Di pagi yang cerah, di sebuah sekolah sudah banyak siswa berdatangan untuk menuntut ilmu. Sebagian siswa dan siswi ada yang berdiam di kelas dan sebagiannya lagi memilih berkeliaran atau berbincang di koridor-koridor depan kelas menunggu bel masuk berbunyi.
Lorong yang ramai di penuhi siswa siswi yang sedang bercanda, tiba tiba suasana mendadak sepi dan mencekam kala di ujung koridor tampak lima orang sedang berjalan berjajar, membawa aura hitam dengan sendirinya para siswa siswi tadi menyinggkir memberi jalan pada lima pemuda beraura mencekam itu karena tak ingin mendapat masalah.
Lima pemuda itu berjalan dengan angkuhnya melewati siswa siswa yang tak satupun berani menatap wajah mereka. Mereka adalah kelompok BRAINER.
Di ujung lorong, di arah berlawanan terlihat satu-satunya siswi yang lain dari pada yang lain. Gadis itu berjalan di tengah tak seperti siswa lainnya yang memilih diam hingga lima pemuda menyeramkan itu berlalu.
Gadis cantik dengan beberapa buku di tangannya itu justu kini tengah tergesa membawa bukunya sambil terus berjalan menuju kelasnya.
Gadis itu adalah Kimberly. Siswi cantik dan juga pintar. Kimberly terus saja berjalan. Dirinya tidak perduli dengan kelima pemuda yang semakin dekat dengannya menatap tak suka. Hingga akhirnya salah satu dari mereka berpapasan dengan Kimberly. Pemuda itu tak lain adalah Marco.
Marco menatap tajam Kimberly. Dan dengan satu sentakan Marco berhasil menyentuh bahu Kimberly, lalu mendorongnya keras hingga membentur dinding. Marco menahan kedua tangannya ke dinding agar Kimberly tidak bisa berkutik. Dan jangan lupakan matanya menatap wajah cantik Kimberly.
"Ternyata gadis ini cantik juga. Kecantikannya mengalahkan Ishana, kekasihku," batin Marco.
"Lepas!" teriak Kimberly ketika tubuhnya dalam kukungan Marco.
"Kenapa, hum? Sebenarnya kau suka kan? Jangan sok jual mahal padaku. Rata-rata siswa-siswi di sekolah ini ingin menjadi kekasihku," ucap Marco.
"Cih! Itu mereka. Bukan aku. Aku tidak sudi menjadi kekasihmu." Kimberly menatap tajam Marco.
Marco terus menatap wajah cantik Kimberly sehingga tatapan matanya tertuju ke bibir merah Kimberly. Kimberly yang mengetahui niat buruk Marco, tersenyum di sudut bibirnya.
Kimberly mengalungkan kedua tangannya di leher Marco sehingga membuat Marco tersenyum kemenangan di dalam hatinya. Marco berlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Kimberly, lalu kemudian memiringkan kepalanya untuk menyentuh bibir merah Kimberly.
Namun detik kemudian, Kimberly memberikan hadiah yang tidak akan pernah dilupakan oleh Marco.
DUAAGGHH!
"Aakkhhh" Marco berteriak kesakitan sembari memegang barang pusakanya.
Kimberly memberikan tendangan kuat dengan menggunakan lututnya tepat di pusaka milik Marco. Setelah menendang pusaka milik Marco. Kimberly mendorong kuat tubuh Marco.
"Jaga sikapmu dan jangan pernah mengusikku lagi."
Setelah mengatakan hal itu, Kimberly pun pergi meninggalkan Marco dan kelompoknya.
***
Di kediaman keluarga Fathir Aldama. Fathir, Nashita, Jason, Uggy, Enda dan Ryan masih berada di rumah. Mereka saat ini sedang di ruang tengah. Mereka ingin membahas masalah yang menimpa kesayangan mereka.
"Sekarang ceritakan pada Mommy, Enda! Kenapa dengan adikkmu? Kenapa adikmu bisa pulang bersama denganmu padahal kemarin itu adikmu itu pergi ke Perpustakaan kota." Nashita bertanya kepada putra ketiganya.
FLASHBACK ON
Kini Enda sudah berada di ruang kerjanya. Ketika Enda memasuki ruang kerjanya, Enda melihat adik perempuannya masih menangis. Bahkan lebih parahnya, adik perempuannya seperti ketakutan.
Enda berlahan melangkahkan kakinya mendekati adiknya itu. Setiba di dekat adiknya, Enda langsung memeluknya. Memberikan ketenangan pada adiknya itu.
Setelah merasakan adiknya tenang. Enda kemudian melepaskan pelukannya secara berlahan. Setelah pelukan terlepas. Enda menatap wajah cantik adiknya itu.
"Mau cerita, hum? Ada apa? Tumben kamu datang ke kantor Kakak?" Enda mengusap lembut air mata adiknya dengan tangannya.
"Ka-kakak," lirih Kimberly.
"Hm." Enda berdehem sambil memperlihatkan senyumannya.
"Aku takut, Kak! Aku takut," adu Kimberly.
"Takut? Takut kenapa? Apa yang terjadi? Apa ada yang membullymu di sekolah?"
Tidak ada jawaban dari Kimberly. Kimberly menundukkan kepalanya. Dan seketika terdengar suara isakan dari adiknya.
"Hei, kenapa malah nangis lagi? Ayolah, Kim! Cerita pada Kakak. Apa yang terjadi? Kalau kamu diam dan tidak mau cerita. Kakak tidak akan tahu masalahnya."
Kimberly mendongakan kepalanya dan menatap wajah tampan Kakaknya. Dan jangan lupakan air matanya yang masih mengalir.
"Aku takut, Kak! Kakak masih ingat tidak dulu aku pernah dipeluk oleh orang tidak aku kenal sama sekali. Setelah orang itu memelukku. Tiba-tiba keesokkan datang seorang wanita yang menghampiriku. Wanita itu memarahi aku, membentak aku. Bahkan wanita itu menghina aku. Wanita itu melakukannya di depan banyak orang. Bukan itu saja. Video dimana aku dipeluk oleh laki-laki itu tersebar." Kimberly pun mulai bercerita dengan lirih.
Enda menggenggam kedua tangan adiknya. Sesekali Enda mengecup telapak tangan adiknya itu penuh sayang.
"Iya, Kakak ingat kejadian itu. Tapi itukan sudah lama, sayang! Sudah hampir dua tahun kejadiannya. Apa kamu masih mengingatnya?"
"Aku tidak mengingatnya, Kak! Tapi... tapi kejadian itu terulang lagi, Kak!" Kimberly berbicara dengan suara bergetar.
Mendengar ucapan dari Kimberly membuat Enda terkejut. Enda menatap wajah adiknya yang saat ini benar-benar ketakutan.
"Apa maksudmu, sayang?"
"Aku kan pergi ke Perpustakaan kota untuk mencari buku. Ketika aku berhasil menemukan buku yang aku cari. Aku pun mengambil buku itu yang letaknya memang sedikit tinggi dan membuatku harus sedikit berjinjit untuk meraih buku itu. Tapi tiba-tiba buku itu terjatuh. Dan detik kemudian, ada seseorang yang memelukku dari belakang. Dan orang itu seorang laki-laki."
Kimberly menangis ketika menceritakan kejadian tersebut kepada kakaknya. Enda yang melihat menjadi tidak tega.
GREP!
Enda menarik tubuh adiknya ke dalam dekapannya dan mengusap lembut punggung adiknya itu.
"Mungkin orang itu berniat baik padamu. Orang itu bermaksud untuk melindungi tubuhmu agar tidak tertimpuk oleh buku-buku itu." Enda berusaha meyakinkan adiknya tentang orang yang memeluknya itu.
Kimberly melepaskan pelukan kakaknya. Setelah itu, Kimberly menatap wajah tampan kakaknya itu.
"Bagaimana kalau laki-laki itu memang jahat? Bagaimana kalau laki-laki itu sama seperti laki-laki jahat itu? Bagaimana jika ada yang mengambil video saat aku dipeluk oleh laki-laki itu dan videonya tersebar? Bagaimana jika istri atau kekasih dari laki-laki itu datang menemuiku lalu marah-marah?"
Kimberly memberikan banyak pertanyaan kepada kakaknya sehingga membuat Enda tersenyum gemas mendengar beberapa pertanyaan dari adiknya itu. Ditambah lagi wajah polos, lucu dan menggemaskan adiknya.
"Jangan memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Siapa tahu laki-laki itu memang baik dan memang tulus menolongmu. Tidak semuanya laki-laki itu jahat, sayang!" hibur Enda.
Ketika adiknya ingin bicara. Enda sudah terlebih dahulu memotongnya. Enda tahu apa yang akan disampaikan oleh adiknya itu padanya.
"Kamu hebat dalam ilmu bela diri. Kamu menguasai tujuh teknik ilmu bela diri yaitu Taekwondo, Karate, Kung Fu, Aikido, Judo, Krav Maga dan Muay Thai. Kamu bisa gunakan salah satunya untuk melawan orang-orang yang ingin menyakitimu. Tunjukkan kepada mereka bahwa seorang Kimberly Aldama tidak gampang untuk ditindas atau pun dibully."
Kimberly menatap wajah tampan kakaknya. Detik kemudian, terukir senyuman manis di bibirnya. Enda yang melihatnya pun ikut tersenyum dan bernafas lega.
"Bagaimana? Sudah tenang sekarang? Sudah gak takut lagi, hum?" tanya Enda sembari mengusap lembut kepala adiknya.
"Hm." Kimberly mengangguk mantap.
" Nah, gitu dong! Itu baru adiknya kakak. Adik kakak ini sangat kuat dan pemberani. Jangan pernah takut dengan siapa pun. Itu gunanya Kakak, Kak Jason, Kak Uggy dan Ryan mengajarkan kamu ilmu bela diri agar bisa melindungimu ketika berada diluar rumah."
"Iya, Kak! Maafkan aku," jawab Kimberly.
"Tidak apa-apa. Kakak mengerti." Enda tersenyum lalu mengecup kening adiknya sayang.
Ketika Enda dan Kimberly sedang asyik di dunia mereka, tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar. Enda yang mendengar suara ketukan pintu dari luar langsung berteriak.
"Masuk!"
CKLEKK!
Pintu ruang kerja Enda di buka dan masuklah seorang wanita ke dalam ruang kerja Enda.
"Ada apa?" tanya Enda.
"Maaf, Pak! Rapat akan segera dimulai. Semua klien sudah hadir."
"Baiklah. Aku akan segera kesana."
"Baik, Pak!"
Wanita itu pun pergi meninggalkan ruang kerja Enda. Setelah wanita itu pergi, Enda melihat kearah adiknya.
"Tidak apa Kakak tinggal?"
"Tidak apa-apa, Kak! Kakak pergi saja untuk rapat. Aku masih mau disini. Aku tidak mau pulang. Aku pulang sama Kakak aja," sahut Kimberly. Enda tersenyum mendengarnya.
" Ya, sudah. Kakak tinggal, ya! Kakak janji rapatnya gak akan lama. Nanti Kakak akan menyuruh sekretaris Kakak untuk membelikan makanan dan minuman untukmu. Biar kamu gak bosan."
"Hm." Kimberly mengangguk.
FLASHBACK OFF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Dewi Kijang
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2022-12-30
0