Seorang pemuda tampan yang masih menggunakan setelan kerjanya terlihat sedang fokus dengan berkas-berkas yang berada di depannya.
Pemuda itu adalah Jason Aldama, putra pertama dari keluarga Aldama. Dirinya benar-benar sangat berjuang bekerja keras. Apalagi dirinya berstatus sebagai putra dan Kakak tertua dari lima bersaudara. Walapun mereka masih memiliki orang tua lengkap, tapi Jason tetap bekerja. Dirinya tidak ingin bermalas-malasan. Setidaknya dengan dirinya bekerja bisa membantu ayahnya di Perusahaan dan bisa membahagiakan keempat adiknya.
Jason juga menempatkan dirinya sebagai orang tua jika kedua orang tuanya berada di luar negeri selama beberapa bulan, terutama untuk adik bungsunya Kimberly Aldama.
CKLEK!
Seseorang membuka pintu kamarnya. Mendengar suara pintu dibuka, Jason mengalihkan pandangannya untuk melihat ke arah pintu.
Seorang gadis manis, berwajah cantik, imut dan menggemaskan. Berkulit putih. Memiliki gigi kelinci menyembulkan sedikit kepalanya dari balik pintu tersebut.
''Kakak Jason.'' bisik gadis manis tersebut.
Jason melihat kearah Kimberly, adik bungsunya yang sedang tersenyum begitu lebar dan juga manis padanya. Jason berpikir bahwa adik bungsunya itu pasti menginginkan hal yang aneh padanya. Setelah itu, Jason kembali menatap berkas-berkas kerjanya.
''Kakak Jason, apa kakak sedang sibuk?'' tanya Kimberly dengan suara pelannya.
Jason terlihat sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya. Dirinya harus bisa menyelesaikan semuanya.
''Ada apa, Kim?'' jawab Jason tanpa melihat kearah adik bungsunya.
Melihat respon Kakaknya, Kimberly mempoutkan bibirnya dan bersandar pada pintu yang hanya terbuka setengah.
''Aku ingin membeli sesuatu, Kak! Tapi aku maunya pergi dengan Kakak," saut Kimberly.
''Maafkan Kakak, Kim! Kakak saat ini benar-benar sibuk. Kalau kamu ingin pergi, pergilah dengan kakakmu yang lainnya," jawab Jason lembut.
Mendengar jawaban dari Kakak tertuanya, membuat Kimberly kesal. Kimberly semakin gentar untuk terus membujuk kakaknya itu untuk ikut pergi dengannya.
''Tapi Kakak... aku... aku maunya perginya dengan Kakak. Aku tidak mau sama Kak Uggy, Kak Enda maupun Kak Riyan. Mau ya, Kak!'' rengek Kimberly.
Mendengar rengekan dari adik bungsunya, Jason menghela nafas. Sibungsu kesayangan mereka selalu saja mempunyai permintaan-permintaan yang aneh-aneh. Dan semua permintaan itu harus dikabulkan.
''Tidak bisa, sayang. Apa kamu tidak lihat Kakak sedang sibuk saat ini.''
Kimberly melangkah mendekati kakaknya itu dan tidak lupa menutup pintu kamar kakaknya dengan pelan. Setelah berada di dekat kakaknya, Kimberly langsung duduk di atas meja kerjanya kakaknya yang terlihat begitu banyak berkas-berkas yang menumpuk. Jason yang melihat kelakuan adiknya hanya bisa menghela nafasnya
''Kim...'' ucap Jason berusaha untuk sabar.
Kimberly langsung menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. ''Pokoknya antar aku dulu. Setelah itu baru aku akan turun.''
''Tapi saat ini Kakak benar-benar sibuk, Kimberly.'' Jason menjawab perkataan adiknya.
Kimberly menggembung pipinya. Matanya menatap kesal dan kecewa pada Jason. Alasannya itu terus. Sibuk.. sibuk!
