Setelah mata kuliahnya selesai ia pun segera keluar dari kelasnya. Perutnya sudah menari-nari minta diisi.
Entahlah sejak ia tinggal di Indonesia ia jadi suka kuliner-an. Berbeda sekali dengan dirinya saat berada di Perancis. Atau mungkin lidahnya sudah keseleo sejak ia memakan bakso Mang Dadang kapan hari ya? I don't know.
.
.
Dengan langkah lebarnya ia segera menuju area parkir. Lidahnya sudah tidak sabar untuk mencicipi makanan Indonesia lainnya. Yang katanya sih menggelitik lidah, ia pun penasaran dengannya.
Sedangkan Zara dan teman-temannya dari arah kantin sedang bergegas menuju ruang kelasnya. Tentu saja karena sebentar lagi mata kuliah mereka akan segera dimulai.
De yang buru-buru melangkah dengan cepat menuju area parkir malah menabrak mahasiswi kembali. Untuk kedua kalinya ia tak sengaja menabrak Zara kembali.
Entah karena ketidaksengajaan atau memang karena takdir.
"Damn ...!"
"Tidak punya mata ya! Argghhh ..." umpat De seketika.
Terlihat jelas kemarahannya dari gerakan tangannya yang tiba-tiba mengepal tidak jelas. Meskipun sebentar, Rini sempat melihat hal itu dengan jelas.
De memang tidak suka tersentuh oleh orang yang tidak ia kenal. Terlebih dengan seorang wanita. Ia merasa amat jijik jika tersentuh oleh makhluk lawan jenis yang tidak jelas asal usulnya.
Zara hanya terdiam sambil mengamati wajah tampan di depannya itu. Tetapi ia juga tidak suka jika ia dimaki karena sesuatu hal yang tidak dilakukannya.
Jelas-jelas lelaki di depannya yang tidak punya mata, bisa-bisanya ia malah memaki orang lain. Ia pun melanjutkan mengumpulkan dan memunguti buku-bukunya yang sempat berserakan tadi.
Rini mengamati wajah di depannya itu. Sepersekian detik berikutnya ia baru ingat kalau ia adalah mahasiswa baru yang kapan hari menabrak Zara.
De yang geram menatap tajam ke arah Zara yang masih sibuk memunguti bukunya. Lalu Rini pun maju untuk menghadapi mahasiswa yang songong itu.
"Hei, kamu bukannya mahasiwa baru dari kelas sebelah ya!" hardik Rini.
"Kamu juga yang kapan hari menabrak temanku ini kan?" tunjuknya pada Zara yang masih berjongkok.
Sesaat kemudian Zara pun bangkit dan menatap pemuda dihadapannya itu.
Belum sempat De membalas perkataan Rini, ia malah terpesona oleh penampilan Zara.
"Maaf, bukannya Anda yang menabrak saya tadi?" tanya Zara dengan lemah lembut.
De yang tadinya mau memaki Zara, malah jatuh terpesona oleh kedua mata biru Zara yang sebening lautan itu.
Hidung mancung, bibir yang mungil dan tipis serta rambut ikalnya membuat siapapun tersihir oleh kecantikan alami Zara.
Gadis blasteran Perancis-Indonesia itu memang jarang memakai make up. Ia hanya merawat wajahnya dengan sedikit skin care harian saja.
Tetapi hal itu tidak mengurangi kadar kecantikan Zara.
Zara yang tak mendapati tanggapan dari orang di depannya itu segera bergegas meninggalkan De yang diam mematung. Baginya mata kuliahnya lebih penting daripada menghadapi orang seperti De.
Tunggu dulu, Zara belum pernah berkenalan dengan lelaki sombong tadi. Trus darimana ia bisa tau namanya... wkwkwk.. maaf author ikutan oleng hari ini.
Lain halnya dengan Rini yang tadinya ingin ganti memaki De, kini ia geleng-geleng sendiri melihat kehebatan sahabatnya yang mampu meluluhkan amarah De, dan membuatnya bungkam dan terdiam ketika dua kelopak mata indah milik Zara menatapnya tadi.
Sungguh berbeda dengannya ekspresinya tadi yang sempat mengumpat dan memaki Zara seenak udelnya tanpa meminta kejelasan masalah mereka.
"Ah masa bodoh lah," batin Rini.
Ia pun berlari untuk menyusul Zara.
"Lu pake sihir apa sih Zara.. kok bisa-bisanya membuatnya mahasiswa yang songong tadi terdiam seribu bahasa." Ucap Rini tak percaya.
"Aku gak pake apa-apa, lagian aku balik tanya... eh dia malah bengong?"
"Aku juga heran lo Zara ama mereka yang mengagumi dia," ucap Rini yang berbohong.
Sebenarnya di dalam hatinya menjerit tidak terima ketika mendengar idolanya dicaci, karena emang pada kenyataannya ia memang tampan paripurna, batin Rini.
"Lagian dilihat dari sudut mana sih orang-orang bisa mengatakan kalau dia tampan? dari ujung sedotan kah?" ucapnya Zara kemudian.
"Whattt ... ada apa denganmu Zara? apa obat dari dokter membuat kepalamu oleng?" tanya Rini sambil membolak-balikkan tubuh Zara.
"What are you doing Rini?" tanya Zara keheranan.
"Kelas kita akan segera mulai, ayok segera masuk kelas! ngapain bahas yang gak penting!" ucapnya.
"Oke," sahut Rini.
Ia pun bergegas mengikuti langkah kaki Zara menuju kelasnya. Benar saja sesudahnya dosen mata kuliah Zara segera masuk ke ruang kelasnya.
...***...
Sedangkan De yang baru saja tersihir oleh pesona Zara menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kemana gadis itu pergi?" batinnya.
Sorot matanya yang tajam segera menyisir ke sekitarnya, sayangnya ia tidak mendapati sosok Zara disitu.
Daripada kesal, ia pun melanjutkan tujuannya untuk mengisi perutnya yang sudah meronta-ronta tidak karuan. Mobil sport miliknya pun segera ia injak gasnya dan segera melaju pergi meninggalkan area kampus untuk sepersekian detik berikutnya.
Tujuannya kini adalah datang ke sebuah resto masakan Jawa. Katanya disini terkenal akan kuliner Jawanya yang sangat memanjakan lidah.
Karena rasa penasarannya ia pun sampai datang ke tempat itu.
Baru saja ia masuk, ia sudah disambut oleh waitress yang ramah. Ia pun disuguhi dengan buku menu yang terdapat variant menu yang kelihatannya enak.
Ia pun mencoba mencicipi beberapa menu dan minuman. Sambil menunggu pesanannya datang, ia melihat-lihat akun media sosial milik pacarnya, Laura.
Ia masih merasa kangen meskipun semalam mereka sudah melakukan sambungan video call.
Saat ia membuka akun milik pacarnya ia pun menemukan hal yang membuat jiwanya merasa panas dan terbakar.
Bagaimana tidak, akun media sosial Laura sudag berganti nama dan foto profilnya sudah berbeda dengan beberapa waktu yang lalu.
Kini media sosial milil Laura berisi foto-foto liburannya dengan seorang lelaki. Pose-pose yang tersuguh di dalamnya pun menampilkan adegan-adegan dewasa.
Ingin sekali ia menelpon kekasihnya itu tetapi makanan pesanannya keburu datang. Ia pun menunda keinginannya itu dan memilih mengalihkan kemarahannya pada makanan yang sudah terhidang di meja itu.
Mungkin terlalu bersemangat atau memang ia tidak tau kalau makanan yang ia pesan tadi level pedasnya sudah tinggi. Alhasil ia pun tersedak.
"Uhuk ... uhukkk .... "
"Calmer, il suffit de le manger lentement ," ucap pemuda di depannya itu.
(Tenang, pelan-pelan saja makannya) Bahasa Perancis.
Entah muncul dari mana, tiba-tiba pemuda muncul dihadapan De dan menyerahkan segelas air putih padanya.
De menengadahkan wajahnya ia pun tak menyangka bisa bertemu Brian di tempat ini.
"Hei, pourquoi es-tu ici?" tanya De heran.
(Hei, kenapa kamu bisa ada disini?) Bahasa Perancis.
.
.
~Bersambung~
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak cintanya buat author ya, dengan cara Like, Komen, Favorit dan Vote jika suka.. terimakasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Risky Titi sarlinda
yah Bagus KK author Laura Ama dapin aja dan de Ama Zahra
2022-01-01
1
JW🦅MA
LANJUT YA
2021-11-08
0
JW🦅MA
mantap
2021-11-08
0