"Tu as été surpris par ma présence?," ucap Brian kemudian.
(kamu kaget akan kehadiranku? .... terjemahan Bahasa Perancis)
"Hmm, tentu saja, stop berbicara dengan bahasa itu!" sarkas De seolah tidak suka.
"Kenapa? .... lagian tidak ada yang akan paham dengan bahasa kita bukan?" tanya Brian sambil terus menggoda sahabatnya itu.
Ia tau kalau De sedang kesal, terlebih ia sudah agak lama berdiri di belakang De sambil melihat layar ponselnya ketika De melihat akun sosial media pacarnya tadi.
Sebenarnya sebelum datang ke Indonesia, ia sempat melihat Laura dengan pacar barunya, hanya saja ia tidak mau berburuk sangka, tetapi hal barusan menguatkan dugaannya kalau pacar sahabatnya itu telah berselingkuh.
Sedangkan De, masih mengingat betul setiap kenangan yang masih terukir jelas bersama Laura saat di Perancis.
Tetapi dengan mudahnya ia bermain di belakang De. Ia harus menyelidiki hal ini secepatnya. Telebih saat ini ayahnya terus mendesaknya untuk segera melakukan pertunangan dengan calon yang dipilihkan ayahnya.
.
.
"Memang... tetapi aku lagi tidak mau menggunakannya."
"Oh, ya sudah... bolehkan aku bergabung denganmu disini?" tanya Brian kembali.
"Hmm ..."
"Oh ya bagaimana kamu bisa berada disini?" tanya De perlahan.
"Ya tentu saja untuk makan siang!" masa iya untuk mencari gadis-gadis?" ucap Brian sambil tersenyum kecil.
"Sebentar ... kamu tak menawariku makan?" ucap Brian heran.
Tentu saja ia heran, karena dari tadi De sama sekali tidak menawarinya makanan yang terhidang di depannya.
"Tu veux manger? commandez-vous là-bas!" ucap De seolah mengejek sahabatnya itu.
(kamu ingin makan?pesan sendiri sana!... terjemahan bahasa Perancis)
"Juste te regarder...!" ancamnya.
(awas saja kamu...terjemahan bahasa Perancis)
De hanya tergelak akan tingkah Brian, ia sengaja mengerjainya karena Brian sudah mengganggu makan siangnya.
Lalu sesudahnya Brian pun memesan makanannya sendiri. Beberapa saat kemudian makanan Brian telah terhidang. Ia pun segera menyantap makan siangnya bersama sahabatnya itu.
.
.
.
...Di kampus Zara....
"Ahaaa... aku punya ide, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke mall," ucap Rini setelah ia dan Zara keluar dari ruang kelasnya.
"Hmm, aku rasa itu ide yang bagus Zara ..." seloroh teman yang lainnya.
"Tu kan apakata Hesti memang benar.. kuy .. kuy kita jalan-jalan ..." ajaknya bersemangat.
"Tunggu dulu, aku telpon nenek, aku takut sopir sudah menjempuku."
"Oke nona manis," ucap Rini sambil mentoel dagu Zara.
Ia memang suka sekali menggoda dan menjaili Zara. Hal itu ia lakukan karena ingin melihat senyum Zara.
Sejak kecil meskipun Zara tidak pernah bertemu dengan orang tuanya, ia tidak pernah menunjukkan kesedihannya di depan orang-orang. Hanya pada Rini lah ia bisa bercerita sesungguhnya.
Tut
Tut
Tut
.
.
"Hallo nek."
"Hallo sayang, ada apa?" tanya nenek disebelah sana.
"Nek bolehkan aku pergi jalan-jalan ke mall sebentar?"
"Hmm, sayang kondisi kamu kan belum benar-benar pulih."
"Tapi ne...ekk ... aku udah lama gak ke mall..." rengek Zara.
Jika sudah merengek seperti ini tentu saja hati neneknya akan luluh seketika.
"Iya-iya... tapi jangan lama-lama, dan satu lagi, biat supir yang mengantarmu oke."
"Siap madam..." ucapnya sambil memberi hormat.
Rini dan Hesti tergelak akan kelucuan Zara barusan. Ia tau Zara tidak akan mudah menyerah untuk melakukan hal yang diinginkannya. Jadi ia akan menggunakan hal apapun untuk membujuk neneknya itu.
.
.
.
Beberapa saat kemudian. Mobil yang dikendarai Zara cs sudah sampai di salah satu mall paling terkenal di ibu kota.
Mereka melangkahkan kakinya masuk untuk menyusuri setiap lorong dan sudut mall. Tidak ada barang ataupun tujuan yang pasti. Karena mereka hanya ingin cuci mata saja siang itu.
Mereka berjalan kesana kemari sambil sesekali melirik aksesoris yang berjejer rapi di etalase.
"Kamu mau cari aksesoris Rin?" tanya Zara kemudian.
"Em.. enggak kok, cuma liat-liat saja, siapa tau cocok."
"Ok, ... mmm.. aku haus... " ucap Zara.
"Aku juga, bagaimana kalau kita ke Chatime ..." usul Rini.
"Oke, cuzz kita kesana..."
Lalu para gadis itu pun melajukan langkahnya ke sebuah kedai food court.
Sesampainya disana, mereka pun segera memesan beberapa minuman penyegar tenggorokan.
"Aku mau pesen Grass Jelly Roasted Milk Tea aja deh," ucapnya pada waitress disana.
"Kalau aku mau Caramel Milk Tea pake topping pudding satu ya mbak."
"Aku mau satu Superior Pure Cocoa pake bubble ya mbak," ucap Zara kemudian menyerahkan buku menu pada waitress tersebut.
"Akh.. rasanya sudah lama sekali kita tidak main kesini ya."
"Ah itu mah elu.. aku minggu kemarin sama mama juga kesini kok," ucap Hesti tidak terima.
"Iya .. iya.. cuma hidup gue doang yang kagak beruntung diantara kalian berdua."
Rini pun menundukan wajahnya seolah saat ini dialah anak yang paling tidak beruntung diantara kedua sahabatnya itu.
Hesti yang menyadari hal itu segera meminta maaf pada Rini.
"Mm, bukan maksud aku buat menyinggung perasaan kamu kok Rin, " ucap Hesti tidak enak hati padanya.
"Iya Hes, aku udah biasa kok diginiin."
Belum sempat Hesti membuka mulut, minuman pesanan mereka sudah datang. Sehingga Zara pun mengalihkan pembicaraan mereka saat ity Agar Rini dan Hesti kembali ceria seperti tadi.
Benar saja, kedatangan minuman itu mampu membuat mood Rini kembali membaik.
"Hmm, memang benar minuman ini nikmat sekali."
Srutt ... sruputtt ... akhh... lega rasanya...
Tampak sekali Rini menikmati minuman dingin siang itu. Tingkah lakunya yang apa adanya membuat Zara dan Hesti tertawa.
"Pasti sebentar lagi ia bilang lapar," bisik Hesti tepat di salah satu telinga Zara.
Zara pun mengangguk. Benar saja sesudahnya Rini pun merajuk.
"Duh.. enaknya pas minum gini tu ada cemilan gitu... apa ya? cheese cake atau red velvet cake gitu loh ..."
Ha ha ha ... pecahlah sudah tawa Zara dan Hesti seketika.
Kedua sahabat Rini pun tergelak akan tingkah Rini. Karena benar saja, belum juga ada lima menit, ia sudah minta makan.
.
.
"Oke.. sebentar ya.. aku pesankan makanan lagi untukmu."
Zara pun permisi untuk meninggalkan kedua sahabatnya itu untuk memesan kue di toko sebelah.
Pada saat bersamaan De dan Brian juga berada di toko yang sama. Brian beralasan ia harus membelikan kue pesanan nenek sebelum pulang.
Ia pun mendapat rekomendasi dari nenek tentang toko kue yang enak. Kebetulan toko itu ada di mall itu.
Saat itu pula Zara sedang memesan beberapa potong kue untuk dirinya dan teman-teman nya. Pada saat yang sama datanglah De dan Brian disitu, ia lalu memesan kue pada pelayan toko kue tersebut.
"Pemisi mbak, bisa saya pesan satu red velvet cake?" tanya Brian sopan.
"Ah maaf sayang sekali tuan, kue nya sudah habis, baru saja dibeli mbak ini."
Zara pun menoleh melihat Brian.
"Sorot mata Brian dan Zara bertemu.."
"très belle fille," gumamnya.
(gadis yang sangat cantik, terjemahan bahasa Perancis)
.
.
.
Aha... apa yang akan terjadi ya? apakah ada getar-getar asmara yang akan tumbuh di hati keduanya?"
.
.
.
Dah lah.. makan siang dulu yuk.. siapa tau tergoda akan kue dibawah ini... ehem....
.
.
.
Selamat menikmati guys...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
👑Meylani Putri Putti
wah keren ada bahasa prancisnya
2021-11-14
0
serrafina ✰͜͡v᭄📴
red Velvet
2021-11-01
1
Sis Fauzi
pasti kejadian Brian vs De🔥❤️
2021-10-30
1