''Kakak Jason tidak pernah ada waktu untukku. Kakak Jason jarang sekali menemaniku jalan-jalan. Aku mengajak Kakak karena ada hal yang penting. Kalau tidak terlalu penting, mungkin aku tidak akan mengajak Kakak. Dan aku juga tidak akan pernah mengganggu Kakak," ucap Kimberly.
Mendengar penuturan dari Kimberly membuat Jason terkejut. Sejujurnya dirinya juga tidak tega melihat wajah memohon adiknya itu, tapi sungguh Jason benar-benar tidak bisa pergi bersama adiknya itu.
''Apa tidak bisa jika Kak Uggy, Kak Enda atau Kak Riyan yang mengerjakan pekerjaan Kakak dulu?'' tanya Kimberly. "Kakak kan bisa minta tolong dengan mereka," ucap Kimberly.
Jason menghela nafas kasarnya saat mendengar ocehan-ocehan dari adik bungsunya itu. Jika dirinya terus meladeni setiap ocehan adiknya itu, maka tidak akan pernah berakhir.
''Tidak, sekarang pergi turun dan tinggalkan kamar Kakak. Tugas Kakak masih banyak. Jangan sampai membuat Kakak marah padamu!''
Mendengar penuturan dari kakaknya itu membuat Kimberly mempoutkan bibirnya kesal. Dirinya menatap wajah kakaknya dengan senyuman di sudut bibirnya, lebih tepatnya senyuman menyeringainya.
Setelah itu, Kimberly turun dari meja kerja kakaknya dengan sangat cepat dan dengan sengaja menginjak kaki kakaknya itu dengan sangat kuat, sehingga membuat Jason berteriak kesakitan.
''Aakkhhh! Yak, Kimberly!"
Kimberly sama sekali tidak mempedulikan teriakan kesakitan dan panggilan dari kakaknya itu. Baginya itu adalah pembalasan yang setimpal untuk kakaknya karena tidak mau mengabulkan keinginannya.
Kimberly berjalan menuju pintu dan menutupnya dengan sangat keras dan kasar, sehingga membuat Jason hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
''Aish, anak itu benar-benar.''
Kimberly berjalan dengan kaki yang hentak-hentak keras dan wajah yang masam, kecut dan tak ada manis-manisnya. Dirinya berjalan menuju kamarnya.
Saat dirinya sedang berjalan dengan wajah yang ditekuk, tanpa disadari tubuhnya menabrak Riyan yang sedang menggendong kucing kesayangannya sehingga membuat Riyan langsung melihat kearahnya.
''Ada apa denganmu, Kim?" tanya Riyan dengan nada begitu lembut.
Mendengar pertanyaan serta suara dari kakak terakhirnya itu membuat Kimberly semakin bertambah kesal. Kimberly menatap tajam Riyan. Saat ini dirinya tidak takut pada Kakak galaknya itu.
''Tidak usah bertanya. Lebih baik diam saja," jawab Kimberly.
Setelah mengatakan hal itu, Kimberly pergi begitu saja meninggalkan Riyan. Sementara Riyan langsung membelalakkan kedua matanya saat mendengar jawaban dari adik bungsunya itu.
''Yak! Dasar adik laknat,'' kesal Riyan.
Kimberly memasuki kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuknya dengan posisi tengkurap. Dirinya benar-benar kesal dengan kelakuan Kakak tertuanya itu. Dirinya berpikir jika kakaknya tidak peduli lagi padanya dan seolah kakaknya itu mengacuhkan keinginannya.
''Kenapa, Kim?''
Mendengar suara seseorang, Kimberly langsung mengangkat kepalanya dan dapat dilihat olehnya Enda, kakak ketiganya sedang mengelus lembut rambutnya.
Enda datang ke kamar adiknya ketika dirinya tidak sengaja melihat adik perempuannya berbicara ketus kepada adik laki-laki yaitu Riyan.
Kimberly memeluk Enda yang berada di sisinya. ''Kakak Jason. Aku benar-benar kesal dengan Kak Jason. Akhir- akhir ini Kak Jason sibuk sekali. Dan Kak Jason sama sekali tidak pernah ada waktu untukku.'' Kimberly mengadu kepada kakak ketiganya.
Enda tersenyum gemas saat mendengar adik bungsunya itu mengadu padanya.
''Tidak apa-apa. Mungkin Kak Jason punya alasan tertentu melakukan hal itu," ucap Enda sembari menenangkan adik kecilnya.
"Kakak Jason.. kakak jahat. Aku tidak mau bicara dengan Kakak lagi," batin Kimberly menangis.
^^^
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Dan waktunya untuk keluarga Aldama melaksanakan ritual malam mereka yaitu makan malam.
Malam ini mereka makan malam tanpa kedua orang tunya. Kedua orang tua mereka sedang berada di luar kota. Dan akan kembali besok siang.
Jason, Uggy, Enda dan Riyan melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Ketika tiba di meja makan beberapa makanan dan minuman sudah tertata rapi di atas meja.
"Kalian makanlah dulu. Kakak mau ke kamar Kimberly untuk membujuknya makan," sahut Jason.
Ketika Jason ingin berdiri dari duduknya, Enda sudah terlebih dahulu bersuara.
"Kak, biar aku saja!"
"Baiklah. Usahakan Kimberly mau turun untuk makan malam," ucap Jason.
"Hm." Enda mengangguk.
Setelah itu, Enda pun melangkahkan kakinya menuju kamar adik perempuannya yang berada di lantai dua.
Enda sudah berada di depan kamar adik perempuannya. Enda memegang knop pintu dan kemudian membukanya.
CKLEK!
Pintu terbuka. Enda langsung melangkah masuk ke dalam kamar adik perempuannya itu. Sesampainya di dalam Enda tidak menemukan keberadaan adiknya. Rasa khawatir dan juga rasa takut telah menjalar di pikirannya.
Enda mencari adiknya di dalam kamar mandi. Enda mengetuk pintu kamar mandi adiknya berulang kali. Tidak mendapatkan jawaban, Enda pun memberanikan diri membuka pintu itu. Ketika pintu kamar mandi telah terbuka. Enda lagi-lagi tidak menemukan keberadaan adiknya itu.
Akhirnya Enda memutuskan kembali ke bawah dan memberitahu kepada kakak tertuanya.
Kini Enda sudah berada di meja makan. Ketika melihat adiknya kembali, Jason tidak melihat adik perempuannya.
"Enda. Kimberly mana? Apa Kimberly menolak untuk makan malam?" tanya Jason.
"Kak. Kimberly tidak ada di kamarnya," sahut Enda.
Mendengar perkataan dari Enda. Baik Jason, Uggy maupun Riyan terkejut. Mereka dengan kompak berdiri dari duduknya.
"Apa? Kimberly tidak ada di kamarnya?" tanya Jason.
"Aku akan cek mobilnya!" Riyan langsung berlari keluar rumah untuk mengecek mobil adiknya.
Beberapa menit kemudian, Riyan kembali dan bergabung kembali dengan ketiga kakaknya.
"Mobilnya Kimberly tidak ada di garasi, Kak!" seru Riyan.
"Aku akan mencoba menghubungi Kimberly."
Uggy langsung mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Setelah itu Uggy menekan nama kontak adiknya. Selang beberapa detik terdengar suara dari operator.
"Asih," kesal Uggy.
"Kenapa Uggy?" tanya Jason.
"Tidak aktif, Kak!"
"Kimberly. Kamu dimana, sayang? Apa kamu marah sama Kakak karena Kakak tidak menuruti keinginanmu?" batin Jason.
Jason benar-benar khawatir akan adik perempuannya saat ini. Adiknya pergi tanpa sepengetahuannya dan ketiga adik laki-lakinya. Dan kepergian adiknya itu disebabkan olehnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments