Kimberly dan keempat sahabatnya sudah berada di kelas. Siswa dan siswi yang ada di kelas kini tengah berkumpul di meja Kimberly dan keempat sahabatnya. Mereka menatap iba Santy.
"Hei, Santy. Kamu gak apa-apa kan? Apa masih sakit pipinya?" tanya salah satu siswa sekelas Kimberly.
"Ach! Aku tidak apa-apa. Terima kasih atas perhatiannya," jawab Santy.
"Aku tidak habis pikir melihat kelakuan kakak-kakak senior itu. Mereka terlalu kejam," kata seorang siswi.
"Apa kita akan seperti ini selama sekolah disini? Kita akan disiksa, dimaki, dihujat kalau kita tidak mematuhi perintah mereka. Apalagi kalau sampai kita tidak sengaja melakukan kesalahan, bisa-bisa habis kita disiksa." siswi lainnya ikut bersuara dan diangguki oleh mahasiswa dan siswi lainnya.
"Apa kita harus mematuhi setiap perintah mereka agar kita akan aman sekolah disini?" tanya seorang siswa.
"Kalian tidak perlu mematuhi perintah mereka. Kalian disini untuk sekolah. Bukan untuk menjadi budak mereka," jawab Sinthia.
"Tapi kami tidak mau jadi korban bully mereka," balas mahasiswa lainnya.
"Mereka itu iblis bukan manusia. Sekalipun kalian mematuhi perintah mereka. Mereka akan tetap membully kalian," ucap Rere.
"Iya, itu benar." Cathrine menambahkan.
Ketika mereka sedang asyik dengan dunianya, tiba-tiba datang kelompok Syafina mengganggu.
"Wah.. Wah! Sedang asyik, nih!" seru Enzi dengan aksen mengejeknya.
Mendengar suara orang yang berbicara, baik Kimberly maupun yang lainnya melihat kearah suara tersebut.
Syafina menatap tajam kearah Kimberly. Begitu juga dengan sahabat-sahabatnya.
"Jadi dia orang yang dibilang oleh Kak Ishana," batin Syafina.
"Hei, kau! Siapa namamu?" tanya Syafina ketus dengan tatapan tak suka kearah Kimberly.
"Aku." Kimberly menunjuk kearah dirinya sendiri.
"Iya, iyalah. Kau bodoh!" bentak Aruna.
Mendengar bentakkan dari Aruna membuat Rere, Sinthia, Santy dan Cathrine mengepalkan tangannya kuat. Mereka marah melihat sahabatnya dibentak.
"Eemm. Namaku..." Kimberly menghentikan sejenak perkataannya, lalu tersenyum di sudut bibirnya.
"Aku lupa namaku," jawab Kimberly asal.
Mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan dari Kimberly membuat Syafina dan teman-temannya geram.
"Jangan main-main dengan kami, brengsek!" bentak Vanesha.
"Kau jangan pura-pura tidak tahu namamu sendiri ya! Jelas-jelas ada name tage di bajumu itu!" bentak Jennie ketika melihat name tage Kimberly di baju sebelah kiri.
Baik Kimberly, keempat sahabatnya dan teman-teman sekelasnya melihat kearah name tage Kimberly.
"Nah, jika situ sudah lihat name tage nya. Kenapa masih bertanya juga, bodoh?" ejek Rere.
"Hahahahaha."
Mereka tertawa mendengar perkataan kejam dari Rere, termasuk Kimberly.
Syafina dan teman-temannya menatap tajam kearah Kimberly dan keempat sahabatnya. Mereka tidak terima dipermalukan.
"Yak! berani kalian menertawakan kami, hah!" bentak Vanesha.
"Takuutt," ejek Cathrine.
"Hahahaha," tawa Sinthia, Santy, Rere dan Cathrine. Sementara Kimberly hanya senyam senyum menatap wajah kesal Syafina dan teman-temannya.
"Brengsek!" teriak Syafina.
Syafina berjalan mendekati Kimberly yang sedang duduk di kursinya. Kemudian tangannya ingin menarik kerah baju Kimberly. Namun, usahanya gagal. Kimberly dengan gesitnya langsung menangkap tangan Syafina.
SRETT!
Kimberly memegang kuat tangan Syafina sehingga membuat Syafina meringis.
"Ooops. Sorry!" Kimberly mendorong tubuh Syafina sehingga tubuh Syafina terhuyung ke belakang dan mengenai meja.
"Uuuu," ejek sahabat-sahabat Kimberly.
Melihat Syafina yang kesakitan membuat Enzi, Vanesha, Jennie dan Aruna marah. Vanesha dan Jennie menolong Syafina. Semenyara Aruna dan Enzi menyerang Kimberly.
Ketika keduanya ingin menyerang Kimberly, terdengar suara seseorang yang memasuki kelas.
"Pagi siswa siswi sekalian!" sapa guru perempuan itu.
