Kimberly sedang berada di sebuah mall. Dirinya sibuk mengitari semua kios untuk mencari barang yang diinginkan. Barang itu akan dihadiahkan kepada seseorang.
Setelah satu jam mengitari kios yang ada di dalam mall, akhirnya Kimberly berhasil menemukan barang yang diinginkannya.
Kimberly tersenyum bahagia ketika mendapatkan apa yang dicarinya, kemudian Kimberly membawa barang yang sudah ada di tangannya itu ke kasir untuk dibayar.
Kini Kimberly sudah berada diluar. Kaki jenjangnya melangkah menuju mobilnya yang sedang terparkir di parkiran.
Ketika Kimberly melangkah menuju mobilnya, tiba-tiba ada sebuah pengendara motor yang menuju kearahnya. Pengendara itu menarik dua paper bag yang ada di tangannya.
SREETT!
Sontak membuat Kimberly terkejut. Dan Kimberly langsung berlari mengejar pengendara motor tersebut hingga keluar dari area mall.
Tanpa disadari oleh Kimberly ada sebuah mobil melaju kencang ke arahnya dan menabrak tubuhnya.
BRUUKK!
Tubuh Kimberly tergeletak di aspal dengan darah yang keluar dari kepalanya. Sementara mobil yang menabrak Kimberly langsung berhenti.
Dari dalam mobil itu keluar seorang pria paruh baya bersama dengan seorang seorang sopir pribadinya. Keduanya mendekati tubuh Kimberly yang tergeletak di aspal.
"Angkat gadis ini dan bawa ke mobil. Kita harus membawanya ke rumah sakit!" seru pria paruh baya itu menatap khawatir gadis yang tergeletak di hadapan.
"Baik, tuan."
Sang sopir tersebut langsung mengangkat tubuh Kimberly dan membawanya masuk ke dalam mobil. Dan mereka bergegas menuju rumah sakit.
Di dalam perjalanan, pria paruh baya itu menghubungi salah satu putranya dan menyuruhnya datang ke rumah sakit.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Jason dan ketiga adiknya berada di ruang tengah. Mereka semua sangat mengkhawatirkan Kimberly. Baik Jason, Uggy, Enda maupun Riyan sudah berulang kali menghubungi adiknya itu. Namun, sang adik tidak bisa dihubungi.
"Kak, bagaimana ini?" tanya Riyan.
Uggy seketika beranjak dari duduknya, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Beberapa menit kemudian, Uggy kembali dengan kunci mobil yang ada di tangannya.
"Aku akan pergi mencari Kimberly!" seru Uggy.
"Aku ikut Kak," sahut Enda.
Uggy dan Enda melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Dan meninggalkan Jason dan Riyan.
Setelah kepergian Uggy dan Enda. Suasana kembali hening.
"Aku akan coba menghubungi Kimberly kembali," sahut Riyan.
Riyan pun kembali menghubungi adiknya. Namun, hasilnya sama saja. Ponsel adiknya tidak bisa dihubungi.
"Kim, kamu ada dimana?" batin Riyan.
"Bagaimana?" tanya Jason sembari menatap wajah adik ketiga itu. Riyan menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.
"Kim. Kamu dimana? Pulanglah. Kakak sangat mengkhawatirkanmu," batin Jason.
***
Di rumah sakit, terlihat dua orang pria yang tengah berdiri di depan pintu ruang UGD. Keduanya menatap khawatir ke arah pintu itu. Salah satunya tengah menunduk takut dan juga bersalah.
"Maafkan saya, tuan!"
"Kamu tidak salah. Ini adalah takdir. Jadi jangan menyalahkan dirimu," jawab pria paruh baya itu.
Hening...
Beberapa menit kemudian, terdengar derap langkah kaki disertai suara seseorang dari arah kanan keduanya berdiri.
"Papi," panggil orang itu yang kini sudah berada di hadapan pria paruh baya itu.
"Apa yang terjadi? Papi tidak apa-apa kan?"
Orang itu menatap khawatir kearah ayahnya. Matanya menatap sekitar tubuh ayahnya dengan lekat takut jika ada yang terluka.
"Papi tidak apa-apa, Tommy!" seru ayahnya.
Ya! Pemuda itu adalah Tommy Alexander. Putra keempat dari pasangan Andrean Alexander dan Lusiana Alexander.
"Lalu siapa yang sakit?" tanya Tommy.
"Saya tidak sengaja menabrak seorang gadis, tuan muda Tommy!" sopir tersebut menjawabnya.
Mendengar pengakuan dari sopir ayahnya, Tommy menatap wajah sopir ayahnya itu. Terlihat raut khawatir dan juga raut bersalahnya.
PUK!
Tommy menepuk pelan bahu pemuda itu dengan senyuman yang terukir di bibirnya.
"Semoga gadis itu tidak apa-apa."
CKLEK!
Terdengar pintu ruang UGD di buka. Lalu ketiganya melihat kearah pintu tersebut. Dan seorang Dokter keluar dari ruang tersebut.
"Bagaimana keadaan gadis itu Dokter?" tanya Tommy.
"Untuk saat ini keadaan pasien baik-baik saja. Tapi saya belum bisa memastikan bagaimana keadaan sebelum hasil ct scan keluar. Setelah hasilnya keluar barulah kita akan tahu."
"Kapan hasilnya akan keluar, Dok?" tanya Andrean.
"Besok sekitar pukul 9 pagi. Kalian bisa melihatnya setelah pasien dipindahkan ke ruang rawatnya. Kalau begitu saya permisi dulu."
Setelah mengatakan itu, Dokter itu pun pergi meninggalkan Tommy, Andrean dan sopir tersebut.
Tommy, Andrean dan sopir pribadi Andrean sudah berada di dalam ruang rawat Kimberly. Ketika Tommy, Andrean dan sopir pribadi Andrean masuk ke dalam ruang rawat tersebut, Tommy sangat terkejut melihat gadis yang ditabrak oleh sopir pribadi ayahnya. Korban tabrakan itu adalah Kimberly, adik sepupu dari sahabatnya Billy.
Tommy baru mengetahui bahwa gadis yang ditolong olehnya ketika berada di perpustakaan sehingga membuat gadis itu ketakutan yang tak lain adalah adik sepupu dari sahabatnya.
Tommy diberitahu oleh Billy setelah selesai berkumpul di lobi sekolah dua hari yang lalu. Tommy bertanya kepada Billy tentang Kimberly yang begitu dekat dengannya, Triny dan Aryan. Tommy juga menceritakan pertemuan pertamanya dengan Kimberly. Dari situlah Tommy mengetahui status hubungan Billy, Triny, Aryan dan Kimberly.
"Aku akan menghubungi Billy," sahut Tommy.
Mendengar ucapan Tommy, Andrean langsung menatap putranya. Andrean tahu siapa itu Billy.
"Kenapa harus telepon Billy, sayang?" tanya Andrean.
Tommy melihat kearah ayahnya, lalu tersenyum. "Gadis ini bernama Kimberly. Dia adik kelasku sekaligus adik sepupunya Billy."
Andrean menatap wajah cantik Kimberly yang saat ini masih belum sadar. "Gadis yang sangat cantik," batin Andrean.
Setelah itu, Tommy pun menghubungi Billy, sahabatnya. Dirinya harus segera menghubungi Billy. Mungkin saat ini anggota keluarga Kimberly sangat mengkhawatirkan Kimberly.
***
Di kediaman Ammar Ravindra tampak sepi. Semua penghuni sudah berada di kamar masing-masing.
Billy saat ini tengah duduk di sofa yang ada di kamarnya. Dirinya sibuk mengecek beberapa berkas Perusahaan miliknya.
Billy memiliki satu Perusahaan yang didirikan oleh usahanya sendiri tanpa sepengetahuan anggota keluarganya. Billy melakukan hal itu jika telah lulus SMA nanti, Billy bisa langsung bekerja sembari menunggu proses melanjutkan kebangku perkuliahan. Dengan begitu Billy tidak akan membuang-buang waktunya yang tidak jelas.
Ketika Billy tengah fokus dengan beberapa berkas, tiba-tiba Billy dikejutkan bunyi ponselnya.
Billy melirik kearah ponselnya. Dan terlihat nama 'Tommy' di layar ponselnya itu. Billy mengerutkan keningnya, lalu mengambil ponselnya dan langsung menjawabnya.
"Hallo, Tommy."
"Hallo, Billy. Apa aku mengganggumu?"
"Tidak. Ada apa? Kenapa?"
"Ach. Begini Billy. Kimberly sekarang di rumah sakit."
Mendengar Tommy yang mengatakan bahwa Kimberly ada di rumah sakit membuat Billy terkejut dan juga khawatir.
