Syafina menatap tak suka kearah Triny. Bagi Syafina, Triny terlalu ikut campur urusannya dengan Kimberly.
"Kak Triny. Aku katakan pada Kakak. Aku bukanlah tipe orang yang menyebarkan berita hoax. Apa yang aku katakan ini benar adanya? Bahkan berita itu sudah tersebar. Dan sudah banyak yang tahu bagaimana dan seperti apa kelakuan dari seorang Kimberly."
Syafina berbicara dengan angkuhnya. Bahkan dirinya tidak peduli dengan tatapan tak suka yang ditujukan padanya.
"Iya, iya! Terserah padamu, nona Syafina yang terhormat!" Triny menjawabnya dengan aksen meremehkan.
Sementara yang lainnya, kecuali teman-temannya Syafina tertawa pelan ketika mendengar perkataan dari Triny.
Syafina menatap jijik Kimberly dan senyuman di sudut bibirnya. "Hei, Kimberly."
Kimberly yang fokus menatap ponselnya melirik sekilas Syafina, lalu kembali menatap ponselnya. Baginya ponselnya lebih bagus dan menarik dari pada menatap wanita yang ada di sampingnya.
Sementara Billy, Triny, Aryan, Tommy, Andhika serta para sahabat-sahabatnya tersenyum ketika melihat reaksi Kimberly terhadap Syafina.
"Aku benarkan kalau kau itu gadis nakal dan suka melakukan hal-hal menjijikkan?" tanya Syafina yang masih menatap Kimberly.
Mendengar perkataan dari Syafina, Kimberly mengalihkan atensinya untuk melihat kearah Syafina. Setelah itu, Kimberly memperlihatkan senyuman manisnya. Mereka yang melihat senyuman manis Kimberly hati mereka menjadi meleleh.
"Senyuman yang indah."
"Pujaan hatiku."
"Nanti malam aku tidak akan bisa tidur karena terus membayangkan senyuman manisnya itu."
"Jika saja Kimberly kekasihku. Sudah aku peluk dia saat ini juga."
Itulah beberapa kata yang mereka ucapkan di dalam hati. Mereka tidak berani berbicara langsung. Mereka takut akan mendapatkan amukan dari tiga pawangnya.
"Jika itu benar. Lalu urusan denganmu apa, nona Syafina?" ucap dan tanya Kimberly dengan menatap wajah Syafina. Kimberly masih memperlihatkan senyuman manisnya itu.
"Pasti orang tuamu dan juga keluargamu sangat malu memiliki anak sepertimu sehingga mereka tidak membantumu untuk sekolah di Amerika dan berakhir sekolah di sini. Kalau aku jadi kau. Mungkin aku sudah bunuh diri karena telah mempermalukan kedua orang tuaku dan juga keluargaku." Syafina menjawab perkataan dari Kimberly.
Sementara yang lainnya antusias melihat dan mendengar perdebatan antara Kimberly dan Syafina. Di dalam hati mereka sangat yakin jika Syafina akan kalah. Dan Kimberly lah pemenangnya.
"Oh, begitukah? Apa kau yakin dengan perkataanmu itu, hum?" tanya Kimberly menantang. Kimberly menatap lekat wajah Syafina.
"Iya. Kenapa? Kau meragukannya, hah!" Syafina balik menantang Kimberly.
"Oh, iya? Tapi kalau aku pikir-pikir sepertinya kedua orang tuamu dan keluargamu lah yang akan lebih malu jika mengetahui apa yang telah kau lakukan di belakang mereka." Kimberly berbicara dengan tatapan matanya masih menatap wajah Syafina.
Melihat Kimberly yang menatap wajah Syafina yang begitu intens dan juga tatapan penuh selidik membuat mereka semua ikut menatap Syafina. Ketika mereka semua menatap wajah Syafina. Mereka melihat wajah Syafina yang terlihat tegang. Sementara wajah Kimberly terlihat begitu santai. Mereka semakin penasaran dibuatnya, apalagi terhadap Kimberly.
"Jangan mengada-ada, Kimberly! Mana mungkin kedua orang tuaku dan keluargaku akan malu memiliki anak sepertiku. Aku tidak pernah melakukan hal-hal menjijikkan di belakang mereka. Aku bukan kau. Aku adalah Syafina Gistara. Aku berasal dari keluarga terkaya nomor 15 di dunia dan juga di Jerman. Sementara kau dan keluargamu masih di bawah keluargaku." Syafina berbicara dengan sangat angkuh.
"Cih! Baru terkaya nomor 15 sudah belagu hidup lo," batin Aryan.
"Yaelah. Kekayaan keluargamu itu tak ada apa-apa dengan keluarga kami," batin Triny.
Kimberly memperlihatkan wajah syoknya ketika mendengar Syafina yang membanggakan kekayaan keluarganya dengan mulutnya yang berbentuk bulat dan kedua matanya yang membulat.
Mereka yang melihat wajah Kimberly langsung memekik gemas di dalam hati. Menurut mereka wajah Kimberly saat ini benar-benar cantik, manis, imut dan menggemaskan. Jika tidak ada Billy, Aryan dan Triny. Mungkin mereka akan mencubit habis pipi Kimberly karena kegemasan mereka terhadap Kimberly.
"Benarkah? Apa kau yakin tidak pernah melakukan hal yang sangat menjijikkan di belakang orang tuamu dan keluargamu?" tanya Kimberly.
"Iya. Aku sangat yakin. Aku tidak pernah melakukan hal yang menjijikkan apapun di belakang mereka," jawab Syafina.
"Gitu, ya? Berarti aku harus memperlihatkan sebuah video kepada orang tuamu dan keluargamu. Di dalam video itu terlihat kau sedang tidur bersama sepupu laki-lakimu ketika sepupumu itu menginap di rumahmu. Bahkan kalian melakukan hal layak sepasang suami istri." Kimberly berucap sembari menatap wajah Syafina dengan senyuman manisnya. Lebih tepatnya senyuman kemenangan.
Mereka yang mendengar ucapan dari Kimberly sontak terkejut, tak terkecuali Enzi, Vanesha, Jennie dan Aruna. Sahabat-sahabatnya Aryan dan Billy bersiul.
Bagaimana dengan Syafina. Jelas, Syafina terkejut. Dirinya tidak menyangka jika hubungannya dengan saudara sepupunya itu diketahui oleh Kimberly. Tapi bukan Syafina namanya yang takut akan ucapan dan ancaman dari Kimberly.
"Alah. Palingan kau hanya bohong. Akui saja kalau kau itu hanya sakit hati padaku dan ingin membalasku. Iyakan?"
"Apa kau meragukanku? Kau menantangku, hum? Apa perlu aku sebarkan videonya hari ini dan disini. Jika iya, aku akan langsung menyebarkan video itu. Aku akan menyebarkan ke internet biar semua orang melihatnya. Dan setelah video itu tersebar. Kau harus menepati kata-katamu untuk mengakhiri hidupmu jika kau mempermalukan kedua orang tuamu dan keluargamu." Kimberly tersenyum di sudut bibirnya.
Mendengar perkataan dari Kimberly. Syafina diam telak. Dirinya tidak tahu harus melakukan apa saat ini. Sementara yang lainnya menatap jijik dan mengejek kearah Syafina, kecuali teman-temannya. Mereka juga ikut diam. Mereka tidak tahu harus berkomentar apa.
Melihat keterdiaman Syafina. Kimberly tersenyum kemenangan di dalam hatinya. Dirinya menatap dengan senyuman di sudut bibirnya.
Enzi tiba-tiba berdiri dari duduknya dan disusul oleh Vanesha, Jennie dan Aruna. Enzi mendekati Syafina. Enzi langsung menarik tangan Syafina dan membawanya pergi meninggalkan lobi. Vanesha, Jennie dan Aruna mengikuti dari belakang.
Setelah kepergian Syafina. Billy, Triny, Aryan dan para sahabat-sahabatnya menatap Kimberly. Mereka semua penasaran.
Kimberly yang menyadari bahwa dirinya kini tengah ditatap balik menatap satu persatu wajah orang-orang yang ada di hadapannya.
"Apa? tanya Kimberly ketus.
"Apa benar kalau Syafina melakukan itu dengan sepupunya?" tanya Catherine dengan menatap wajah cantik Kimberly.
"Iya," jawab Kimberly dengan santainya.
"Lo tahu dari mana, Kim?" tanya Rere penasaran.
"Kepo," jawab Kimberly singkat.
Mendengar jawaban singkat dari Kimberly membuat Rere merengut kesal.
"Terus soal video itu. Bagaimana?" kini Aryan yang bertanya.
"Gak ada," jawab Kimberly.
Mereka semua membelalakkan matanya dengan mulut yang sudah terbuka lebar karena mendengar jawaban syok dari Kimberly.
"Gak ada, maksudnya?" tanya Billy dan Triny bersamaan.
"Maksudnya memang gak ada videonya," jawab Kimberly sembari menghempaskan punggungnua ke punggung sofa.
"Tapi tadi kamu..." perkataan Sinthia terpotong.
"Aku hanya ingin membalas Syafina saja. Habisnya tu anak resek banget selalu cari ribut denganku." Kimberly menjawab dengan bibir yang sedikit manyun.
Mereka yang mendengar hanya bisa tersenyum. terutama Billy, Triny dan Aryan. Mereka bertiga sangat tahu bagaimana watak dan sifat Kimberly. Kimberly memiliki seribu cara untuk membalas musuh-musuhnya.
"Terus kamu tahu dari mana jika Syafina itu melakukan itu dengan sepupunya sendiri?" tanya Triny.
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Triny membuat Rere tersenyum bahagia. Di dalam hatinya, Rere ingin mendengar jawaban dari Kimberly.
"Aku tahunya dari salah dari teman-temannya Syafina," jawab Kimberly
"Haaaa." mereka semua terkejut.
"Siapa, Kim?" tanya Santy
"Aruna," jawab Kimberly.
"Aruna," Rere, Santy, Sinthia dan Catherine mengulangi perkataan dari Kimberly.
"Kok si Aruna tega membongkar aibnya Syafina. Bukankah mereka itu temanan," ucap Rere.
"Yeeey! Aruna tidak langsung mengatakannya padaku, bodoh!" Kimberly berbicara dengan sangat kejam.
Mendengar perkataan kejam dari Kimberly. Rere menatap horor kearah Kimberly, lalu detik kemudian...
TAK!
Rere melayangkan satu jitakan tepat di kepalanya.
"Yak, Rere!" Kimberly menatap balik Rere.
"Apa? Mau lagi, hah?!"
Sementara yang lainnya hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Dewi Kijang
😁😁😁😁😁😁😁
2022-12-30
0