Mendengar suara seseorang yang memasuki kelas membuat para siswa dan siswi, termasuk Kimberly dan keempat sahabatnya terkejut. Para siswa dan siswi yang tadinya mengerubungi meja Kimberly dan keempat sahabatnya kembali ke meja masing-masing.
"Baiklah, anak-anak. Kita mulai materi pelajarannya," ucap guru itu.
***
Setelah dua jam mengikuti pelajaran di kelasnya. Kini Kimberly dan keempat sahabatnya sudah berada di kantin. Begitu juga dengan ketiga sepupunya dan para sahabat.
"Kalian mau pesan apa?"tanya Rere.
"Aku bakso sama minumnya jus alpukat," jawab Santy.
"Kalau kalian pesan apa?" tanya Rere melihat kearah Kimberly, Cathrine dan Sinthia.
"Samakan saja," jawab ketiganya kompak.
"Baiklah,"
Setelah itu, Rere pun pergi meninggalkan bangkunya untuk memesan pesanannya dan pesanan sahabat-sahabatnya.
Sembari menunggu pesanan datang. Kimberly, Santy, Sinthia dan Cathrine memutuskan bermain game di ponsel.
Ketika mereka tengah asyik bermain game, tiba-tiba kelompok EXID datang mengganggu.
BRAAKK!
Zora menggebrak kuat meja yang ditempati oleh Kimberly dan keempat sahabatnya.
"Aish! mereka lagi," batin Kimberly.
Cathrine menatap tajam kearah Zora. "Kenapa sih kalian hoby sekali mengganggu para junior kalian, hah? Apa gak ada kerjaan yang lainnya ya?"
"Lebih baik kakak-kakak pergi deh dari sini. Jika kakak-kakak ingin makan. Tuh masih banyak tempat yang kosong." Sinthia berbicara sembari menunjuk kearah tempat yang kosong. Jangan lupakan tatapan tak sukanya.
"Beraninya kau mengusir kami, hah!" bentak Nattaya.
"Bukannya mengusir, Kak! Tapi lebih tepatnya kakak-kakak itu mengganggu disini. Risih tahu," jawab Sinthia.
"Kau..." Alice melayangkan tangannya ingin menampar Sinthia.
SREETT!
Kimberly berdiri dari duduknya dan dengan cepat menahan tangan Alice dengan matanya menatap tajam kearah Alice..
"Lepas!" bentak Alice. Namun Kimberly tidak mempedulikan bentakkan dari Alice.
"Yak! Lepaskan tangan Alice!" bentak Ishana.
Namun bukan Kimberly namanya yang akan langsung menurut begitu saja.
Melihat Kimberly yang sama sekali tidak mengindahkan perintah dari Ishana membuat Ishana geram dan juga marah.
Ishana memberikan kode kepada Zora dan Dira. Melihat kode yang diberikan oleh Ishana. Dira dan Zora mengerti.
Zora dan Dira kemudian menyerang Kimberly. Santy dan Cathrine yang melihat langsung berseru.
"Kimberly, awas!"
DUUAAGGHH!
SREETT!
"Aakkhh!" teriak Zora dan Dira.
Kimberly secara bersamaan memberikan tendangan keras tepat di perut Zora dan cekikak di leher Dira.
BRUUKK!
Tubuh Zora mental ke belakang dan tersungkur di lantai. Dan cekikan kepada leher Dira.
"Uhuukk!"
Zora memuntahkan darah segar dari mulutnya. Sementara Dira saat susah bernafas. Wajahnya sudah membiru. Orang-orang yang berada di kantin terkejut dan juga merinding ketakutan. Begitu juga dengan Ishana, Alice dan Nattaya.
"Kim, lepaskan! Aku mohon." Cathrine berusaha membujuk Kimberly agar Kimberly mau melepaskan tangannya dari leher Dira.
Kimberly mendorong tubuh Dira, sehingga tubuh Dira membentur meja.
BRUUKK!
Kimberly menatap tajam kearah Alice. "Jangan coba-coba untuk menyakiti sahabat-sahabatku apalagi mengusikku. Jika kalian tidak ingin mati di tanganku. Menjauhlah!"
Kimberly melepaskan tangannya yang memegang tangan Alice dengan cara menghempaskannya. Setelah itu, Kimberly kembali menduduki pantatnya di kursi.
Disisi lain dan di tempat yang sama. Billy, Triny, Aryan dan para sahabatnya tersenyum puas melihat apa yang dilakukan oleh Kimberly kepada kakak-kakak seniornya.
"Akhirnya!" seru Billy
"Keluar juga sisi lainnya," batin Triny tersenyum puas.
"Kalian sudah salah mencari lawan," ucap Aryan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
yayan
wih ngk salah masa baru hari pertama masuk n msh masa ospek dah materi pelajaran
2024-02-13
0
Dewi Kijang
keren banget nih
2022-12-30
0
Alya Yuni
Jngn tkut Kimberly
lwan sampai patah tulng biar tau rsa
2022-10-19
1