KEPONAKAN YG LUCU

"Nenek... Zara kangen banget sama nenek..." ucap Zara dengan posisi masih mendekap sang nenek.

"Nenek juga sayang, oh ya bagaimana hari ini?"

"Seneee...ennggg ... banget nee...nekkk."

"Sungguh?"

Zara mengangguk senang.

"Alhamdulillah," ucap nenek sambil mengusap kepala cucunya.

.

.

Ekspresi kebahagiaan itu begitu terpancar kuat dari wajah cucunya itu.

.

.

"Nenek tau ga, hari ini aku makan kue dan minuman kesukaanku nek."

"Oh ya! ... trus jadi pergi sama Rini dan Hesti?"

"Jadi dong..."

"Jadi ... jadi begini nek ceritanya ...."

.

.

Ahirnya sore itu Zara bercerita panjang lebar tentang keseruannya pergi dengan teman-teman nya.

Dengan sangat jelas keceriaan itu tergambar di wajah cantik Zara. Nenek merasa lega, setidaknya hari ini ia sudah memberikan keputusan yang tepat untuk cucunya itu.

Terlebih ahir-ahir ini perhatian darinya sangat berkurang untuk cucu satu-satunya itu.

.

.

...⚜⚜⚜...

...Kediaman Abraham....

"Bik, ayah belum pulang?"

"Belum Tuan, tetapi beliau berpesan kalau Tuan sudah pulang dari kampus untuk segera menelpon beliau."

"Hmm... "

"Tuan, makan malamnya sudah siap!"

"Iya Bik, sebentar lagi."

De berbalik.

"Ehmm.. simpan saja dulu Bik, nanti kalau aku sudah lapar tolong dipanaskan kembali."

"Baik Tuan, saya permisi."

"Hmm ..."

Lalu De pun pergi menuju kamarnya. Ia melempar tas kuliahnya ke sembarang arah, lalu merebahkan dirinya di atas kasur. Matanya menerawang jauh menembus langit-langit indah kamarnya.

Ia memejamkan matanya sembari mengingat semua kejadian hari ini. Andai ibunya masih hidup, mungkin saat ini ia sudah masuk ke kamarnya dan menyambut kedatangannya.

Pelukan hangat akan ia terima saat ini sama seperti yang didapatkan Brian tadi. Nyatanya hal itu tidak akan pernah terjadi. Selama beberapa tahun ini ia selalu melewati hari-harinya dengan kesendirian.

Mau di luar negeri ataupun disini sama saja. Ia merasa sendirian.

Saat ini De sungguh merindukan sosok ibunya. Sejak ia tinggal di rumah ini, semua bayangan dan kenangan bersama ibunya kembali menghinggapinya.

Semua memori dan kenangan indah seolah-olah berputar-putar kembali saat ini. Membuat De semakin tersiksa dan menginginkan ibunya kembali. Andai ayahnya bisa sedikit saja memperhatikannya tentu ia akan lebih merasa bahagia.

Ia begitu iri dengan sahabatnya, Brian. Meskipun ia kini tinggal bersama neneknya, tetapi ia bisa melihat dengan jelas. Saat ia datang tadi, neneknya menyambutnya dengan penuh kehangatan.

Terlihat jelas kasih sayang neneknya terhadap Brian. Di dalam hati kecil De, ia juga ingin mendapat pelukan kehangatan dari orang-orang yang menyayanginya.

Tapi siapa yang sayang padanya? bahkan ayahnya lebih memilih untuk menghabiskan waktunya untuk mengurusi kerajaan bisnisnya. Satu hal lagi yang membuatnya jengah, kekasihnya lebih memilih berselingkuh dengan orang lain.

Lalu salahkah dia lahir di dunia ini?

"Oh ****... hidup ini kejam," umpat De.

Ingin ia pergi meninggalkan rumah ini dengan segera. Buat apa dia tinggal disini kalau kehadirannya saja tidak diakui.

De bangun, lalu meraih kunci mobilnya, dan ia bergegas menuruni anak tangga dan pergi menuju mobilnya yang masih terparkir di depan rumah itu.

Pelayan rumah yang menyadari tuan mudanya mau pergi, segera berlari mengejar anak majikannya itu ke halaman.

"Tuan ... tuan ... mau kemana?" tanyanya sambil ngos-ngosan.

Tentu saja ia harus berlari sekuat tenaga untuk mengejarnya, langkah kakinya begitu kecil akan kalah jika dibandingkan langkah kaki tuan mudanya itu.

