Jason, Uggy, Enda, Riyan beserta bundanya dan para sepupu mereka sudah berada di ruang rawat Kimberly. Di ruang rawat tersebut ada Tommy. Sementara Ayahnya sudah pulang bersama sopir pribadi ayahnya.
Tommy sudah menceritakan apa penyebab Kimberly bisa sampai masuk ke rumah sakit. Mendengar cerita dari Kimberly, ketiga kakak-kakaknya Kimberly tidak mempermasalahkan hal itu.
Jason menggenggam tangan adiknya dan tak lupa mengecup keningnya. Jason menangis melihat adiknya yang kembali terbaring di rumah sakit. Baik Jason maupun Uggy, Enda dan Riyan, mereka sama-sama menangis melihat adik perempuannya kembali berurusan dengan yang namanya rumah sakit. Bagi mereka itu adalah kelemahanya.
"Kim. Apa kamu marah sama Kakak, hum? Kamu marah sama Kakak karena Kakak tidak mau menemani kamu pergi. Kakak lebih memilih pekerjaan Kakak dari pada pergi bersama kamu. Maafkan Kakak." Jason kembali mengecup kening adiknya.
Mendengar ucapan dari Jason. Uggy, Enda, Riyan dan yang lainnya menjadi tidak tega. Kemudian Clarita mengusap lembut kepala belakang Jason dengan lembut.
"Bunda tahu perasaan kamu sayang. Kamu begitu menyayangi adik-adikmu, terutama Kimberly. Bunda yakin kalau Kimberly tidak marah sama kamu karena kalian itu memiliki sifat yang sama. Saling menyayangi, saling memberikan perhatian. Dan memiliki rasa kepedulian. Jadi kamu tidak perlu khawatir kalau adikmu yang keras kepala ini akan marah padamu." Clarita berusaha menghibur dan memberikan ketenangan kepada keponakan sulungnya.
"Aku hanya takut saja Bunda. Aku takut Kimberly akan marah atau pun kecewa kepadaku. Sudah berapa minggu ini aku selalu sibuk dengan pekerjaanku. Aku jarang membagi waktuku untuk Kimberly. Dan saat Kimberly membutuhkanku, aku justru tidak bisa mengabulkan keinginannya. Padahal Kimberly jarang-jarang sekali minta ditemani olehku. Biasanya yang sering menemani dan menuruti semua keinginannya adalah Uggy, Enda dan Riyan. Sementara aku jarang sekali. Terakhir kalinya aku menemani Kimberly jalan-jalan itu bulan kemarin. Itu pun hanya sekali." Jason menjawab perkataan Bundanya sembari matanya menatap wajah cantik adiknya.
GREP!
Clarita menarik keponakannya itu ke dekapannya. Seketika tangisan Jason pun pecah.
"Hiks... Bunda. Aku gagal menjadi Kakak yang baik untuk Kimberly. Aku gagal Bunda. Bunda tahu bagaimana rasa takutku akan Kimberly. Dan Bunda juga tahu apa kelemahan terbesar dalam hidupku. Aku tidak ingin terjadi sesuatu terhadap Kimberly. Kimberly itu beda dengan anak-anak seusianya. Kimberly beda dengan kami kakak-kakaknya. Kami pernah sekali kehilangannya Bunda. Bahkan kami kembali mengalami hal itu ketika Kimberly mengalami kecelakaan dua tahun yang lalu. Dan ketika Billy mengatakan bahwa Kimberly masuk rumah sakit akibat kecelakaan kejadian dua tahun yang lalu langsung berputar-putar di pikiranku... Hiks."
Mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Jason serta isakannya membuat mereka juga ikut menangis.
Uggy mendekat kearah Bunda dan kakaknya. Kemudian Uggy menyentuh pundak sang Kakak. Uggy sangat tahu bagaimana perjuangan, kerja keras, perhatian, kepedulian dan kasih sayang kakaknya itu untuknya dan adik-adiknya. Uggy sangat tahu bagaimana kakaknya berusaha keras menjadi Kakak sekaligus orang tua untuknya dan untuk ketiga adik-adiknya ketika kedua orang tua mereka berada di negara orang. Disaat kedua orang tua mereka tidak ada, kakaknya itulah yang menggantikan peran kedua orang tuanya itu.
Jason yang merasakan sentuhan lembut di pundaknya langsung melepaskan pelukannya dari bundanya.
"Kak! Kakak sudah melakukan tugas Kakak dengan baik. Kakak adalah Kakak yang terbaik untuk kami. Kakak selalu ada untuk kami, walau Kakak sedang sibuk dengan pekerjaan kantor Kakak."
Seketika terukir senyuman di bibir Jason ketika mendengar penuturan dari Uggy. Melihat senyuman yang mengembang di bibir Jason mereka merasakan kelegaan.
"Ka-kakak."
Seketika mereka terkejut saat mendengar suara igauan dari Kimberly. Mereka semua pun melihat dan menatap kearah Kimberly.
Jason, Uggy, Enda dan Riyan sudah berada di samping adiknya. Mereka berharap mata adiknya itu terbuka.
"Ka-kakak Jason," igau Kimberly.
Seketika air mata Jason jatuh membasahi wajah tampannya ketika adiknya memanggil namanya. Jason kembali menangis.
Jason menggenggam tangan adiknya dan mengecup keningnya. "Kim. Ini Kakak, sayang. Bukalah matamu dan lihatlah Kakak. Disini juga ada Ayah sama Bunda."
Berlahan Kimberly membuka kedua matanya. Mereka yang melihat mata itu terbuka tersenyum bahagia.
"Kim," panggil Jason, Uggy, Enda dan Riyan.
Kimberly mengalihkan pandangannya untuk melihat keempat kakak laki-lakinya. Dan seketika tatapan matanya terhenti pada Kakak tertuanya yaitu Jason.
"Ka-kakak... Hiks. Maafkan aku. Maafkan aku... Hiks." Kimberly tiba menangis terisak sembari mengucapkan kata maaf.
Baik Jason maupun yang lainnya terkejut ketika mendengar isakan dan permintaan maaf dari Kimberly.
Jason mengusap lembut air mata adiknya lalu mengecup kelopak mata adiknya itu. Tangannya bermain-main di kepalanya.
"Ada apa, hum? Kenapa kamu meminta maaf kepada Kakak?"
"Hiks... aku adik yang nakal. Seharusnya aku tidak pergi keluar malam-malam. Seharusnya aku minta izin dulu sama kakak, Kak Uggy, Kak Enda dan Kak Iyan."
Mendengar ucapan dari Kimberly mereka semua tersenyum gemas. Apalagi ketika melihat wajah polos, imut dan menggemaskan Kimberly ketika sedang berinteraksi dengan keempat kakak-kakaknya.
"Memangnya Kimberly pergi kemana sehingga tidak memberitahu kakak-kakakmu, hum?" tanya Ammar tersenyum hangat kepada Kimberly.
"Aku... aku pergi ke mall untuk membelikan hadiah ulang tahun untuk Kak Jason. Setelah selesai, aku pun memutuskan untuk langsung pulang dan gak pergi kemana-mana lagi. Tapi tiba-tiba ada sebuah motor yang narik paper bag aku. Tanpa berpikir apapun aku langsung mengejar motor itu dan seketika ada mobil yang menabrakku." Kimberly menjelaskan yang sebenarnya kepada anggota keluarganya.
Kimberly langsung menundukkan kepalanya. Dirinya takut untuk menatap wajah keempat kakak-kakaknya itu.
Jason, Uggy, Enda dan Riyan yang melihat ketakutan pada diri adik perempuannya menjadi tidak tega. Baik Jason maupun Uggy, Enda dan Riyan sama sekali tidak ada niatan untuk memarahinya. Mereka tidak akan pernah memarahi adik perempuannya itu sekali pun adiknya itu nakal dan super menyebalkan.
"Hei, kenapa? Kamu tidak perlu khawatir, oke! Kakak, Kak Jason, Kak Enda dan kak Riyan tidak marah sama kamu. Kita sama sekali tidak akan memarahi kamu." Uggy berbicara begitu lembut dengan tangannya mengusap lembut kepalanya.
Mendengar ucapan dari Kakak keduanya itu Kimberly pun langsung melihat wajah keempat kakak-kakaknya itu. Dapat dilihat olehnya keempat kakak-kakaknya itu tersenyum tulus padanya.
Jason membelai rambut adiknya lalu mengecup keningnya. "Maafkan Kakak ya. Gara-gara Kakak kamu jadi seperti ini."
Kimberly langsung menggelengkan kepalanya cepat. "Kakak tidak salah. Aku yang salah karena sudah mengganggu Kakak kerja. Tapi aku melakukan hal itu hanya untuk membuat Kakak bahagia. Aku hanya ingin membuat Kakak melupakan sedikit tentang pekerjaan. Aku tidak mau Kakak terlalu sibuk dengan pekerjaan dan memforsir tenaga Kakak. Aku tidak mau melihat Kakak sakit. Kalau Kakak sakit aku akan sedih. Bagaimana pun Kakak itu manusia bukan robot. Kakak berhak untuk menikmati hari-hari Kakak tanpa memikirkan pekerjaan. Setidaknya satu atau dua hari saja juga tidak apa-apa. Kakak terlalu sibuk dengan pekerjaan Kakak sehingga kakak melupakan hari lahir kakak. Itulah alasannya kenapa kemarin aku memohon pada Kakak untuk menemaniku pergi jalan-jalan."
Mendengar penuturan dari Kimberly membuat Jason meneteskan air matanya. Jason benar-benar terharu akan penuturan dari adik perempuannya itu. Adiknya merengek dan memohon padanya agar mau menemaninya pergi jalan-jalan keluar dan dengan kejamnya dirinya lebih memilih pekerjaannya dari pada mengikuti keinginan adiknya itu. Padahal adiknya melakukan hal itu untuk memberikan hadiah ulang tahun untuknya.
"Bukan untuk Kak Jason saja. Untuk Kak Uggy, Kak Enda dan Kak Iyan juga. Aku tidak mau kalian sakit dan kelelahan hanya karena kalian terlalu sibuk dalam bekerja. Untuk apa memiliki kemewahan, untuk apa memiliki uang banyak jika kita tidak bisa menjaga kesehatan. Kesehatan itu penting Kak. Jadi, aku mohon jangan terlalu memforsir tenaga kalian." Kimberly menatap wajah keempat kakak laki-lakinya. Dan jangan lupa air matanya yang sudah keluar dari sudut matanya.
Melihat adiknya menangis, Enda langsung menghapus air mata adiknya itu.
"Baik. Kakak janji akan selalu mendengar apa yang kamu katakan tadi. Terima kasih ya," Uggy mengecup kening adiknya.
"Kakak juga. Kakak akan mengingat kata-kata kamu barusan," sahut Enda sambil memberikan kecupan di pipi adiknya.
"Kakak juga. Kakak akan menjaga kesehatan kakak," ucap Riyan dan memberikan kecupan sayang di kening adiknya.
Jason masih menggenggam tangan adiknya dan kali ini disertai kecupan berulang kali di telapak tangannya.
"Terima kasih ya. Terima kasih kamu sudah memberikan Kakak nasehat. Terima kasih kamu sudah mengingat hari ulang tahun Kakak dan membelikan hadiah ulang tahun untuk Kakak. Sehingga berakhir kamu di rumah sakit. Maafkan Kakak yang sudah menggagalkan semua rencana kamu."
"Tidak. Kakak Jason tidak salah. Kakak adalah Kakak kesayanganku. Kalian juga." Kimberly berbicara sembari memperlihatkan senyuman manisnya dan menatap wajah keempat Kakak laki-lakinya.
Mereka yang mendengar ucapan dari Kimberly tersenyum bahagia dan juga bangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments