Setelah mendengarkan cerita dari Billy, baik Nashita, Fathir, keempat kakak-kakaknya makin khawatir terhadap Kimberly.
"Daddy sama Mommy tidak perlu khawatir. Aku sudah menyuruh dua anggotaku untuk mengawasi Ishana. Jika ternyata terbukti Ishana yang sudah menyuruh pengendara motor itu untuk merebut paper bag milik Kimberly sehingga membuat Kimberly nekat mengejar pengendara motor tersebut hingga berakhir kecelakaan. Aku akan buat perhitungan dengannya." Billy berucap dengan penuh penekanan.
"Kau tidak perlu melakukan apapun pada gadis sialan itu, Billy!" seru Riyan.
"Maksud Kak Riyan?" tanya Billy bingung.
"Maksud Kakak. Gak ada gunanya kau, Triny maupun Aryan berurusan dengan para sampah seperti mereka. Percuma saja. Ujung-ujungnya orang-orang seperti mereka itu tidak akan jera. Untuk membalas mereka. Kita cukup hancurkan keluarganya. Buat mereka menyesal karena telah berani bermain-main dengan keluarga kita. Jika keluarganya hancur. Apa mereka masih bersikap sombong dan merendahkan orang lain? Aku sudah muak melihat orang-orang yang selalu merendahkan Kimberly dan juga menghina Kimberly."
Riyan sama seperti Uggy. Diam-diam Riyan juga mengirim beberapa orang untuk selalu mengawasi Kimberly selama Kimberly berada di luar rumah. Mereka mengawasi Kimberly tanpa sepengatahuan Kimberly. Jika Kimberly tahu maka Kimberly akan marah dan kecewa. Mereka tidak ingin adiknya marah dan kecewa dengan mereka.
Mendengar penuturan dari Riyan. Anggota keluarganya mengangguk setuju. Dengan menghancurkan keluarganya, maka anak-anaknya tidak akan bersikap seenaknya kepada orang lain.
"Baiklah," jawab Billy, Aryan dan Triny.
Ketika mereka sedang membahas masalah Kimberly, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara langkah kaki menuruni anak tangga disertai suara panggilan yang begitu lembut.
"Kakak, aku lapar."
Mereka semua dengan kompak mengalihkan pandangannya untuk melihat keasal suara. Seketika terukir senyuman manis di bibir mereka masing-masing ketika melihat kesayangannya menuruni anak tangga dalam keadaan sedikit mengantuk.
Kimberly melangkah menuju arah dapur. Kimberly belum mengetahui kalau kedua orang tuanya sudah kembali dari luar kota. Dan Kimberly juga belum mengetahui seluruh anggota keluarganya berkumpul di rumahnya.
Melihat adiknya menuju arah dapur dan sudah duduk manis di kursi kesayangannya. Jason, Uggy, Enda dan Riyan pun bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya menghampiri sang adik.
Jason, Uggy, Enda dan Riyan sudah berada di dapur. Jason melangkah menuju arah kulkas. Sementara Uggy, Enda dan Riyan duduk di kursi sembari menatap wajah cantik adiknya.
Kimberly yang menyadari ketiga kakaknya sedang menatapnya membuat Kimberly mempoutkan bibirnya.
"Aish, Kakak. Kenapa kalian menatapku? Apa dengan kalian menatapku makanan dan minuman akan tersaji di atas meja? Apa dengan aku melihat wajah kalian perutku ini akan langsung kenyang? Aku sedang tidak bersemangat untuk menatap wajah kalian itu." Kimberly mengomel di depan ketiga kakak-kakaknya.
Sementara Uggy, Enda dan Riyan tersenyum gemas ketika melihat wajah cemberut dan ucapan kesal dari adiknya itu. Mereka masih terus menatap wajah cantik adiknya itu.
"Kakaaakkk. Kalian benar-benar menyebalkan." Kimberly makin mempoutkan bibirnya. "Kakak Jason. Lihatlah Kak Uggy, Kak Enda dan Kak Iyan. Mereka terus saja melihatku padahal aku sudah lapar," adu Kimberly kepada Kakak tertuanya itu.
"Nanti akan Kakak hukum mereka!" seru Jason dengan membawa sepiring spagetty dan segelas susu hangat, lalu meletakkannya di atas meja.
Seketika kedua mata Kimberly berbinar ketika melihat makanan dan minuman favoritnya yang sudah berada di atas meja. Jason, Uggy, Enda dan Riyan tersenyum gemas dan juga bahagia saat melihat raut kebahagiaan di mata adiknya.
Kimberly melihat kearah Jason dengan senyuman manisnya. Jason yang mengerti tatapan mata adiknya itu langsung mengangguk sembari membelai lembut kepala sang adik.
"Terima kasih Kak Jason," ucap Kimberly sembari mengecup pipi kakaknya.
"Sama-sama," jawab Jason.
Setelah itu, Kimberly pun langsung melahap spagetty itu. Mereka ikut bahagia melihat adiknya yang begitu lahap menyantap makanan favoritnya.
Sementara para orang tua dan para saudara sepupunya yang saat ini berada di ruang tengah tersenyum hangat dan tersenyum bahagia ketika melihat bagaimana kekompakan Jason dan adik-adiknya. Dan kasih sayang Jason, Uggy, Enda dan Riyan terhadap Kimberly. Terutama Fathir dan Nashita. Mereka yang begitu bahagia melihat anak-anaknya selalu kompak dan saling melindungi.
***
Di kediaman keluarga Alexander terlihat anggota keluarga sedang berkumpul di ruang tengah.
"Tommy," panggil Andrean.
"Iya, Pi!" Tommy melihat kearah ayahnya.
"Bagaimana keadaan Kimberly, adik kelasmu itu?" tanya Andrean.
Mendengar pertanyaan dari Andrean membuat Lusiana, Arka, Sovia, Salsa dan Tama menatap bingung Andrean dan Tommy.
"Keadaan sudah membaik, Pi! Tadi saja Kimberly berangkat ke sekolah," jawab Tommy.
"Benarkah?" tanya Andrean sembari geleng-geleng kepala.
"Hei, kalian berdua lagi ngomongin apa sih? Kimberly? Siapa Kimberly?" ucap dan tanya Lusiana.
Tommy dan Andrean tersenyum melihat wajah penasaran istrinya/ibunya.
"Kimberly itu seorang gadis yang tidak sengaja ditabrak oleh Vicko kemarin ketika aku pulang dari Kantor," jawab Andrean.
Mendengar jawaban dari Andrean. Lusiana, Arka, Sovia, Salsa dan Tama pun paham. Mereka sudah tahu akan kejadian itu dari Andrean dan Tommy.
"Oh. Jadi nama gadis itu Kimberly! Nama yang cantik. Pasti wajahnya secantik namanya," ucap Lusiana sembari membayangkan wajah Kimberly.
"Mami benar. Wajah Kimberly itu benar-benar sangat cantik," sahut Tommy.
Mendengar ucapan dari Tommy, mereka semua menatap penuh selidik, terutama Lusiana.
"Apa putra Mami ini sudah mulai membuka hatinya untuk menerima gadis lain, hum?" tanya Lusiana sembari tersenyum hangat.
Tommy hanya membalas pertanyaan ibunya dengan senyuman. Apa yang dikatakan oleh ibunya benar? Tommy memang sudah membuka hatinya untuk wanita lain. Wanita itu adalah Kimberly. Kimberly sudah berhasil mencuri hatinya yang selama ini tertutup rapat untuk menerima wanita dalam kehidupannya.
"Iya, Mi! Aku sudah mulai membuka kembali hatiku. Dan Kimberly lah wanita yang sudah berhasil membuka hatiku ini," jawab Tommy dengan senyuman manisnya.
"Mami ikut senang mendengarnya, sayang!" Lusiana tersenyum bahagia ketika melihat raut kebahagiaan di wajah putranya.
"Semoga saja wanita sialan itu tidak datang kembali dan merusak hubunganmu dan Kimberly!" seru Salsa.
"Kakak tidak perlu khawatir. Sekali pun dia kembali. Aku tidak akan pernah mau kembali lagi padanya." Tommy menjawab perkataan kakak perempuannya dengan wajah yang benar-benar marah.
"Justru yang Kakak takutkan adalah Kimberly. Bisa saja wanita gila itu menyakiti Kimberly atau bisa saja menyerang Kimberly," ujar Arka.
"Kalau pun itu terjadi. Maka wanita gila itu akan menyesal telah berurusan dengan Kimberly."
Mendengar penuturan dari Tommy membuat mereka terkejut. Mereka menjadi penasaran dengan Kimberly dan juga keluarganya.
"Kalau Mami dan Papi boleh tahu siapa Kimberly sebenarnya, sayang? Kenapa kamu bicara seperti itu?" tanya Lusiana.
"Kimberly berasal dari keluarga Aldama dan Fidelyo. Ayahnya berasal dari keluarga Aldama. Sementara ibunya berasal dari keluarga Fidelyo. Nama Kimberly adalah Kimberly Aldama."
"Aldama? Fidelyo?" Lusiana dan Andrean berucap secara bersamaan.
"Nama dua keluarga itu mirip dengan nama keluarga sahabat Papi," sahut Andrean.
"Begitu juga dengan Mami. Nami keluarga Fidelyo itu mirip sama nama keluarga sahabat Mami," pungkas Lusiana.
"Benarkah?" tanya Arka, Sovia, Salsa, Tommy dan Tama bersamaan.
"Iya," jawab Andrean dan Lusiana bersamaan.
"Tommy. Siapa nama kedua orang tuanya Kimberly?" tanya Lusiana.
"Yang aku tahu dari Billy sahabatku. Nama kedua orang tua Kimberly adalah Fathir Aldama dan Nashita Fidelyo yang sekarang berubah menjadi Aldama," jawab Tommy.
Mendengar jawaban dari Tommy membuat Andrean dan Lusiana tersenyum bahagia.
"Tommy. Jika kau benar-benar mencintai Kimberly. Mami minta padamu untuk selalu bersama. Jaga dia, sayang! Jangan pernah sakiti dia. Mami merestuimu dan Kimberly." Lusiana berucap dengan penuh kebahagiaan dan juga ketulusan.
"Papi setuju apa yang dikatakan oleh Mamimu. Papi juga merestuimu dengan Kimberly. Jaga dia dan jangan pernah sakiti dia. Pertama kali Papi melihat wajahnya ketika di rumah sakit. Wajahnya mengingatkan Papi dengan seseorang. Ternyata Kimberly adalah putri dari sahabat Papi."
"Baik Pi, Mi! Aku akan selalu menjaganya," jawab Tommy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Dewi Kijang
lanjut terus thoor🙏🙏🙏🙏 tetap semangat ya
2022-12-31
0