Setelah terjadi peperangan antara Kimberly dan keempat kakak-kakaknya yang dimenangkan oleh Kimberly dan berakhir Kimberly berada di rumahnya.
Saat ini Kimberly masih berada di kamarnya. Dirinya saat ini tengah bersiap-siap untuk ke sekolah.
Beberapa menit Kimberly pun telah lengkap dengan seragam sekolahnya. Setelah dinyatakan semuanya telah lengkap. Kimberly pun pergi meninggalkan kamarnya untuk menuju meja makan.
Di meja makan keempat kakak-kakaknya telah berkumpul. Jason dan Uggy kini tengah menyiapkan sarapan pagi untuk adik-adiknya, terutama untuk adik bungsunya dan dibantu oleh Enda dan Riyan. Mereka tidak ingin hanya duduk-duduk saja. Mereka juga ingin membantu kedua kakaknya.
Setelah semuanya siap dan tertata rapi di ata meja. Uggy menduduki pantatnya di kursi begitu juga dengan Enda dan Riyan. Sementara Jason pergi menuju kamar adik bungsunya. Namun seketika langkahnya terhenti kala mendengar derap langkah kaki menuruni anak tangga.
Baik Jason, Uggy maupun Enda dan Riyan melihat kearah anak tangga. Seketika mereka dengan kompak membelalakkan matanya karena melihat adiknya sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Kimberly," panggil Jason, Uggy, Enda dan Riyan bersamaan.
Mendengar panggilan dari keempat kakak-kakak yang begitu nyaring membuat Kimberly terkejut. Melihat adiknya terkejut, Jason, Uggy, Enda dan Riyan tersenyum gemas.
Kimberly merengut kesal sembari melangkahkan kakinya menuju ruang makan.
Kini mereka semua sudah berada di meja makan. Mereka sarapan pagi dengan penuh kebahagiaan sembari diselangi dengan celoteh-celoteh kecil dari Kimberly.
"Kakak Uggy," panggil Kimberly.
"Ada apa, hum?" tanya Uggy.
"Mobil aku masih di parkiran mall. Ini kunci mobilnya." Kimberly berbicara sembari meletakan kunci mobilnya di atas meja.
Uggy hanya menggelengkan kepalanya mendengar perkataan adiknya itu. Begitu juga dengan Jason, Enda dan Riyan.
"Ya, sudah! Biar Kakak yang mengambilnya di sana. Kamu pergi sekolahnya sama Riyan," sahut Uggy.
"Baiklah," jawab Kimberly.
"Ingat? Kamu baru habis kecelakaan. Saat di sekolah nanti jangan terlalu banyak beraktivitas." Jason menasehati adiknya. Jason sangat tahu bagaimana sifat adiknya yang satu ini.
"Siap kapten," jawab Kimberly dengan tangan memberi hormat.
Jason, Uggy, Enda dan Riyan tersenyum gemas melihat kelakuan adiknya itu.
***
Kimberly sudah berada di sekolahnya. Ketika Kimberly tiba di sekolah, keempat sahabatnya langsung menyambutnya.
Kini Kimberly dan keempat sahabatnya berada di kantin lengkap dengan ketiga saudara sepupunya yaitu Billy, Triny dan Aryan ditambah para sahabatnya, termasuk Tommy.
"Bagaimana keadaanmu Kimberly?" tanya Triny yang melihat Kimberly yang sudah masuk sekolah.
"Aku baik-baik saja Triny," jawab Kimberly.
"Yakin?" tanya Aryan yang menatap tepat di mata Kimberly.
"Sangat yakin," jawab Kimberly.
"Jika kamu merasakan sakit. Katakan padaku atau setidaknya katakan pada sahabat-sahabatmu." Billy berbicara sambil meletakan tiga potongan nugget ke dalam piring Kimberly.
"Hm." Kimberly hanya menjawabnya dengan deheman.
Diam-diam Tommy mencuri pandangan kearah Kimberly. Begitu juga dengan Andhika. Andhika mencuri pandangan kearah Triny. Keduanya menaruh hati kepada Kimberly dan Triny. Kimberly maupun Triny yang menyadari kalau mereka sedang diperhatikan oleh Tommy dan Andhika langsung melihat kearah keduanya.
Tommy dan Andhika yang ketahuan oleh Kimberly dan Triny langsung kembali menatap makanan yang ada di hadapannya. Sementara Kimberly dan Triny saling lirik kemudian tersenyum.
Disaat Kimberly serta yang lainnya tengah asyik dengan dunia mereka. Tiba-tiba terdengar keributan dari tempat duduk yang tak jauh dari tempat duduk Kimberly dan yang lainnya. Lebih tepatnya keributan itu berada di belakang meja Kimberly and the geng.
Yang membuat keributan tersebut adalah kelompok BRAINER dan kelompok EXID yang diketuai oleh Marco dan Ishana. Keributan maksudnya disini adalah bukan perkelahian. Tapi keributan suara mereka yang terlalu kencang.
"Oh iya, Marco sayang. Semalam aku baru pulang dari mall Holsten Galerie Neumunster. Aku membelikan sesuatu untukmu." Ishana berbicara dengan suara yang sengaja dikeraskan agar semua pengunjung kantin bisa mendengarnya.
"Memangnya kau membelikan apa untukku sayang?" tanya Marco.
"Aku membelikan jam tangan termahal. Jam tangan ini keluaran terbaru. Mereknya adalah Mont Blanc." Ishana menjawabnya dengan semangat.
Di meja Kimberly and the geng. Kimberly tiba-tiba tersendat ketika mendengar Ishana menyebut nama mall Holsten Galerie Neumunster dan juga nama jam tangan. Nama jam tangan itu sama dengan jam tangan yang dibeli oleh Kimberly sebagai hadiah ulang tahun untuk kakaknya.
Melihat Kimberly yang tersendat ketika sedang makan membuat mereka semua menjadi khawatir, terutama Billy, Triny dan Aryan.
"Kimberly. Kamu tidak apa-apa?" tanya Aryan. Sedangkan Kimberly tidak merespon sama sekali.
"Mall yang dikunjungi oleh Kak Ishana adalah mall yang sama dengan mall yang aku kunjungi semalam? Waktunya juga sama. Nama jam tangannya pun sama," batin Kimberly.
"Kimberly," panggil Rere.
Masih sama. Kimberly tidak merespon sama sekali. Mereka yang melihat Kimberly tidak memberikan respon apapun menjadi khawatir.
Berlahan Kimberly mengalihkan pandangannya untuk melihat ke arah belakang. Melihat Kimberly yang membalikkan badannya. Mereka juga ikut membalikkan badan mereka.
Kimberly menatap lekat kerah dua paper bag yang ada di atas meja yang ditempati oleh Ishana, Marco dan kelompoknya.
Sementara Billy, Triny, Aryan dan yang lainnya melihat tatapan mata Kimberly yang tertuju ke meja dimana ada Marco dan Ishana.
"Kenapa Kimberly menatap mereka seperti itu," batin mereka semua.
Ishana mengeluarkan sesuatu dari dalam paper bag tersebut. Sebuah kotak berwarna merah. Setelah itu, Ishana membuka kotak itu. Terlihat sebuah jam tangan yang begitu mewah.
"Wah, Ishana. Jam tangannya mewah sekali!" seru Alice.
"Iya dong. Mana mungkin aku membelikan jam tangan abal-abal dan murahan untuk kekasihku ini," jawab Ishana dengan bangganya.
Kimberly membelalakkan matanya ketika melihat jam tangan yang dibelinya semalam yang telah dirampok oleh pengendara motor.
Kimberly langsung berdiri dari duduknya dan langsung menghampiri meja Ishana, Marco dan kelompoknya.
Melihat Kimberly yang tiba-tiba berdiri dan melangkah mendekati meja kelompoknya Marco dan Ishana, mereka pun juga ikut berdiri dan mengikuti Kimberly.
"Jadi kau yang telah menyuruh dua pengendara motor itu mencuri dua paper bag milikku saat aku berada di mall!" teriak Kimberly.
"Hei, yang sopan kalau bicara. Jangan seenaknya kau menuduhku!" bentak Ishana.
Kini Billy, Triny, Aryan dan yang lainnya sudah berada didekat Kimberly.
"Aku bukankah menuduh Kakak. Tapi itu kenyataannya. Semalam aku juga pergi ke mall Holsten Galerie Neumunster. Aku membeli jam tangan merek Mont Blanc. Ketika aku ingin pulang, tiba-tiba dua pengendara motor datang dan menarik paper bag milikku!" bentak Kimberly dengan menatap tajam Ishana.
"Alah. Kau jangan berbohong. Bilang saja kau itu iri dengan Ishana. Ishana punya kekasih dan dia juga mampu membelikan hadiah untuk kekasihnya. Sementara kau... apa yang kau miliki, hah?! Kekasih saja tak punya. Bagaimana bisa memberikan hadiah kepada orang yang dicintai... hahahaha." Zora berbicara sembari tertawa mengejek.
"Norak lo Kak. Memberikan hadiah itu tidak harus kepada kekasih saja. Kepada Kakak, Adik, Orang tua bahkan sahabat juga bisa." Catherine menjawab perkataan dari Zora
"Kembalikan! Itu milikku!" bentak Kimberly dengan menatap wajah Ishana.
"Enak saja ngaku-ngaku milikmu. Memangnya kau mampu membelinya. Kau itu miskin. Bahkan keluargamu saja belum tentu mampu membeli barang-barang brended sepertiku. Kau saja sekolah disini karena mendapatkan beasiswa. Jadi tidak usah belagu. Apa begini cara kedua orang tuamu mengajarimu, hah?! Apa orang tuamu menyuruhmu untuk mengakui barang orang lain adalah barang milikmu, hum?" Ishana menatap remeh Kimberly.
Sementara Aryan, Billy, Triny dan sahabatnya mengepal kuat tangan mereka mendengar ucapan dari Ishana.
Kimberly menatap nyalang Kimberly. Tatapan matanya seketika berubah merah. Tanpa di ketahui oleh mereka semua, kecuali Triny, Billy dan Aryan sosok lain yang ada dalam diri Kimberly telah mengambil alih tubuh Kimberly.
Triny, Billy dan Aryan yang menyadari jika tubuh Kimberly kini telah dikuasai oleh sosok lain yang ada di dalam diri Kimberly menjadi panik dan juga takut.
"Kau...!" suara Kimberly saat ini telah berubah. Bukan lagi suara asli Kimberly.
Para sahabat dari Billy, termasuk Tommy, sahabat Aryan dan sahabat Triny seketika merinding ketika melihat aura yang berbeda dari diri Kimberly. Tapi tidak dengan sahabatnya Kimberly. Mereka tahu jika saat ini yang berdiri di hadapan mereka bukanlah Kimberly, tapi sosok lain dari diri Kimberly.
Ketika tangan Kimberly ingin mencekik leher Ishana, seketika Billy langsung memeluk tubuh Kimberly. Dan tidak lupa Billy membisikkan kata-kata penenang di telinga Kimberly.
"Tenang Kim. Tenangkan dirimu. Aku disini. Jangan biarkan sosok itu menyakiti orang lagi."
Seketika Billy merasakan Kimberly membalas pelukannya. Dan detik kemudian terdengar isakan yang lolos keluar dari bibir Kimberly.
"Hiks... Billy. Itu memang punyaku. Jam tangan itu milikku. Jam tangan itu aku beli untuk Kak Jason. Aku membelinya sebagai hadiah ulang tahunnya Kak Jason... Hiks," isak Kimberly.
"Aku percaya kalau jam tangan itu milikmu. Aku janji padamu. Aku akan menyelidiki masalah ini. Aku akan cari tahu dua pengendara motor itu. Jika aku berhasil mendapatkan kedua manusia menjijikkan itu. Aku akan habis mereka berdua beserta keluarganya. Bukan itu saja. Jika Ishana terlibat dalam masalah ini, aku juga akan menghancurkan wanita murahan itu beserta keluarganya." Billy berucap sembari terus memeluk tubuh Kimberly agar Kimberly benar-benar tenang. Saat ini tubuh Kimberly masih dikuasai oleh sosok itu, walau nada bicara Kimberly sudah sedikit melembut..
"Benarkah?" tanya Kimberly.
"Hm. Aku akan buktikan ucapanku. Aku Billy Ravindra tidak akan membiarkan orang-orang yang telah menyakitimu dan juga menyakiti orang-orang terdekatku hidup bahagia. Mereka harus hancur." Billy menjawabnya dengan mantap.
"Baiklah. Aku pegang kata-katamu."
Setelah mengatakan itu, tiba-tiba tubuh Kimberly lemah dan ambruk. Kimberly pingsan di pelukan Billy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments