arsy Nekat
152
Roy Sekar Jadian
153
Pengawalan Bara
154
Bara Selamat
155
Penyesalan Bara
156
Sania pulang
157
Sania Kejar Rangga
158
Bara Bersumpah
159
Sania Balik Kantor
160
Persoalan Baru
161
Membalas
162
Ngidam Sania
163
Burung Piaraan Pak Slamet
164
Suami Baru
165
Ngidam Terpenuhi
166
Berdamai Dengan Hati
167
Suhada Dioperasi
168
Sania Mengalah
169
Damai
170
Ungkap Fakta
171
Makan Malam
172
Penculikan Suhada
173
Amanda Meninggal
174
Operasi Sukses
175
Akhir Kisah Amanda
176
Cari Ketenangan
177
Pesta
178
CEO Cantik
179
Undian Mobil
180
Dukungan Bara
181
Kelaparan
182
Oleh-oleh
183
Harga Oleh-oleh
184
Ranti Melahirkan
185
Sania Lahiran
186
Jalan Mulai Terang
187
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!