Kimberly saat ini berada di taman depan sekolahnya. Dirinya sedang memikirkan sesuatu. Memikirkan masalahnya dengan Kakak kelasnya. Lebih tepatnya Kakak kelasnya itu yang selalu mencari masalah dengannya. Bahkan Marco yang berstatus kekasih dari Kakak kelasnya itu juga selalu mengganggunya.
Ketika Kimberly sedang berperang dengan pikirannya, tiba-tiba seseorang datang menghampirinya.
"Hei," sapa orang itu.
Kimberly terkejut dan matanya langsung melihat kearah orang yang sudah berdiri di sampingnya.
Kimberly menatap lekat wajah orang yang berdiri di sampingnya itu. Kimberly berpikir sejenak. Setelah Kimberly mengingatnya. Kimberly tersenyum.
Sementara orang itu tersenyum bahagia di hatinya ketika melihat senyuman manis yang terukir di bibir Kimberly.
"Boleh aku duduk di sampingmu?" tanya orang itu.
"Silahkan," jawab Kimberly lembut.
Setelah mendapatkan izin dari Kimberly. Orang itu langsung menduduki pantatnya di samping Kimberly.
"Terima kasih," ucap Kimberly tiba-tiba.
Orang yang ada di samping Kimberly tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya untuk melihat kearah Kimberly.
"Terima kasih untuk apa?" tanya orang itu.
"Saat di Perpustakaan itu kau telah menolongku. Dan aku minta maaf karena aku tidak langsung mengucapkan terima kasih padamu." Kimberly menjawabnya.
Orang itu tersenyum mendengar jawaban dari Kimberly. Sejujurnya orang itu tidak mempermasalahkan kejadian dimana dirinya menolong Kimberly ketika Kimberly hampir saja ketimpuk beberapa buku tebal. Dirinya ikhlas menolong Kimberly saat itu.
"Tak masalah. Aku benar-benar tulus menolongmu saat itu. Dan aku juga mau meminta maaf kalau aku sudah lancang memelukmu sehingga membuatmu takut." orang itu berbicara lembut.
"Tak masalah. Aku tidak mempermasalahkannya," jawab Kimberly. Seketika Kimberly tersenyum.
"Kenalkan namaku Tommy Alexander,"
"Kalau kamu siapa?"
Tommy pura-pura tidak mengetahui nama Kimberly. Tommy seperti itu agar bisa lebih dekat lagi dengan Kimberly.
"Apa perlu aku memperkenalkan lagi namaku? Sementara kau sudah sering bertemu denganku. Apalagi saat sedang berkumpul dengan yang lainnya." Kimberly barucap. Tanpa sepengetahuan Tommy. Di dalan hati Kimberly sudah tidak karuan.
Mendengar ucapan dari Kimberly membuat Tommy tersenyum geli. Di dalam hatinya membenarkan perkataan Kimberly.
"Hehehe. Iya kau benar. Tapi setidaknya kan ini hanya sekedar perkenalan antara kita berdua. Kan kita belum berkenalan secara langsung." Tommy berucap.
"Baiklah. Aku Kimberly. Kimberly Aldama." Kimberly mengulurkan tangannya kearah Tommy. Tommy dengan senang hati dan juga bahagia langsung menerima uluran tangan dari Kimberly.
Setelah saling berkenalan secara langsung. Kimberly dan Tommy pun melanjutkan pembicaraan mereka lebih dalam lagi. Kadang-kadang mereka saling melontarkan kata lucu sehingga membuat mereka tertawa. Tanpa diketahui oleh Kimberly dan Tommy ada sepasang pasang yang memberikan tatapan tak suka.
Kimberly sudah berada di kelasnya begitu juga dengan keempat sahabatnya dan semua teman-teman kelasnya. Lima menit kemudian, masuk seorang guru laki-laki ke dalam kelas.
"Selamat siang anak-anak," sapa guru tersebut.
"Selamat siang Pak!" seru para murid semuanya.
"Sebelum kita memulai pelajaran yang terakhir dari Bapak. Terlebih dahulu bapak akan memperkenalkan teman baru kalian. Teman baru kalian itu ada lima orang dan semuanya perempuan. Mereka pindahan dari Amerika.
Setelah mengatakan itu, guru tersebut memanggil lima murid baru dan menyuruh mereka masuk.
"Kalian masuklah!"
Dan masuklah lima murid baru perempuan ke dalam kelas. Dan berdiri di depan kelas.
"Sekarang perkenalkan nama kalian dan asal sekolah kalian," sahut guru tersebut.
"Aku Talitha Robert. Pindahan dari sekolah di Amerika," ucap Talitha.
"Aku Selena Fabian."
"Aku Aurel Fernando."
"Aku Brenda Gustian."
"Aku Kiara Fransisko."
"Baiklah. Silahkan kalian duduk di bangku kosong di belakang," ucap Guru itu.
Setelah itu, Talitha, Selena, Aurel, Brenda dan Kiara melangkah menuju bangku yang dimaksud oleh guru tersebut.
Ketika melangkah menuju bangku kosong yang di belakang. Tatapan mata Talitha tertuju kepada Kimberly. Talitha menatap tajam kearah Kimberly. Sementara Kimberly yang ditatap seperti hanya aduh dan tak peduli.
Talitha seketika berhenti tepat di hadapan Kimberly. Begitu juga dengan teman-teman Talitha. Mereka berdiri di hadapan Kimberly dan keempat sahabatnya.
"Aku mau duduk disini." Talitha berbicara dengan nada ketus dan tatapan matanya yang tajam.
"Yeeeeyy! Tadi pak guru bilang apa? Bukannya kau dan teman-teman kamu disuruh duduk di bangku yang kosong di belakang. Kenapa kau malah menyuruhku pindah?" Kimberly menjawab perkataan dari Talitha.
"Berani kau menjawab perkataanku, hah!" bentak Talitha.
"Memangnya situ siapa? Kenapa aku harus takut? Baru jadi anak baru aja udah belagu. Mau sok jadi penguasa disini. Ingat! Ini negara Jerman. Bukan Amerika." Kimberly menjawab dengan wajah terlampau santai. Tidak ada rasa takut sama sekali di wajahnya.
Sementara keempat sahabatnya dan teman-teman kelasnya yang lainnya tersenyum bahagia dan juga bangga dengan Kimberly. Setidaknya, dengan adanya Kimberly dan keempat sahabatnya. Mereka tidak akan jadi bual-bualan dari si anak baru.
"Udah sana duduk," sahut Rere.
"Ngapain juga masih berdiri disini. Gangguin tahu," sela Santy.
"Kita mau belajar nih," ucap Sinthia menambahkan.
"Kalian itu menghalangi pemandangan kami," ujar Catherine.
Mendengar ucapan demi ucapan dari Kimberly dan keempat sahabatnya membuat Talitha dan keempat temannya mengepal kuat tangannya.
Dan setelah itu, Talitha dan keempat temannya melangkah menuju bangku kosong yang ada di belakang Kimberly dan keempat sahabatnya.
"Baiklah anak-anak. Kita mulai pelajarannya!" seru guru tersebut
Setelah mengatakan itu, guru tersebut memulai materi pembelajarannya.
***
Kimberly saat ini berada di kamarnya. Setelah pulang dari sekolahnya bersama Aryan. Kimberly memilih masuk ke kamar dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.
Saat dalam perjalanan pulang, Kimberly banyak diam. Dan bahkan Kimberly sempat mengeluh kepada Aryan bahwa kepalanya sakit. Mendengar keluhan dari Kimberly membuat Aryan berubah menjadi panik.
Aryan kini masih berada di rumah Kimberly yang tak lain rumah Paman dan Bibinya. Sementara kedua orang tua Kimberly pukul 5 sore baru sampai di rumah. Dan untuk keempat kakak-kakaknya masih di Perusahaan masing-masing.
Aryan mengambil ponselnya, lalu mencari nama salah satu Kakak sepupunya di daftar kontak. Setelah mendapatkan satu nama, Aryan langsung menghubunginya. Beberapa detik kemudian terdengar suara seseorang dari seberang telepon.
"Hallo, Aryan."
"Hallo, Kak Uggy."
"Ada apa Aryan?"
"Apa Kakak masih lama di Kantor? Apa tidak bisa pulang cepat hari ini?"
"Memangnya kenapa? Apa telah terjadi sesuatu?"
"Ini masalah Kimberly, Kak!"
Uggy yang berada di seberang telepon ketika Aryan menyebut nama adiknya langsung seketika berubah panik.
"Aryan. Kenapa dengan Kimberly? Kimberly pulang dari sekolahnya dengan siapa?"
"Kimberly pulang denganku. Sementara Kak Billy dan Kak Triny masih di sekolahnya. Mereka ada tambahan pelajaran. Ketika aku dan Kimberly dalam perjalanan pulang ke rumah. Kimberly tidak banyak bicara. Bahkan Kimberly beberapa kali memejamkan matanya dengan kuat. Melihat hal itu. Aku bertanya padanya. Dan Kimberly bilang kalau kepalanya sakit."
"Sekarang Kimberly nya mana?"
"Kimberly ada di kamarnya Kak. Setelah sampai di rumah. Kimberly langsung masuk ke kamarnya. Lima menit yang lalu aku sempat ke kamarnya. Kimberly tertidur tanpa menggantikan seragam sekolahnya."
"Di rumah ada siapa?"
"Hanya aku dan beberapa pelayan."
"Ya, sudah. Kakak pulang sekarang. Kakak titip Kimberly kekamu. Kamu sudah makan?"
"Belum Kak. Ini aku baru mau makan."
"Kakak akan belikan makanan kesukaanmu."
" Terima kasih Kak."
Setelah mengatakan itu, baik Aryan maupun Uggy sama-sama menutup teleponnya.
Sementara Uggy yang ada di Perusahaannya langsung menghubungi Kakaknya dan kedua adik laki-lakinya. Uggy mengabari tentang keadaan Kimberly kepada ketiga saudaranya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Dewi Kijang
lanjut
2022-12-30
0