...⚜⚜⚜...
...Mansion Lily...
Karena hari ini tidak ada jadwal kuliah untuk Zara, ia pun berniat menghabiskan waktunya seharian di mansion.
Ia sampai di mansion telat pukul sepuluh pagi, tetapi nenek serta uncle-nya tidak ikut karena pagi itu mereka langsung pergi ke kantor untuk menghadiri meeting rutin di kantornya.
Zara melangkah pelan menuju kamarnya pagi itu, sambil menenteng tas kuliah serta buku-buku mata kuliahnya. Sesekali ia melihat taman belakang miliknya.
Sesampainya di kamar, ia meletakkan semua barangnya di meja belajar. Lalu ia melangkah menuju balkon. Salah satu sudut rumah yang amat ia sukai salah satunya selain taman adalah balkon yang berada di kamarnya.
Dari tempat itu ia bisa memandang taman belakangnya yang indah. Banyak aneka jenis bunga yang ia dan neneknya tanam disana. Taman itu tumbuh dengan rapi juga berkat campur tangan serta bantuan tukang taman di rumahnya.
Hari ini, bunga-bunga mawar merah, kuning dan putih yang ia tanam sedang bermekaran. Mereka seolah menyambut kedatangannya pagi itu sekaligus memberi hadiah di hari ulang tahunnya.
Kemeriahan pesta semalam masih terlihat jelas di benak Zara. Sayangnya orang yang ia inginkan untuk hadir tidak berada di tempat itu. Ya, kedua orangtuanya yang sangat ia rindukan di moment-moment terpenting seperti semalam nyatanya sudah pergi terlebih dahulu sebelum mereka sempat melihat dirinya yang sudah dewasa ini.
Segelintir air mata jatuh perlahan di kedua pipi mulus Zara, mengisyaratkan jika dirinya sedang menahan kerinduan yang mendalam. Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihannya, ia pun ingin pergi ke suatu tempat.
Ia kembali masuk kamar dan mencari benda pipih hitam di tas sekolahnya. Setelah menemukannya ia segera menelpon sang nenek. Ia bahkan lupa kalau neneknya sedang di dalam acara rapat.
Melihat nama cucunya menelpon, nenek meminta ijin pada peserta meeting, hanya untuk mengangkat telepon itu segera.
“Hallo, ada apa sayang?”
“Nek, bolehkah aku pergi mengunjungi makam ayah dan ibu hari ini?”
Nenek tampak menghela nafasnya, kemudian ia pun memberi ijin pada cucunya itu.
“Iya, nanti nenek suruh beberapa pengawal untuk menemanimu kesana.”
Tak ingin berdebat, Zara menyetujui usul neneknya. Setelah mendapat ijin dari neneknya ia pun bersiap-siap terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian, beberapa pengawal serta mobil yang akan digunakan untuk mengantar Zara sudah siap. Mereka sudah berjajar rapi di depan tangga bawah menunggu kedatangan cucu pemilik rumah.
Setelah semua persiapannya selesai, Zara melangkah keluar kamar. Ia pun menuruni tangga satu persatu. Sampai di ujung tangga ia tampak menghela nafasnya.
“Hhh, hanya ingin keluar saja harus dikawal orang sebanyak ini?”
“Sepertinya setelah semalam semua pengawalan dari nenek semakin ketat saja.”
Terlebih semua orang semalam sudah mengenalnya sebagai ahli waris dan calon penerus perusahaan Z&L Corp. Tampaknya saat di kampus nanti semuanya juga akan berubah.
Zara menghela nafas panjangnya, sepertinya hari-harinya akan berbeda setelah ini. Tapi mau tak mau inilah takdir hidupnya. Setelah bermonolog untuk beberapa saat, ia pun melangkah keluar mansion dengan diikuti beberapa pengawal yang berjalan di belakangnya.
Sesampainua di dekat mobil, pintu mobil segera dibuka oleh salah satu pengawal sembari mempersilahkan dirinya untuk masuk. Zara pun segera masuk mobil dan tak lupa mengucapkan terimakasih padanya.
Setelah semuanya siap, beberapa iringan mobil segera keluar dari mansion menuju ke tempat pemakaman keluarga Lily. Makam kedua orangtuanya memang berada agak jauh dari mansion. Karena mereka dimakamkan di tempat kelahiran ayahnya.
Mungkin perjalanan kali ini akam memakan waktu dua jam perjalanan darat. Sebelum sampai disana nanti, Zara juga akan mampir di sebuah toko bunga terlebih dahulu. Ia ingin membawakan beberapa bunga kesukaan mendiang ayah dan ibunya dan membawanya ke makam mereka.
Perjalanan kali ini cukup lancar karena ini bukan weekend. Berbeda kondisinya jika mereka melewati jalan ini saat weekend, maka mereka akan terjebak macet. Maklum tempat yang akan mereka kunjungi adalah puncak.
Setelah beberapa saat ahirnya sampailah mereka di sebuah toko bunga yang Zara maksud. Ia pun keluar dari dalam mobil bersama satu pengawalnya saja.
Sebelum sampai tempat itu Zara sudah memberi instruksi pada seluruh pengawalnya agar mereka tidak ikut keluar dari mobil saat ia membeli bunga nantinya. Hanya satu pengawal yang boleh menemaninya agar kehadirannya tak terlalu mencolok di depan umum.
Dengan terpaksa mereka mengawasi Zara dari dalam mobil. Benar saja yang mengawal Zara saat itu hanya seorang pengawal saja. Setelah beberapa saat ahirnya ia menemukan bunga yang ia maksud dan segera memenyerahkannya pada pemilik toko bunga.
Bunga itu dirangkai dengan indah di tangannya lalu setelah selesai diserahkan pada Zara. Zara segera membayarnya lalu bergegas pergi meninggalkan toko itu dan melanjutkan perjalanannya kembali.
Tiga puluh menit kemudian iring-iringan mobil yang mengantar Zara sudah memasuki area pemakaman. Mereka keluar dari mobil dan mengikuti langkah tuannya memasuki area pemakaman. Sebagian dari mereka berjaga di luar area pemakaman lalu sebagian lainnya ikut masuk di dalam makam.
Posisi mereka agak menjauh dari Zara, sejenak memberikan privasi untuk tuannya hari itu.
Zara melangkah perlahan mendekati kedua makam orangtuanya. Ia pun berjongkok lalu menaruh bunga yang ia bawa di dekat nisan ibu dan ayahnya. Diusapnya perlahan kedua nisan itu secara bergantian lalu ia mencabuti rumput liar yang tumbuh di sekeliling makam.
Setelah nampak bersih dan terawat ia pun berdoa untuk kedua almarhum almarhumah. Matanya menutup untuk sesaat lalu selesai berdoa, ia kembali membuka matanya.
Ia tampak memandangi kedua makam orangtuanya itu sembari bercerita.
“Ayah ... ibu ... ini Zara putri kalian.”
“Hari ini adalah hari ulang tahunku yang kedua puluh dua. Putri kecil kalian sekarang sudah tumbuh dewasa ayah, ibu, apa kalian tidak merindukanku?”
Zara menahan kesedihannya, ia tidak mau air matanya jatuh saat ini. Ia pun mencoba bercerita sambil tersenyum pada mereka.
“Semalam bahkan nenek memberiku kejutan luar biasa, nenek membuatkan sebuah pesta ulang tahun untukku, tapi taukah apa yang aku inginkan saat itu?”
“Andai aku bisa memutar waktu, aku ingin merayakan ulangtahun bersama kalian.”
“Tapi nyatanya, Allah lebih menyayangi kalian.”
“Ayah, ibu, aku tak pernah membagi kepedihan ini dengan nenek ataupun paman, aku memendam kesakitanku sendiri.”
“Andai ayah dan ibu tau, aku sangat menyayangi kalian, semoga kelak kita bisa berkumpul kembali di surganya Allah, aamiin.”
Setelah beberapa saat, ahirnya Zara memutuskan untuk pulang. Terlihat di atas sana, awan gelap mulai berjajar rapi disana. Mengisyaratkan agar dirinya segera pulang ke rumah.
Salah satu pengawal mendekati Zara.
“Nona, sebentar lagi hujan akan turun, sebaiknya kita segera meninggalkan tempat ini.”
“Iya.”
Setelah berpamitan pada kedua orangtuanya, ia pun melangkah pergi meninggalkan makam. Benar saja, baru beberapa saat rombongan itu pergi hujan turun dengan lebatnya.
Begitulah suasana puncak, hujan terkadang turun secara tiba-tiba.
.
.
...⚜⚜⚜...
...Untuk part hari ini sampai disini dulu akak, semoga suka....
...⚜⚜⚜...
.
.
.
...Jangan lupa untuk ❤, like dan komennya agar penulis semakin bersemangat buat melanjutkan ceritanya. Salam sayang dari author 😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
🧸 ⃝Pᵛᵐelia🌈ᴀᷟιиɑ͜͡✦
SEMANGAT kak😍
2021-11-01
0
CebReT SeMeDi
lagi yuk
2021-10-25
0
haryani
sukses selalu
2021-10-16
1