Kimberly dan keempat sahabatnya sedang berada di lapangan. Mereka terpaksa ikut ospek. Padahal saudara sepupunya, Billy sudah mengatakan padanya agar dirinya dan keempat sahabatnya itu tidak perlu mengikuti ospek. Tapi para senior tetap memaksanya beserta sahabatnya untuk mengikuti ospek. Hingga akhirnya mereka berakhir di lapangan.
"Hei, kau." Ishana menunjuk kearah Kimberly.
"Aku," jawab Kimberly yang menunjuk kearah dirinya sendiri.
"Iya, Kau. Kemari buruan!" bentak Ishana.
Kimberly pun bangkit dari duduknya dan menghampiri Ishana.
"Ada apa, Kak?"
"Eemm! Jadi bocah ini yang sudah berusaha merayu Marco dengan berpura-pura tidak sengaja menabrak Marco. Besar juga nyalinya mencoba merayu pacar gue," batin Ishana.
"Kau lihat tali sepatunya lepas," tunjuk Ishana kearah kakinya. Kimberly melihat arah tunjuk Ishana.
"Iya. Aku lihat, kak!" Kimberly menjawab dengan wajah polosnya.
"Sekarang kau berjongkok. Ikatkan tali sepatuku," perintah Ishana.
"A-apa?" teriak keempat sahabatnya Kimberly.
"Kim. Jangan mau," sahut Sinthia.
"Hei, Kak. Itu tidak sopan namanya. Memangnya kau itu siapanya Kimberly? Seenaknya saja menyuruh Kimberly mengikat tali sepatunya Kakak!" teriak Santy.
PLAAKK!
"Aaakkhh!"
Satu tamparan mendarat di wajah Santy. Pelaku pemukulan itu adalah Alice Madhavi.
"Santy!" teriak mereka dan menghampiri Santy, terutama Kimberly.
Ketika Kimberly ingin menghampiri Santy tangannya sudah terlebih dahulu ditahan oleh Nattaya. "Mau kemana manis."
"Apa masih berani melawan, hah?!" bentak Alice yang menatap tajam kearah Santy dan yang lainnya.
"San. Kau tidak apa-apa?" tanya Rere.
"Aku tidak apa-apa? Kalian tidak usah khawatir," jawab Santy.
"Bagaimana, Kimberly? Aku dari tadi menunggumu. Ayo, lakukan sekarang. Ikatkan tali sepatuku!" bentak Ishana.
"Aku tidak mau. Kakak pikir, kakak itu siapa? Kakak punya tangankan? Gunakan tangan kakak itu untuk mengikat tali sepatu kakak itu. Kecuali kakak tidak punya tangan. Aku dengan senang hati mengikatkannya." Kimberly menjawab dengan wajah menantang.
"Bagus, Kim." para sahabatnya membantin.
"Brengsek! Berani kau melawanku, hah?!" bentak Ishana.
"Aku tidak melawan Kakak. Aku hanya menolak perintahnya Kakak. Karena perintahnya kakak itu tidak termasuk dalam ospek," jawab Kimberly.
Ishana memberikan kode pada kedua temanya. Mereka yang mengerti, lalu memegang kedua tangan Kimberly.
"Mau bermain-main denganku, hah?"
Ishana melayangkan tangannya hendak menampar Kimberly.
PLAAKK!
"Aakkhhh!" Dira meringis ketika wajahnya kena tamparan dari Ishana.
"Yak, Ishana! kenapa kau menamparku?" tanya Dira.
"Sorry, Dira. Gue gak sengaja," jawab Ishana.
Ketika tangan Ishana hampir mengenai wajahnya, Kimberly dengan gesit menggerakkan kepalanya ke belakang, sehingga tangan Ishana mengenai wajah Dira yang berdiri di samping kanan Kimberly.
Melihat Kimberly yang berhasil menghindar dari tamparan Ishana tersenyum mengejek. Begitu juga dengan murid-murid yang lain. Mereka tertawa di dalam hati.
Ishana menatap tajam Kimberly. Dirinya benar-benar marah karena merasa dipermainkan.
"Kau berani melawanku, hah!" bentak Ishana.
Kimberly menatap datar Ishana. Dirinya tidak peduli akan kemarahan dari Ishana.
"Aku minta maaf Kak. Bukan maksudku untuk melawan Kakak. Tapi aku hanya berusaha menghindari dari tamparan Kakak. Dari kecil aku tidak pernah ditampar oleh kedua orang tuaku, oleh keempat kakak laki-laki dan ke tiga puluh kakak-kakak sepupuku. Aku selalu dimanja dan disayang oleh mereka semua. Maka dari itu, aku tidak ingin pipi mulusku terkena tamparan darimu, Kak!" Kimberly menjawab dengan santainya.
Mendengar ucapan dari Kimberly membuat keempat sahabatnya tertawa keras.
"Hahahahaha."
"Kim. Sejak kapan saudara sepupumu bertambah menjadi tiga puluh, hah? Bukankah jumlah sepupumu hanya dua puluh saja. Itu sudah masuk dua keluarga. Keluarga dari pihak Daddymu dan keluarga dari pihak Mommymu." Catherine bersuara.
Kimberly melihat kearah keempat sahabatnya. Lalu terukir senyuman manis di bibirnya.
"Lalu bagaimana dengan saudara sepupunya Daddyku dan Mommyku, hum? Mau kau kemanakan mereka?" tanya Kimberly.
Mendengar pertanyaan dari Kimberly, Catherine dan yang lainnya berpikir. Setelah itu, mereka pun mengangguk. Melihat hal itu, Kimberly tersenyum.
Sementara para murid-murid yang lain yang mendengar perkataan Kimberly dan sahabat-sahabatnya melongo. Mereka tidak menyangka jika Kimberly memiliki banyak saudara.
Melihat Kimberly dan sahabat-sahabatnya tengah asyik dengan dunia mereka membuat Ishana dan teman-teman marah.
"Yak! Kalian bisa berhenti tidak!" teriak Ishana.
Mendengar teriakan Ishana membuat mereka semua berhenti berbicara, Namun tidak denga Kimberly. Kimberly justru membalas perkataan Ishana.
"Hei, Kak! Jika mau berteriak jangan didekat telingaku. Telingaku sakit tahu," protes Kimberly.
"Apa hakmu memerintahku, hah?!" bentak Ishana.
"Aku tidak memerintah Kakak dan aku juga tidak melarang Kakak untuk berteriak. Aku hanya bilang jangan berteriak didekatku. Itu saja," jawab Kimberly.
Mendengar jawaban dari Kimberly membuat Ishana menatap tajam Kimberly.
"Kau..." Ishana kembali melayangkan tangannya hendak menampar Kimberly, namun tiba-tiba terdengar suara seseorang.
"Ada apa ini?"
Ishana dan teman-temannya melihat ke asal suara. Begitu juga dengan Kimberly, keempat sahabatnya dan para murid-murid yang lainnya.
"Triny," ucap Ishana dan teman-temannya.
Ishana langsung menurunkan tangannya. Begitu juga dengan Dira dan Zora yang melepaskan tangan Kimberly.
Orang yang datang itu adalah Triny Fidelyo. Triny datang bersama Billy Ravindra, Aryan Fidelyo dan para sahabatnya.
"Kimberly," panggil Triny.
"Ah, iya!" Kimberly menjawabnya.
"Kenapa kamu dan sahabat-sahabatmu ada disini?" tanya Triny.
"Ikut Ospek," jawab Kimberly santai.
"Siapa yang menyuruhmu dan juga sahabat-sahabatmu untuk ikut Ospek?" kini Billy yang bertanya.
Kimberly melihat kearah Ishana dan teman-temannya. Lalu detik kemudian, Kimberly tersenyum evil. Billy, Triny dan Aryan yang melihat senyuman dari Kimberly sangat mengerti.
"Mereka," jawab Kimberly sembari menunjuk kearah Ishana dan teman-temannya.
Billy, Aryan dan Billy melihat kearah Ishana dan teman-temannya. Begitu juga dengan sahabatnya Billy, Aryan dan Triny.
Ishana dan teman-temannya yang ditatap oleh Triny, Billy, Aryan dan para sahabatnya balik menatap.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa salah jika Kimberly dan sahabat-sahabatnya ikut Ospek?" tanya Ishana.
Aryan mengalihkan perhatian untuk melihat kearah Kimberly.
"Kimberly. Kembalilah ke kelas bersama sahabat-sahabatmu sekarang!" seru Aryan.
"Eemm. Baiklah," jawab Kimberly.
Setelah itu, Kimberly dan keempat sahabatnya pun pergi meninggalkan lapangan untuk menuju kelasnya.
Billy melihat kearah murid-murid yang kini sedang berbaring rapi.
"Kalian juga. Kembali ke kelas masing-masing!"
"Baik, Kak!" seru para murid-murid tersebut.
Mereka semua pun membubarkan diri untuk masuk ke kelas masing-masing. Kini tinggallah Ishana dan teman-temannya, Billy, Triny, Aryan dan para sahabatnya.
"Ishana. Mulai hari kau dan teman-temanmu bukan lagi bagian dari pengurus ospek," Triny berucap dengan menatap tegas Ishana dan teman-temannya.
Mendengar perkataan Triny membuat Ishana dan teman-temannya terkejut. Mereka menatap tak suka Triny.
"Kau tidak bisa seenaknya mengeluarkan kami dari tim, Triny!" bentak Ishana.
"Kau tidak layak dan tidak pantas berada di tim lagi, Ishana! Kau sudah keluar jalur," sahut Aryan.
"Apa maksudmu, Aryan?" tanya Ishana.
"Kau sudah bersikap kasar kepada salah satu juniormu. Kau juga sudah berani memerintahkan salah satu juniormu untuk mengikatkan tali sepatumu. Disaat juniormu menolaknya kau justru ingin menamparnya." Aryan menjawab pertanyaan Ishana.
"Bahkan kau ingin mengulanginya lagi. Dan kau juga sudah main tangan kepada salah satunya," sahut Triny.
Mendengar jawaban dari Aryan dan Triny membuat Ishana dan teman-temannya terdiam. Sementara Billy, Triny, Aryan dan para sahabatnya tersenyum di sudut bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Alya Yuni
Lbih keluarkn dri skolah prmpuan klkuan kya premen
2022-10-19
0