Mendengar cerita dari Enda. Fathir, Nashita, Jason, Uggy dan Riyan menjadi terkejut. Mereka benar-benar khawatir akan Kimberly, terutama Nashita. Nashita takut jika ketakutan putrinya dua tahun yang lalu kembali muncul.
Tapi setelah mendengar penjelasan dari putra ketiganya yang mengatakan bahwa dirinya sudah berhasil membujuk dan meyakinkan adik perempuannya membuat Nashita bernafas lega.
Aku ingin memberitahu sesuatu pada kalian!" Uggy tiba-tiba bersuara.
Mendengar seruan dari Uggy. Fathir, Nashita, Jason, Enda dan Riyan melihat kearah Uggy.
"Ada apa, sayang?" tanya Fathir.
"Apa ada masalah?" tanya Jason.
"Sama seperti Enda yang menceritakan masalah yang dihadapi oleh Kimberly. Aku juga ingin menyampaikan sesuatu yang juga berhubungan dengan Kimberly." Uggy menatap satu persatu anggota keluarganya.
"Apa, sayang? Jangan buat Mommy khawatir akan adik perempuanmu."
"Ini kalian lihatlah sendiri." Uggy memberikan ponselnya dimana sudah terlihat sebuah video.
Jason orang pertama yang mengambil ponsel milik Uggy. Lalu Jason melihat video tersebut bersama ayahnya yang kebetulan duduk di sampingnya.
Beberapa detik kemudian, tersirat amarah di wajah Jason dan Fathir ketika melihat video dimana di dalam video tersebut adik atau putrinya dihina dan juga ditampar.
"Brengsek! Berani sekali kedua wanita itu menghina adikku. Dan bahkan wanita tua itu sudah berani menampar adikku." Jason benar-benar marah ketika melihat adiknya dihina dan juga ditampar.
"Kak Jason. Berikan pada kami. Kami juga mau melihatnya!" seru Enda dan Riyan bersamaan.
Jason pun memberikan ponselnya Uggy kepada Enda dan Riyan. Ketika Enda dan Riyan melihat video itu. Sama seperti Jason. Enda dan Riyan juga sangat marah apa yang telah dilakukan oleh kedua wanita itu.
"Kalian tidak perlu khawatir. Aku sudah memerintah tangan kananku untuk menyelidiki kedua wanita itu dan juga mencari tahu dari keluarga mana mereka berasal." Uggy berbicara sambil menatap wajah kedua orang tuanya, kakaknya dan kedua adiknya.
"Bagus," sahut Jason.
"Aku senang Kak Uggy langsung bertindak. Jika tidak. Mereka akan berbuat hal-hal buruk lain terhadap Kimberly," ucap Riyan.
"Lalu apa rencanamu, Uggy?" tanya Fathir.
"Kita hanya menunggu saja, Dad! Kita tunggu apa yang akan mereka lakukan untuk membalas Kimberly. Bukankah di dalam video itu mengatakan bahwa wanita yang lebih muda itu sempat mengancam Kimberly jika calon ibu mertuanya melapaor masalah tersebut kepada anggota keluarganya, maka anggota keluarga dari calon ibu mertuanya itu akan membalas Kimberly. Dan disaat itulah kita balik menyerang mereka." jawab Uggy.
"Dan aku akan menyebarkan video itu ke media sosial," ujar Riyan.
"Baiklah. Kami setuju."
***
Kimberly berada di kelasnya bersama keempat sahabatnya. Baik Kimberly, keempat sahabatnya dan para murid-murid lainnya sedang mengikut pelajaran sejarah. Semuanya tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Tidak ada kata malas dalam hidup mereka semua.
"Baiklah, anak-anak. Setelah ibu menjelaskan materi sejarah barusan. Ibu akan memberikan tugas kelompok kepada kalian. Setiap kelompok terdiri dari dua orang. Nilai yang akan kalian dapatkan ada dua macam. Pertama, nilai pribadi. Dan ibu akan memberikan nilai tertinggi. Nilai tertingginya adalah seratus. Kedua, nila kelompok. Ibu akan memberikan nilai kelompoknya sebesar delapan puluh. Jika kalian mendapatkan dua nilai tersebut. Maka kalian otomatis sudah mendapatkan nilai rapor kalian. Dan jika hanya satu yang kalian raih. Maka nilai rapor kalian akan ibu kasih merah. Apa kalian sudah mengerti?"
"Mengerti, Bu!" jawab kompak murid-murid.
"Ibu akan bagikan kelompoknya. Santy Ramiraz berpasangan dengan Enzi Savrinadeya. Sinthia berpasangan dengan Aruna Arcey. Rere Pratista berpasangan dengan Jennie Paramita. Catherine Carney berpasangan dengan Ganesha Naladhipa. Kimberly Aldama berpasangan dengan Syafina Gistara.
"Kenapa Bu Juliet memasangkan kita dengan kelima nenek lampir itu, sih?" gumam Sinthia.
Kimberly dan ketiga sahabatnya tertawa pelan ketika mendengar gumamam dari Sinthia. Bukan Sinthia saja yang gedeg dipasangkan dengan para nenek lampir itu. Kimberly, Rere, Catherine dan Santy juga sama-sama gedeg dipasangkan dengan mereka.
"Bagaimana, anak-anak? Kalian setuju dengan pasangan kalian?" tanya guru sejarah itu.
Tanpa memberikan protes sama sekali. Mereka semua menjawab dengan kompak.
"Setuju, Bu!"
"Baiklah. Tugas kelompok ibu beri waktu selama dua minggu."
"Siap, Bu!"
"Baiklah kalau begitu. Kalian boleh istirahat."
Setelah mengatakan hal itu, Guru sejarah itu pun pergi meninggalkan kelas. Dan disusul oleh para murid-murid yang berhamburan keluar kelas.
Setelah mengikuti empat jam pelajaran di kelasnya. Kini Kimberly dan keempat sahabatnya sudah berada di kantin.
"Ih, kesal dech. Kenapa harus berpasangan dengan para nenek lampir itu, sih!" gerutu Rere.
"Sabar," ucap Kimberly.
"Orang sabar disayang sama cowok-cowok jelek," goda Catherine.
"Lo aja kali," sungut Rere.
Tiba-tiba Kimberly berdiri dari duduknya dan hal itu membuat keempat sahabatnya melihat kearahnya.
"Mau kemana, Kim?" tanya Santy.
"Ke toilet. Mau ikut?"
"Ogah. Pergi aja sendiri," jawab Santy.
"Eoh, galaknya."
Setelah itu, Kimberly pun pergi meninggalkan keempat sahabatnya untuk menuju ke toilet karena panggilan alam.
Kini Kimberly telah berada di toilet. Setelah selesai dengan urusannya, Kimberly tengah berdiri di depan cermin.
Kimberly menatap pantulan wajahnya di depan cermin. Lalu ingatannya tertuju ketika sedang berbicara berdua dengan kakak ketiganya.
FLASHBACK ON
"Mungkin orang itu berniat baik padamu. Orang itu bermaksud untuk melindungi tubuhmu agar tidak tertimpuk oleh buku-buku itu." Enda berusaha meyakinkan adiknya tentang orang yang memeluknya itu.
Kimberly melepaskan pelukan kakaknya. Setelah itu, Kimberly menatap wajah tampan kakaknya itu.
"Bagaimana kalau laki-laki itu memang jahat? Bagaimana kalau laki-laki itu sama seperti laki-laki jahat itu? Bagaimana jika ada yang mengambil video saat aku dipeluk oleh laki-laki itu dan videonya tersebar? Bagaimana jika istri atau kekasih dari laki-laki itu datang menemuiku lalu marah-marah?"
Kimberly memberikan banyak pertanyaan kepada kakaknya, sehingga membuat Enda tersenyum gemas mendengar beberapa pertanyaan dari adiknya itu. Ditambah lagi wajah polos, lucu dan menggemaskan adiknya.
"Jangan memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Siapa tahu laki-laki itu memang baik dan memang tulus menolongmu. Tidak semuanya laki-laki itu jahat, sayang!" hibur Enda.
Ketika adiknya ingin bicara. Enda sudah terlebih dahulu memotongnya. Enda tahu apa yang akan disampaikan oleh adiknya itu padanya.
"Kamu hebat dalam ilmu bela diri. Kamu menguasai tujuh teknik ilmu bela diri yaitu Taekwondo, Karate, Kung Fu, Aikido, Judo, Krav Maga dan Muay Thai. Kamu bisa gunakan salah satunya untuk melawan orang-orang yang ingin menyakitimu. Tunjukkan kepada mereka bahwa seorang Kimberly Aldama tidak gampang untuk ditindas atau pun dibully."
Kimberly menatap wajah tampan kakaknya. Detik kemudian, terukir senyuman manis di bibirnya. Enda yang melihatnya pun ikut tersenyum dan bernafas lega.
"Bagaimana? Sudah tenang sekarang? Sudah gak takut lagi, hum?" tanya Enda sembari mengusap lembut kepala adiknya.
"Hm." Kimberly mengangguk mantap.
" Nah, gitu dong! Itu baru adiknya kakak. Adik kakak ini sangat kuat dan pemberani. Jangan pernah takut dengan siapa pun. Itu gunanya Kakak, Kak Jason, Kak Uggy dan Ryan mengajarkan kamu ilmu bela diri agar bisa melindungimu ketika berada diluar rumah."
"Iya, Kak! Maafkan aku," jawab Kimberly.
"Tidak apa-apa. Kakak mengerti." Enda tersenyum lalu mengecup kening adiknya sayang.
FLASHBACK OFF
Kimberly menarik nafas secara pelan-pelan lalu membuangnya secara pelan-pelan juga. Setelah merasa diri baik-baik saja, Kimberly tersenyum.
"Benar apa yang dikatakan Kak Enda. Untuk apa aku takut. Dan untuk apa gunanya aku belajar dan diajari bela diri oleh ketiga kakak-kakakku jika aku masih saja takut karena hal sepele. Ayo, Kim! Kamu harus kuat. Kamu harus berani. Jangan mau ditindas."
Kimberly memberikan semangat untuk dirinya sendiri. Tanpa Kimberly ketahui. Triny yang ada di toilet tersenyum bangga mendengar ucapan semangat yang ditujukan untuk dirinya sendiri.
"Itu baru Kimberly Aldama. Adiknya Jason Aldama, Uggy Aldama, Enda Aldama, Riyan Aldama. Tidak ada istilah kata takut dalam keluarga Aldama dan Fidelyo." Triny berucap sembari terus menatap Kimberly yang saat ini berdiri di pintu toilet.
Melihat Kimberly yang sudah selesai dalam urusannya dan akan pergi meninggalkan toilet. Triny kembali masuk ke dalam toilet. Dirinya tidak ingin Kimberly melihatnya. Apalagi sampai tahu bahwa dirinya menguping dan mendengar perkataannya. Triny tahu sifat Kimberly. Kimberly paling tidak suka kalau pembicaraannya didengar oleh orang lain, apalagi ketika dirinya sedang sendiri.
Beberapa menit kepergian Kimberly, barulah Triny pergi meninggalkan toilet untuk menuju kelasnya.
Kini Kimberly sudah berada di lapangan sembari berkutat dengan ponselnya. Kimberly mengirim pesan kepada sahabat-sahabatnya untuk menemuinya di lapangan.
Ketika Kimberly tengah asyik dengan dunianya sendiri, tiba-tiba Marco datang bersama kelompoknya.
"Hallo, cantik! Sendirian saja. Boleh kita temani." Zaki berucap sambil menatap wajah cantik Kimberly.
Sementara Kimberly menatap tak suka Marco dan kelompoknya. Bahkan Kimberly masih sibuk dengan ponselnya.
"Aish. Mau apa lagi sih mereka?" batin Kimberly.
"Sial. Belagu banget nih cewek," batin Zaky.
Marco langsung duduk di samping Kimberly. Bahkan duduknya pun sangat dekat dengan Kimberly sehingga membuat Kimberly risih.
"Apaan sih? Apa belum puas yang tadi pagi? Mau lagi?" Kimberly menatap tak suka Marco.
"Jangan galak-galak dong, cantik! Nanti cantiknya hilang lagi," goda Marco sambil tangannya dengan beraninya menyentuh wajah Kimberly.
"Yak! Yang sopan kamu. Beraninya kau menyentuhku!" bentak Kimberly.
Sementara disisi lain, terlihat lima gadis yang tak lain adalah kakak kelas Kimberly yaitu Ishana, Dira, Alice, Nattaya dan Zora. Mereka menatap tajam kearah Kimberly dan Marco. Lebih tepatnya kearah Kimberly.
"Brengsek! Dasar wanita murahan. Beraninya dia dekatin Marco." Ishana marah ketika melihat Marco dan Kimberly duduk berdekatan.
"Ini tidak bisa dibiarkan Ishana. Kita harus memberi pelajaran padanya agar dia sadar diri." Alice menatap wajah Ishana yang tampak marah.
"Iya, Ishana. Apa yang dikatakan oleh Alice benar? Kita harus memberikan pelajaran pada perempuan murahan itu. Aku tidak mau kalau perempuan murahan itu juga dekatin Daksa." Nattaya juga tak kalah menatap tajam Kimberly.
Ishana, Dira, Alice, Nattaya dan Zora masih terus memperhatikan Kimberly dan kelompok BRAINER yang tak lain para kekasih kelompok EXID. Mereka menatap Kimberly seakan-akan ingin memakan Kimberly hidup-hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Dewi Kijang
lanjut terus thoor tetap semangat
2022-12-30
0