De berhenti dan sedikit menoleh, "Aku ingin keluar sebentar!"

"Itu Tuan, anu .... "

Hosh ... hosh ... hosh ...

masih jelas terdengar suara nafas tidak teratur dari pelayannya itu

"Anu Tuan, tadi barusan Tuan besar telepon, beliau menyuruh Tuan untuk menjemput seseorang di bandara."

De mengerutkan dahinya, "Siapa?"

"Maaf untuk hal itu saya tidak tau Tuan."

"Lebih baik, tuan mencari tau sendiri saja, saya permisi."

"Hmm ..."

De lantas mengurungkan niatnya, dirogohnya kantung celananya dan tidak menemukan ponselnya.

Dengan sangat terpaksa ia pun berbalik kembali menuju ke kamarnya. Tentu saja untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.

Bukan itu saja, sejenak ia ingin mendinginkan kepalanya yang tadi terasa panas. Lagi pula tubuhnya sudah lengket disana sini.

Alangkah baiknya ia berendam atau setidaknya mandi terlebih dahulu.

Dengan segera ia pun kembali ke kamarnya. Setelah berhasil sampai, ia melepas satu persatu kancing kemejanya sehingga terlihat dengan sempurna pahatan otot-ototnya serta roti sobek miliknya itu.

Pahatan maha karya sempurna dari sang pencipta kini jelas terlihat dari bentuk tubuh De. Olahraga yang ia lakukan selama bertahun-tahun telah membuat tubuh serta badannya begitu proporsional dan menggoda.

"**** ..."

adalah sebutan yang sempurna untuknya.

Membuat siapapun yang melihatnya terpesona dan tergoda, begitu pula dengan Laura, mantan kekasihnya.

.

.

Ehh... tunggu dulu mereka belum putus... wkwkwk.. maaf author oleng😂

.

.

Setelah semua pakaian De terlepas ia pun segera masuk kamar mandi. Diraihnya gagang shower dan keluarlah air segar yang mengalir dari shower.

Membasahi kepala hingga ujung kakinya. "Ahh ... sensasinya begitu menyegarkan."

Membuat De sejenak bisa melepaskan semua penat yang meng-hinggapinya. Ia memejamkan matanya dan menikmati setiap tetesan air itu sembari menghirup aroma lavender dari kamar mandinya.

Setelah tubuhnya basah kuyup, ia pun berendam dengan air hangat yang sudah ia beri sedikit aroma terapi di dalamnya.

Aroma relax menyeruak di seluruh kamar mandi. Membuat De merasa nyaman untuk sejenak.

.

.

Tiga puluh menit kemudian, De telah selesai melewati ritual mandinya. Ia pun keluar dari kamar mandi dan menuju ruang ganti.

Diraihnya sebuah kaos hitam yang dipadukan dengan celana jeans dengan variasi robek-robek di lutut. Tak lupa ia menyemprotkan parfum di pergelangan tangannya, lalu ia meraih sebuah arloji dan menyematkannya di tangan kanannya.

Ia tidak menyisir rambutnya dan hanya merapikan sedikit ujung rambutnya. Memang ia lebih suka tampilan fresh seperti ini. Karena ia baru saja keramas, jadi ia akan membiarkan rambutnya acak-acakan.

Setelah semuanya siap, ia mengambil dompet, ponsel dan kunci mobilnya. Lalu ia pun turun ke lantai satu.

"Bibik ...."

"Iya Tuan ..."

"Makanannya tolong disimpan dulu, nanti kalau saya sudah pulang baru dihangatkan kembali, aku pergi menjemput seseorang dulu."

"Baik Tuan."

Lalu De meninggalkan rumahnya untuk menuju bandara. Setelah selesai mandi, ia sempat melirik ponselnya untuk melihat satu pesan dari ayahnya.

"De, tolong habis kuliah jemput keponakanmu Tasya dan Bibi Mayra di bandara."

tulis ayah De.

Ia segera menaruh ponselnya di laci dashboard tanpa membalas pesan tersebut terlebih dahulu. Sesudahnya ia menginjak gas dan memacu mobilnya menuju bandara.

Meskipun capek dan penat ia tetap melaksanakan perintah ayahnya. Lagi pula Bibi Mayra adalah adik ayahnya, dan Tasya adalah saudara sepupunya.

Malam itu De membelah jalanan ibukota dengan kecepatan sedang. Hanya butuh waktu empat puluh lima menit, ia sudah sampai di bandara. Suasana malam itu cukup sepi sehingga ia lebih cepat sampai di bandara.

Beruntungnya pesawat yang ditumpangi bibinya itu baru saja tiba. Ia pun menuju tempat untuk penjemputan penumpang.

Ia tidak mau masuk ke bandara dan memilih untuk menunggu mereka di pintu kedatangan tamu mancanegara.

Benar saja, belum sampai sepuluh menit, dari arah kejauhan sudah terlihat keponakannya yang comel itu. Tasya kecil melambai-lambaikan tangannya ke arah De.

"Mom, itu kak De..."

"Mana sayang, ah ... iya, mari kita kesana."

"Ayuk Mom."

Tasya kecil sangat rindu pada De, begitu pula dengan De. Kehadiran Tasya sudah seperti adik kandungnya sendiri.

Bahkan dulu yang memberi nama waktu bibinya melahirkan adalah De. Yang kebetulan saat itu ia sedang liburan sekolah di Korea.

.

.

.

Lalu seperti apakah keponakan De yang katanya comel itu? ...

.

.

Setelah beberapa saat ahirnya mereka sampai di depan De. Ia pun menyalami tantenya itu dan memberi salam.

"Malam tante ..."

"Malam De, wah lama tak berjumpa kamu semakin tampan saja.

Tasya kecil menyenggol lengan mamanya. Baginya yang boleh memuji De hanya dirinya. Selain itu sejak tadi De belum menyapanya sehingga Tasya merasa diabaikan. Membuat dirinya memonyongkan bibirnya sehingga menambah kesan lucu padanya.

Tentu saja De tergelak dengan polah lucu keponakannya itu. Sejak dulu Tasya memang keponakan yang unik baginya.

Karena setiap ada yang memujinya pasti ia akan bertingkah seperti itu. Mungkin jika ia sudah dewasa bisa-bisa De menjadi tidak bisa mendekati gadis-gadis karena ada dia disisinya.

Tante Mayra memberi kode pada De agar ia menyapa Tasya terlebih dahulu agar ia tidak merajuk.

Bukannya menuruti isyarat dari tantenya, De malah sengaja menggoda Tasya. Setidaknya polah tingkahnya bisa membuatnya sedikit tersenyum.

"Tante, dimana Tasya? apa tante tidak mengajaknya kemari?"

Mendengar De tidak menyadari kehadirannya, Tasya menghentak-hentakkan kakinya ke lantai karena kesal.

Dengankedua tangan bersedekap di depan dada dan kedua mata yang melotot, ia memandang tajam pada De.

"Kak Dee ...." teriaknya kesal.

De hanya tertawa menanggapinya. Dengan segera ia menggendong keponakannya itu.

Senyum Tasya pun terbit tatkala De tiba-tiba mengangkatnya dan menggendongnya.

"Kamu marah sama kakak?" tanya De sambil menyentil ujung hidung Tasya yang imut.

"Ahh ... jangan sentuh hidungku ..." gerutunya.

Tetapi yang namanya De, jika jiwa usilnya sudah tiba siapapun tidak bisa mencegahnya.

Sedangkan Mayra hanya geleng-geleng melihat keponakannya mengerjai putrinya itu. Setidaknya kedatangannya kali ini bisa mengukir sedikit senyum di wajah De.

Kedatangannya kali ini bukan kesengajaan seperti biasanya, tetapi hal itu atas permintaan Roy, ayah De. Beberapa hari yang lalu ia menelpon dan sedikit bercerita padanya.

.

.

>>>FLASH BACK ON

Kring

Kring

Kring

Bunyi telepon pagi itu mengusik seorang wanita cantik yang sedang melakukan olahraga yoga. Karena dering telepon yang tak kunjung usai ia pun segera menghampiri alat komunikasi berbentuk bulat gepeng itu.

Sepersekian detik selanjutnya ia sudah menempelkan gagang telepon itu di salah satu telinganya.

"Hallo ..." ucap seseorang di sebelah sana.

"Hallo ..."

"Ini aku Mayra, kakakmu ..."

"Hai kak, apakabar?" ucapnya senang.

"Alhamdulillah baik."

Sambil memijat ujung hidungnya ia pun menceritakan maksud dan tujuannya. Mayra pun manggut-manggut saat kakaknya itu bercerita.

Lalu di ujung sambungan teleponnya itu, ia meminta dirinya untuk pergi ke Indonesia dan membantu untuk mendekatkan dirinya kembali dengan putranya.

Mayra pun menyanggupi permintaan kakaknya itu. Baginya kini saatnya ia balas budi untuknya. Selama ini kakaknya-lah yang membantu dirinya, jika hanya mendekatkan kembali ayah dan anak itu Mayra merasa bisa melakukannya.

"Aku usahakan secepatnya untuk bisa datang ke sana kak, untungnya minggu depan Tasya ada liburan sekolah."

"Alhamdulillah kalau begitu."

"Iya kak."

"Kalau begitu kamu beri tahu saja kapan kamu siap, maka tiketnya akan aku pesankan untukmu."

"Terimakasih kak, secepatnya aku akan memberi kabar."

Tut

Tut

Tut

Ahirnya obrolan pun berahir. Tampak di sudut ruangan Tasya sepertinya sudah memperhatikan dirinya yang lama mengobrol tadi.

Ia pun mendekati ibunya.

"Paman yang menelponkah?"

"Iya sayang.."

"Minggu depan, kita liburan ke Indonesia."

"Asyikk ..." ucapnya sambil melompat-lompat bahagia.

"Ahirnya aku bisa ketemu kakak tampanku ..."

Mayra tersenyum melihat tingkah putri kecilnya itu. Ia berharap kedatangannya kali ini bisa sedikit merubah keadaan.

.

.

>>>FLASH BACK OFF

.

.

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai dimana De memarkirkan kendaraan roda empatnya. Ia pun membukakan pintu untuk tantenya lalu sekalian memasukkan Tasya ke dalam mobil.

Bukannya mendudukkannya di depan, De sengaja mendudukkan Tasya di samping ibunya.

Tasya yang kesal ahirnya merubah posisi tempat duduknya dan melangkah ke kursi depan dekat kemudi.

De geleng-geleng akan tingkah keponakannya yang unik ini. Lalu setelah semuanya siap, mobil segera melaju menuju kediaman ayahnya.

Sepanjang perjalanan Tasya sudah mengoceh kesana kemari dan bercerita banyak hal pada De. Ia begitu senang karena tanpa merengek pun ia sudah bisa bertemu dengan De.

Ia juga bercerita tentang teman-teman sekolahnya, membuat De mengulas senyum sepanjang perjalanan.

Mayra hanya menjadi pendengar saja sama seperti De.

Keriuhan yang terjadi sepanjang perjalanan membuat De mengurungkan niatnya untuk memutar musik di dalam mobil.

Karena tanpa musik pun, suasana di dalam mobil sudah ramai.

De tetap fokus pada kemudinya, tetapi karena jalanan sedikit ramai, mereka pun sampai di rumah dengan menghabiskan waktu empat puluh lima menit.

Sebuah gerbang raksasa menyambut kedatangan mobil De. Setibanya di halaman rumah, semua penghuni mobil segera keluar.

Mayra membawa serta koper miliknya tetapi tangan De menghentikannya.

"Biar bibik yang membawanya nanti tante."

"Iya ..."

Benar saja, dari dalam rumah muncullah beberapa pelayan dan membantu De membawa koper-koper itu.

Sementara itu De, Tasya dan Mayra sudah masuk ke dalam rumah.

"Hmm ... masih sama seperti dulu."

"Wah rumah kakak besar sekali ..."

"Kamu senang?"

"Iya ..."

"Sayangnya ini bukan rumah kakak."

"Hah ..."

"Ya kan bener sayang, ini rumah kedua orangtua kakak, sedangkan kakak belum punya rumah sama sekali."

"Ha ha ha ... kakak lucu sekali."

Lalu mereka tergelak bersama-sama.

Meskipun sepele, sebenarnya ucapan itu penuh makna, dan Mayra tau betul akan hal itu.

Setelah semua barang berhasil di masukkan ke kamar tamu, Mayra dan Tasya meminta ijin untuk ke kamarnya.

Sedangkan De kembali ke kamarnya. Beberapa saat kemudian setelah semua makan malam siap, mereka kembali berkumpul dan makan malam bersama.

.

.

.

...~Bersambung~...

.

.

...Jangan lupa untuk tekan ❤ dan Favorit, agar saat author update akan muncul notifnya ... terimakasih 😊...

Terpopuler

Comments

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

trs like

2021-10-25

0

My Lady

My Lady

semangat

2021-10-13

1

haryani

haryani

semangat

2021-10-09

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 HARI-HARIKU
3 FIRASAT
4 UNCLE ANDREW
5 SIUMAN
6 SAHABAT LAMA
7 LAURA & DAVIN
8 ZARA KULIAH KEMBALI
9 Zara Vs De
10 JALAN-JALAN
11 TERPESONA
12 KEPONAKAN YG LUCU
13 PESONA ZARA
14 KULIAH
15 RENCANA NENEK
16 KEJUTAN UNTUK ZARA
17 PESTA ULANG TAHUN ZARA
18 ZARA OH ZARA
19 MENGUNJUNGI MAKAM
20 KENANGAN MASA LALU
21 KAGUM
22 ZARA KEMBALI NGEDROP
23 KESEPAKATAN
24 TAK SENGAJA BERTEMU
25 RAGU
26 SECERCAH HARAPAN
27 CAMPING
28 CAPER
29 TERTARIK
30 KEBAHAGIAAN
31 CANGGUNG
32 SALAH SASARAN
33 PAGI UWU
34 KEHALUAN OTHOR
35 KESERUAN CAMPING
36 GALAU
37 TERPESONA
38 MASA LALU
39 KEJUTAN
40 RENCANA KEDUA
41 KEKHAWATIRAN
42 KEJUTAN 2
43 GRADUATION
44 PELAMPIASAN
45 TERJEBAK
46 KANGEN
47 LOLOS
48 PASCA KECELAKAAN
49 SIUMAN
50 MULAI MEMBAIK
51 KAMBUH
52 PANIK
53 MENYESAL
54 KEPANIKAN
55 BERDUKA
56 SEMOGA SAJA
57 SATU HARAPAN
58 MASALAH BARU
59 KETAHUAN DEH
60 KABAR BAIK
61 PULANG
62 MERAJUK
63 YOU'R SPESIAL DAY
64 KEJUTAN UNTUK SAHABATKU
65 MERINDU
66 KEDATANGAN DE
67 MAAF
68 PUSING
69 ZARA KECAPEKAN
70 DOKTER GANTENG
71 MENCARI SESUATU
72 KAMU BERBEDA
73 BUNGA BUNGA CINTA
74 TERLUKA
75 GALAU
76 DEMI KAMU
77 PESONA ZARA
78 JATUH CINTA
79 KAMBUH
80 WHERE DO YOU GO
81 GALAU
82 AHIRNYA
83 KESAKSIAN CINTA
84 YES, I SAY LOVE YOU
85 INDAHNYA BERSAMAMU
86 BAB 86. BERHASIL KABUR
87 BAB 87. ARTI SAHABAT
88 BAB 88. BERTEMU DENGANMU
89 BAB 89. RENCANA DAVIN
90 BAB 90. SEBUAH PENGAKUAN
91 BAB 91. SEBUAH PILIHAN UNTUKNYA
92 BAB 92. AKU SETUJU
93 BAB 93. MASA LALUKU
94 BAB 94. LAURA PINGSAN
95 KECEWA
96 SEPERTINYA DIA ...
97 AKU SELALU MENUNGGUMU
98 BAB 98. KEJUJURAN
99 ALHAMDULILLAH LANCAR
100 MASA LALU
101 ZARA SIUMAN
102 MAAF
103 TEKA TEKI
104 MASA LALU
105 SEJUJURNYA
106 RENCANA DAVIN
107 MAAF
108 PASANGAN BUCIN
109 CIUMAN PERTAMA
110 KETAHUAN DOSEN
111 TERUS TERANG
112 MIMPI BURUK
113 CINTA SEJATI
114 BERUNTUNGNYA AKU
115 AKU PULANG
116 HARI BARU
117 ALHAMDULILLAH AKU PULANG
118 RUMAHKU ISTANAKU
119 KE KAMPUS LAGI
120 MEMPERJUANGAN CINTA
121 HAPPY
122 ALHAMDULILLAH DAPAT RESTU
123 CINTA DAN SAHABAT
124 WAIT
125 AKHIRNYA SAMPAI JUGA
126 BERMIMPI
127 SEBUAH RENCANA
128 RENCANA HIKING
129 ISI HATI OTHOR
130 BERSAMANYA LEBIH INDAH
131 HAMPIR SIAP
132 GAGAL TOTAL
133 RENCANA PENGOBATAN ZARA
134 IKHTIAR
135 DIPIJAT
136 PINDAH RUMAH
137 PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
138 TERSENTUH
139 KELAHIRAN BABY B
140 KEPANIKAN
141 AKU MINTA MAAF
142 PENYESALAN
143 HARI BAHAGIA
Episodes

Updated 143 Episodes

1
PROLOG
2
HARI-HARIKU
3
FIRASAT
4
UNCLE ANDREW
5
SIUMAN
6
SAHABAT LAMA
7
LAURA & DAVIN
8
ZARA KULIAH KEMBALI
9
Zara Vs De
10
JALAN-JALAN
11
TERPESONA
12
KEPONAKAN YG LUCU
13
PESONA ZARA
14
KULIAH
15
RENCANA NENEK
16
KEJUTAN UNTUK ZARA
17
PESTA ULANG TAHUN ZARA
18
ZARA OH ZARA
19
MENGUNJUNGI MAKAM
20
KENANGAN MASA LALU
21
KAGUM
22
ZARA KEMBALI NGEDROP
23
KESEPAKATAN
24
TAK SENGAJA BERTEMU
25
RAGU
26
SECERCAH HARAPAN
27
CAMPING
28
CAPER
29
TERTARIK
30
KEBAHAGIAAN
31
CANGGUNG
32
SALAH SASARAN
33
PAGI UWU
34
KEHALUAN OTHOR
35
KESERUAN CAMPING
36
GALAU
37
TERPESONA
38
MASA LALU
39
KEJUTAN
40
RENCANA KEDUA
41
KEKHAWATIRAN
42
KEJUTAN 2
43
GRADUATION
44
PELAMPIASAN
45
TERJEBAK
46
KANGEN
47
LOLOS
48
PASCA KECELAKAAN
49
SIUMAN
50
MULAI MEMBAIK
51
KAMBUH
52
PANIK
53
MENYESAL
54
KEPANIKAN
55
BERDUKA
56
SEMOGA SAJA
57
SATU HARAPAN
58
MASALAH BARU
59
KETAHUAN DEH
60
KABAR BAIK
61
PULANG
62
MERAJUK
63
YOU'R SPESIAL DAY
64
KEJUTAN UNTUK SAHABATKU
65
MERINDU
66
KEDATANGAN DE
67
MAAF
68
PUSING
69
ZARA KECAPEKAN
70
DOKTER GANTENG
71
MENCARI SESUATU
72
KAMU BERBEDA
73
BUNGA BUNGA CINTA
74
TERLUKA
75
GALAU
76
DEMI KAMU
77
PESONA ZARA
78
JATUH CINTA
79
KAMBUH
80
WHERE DO YOU GO
81
GALAU
82
AHIRNYA
83
KESAKSIAN CINTA
84
YES, I SAY LOVE YOU
85
INDAHNYA BERSAMAMU
86
BAB 86. BERHASIL KABUR
87
BAB 87. ARTI SAHABAT
88
BAB 88. BERTEMU DENGANMU
89
BAB 89. RENCANA DAVIN
90
BAB 90. SEBUAH PENGAKUAN
91
BAB 91. SEBUAH PILIHAN UNTUKNYA
92
BAB 92. AKU SETUJU
93
BAB 93. MASA LALUKU
94
BAB 94. LAURA PINGSAN
95
KECEWA
96
SEPERTINYA DIA ...
97
AKU SELALU MENUNGGUMU
98
BAB 98. KEJUJURAN
99
ALHAMDULILLAH LANCAR
100
MASA LALU
101
ZARA SIUMAN
102
MAAF
103
TEKA TEKI
104
MASA LALU
105
SEJUJURNYA
106
RENCANA DAVIN
107
MAAF
108
PASANGAN BUCIN
109
CIUMAN PERTAMA
110
KETAHUAN DOSEN
111
TERUS TERANG
112
MIMPI BURUK
113
CINTA SEJATI
114
BERUNTUNGNYA AKU
115
AKU PULANG
116
HARI BARU
117
ALHAMDULILLAH AKU PULANG
118
RUMAHKU ISTANAKU
119
KE KAMPUS LAGI
120
MEMPERJUANGAN CINTA
121
HAPPY
122
ALHAMDULILLAH DAPAT RESTU
123
CINTA DAN SAHABAT
124
WAIT
125
AKHIRNYA SAMPAI JUGA
126
BERMIMPI
127
SEBUAH RENCANA
128
RENCANA HIKING
129
ISI HATI OTHOR
130
BERSAMANYA LEBIH INDAH
131
HAMPIR SIAP
132
GAGAL TOTAL
133
RENCANA PENGOBATAN ZARA
134
IKHTIAR
135
DIPIJAT
136
PINDAH RUMAH
137
PERTEMUAN TIDAK SENGAJA
138
TERSENTUH
139
KELAHIRAN BABY B
140
KEPANIKAN
141
AKU MINTA MAAF
142
PENYESALAN
143
HARI BAHAGIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!