Semua anggota keluarga telah berkumpul di ruang tengah. Termasuk Nashita, Fathir dan keempat putranya, termasuk saudara-saudara dari pihak Fathir Aldama dan dari pihak Nashita Fidelyo.
Sementara Jason, Uggy, Enda dan Riyan berada di kamar sang adik. Mereka tampak khawatir akan adik kesayangannya. Mereka bergantian memberikan kecupan sayang di kening adiknya.
"Kenapa harus sakit lagi sih? Baru kemarin keluar dari rumah sakit. Sekarang sakit lagi." Enda mengusap lembut kepala adiknya.
"Kakak gak tega ngeliat kamu kalau sakit gini Kim,"ucap Uggy sembari tangannya menggenggam tangan adiknya.
"Kak Jason, Kak Uggy, Kak Enda. Aku takut jika kejadian itu terulang lagi. Aku takut sakit kepala yang dirasakan Kimberly sama seperti dua tahun lalu." Riyan berucap lirih dengan tatapan menyenduh menatap adik perempuan satu-satunya.
Uggy yang kebetulan berada di samping adiknya itu langsung merangkul bahunya. Uggy tahu bagaimana takutnya Riyan akan Kimberly.
"Kita berdoa saja semoga hal itu tidak terjadi lagi. Semoga rasa sakit yang dirasakan oleh Kimberly hanya sakit kepala biasa. Kamu tahu sendirikan bagaimana aktifnya Kimberly ketika baru sembuh dari sakit. Adikmu itu tidak bisa diam." Uggy berusaha memberikan ketenangan kepada adiknya, walau di hatinya juga memiliki perasaan takut seperti Riyan.
"Sudah.. sudah! Kita positif thinking aja. Semoga adik manis kita baik-baik saja." Jason berusaha menenangkan ketiga adik-adiknya.
"Lebih baik kita keluar. Biarkan Kimberly istirahat," ujar Enda.
Dan setelah itu, mereka pun pergi meninggalkan kamar Kimberly. Sebelum mereka pergi keluar dari kamar adiknya. Mereka menyempatkan untuk memberikan kecupan sayang di keningnya.
Kini semuanya sudah berada di ruang tengah, kecuali Kimberly. Mereka membahas tentang keadaan Kimberly.
Jason, Uggy, Enda dan Riyan juga sudah menceritakan tentang kecelakaan yang menimpa Kimberly dua hari lalu kepada kedua orang tua mereka.
Ketika mendengar cerita dari keempat putra-putranya membuat Nashita dan Fathir terkejut. Apa yang dirasakan oleh keempat putra-putranya itu juga yang dirasakan oleh Nashita dan Fathir akan putri bungsunya. Bahkan saudara-saudara dan keponakan-keponakannya juga memiliki perasaan takut yang sama.
Dua tahun yang lalu Kimberly pernah mengalami kecelakaan dimana Kimberly yang baru pulang sekolah ketika hendak menyerang jalan ada sebuah mobil yang dengan laju mobilnya sangat cepat menuju kearah Kimberly. Kimberly langsung dilarikan ke rumah sakit oleh orang-orang yang ada disekita lokasi.
Sementara mobil itu menghantam tubuh Kimberly sehingga tubuh Kimberly terpental dan berguling-guling di aspal dan berakhir kepala yang membentur di pinggiran aspal. Mobil yang sudah menabrak Kimberly kabur begitu saja tanpa ada niat untuk bertanggung jawab atau sekedar menolong.
Kimberly mengalami koma selama 6 bulan. Ketika sadar dari komanya, Kimberly mengalami masa-masa sulitnya. Pertama, Kimberly mengalami trauma akan kecelakaan. Setiap melihat kejadian kecelakaan, Kimberly akan berteriak histeris. Kedua, kesehatan Kimberly menurun. Kimberly sering merasakan sakit yang teramat di bagian kepalanya. Rasa sakit itu datang ketika tengah malam dimana semua orang sudah terlelap dengan sangat nyamannya, namun Kimberly harus merasakan kesakitan di bagian kepalanya. Ketiga, Kimberly sempat menutup diri dan tidak ingin bertemu dengan siapa pun.
Satu bulan kejadian naas yang dialami oleh Kimberly. Kimberly akhirnya menyadari akan satu hal. Kecelakaan yang menimpanya itu adalah kecelakaan yang disengaja. Setelah Kimberly menyadari akan hal itu. Kimberly pun langsung menceritakan kepada kedua orang tuanya dan keempat kakak-kakaknya. Mendengar cerita dari Kimberly membuat kedua orang tuanya dan keempat kakak-kakaknya marah. Bukan hanya kedua orang tuanya dan keempat kakak-kakaknya saja yang marah ketika mendengar cerita dari Kimberly. Bahkan para Paman, para Bibi dan para kakak-kakak sepupunya juga tersulut emosi ketika mendengar cerita dari Kimberly.
Sehari setelah Kimberly bercerita, Fathir Aldma bersama adik-adiknya dan adik-adik iparnya pun menyelidiki tentang pemilik mobil yang sudah menabrak Kimberly.
Dua hari menyelidiki kasus kecelakaan yang menimpa Kimberly. Akhirnya Fathir Aldama dan adik-adiknya berhasil mendapatkan petunjuknya dan juga pelakunya. Pelakunya adalah saingan bisnisnya dan juga saingan bisnis adik-adiknya.
Saingan bisnisnya itu tak terima selalu kalah bersaing dengan sang ayah dan juga para Pamannya. Bahkan orang itu selalu berusaha terus menerus menggagalkan semua usaha-usaha sang Ayah dan para Pamannya. Namun orang itu gagal. Dikarenakan Kimberly adalah putri dan keponakan kesayangan dari dua keluarga. Maka dengan itu orang tersebut ingin menghancurkan dua keluarga tersebut melalui Kimberly.
"Dad, Mom! Aku benar-benar khawatir terhadap Kimberly. Aku tidak mau hal itu terulang kembali. Sudah cukup dua tahun lalu Kimberly merasakan kesakitan dan juga Kimberly menderita setiap malam." Enda berbicara dengan wajah yang terlihat ketakutan akan adiknya.
Nashita berpindah duduk di samping putranya itu, lalu tangannya mengusap-ngusap lembut punggung putranya.
"Kita berdoa saja untuk Kimberly ya. Semoga Kimberly baik-baik saja."
"Mommymu benar sayang. Kita berdoa saja untuk Kimberly. Semoga saja rasa sakit di kepala Kimberly hanya sakit kepala biasa saja. Ditambah lagi Kimberly yang memang super aktif kalau berada di sekolah." Fathir juga berusaha meyakinkan putranya.
"Uggy," panggil Ardian, sang Paman adik pertama ayahnya.
"Iya, Pi."
"Bagaimana dengan kedua perempuan yang saat itu telah menampar Kimberly?" tanya Ardian.
Baik adik-adiknya Fathir maupun adik-adiknya Nashita sudah mengetahui perihal Kimberly yang dihina dan berujung ditampar di depan sebuah mini market ketika Kimberly mampir kesana sebelum berangkat ke sekolah.
"Masih aman, Pi! Tidak ada kabar apapun dari dua keluarga itu. Bahkan orang-orang yang aku pekerjaan untuk mengawasi Kimberly selama diluar rumah mengatakan padaku semuanya baik-baik saja. Mereka tidak mengusik Kimberly." Uggy menjelaskan secara detail.
"Baguslah kalau begitu," sahut Ardian.
"Ada satu masalah lagi!" seru Billy tiba-tiba.
Mendengar seruan dari Billy, semua anggota keluarga melihat kearahnya, kecuali Triny dan Aryan. Mereka tahu apa yang akan disampaikan oleh Billy dengan anggota keluarganya.
"Apa itu Billy? Katakan Mommy." Nashita menatap keponakannya itu.
"Masalah kecelakaan saat Kimberly berada di Mall dimana ada pengendara motor yang tiba-tiba menarik paper bag milik Kimberly sehingga membuat Kimberly nekat mengejar pengendara motor tersebut dan berakhir Kimberly ditabrak mobil." Billy menjawabnya.
"Apa kau mengetahui pelakunya?" tanya Jason.
"Belum Kak Jason. Saat kami berada di kantin. Ada sedikit keributan. Keributan itu dibuat oleh teman sekelasku yaitu Ishana dan gengnya. Keributan yang aku maksud itu adalah bahwa Ishana sengaja memamerkan barang belanjaannya kepada para penghuni kantin dengan suaranya yang begitu keras."
FLASHBACK ON
Di meja Kimberly and the geng. Kimberly tiba-tiba tersendat ketika mendengar Ishana menyebut nama mall Holsten Galerie Neumunster dan juga nama jam tangan. Nama jam tangan itu sama dengan jam tangan yang dibeli oleh Kimberly sebagai hadiah ulang tahun untuk kakaknya.
Melihat Kimberly yang tersendat ketika sedang makan membuat mereka semua menjadi khawatir, terutama Billy, Triny dan Aryan.
"Kimberly. Kamu tidak apa-apa?" tanya Aryan. Sedangkan Kimberly tidak merespon sama sekali.
"Mall yang dikunjungi oleh Kak Ishana adalah mall yang sama dengan mall yang aku kunjungi semalam? Waktunya juga sama. Nama jam tangannya pun sama," batin Kimberly.
"Kimberly," panggil Rere.
Masih sama. Kimberly tidak merespon sama sekali. Mereka yang melihat Kimberly tidak memberikan respon apapun menjadi khawatir.
Berlahan Kimberly mengalihkan pandangannya untuk melihat kearah belakang. Melihat Kimberly yang membalikkan badannya. Mereka juga ikut membalikkan badan mereka.
Kimberly menatap lekat kerah dua paper bag yang ada di atas meja yang ditempati oleh Ishana, Marco dan kelompoknya.
Sementara Billy, Triny, Aryan dan yang lainnya melihat tatapan mata Kimberly yang tertuju ke meja dimana ada Marco dan Ishana.
"Kenapa Kimberly menatap mereka seperti itu," batin mereka semua.
Ishana mengeluarkan sesuatu dari dalam paper bag tersebut. Sebuah kotak berwarna merah. Setelah itu, Ishana membuka kotak itu. Terlihat sebuah jam tangan yang begitu mewah.
"Wah, Ishana. Jam tangannya mewah sekali!" seru Alice.
"Iya dong. Mana mungkin aku membelikan jam tangan abal-abal dan murahan untuk kekasihku ini," jawab Ishana dengan bangganya.
Kimberly membelalakkan matanya ketika melihat jam tangan yang dibeliny semalam yang telah dirampok oleh pengendara motor.
Kimberly langsung berdiri dari duduknya dan langsung menghampiri meja Ishana, Marco dan kelompoknya.
Melihat Kimberly yang tiba-tiba berdiri dan melangkah mendekati meja kelompoknya Marco dan Ishana, mereka pun juga ikut berdiri dan mengikuti Kimberly.
"Jadi kau yang telah menyuruh dua pengendara motor itu mencuri dua paper bag milikku saat aku berada di mall!" teriak Kimberly.
"Hei, yang sopan kalau bicara. Jangan seenaknya kau menuduhku!" bentak Ishana.
Kini Billy, Triny, Aryan dan yang lainnya sudah berada didekat Kimberly.
"Aku bukankah menuduh Kakak. Tapi itu kenyataannya. Semalam aku juga pergi ke mall Holsten Galerie Neumunster. Aku membeli jam tangan merek Mont Blanc. Ketika aku ingin pulang, tiba-tiba dua pengendara motor datang dan menarik paper bag milikku!" bentak Kimberly dengan menatap tajam Ishana.
"Alah. Kau jangan berbohong. Bilang saja kau itu iri dengan Ishana. Ishana punya kekasih dan dia juga mampu membelikan hadiah untuk kekasihnya. Sementara kau... apa yang kau miliki, hah?! Kekasih saja tak punya. Bagaimana bisa memberikan hadiah kepada orang yang dicintai... hahahaha." Zora berbicara sembari tertawa mengejek.
"Norak lo Kak. Memberikan hadiah itu tidak harus kepada kekasih saja. Kepada Kakak, Adik, Orang tua bahkan sahabat juga bisa." Catherine menjawab perkataan dari Zora
"Kembalikan! Itu milikku!" bentak Kimberly dengan menatap wajah Ishana.
"Enak saja ngaku-ngaku milikmu. Memangnya kau mampu membelinya. Kau itu miskin. Bahkan keluargamu saja belum tentu mampu membeli barang-barang brended sepertiku. Kau saja sekolah disini karena mendapatkan beasiswa. Jadi tidak usah belagu. Apa begini cara kedua orang tuamu mengajarimu, hah?! Apa orang tuamu menyuruhmu untuk mengakui barang orang lain adalah barang milikmu, hum?" Ishana menatap remeh Kimberly.
Sementara Aryan, Billy, Triny dan sahabatnya mengepal kuat tangan mereka mendengar ucapan dari Ishana.
Kimberly menatap nyalang Ishana. Tatapan matanya seketika berubah merah. Tanpa di ketahui oleh mereka semua, kecuali Triny, Billy dan Aryan sosok lain yang ada dalam diri Kimberly telah mengambil alih tubuh Kimberly.
Triny, Billy dan Aryan yang menyadari jika tubuh Kimberly kini telah dikuasai oleh sosok lain yang ada di dalam diri Kimberly menjadi panik dan juga takut.
"Kau...!" suara Kimberly saat ini telah berubah. Bukan lagi suara asli Kimberly.
Para sahabat dari Billy, termasuk Tommy, sahabat Aryan dan sahabat Triny seketika merinding ketika melihat aura yang berbeda dari diri Kimberly. Tapi tidak dengan sahabatnya Kimberly. Mereka tahu jika saat ini yang berdiri di hadapan mereka bukanlah Kimberly, tapi sosok lain dari diri Kimberly.
Ketika tangan Kimberly ingin mencekik leher Ishana, seketika Billy langsung memeluk tubuh Kimberly. Dan tidak lupa Billy membisikkan kata-kata penenang di telinga Kimberly.
"Tenang Kim. Tenangkan dirimu. Aku disini. Jangan biarkan sosok itu menyakiti orang lagi."
Seketika Billy merasakan Kimberly membalas pelukannya. Dan detik kemudian terdengar isakan yang lolos keluar dari bibir Kimberly.
"Hiks... Billy. Itu memang punyaku. Jam tangan itu milikku. Jam tangan itu aku beli untuk Kak Jason. Aku membelinya sebagai hadiah ulang tahunnya Kak Jason... Hiks," isak Kimberly.
"Aku percaya kalau jam tangan itu milikmu. Aku janji padamu. Aku akan menyelidiki masalah ini. Aku akan cari tahu dua pengendara motor itu. Jika aku berhasil mendapatkan kedua manusia menjijikkan itu. Aku akan habis mereka berdua beserta keluarganya. Bukan itu saja. Jika Ishana terlibat dalam masalah ini, aku juga akan menghancurkan wanita murahan itu beserta keluarganya." Billy berucap sembari terus memeluk tubuh Kimberly agar Kimberly benar-benar tenang. Saat ini tubuh Kimberly masih dikuasai oleh sosok itu, walau nada bicara Kimberly sudah sedikit melembut..
"Benarkah?" tanya Kimberly.
"Hm. Aku akan buktikan ucapanku. Aku Billy Ravindra tidak akan membiarkan orang-orang yang telah menyakitimu dan juga menyakiti orang-orang terdekatku hidup bahagia. Mereka harus hancur." Billy menjawabnya dengan mantap.
"Baiklah. Aku pegang kata-katamu."
Setelah mengatakan itu, tiba-tiba tubuh Kimberly lemah dan ambruk. Kimberly pingsan di pelukan Billy.
FLASHBACK OFF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Anni Zakiyani
kan ceritanya flashback sudah ditulis di bab sebelumya..mending jgn ditulis lagi...jd panjang tp membosankan karna berulang thor...tetep semangat
2022-11-11
1