"Apa yang terjadi Tommy? Kenapa Kimberly bisa masuk rumah sakit?"
"Bil. Sebelumnya aku minta maaf. Kimberly masuk rumah sakita karena sopir Papiku tidak sengaja menabraknya. Kebetulan kejadian itu, Papiku baru pulang dari Kantornya."
"Lalu bagaimana keadaan sekarang?"
"Dokter bilang keadaan untuk saat ini baik-baik saja. Untuk mengetahui keadaan selanjutnya tunggu hasil st scan keluar. Hasilnya keluar besok pukul 9 pagi. Kimberly berada di rumah sakit Alfried Krupp. Ruang rawat nomor 106."
"Baiklah."
Setelah berbicara dengan Tommy. Billy langsung mematikan teleponnya. Billy langsung bersiap-siap untuk ke rumah sakit. Dirinya benar-benar sangat mengkhawatirkan sepupunya itu.
Billy keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga sambil berteriak membangunkan anggota keluarganya. Mendengar teriakan dari Billy membuat semua anggota keluarganya terbangun.
Mereka semua keluar dari kamar masing-masing dan menatap tajam kearah Billy seakan-akan ingin memakan Billy hidup-hidup.
"Udah. Nanti aja marahnya. Kita harus ke rumah sakit sekarang. Kimberly sekarang dirawat di rumah sakit karena mengalami kecelakaan."
Mendengar penuturan dari Billy, Clarita langsung mendekati putra bungsunya itu.
"Kimberly masuk rumah sakit? Kamu dapat kabar dari mana Billy?"
"Aku dapat kabar dari Tommy, Bunda! Tommy yang memberitahuku kalau Kimberly berada di rumah sakit. Tommy bilang padaku bahwa sopir ayahnya tidak sengaja menabraknya ketika baru pulang dari Kantor."
"Kalau begitu ceritanya. Pasti Jason, Uggy, Enda dan Riyan tidak mengetahui tentang adik mereka!" seru Ammar.
Bertepatan setelah Ammar mengatakan hal itu, tiba-tiba saja ponsel milik Billy berbunyi. Billy langsung mengambil ponselnya di saku celananya dan terlihat nama 'Kak Jason' di layar ponselnya.
Billy melihat kearah anggota keluarganya. Begitu juga anggota keluarganya yang kini menatapnya.
"Siapa?" tanya Alfan
"Kak Jason," jawab Billy.
"Sudah Ayah duga. Pasti terjadi sesuatu," ucap Ammar.
"Ya, sudah! Angkat panggilan dari kakakmu itu. Dan jangan lupa loundspeaker panggilannya," ucap Clarita.
Setelah itu, Billy pun menjawab panggilan dari kakak sepupunya itu dan tak lupa meloundspeaker panggilannya.
"Hallo, Kak Jason."
"Hallo, Billy. Apa Kimberly ada disana? Apa Kimberly menginap disana? Kimberly tidak ada di kamarnya, Billy! Kakak... kakak, Uggy, Enda Dan Riyan sudah berulang kali menghubunginya. Tapi ponselnya tidak aktif. Kimberly pergi tanpa sepengetahuan Kakak."
Mendengar ucapan demi ucapan dari Jason membuat Clarita dan yang lainnya menjadi tidak tega. Mereka menangis ketika mendengar suara bergetarnya Jason. Mereka semua paham bagaimana rasa sayang, perhatian dan kepedulian Jason kepada keempat adik-adiknya, terutama kepada adik bungsunya.
"Kak Jason. Kimberly sekarang berada di rumah sakit. Kimberly kecelakaan. Aku dapat kabar dari sahabatku, Tommy."
"Apa? Kim-kimberly kecelakaan? Lalu bagaimana keadaannya Billy? Kimberly berada di rumah sakit mana."
"Rumah sakit Alfried Krupp. Ruang rawat nomor 106."
"Baiklah."
Setelah mengatakan itu, Jason langsung mematikan teleponnya.
"Ya, sudah! Kita semua bersiap-siap untuk ke rumah sakit. Jason, Uggy, Enda dan Riyan pasti sangat sedih ketika melihat adik kesayangannya di rawat di rumah sakit. Dan mereka pasti membutuhkan kita. Kak Fathir dan Kak Nashita masih berada di luar kota!" seru Ammar.
Setelah itu, mereka semua pun bersiap-siap. Sementara Billy sudah pergi lima menit yang lalu menuju rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments