Ke esokkan paginya di kediaman Aldama terlihat wanita cantik sedang sibuk berkutat di dapur. Wanita itu tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan anak-anaknya. Wanita itu adalah Nashita Aldama.
Setelah beberapa menit, semua menu sarapan pagi selesai dimasak, kemudian Nashita pun langsung menata sarapan pagi itu di atas meja.
Ketika Nashita tengah sibuk menata sarapan pagi di atas meja, tiba-tiba terdengar sapaan dari suami dan keempat anak laki-lakinya.
"Selamat pagi sayang."
"Selamat pagi Mommy."
Nashita tersenyum ketika mendengar sapaan lembut dari lima jagoannya.
"Selamat pagi juga para jagoan Mommy," sapa Nashita.
Fathir, Jason, Uggy, Enda dan Riyan langsung menduduki pantatnya di kursi.
"Ini tehmu, sayang."
"Dan ini teh untuk kalian."
Nashita meletakkan lima gelas teh hangat masing-masing di depan suami dan keempat putra-putranya.
"Terima kasih, Mom!"
"Terima kasih, sayang!"
"Kalian makanlah dulu. Mommy akan membangunkan Princess kita," ucap Nashita.
Setelah itu, Nashita pergi meninggalkan meja makan untuk menuju kamar kesayangannya.
Kini Nashita sudah berada di depan kamar kesayangannya, kemudian Nashita langsung membuka pintu kamar itu.
Setelah pintu kamar itu terbuka, Nashita pun melangkah masuk. Ketika tiba di dalam, Nashita tersenyum saat melihat putri kecilnya masih tertidur lelap.
Nashita melangkahkan kakinya menghampiri tempat tidur putrinya itu. Setelah berada di samping tempat tidur putrinya, Nashita duduk di samping putrinya. Nashita kembali tersenyum ketika melihat wajah cantik dan wajah damai putrinya saat sedang tertidur.
Nashita membelai lembut rambut putrinya dan tak lupa memberikan kecupan sayang di kening putrinya itu.
"Jangan sakit-sakit lagi ya sayang. Mommy tidak tega ngelihat kamu yang selalu jatuh sakit. Maaf Mommy yang gagal jagain kamu ketika dalam kandungan Mommy." Nashita menangis.
Nashita teringat saat hamil Kimberly. Ketika kandungannya 7 bulan. Nashita terlalu bersemangat melakukan pekerjaannya. Baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai wanita karir. Nashita tak menyadari bahwa dirinya sudah dilarang oleh Dokter untuk tidak bekerja terlalu berat dan harus banyak istirahat karena kehamilannya sangat rentan.
Ke esokkan paginya, Fathir menemukan Nashita yang tergeletak di kamar mandi. Melihat istrinya yang tergeletak di kamar mandi, Fathir pun langsung menggendong istrinya dan membawanya ke rumah sakit. Kebetulan saat itu keempat putra-putranya sudah besar.
Nashita melahirkan secara caesar, karena kondisinya sangat lemah dan bayinya harus segera ditolong.
Setelah satu jam di ruang operasi, para Dokter pun keluar untuk memberi kabar tentang keadaan ibu dan anak.
Dokter tersebut mengatakan bahwa Nashita melahirkan seorang bayi perempuan, namun kondisi bayi tersebut telah meninggal dunia dan tidak bisa diselamatkan. Mendengar kabar dari Dokter tersebut membuat Fathir, keempat putra-putranya beserta keluarga besar dari dua keluarga menangis.
Sementara Nashita yang mendengar kabar tersebut benar-benar syok. Dirinya tidak percaya jika bayi perempuannya telah pergi. Nashita menggendong bayinya ketika seorang perawat memberikan bayinya kepadanya.
Nashita menangis sembari terus berucap di telinga bayi perempuannya. Nashita berulang kali memberikan kecupan sayang di pipi dan di kening bayinya itu. Bahkan Nashita juga menepuk-nepuk pelan pantatnya agar bayinya menangis.
Namun, tak disangka-sangka. bayi perempuannya tiba-tiba menangis kencang. Mendengar suara tangisan kencang dari bayinya membuat Nashita, Fathir, keempat putra-putranya dan keluarga besar dari dua keluarga berucap syukur akan kembalinya malaikat kecil mereka.
Nashita menangis kala mengingat disaat dirinya melahirkan putri cantiknya. Dirinya benar-benar bersyukur putri kecilnya masih bersama dengannya sampai saat ini.
Kimberly yang merasakan sentuhan-sentuhan lembut di kepala dan wajahnya seketika membuka kedua matanya. Dan dapat dilihat olehnya sosok perempuan cantik yang selalu memberikan kasih sayang dan selalu memanjakannya sedang menangis.
"Mommy," panggil Kimberly.
Nashita tersenyum kala mendengar suara lembut putrinya. Sementara Kimberly langsung bangun dari tidurnya, lalu menatap wajah cantik ibunya itu.
"Mommy nangis ya?" tanya Kimberly yang melihat jejak air mata di pipi sang ibu.
Nashita langsung menggelengkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan dari putrinya.
"Tidak sayang. Mommy tidak nangis," jawab Nashita bohong.
"Mommy jangan bohong. Aku tahu Mommy habis nangis. Kenapa, Mom?"
Nashita membelai wajah cantik putrinya dengan kedua tangannya, lalu mengecup keningnya. Dirinya benar-benar beruntung memiliki putri yang begitu peka dengan keadaan sekitarnya. Nashita tahu bahwa putrinya ini selalu peka terhadap orang- orang disekitarnya.
"Iya, Mommy habis nangis. Tapi Mommy nangis karena bahagia. Mommy bahagia karena Tuhan telah memberikan putri secantik kamu dan sebaik kamu." Nashita tersenyum hangat menatap wajah cantik putrinya.
GREP!
Kimberly langsung memeluk erat tubuh ibunya. Dan mengucapkan kata-kata yang begitu menyejukkan hati Nashita.
"Aku juga bersyukur memiliki Mommy didalam hidupku. Mommy adalah ibu yang begitu baik, bijaksana, lembut, penyabar dan tidak pernah memarahi aku dan ketiga kakak-kakakku. Mommy selalu berusaha menjadi ibu yang baik untuk kami anak-anaknya Mommy. Dan Mommy sudah berhasil melakukannya. Mommy adalah ibu yang terbaik yang aku miliki. I Love You, Mom!"
Nashita membalas dengan erat pelukan dari putrinya ketika mendengar kata-kata manis putrinya itu. Nashita benar-benar bahagia dan beruntung memiliki suami, empat orang putra dan satu orang putri didalam hidupnya.
Tanpa mereka sadari ada lima pasang mata yang tengah mengintip dan menguping pembicaraan keduanya. Mereka tersenyum bahagia ketika melihat dan mendengar kata demi kata yang terlontar dari mulut ibu dan anak itu. Mereka juga bersyukur Tuhan sudah memberikan dua perempuan yang paling special didalam hidup mereka.
Nashita melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah cantik putrinya. Kemudian kembali memberikan kecupan sayang di kening putrinya itu.
"Ya, sudah! Sekarang kamu pergi mandi. Apa kamu ingin libur sekolah hari ini, hum?"
"Tidak. Aku tidak ingin libur. Aku tetap mau sekolah."
"Kalau begitu buruan mandinya. Setelah selesai segera turun ke bawah."
"Hm."
Kimberly langsung turun dari tempat tidurnya untuk menuju kamar mandi. Sementara Nashita membersihkan tempat tidur putri kecilnya itu. Setelah selesai, Nashita pun kembali ke bawah.
Kini Nashita telah bergabung dengan suami dan keempat putra-putranya. Mereka telah duduk di kursi masing-masing sembari menunggu princess kesayangan mereka.
"Udah bangun princess nya?" tanya Fathir.
"Sudah, sayang. Mungkin sebentar lagi turun," jawab Nashita.
Dan benar saja. Setelah Nashita mengatakan hal itu, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga disertai sapaan khasnya menuju ruang makan dan jangan lupa senyuman manisnya yang menghiasi wajah cantiknya.
"Selamat pagi Mommy, Daddy."
"Selamat pagi princess," jawab Fathir dan Nashita.
Kimberly langsung menghampiri ayahnya dan memberikan pelukan sayang dan pelukan rindunya.
Fathir yang mendapatkan pelukan dari putrinya langsung membalas pelukan tersebut.
"Aku merindukan Daddy," jawab Kimberly di dalam pelukan ayahnya.
"Daddy juga merindukanmu sayang."
Setelah puas memeluk ayahnya. Kimberly pun melepaskan pelukannya dan menatap wajah tampan ayahnya itu.
Fathir tersenyum bahagia masih bisa melihat wajah putri satu-satunya. Dirinya berharap Tuhan memberikannya umur panjang agar bisa selalu bersama dengan orang-orang yang disayanginya.
Fathir membelai wajah cantik putrinya dengan kedua tangannya yang kekar, lalu mengecup keningnya.
"Sekarang duduklah. Habiskan sarapanmu."
"Baik, Dad." Kimberly pun langsung menuju kursinya dan duduk disana.
"Mentang-mentang Mommy dan Daddy udah kembali. Kita-kita dilupakan," sahut Riyan.
"Benar tuh. Dasar adik laknat," ucap Uggy.
"Kacang lupa kulitnya," sindir Enda.
"Kita hanya sebagai pelarian saja," pungkas Jason.
Mendengar sindiran-sindiran halus dari keempat kakak-kakaknya membuat Kimberly tersenyum. Sebenarnya Kimberly sengaja menjahili keempat kakak-kakaknya dengan tidak menegur atau menyapanya. Dan hanya kedua orang tuanya saja yang disapa olehnya.
Kimberly melihat wajah keempat kakak-kakaknya dan dapat dilihat olehnya wajah keempat kakak-kakaknya yang sudah seperti ikan sepat. Setelah itu, Kimberly tersenyum lebar.
"Hah." Jason, Uggy, Enda dan Riyan hanya bisa menghela nafas pasrahnya.
Sementara Fathir dan Nashita tersenyum bahagia melihat kelima anak-anaknya.
***
Kimberly sudah berada di sekolahnya. Dan dirinya diantar oleh Kakak pertamanya yaitu Jason. Sudah dua hari ini Kimberly tidak bersemangat untuk membawa mobil sendiri dan sudah dua hari ini juga Kimberly meminta kakak-kakaknya yang mengantarnya ke sekolah. Sementara untuk pulang sekolah, Kimberly pulang dengan salah satu saudara sepupunya yaitu Billy, Triny dan Aryan.
Kini Kimberly bersama dengan keempat sahabatnya berada di kelasnya. Mereka sedang mengobrol dan bersenda gurau bersama.
Ketika mereka sedang tertawa karena ucapan lucu Santy, tiba-tiba Talitha dan keempat temannya datang dan mengganggu kesenangan Kimberly dan keempat sahabatnya.
BRAAKK!
Selena menggebrak meja dimana Kimberly berada dengan keras sehingga membuat penghuni kelas terkejut.
"Woi, santai dong. Datang-datang pake ngebrak meja orang segala," ucap Catharine.
"Apa? Berani sama gue!" bentak Selena.
"Yaeelaah. Memangnya lo siapa? Kenapa juga gue harus takut sama orang kayak lo," tantang Catherine yang menyantap wajah Selena tanpa ada rasa takut.
Selena menggeram marah, lalu tangannya terangkat ke udara hendak menampar Catherine. Namun bukan Catherine namanya yang hanya diam ketika hendak ditampar.
SREETT!
Catharine langsung menangkap dan meremat kuat tangan Selena. Selena meringis kesakitan di bagian pergelangan tangannya.
"Lo itu bukan siapa-siapa gue. Jadi lo gak ada hak buat nampar gue." Setelah itu, Catharine menghempaskan tangan Selena.
Sementara Kimberly, Rere, Santy, Sinthia tersenyum mengejek.
Talitha menatap tajam kearah Kimberly. Kimberly yang merasa ditatap hanya bersikap acuh dan masa bodoh.
"Kau...!" Talitha menunjuk kearah Kimberly.
Kimberly melihat wajah Talitha. "Aku," sahut Kimberly sambil tangannya menunjuk kearah dirinya sendiri.
"Iya, lo sialan. Siapa lagi!" bentak Talitha.
"Kenapa denganku? Aku tidak merasa memiliki masalah denganmu. Kenapa kamu marah begitu. Kesambet, ya?"
Mendengar perkataan Kimberly membuat Talitha marah. "Lo perempuan gak tahu diri. Berani banget lo deketin cowok gue. Kalau lo mau punya cowok. Cari sono. Jangan cowok gue yang lo embat!"
"Woi, jaga ucapan kamu itu. Jangan seenaknya saja kalau ngomong!" bentak Rere.
"Diem lo!" bentak Talitha.
Ketika Rere ingin membalas, Kimberly sudah terlebih dahulu memberikan kode kepada Rere. Rere yang mendapatkan kode dari Kimberly pun paham.
"Maaf ya, nona! Sepertinya anda salah orang. Dan anda juga salah menyerang orang. Anda dan teman-teman anda itu baru dua hari sekolah disini. Tapi anda dan teman-teman anda sudah sok-sokan di sekolah ini. Mau jadi orang yang paling ditakuti di sekolah ini, hum?" ucap dan tanya Kimberly sembari menatap tajam Talitha.
Talitha dan teman-temannya mengepal kuat tangannya dan mereka menatap tajam Kimberly dan keempat sahabatnya. Ketika Talitha ingin membalas perkataan Kimberly, tiba-tiba guru pun datang.
"Pagi anak-anak," sapa guru itu melangkah masuk ke dalam kelas.
Sementara Kimberly dan keempat sahabatnya tersenyum mengejek sembari menggerak-gerakkan tangannya mengusir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments