Setelah tiga hari cuti kuliah, ahirnya hari ini Zara sudah bisa masuk kuliah kembali. Kemarin siang Zara sudah pulang ke mansion Lily bersama nenek dan Uncle Andrew.
Sebenarnya itu sebuah moment yang langka, karena tidak biasanya mereka berdua bisa hidup berdampingan. Zara tau kalau nenek sangat tidak menyukai kehadiran Uncle Andrew, Zara-lah yang merengek saat itu, agar uncle-nya boleh mengantarnya pulang ke mansion.
Mereka pun sempat berdebat untuk hal-hal yang sepele kemarin siang.
.
.
>>>FLASH BACK ON
“Kenapa harus dengan mobil mu, pakai mobil nenek saja!”
“Tidak-tidak, tadi Zara bilang kangen naik mobilku nek!”
“Tidak mungkin Zara mau naik mobil bututmu itu!” ucap nenek tidak mau kalah.
Andrew memijat pangkal hidungnya, ia tidak habis pikir dengan kelakuan sang nenek, bisa-bisanya mengatakan mobilnya butut, jelas saja itu mobil sport keluaran terbaru, tapi malah dihina nenek hanya karena ia tidak mau naik mobilnya.
Zara yang melihat perdebatan yang tidak penting ini tersenyum. Ia tau neneknya terlalu gengsi untuk menyentuh barang-barang milik unclenya ini.
.
.
"Ia tidak tau saja kalau semua perhatian dari uncle-nya ini adalah ungkapan cinta dan kasih sayang darinya. Zara terlalu polos untuk bisa membedakan hal ini," batin nenek.
.
.
“Sudah nek, jangan berdebat lagi, memang Zara-lah yang meminta uncle untuk menjemput kepulanganku hari ini. Makanya ia mengambil waktu jam makan siang.”
“Kalau kalian berdebat kembali, hal itu akan semakin mengulur waktu, kasihan uncle terlalu lama ijin nanti!” terang Zara kemudian.
Nenek dan uncle saling berhadapan, saat sorot mata keduanya bertemu, nenek memalingkan mukanya. Hal itu semakin membuat Zara geli akan tingkah laku mereka.
Hanya karena uncle berani ambil cuti di jam kerjanya, nenek menjadi marah besar kepadanya.
Sebenarnya Zara memang tidak ingin merepotkan neneknya kali ini, makanya ia meminta uncle untuk menjemputnya siang ini.
Ia tau kalau ahir-ahir ini jadwal kerja nenek sedang padat-padatnya, makanya ia menelpon unclenya tadi pagi.
“So, kapan Zara bisa pulang?” tanyanya di tengah keheningan.
“Sekarang!” ucap mereka bersamaan.
“Ha ha ha ... kalian kompak,” ucap Zara tertawa geli sambil memegang perutnya.
Nenek dan uncle saling berhadapan dan tersenyum, mereka sudah lama tidak melihat Zara tersenyum lebar seperti itu.
Ahirnya siang itu Zara naik mobil Andrew, sedangkan neneknya tetap memakai mobil kesayangannya. Satu jam kemudian mereka sudah sampai di mansion.
Setelah memastikan Zara sampai mansion dengan selamat, Andrew permisi untuk kembali ke kantor.
"Terimakasih uncle," ucapnya sambil tersenyum.
"Sama-sama sayang."
Lalu mobil sport itu melaju meninggalkan mansion.
"Nek besok Zara boleh ngampus kan?" ucapnya sambil bergelayut manja di lengan nenek.
"Kenapa cepat sekali? bukankah kamu butuh istirahat lebih lama? kenapa tidak ambil homeschooling saja?"
"Ah nenek, kuliah dari rumah sama saja gak seru nek, inspirasinya gak bakalan dapat."
"Lagi pula kelas Zara kan banyak praktiknya, jadi harus sering sosialiasi dan bertukar ide dengan mahasiswa lainnya."
"Dari situ kita bisa mendapatkan lebih banyak ilmu dan wawasan seni nek."
"Hmm ..."
"Itu artinya nenek setuju kan kalau besok Zara boleh kuliah lagi," ucapnya senang.
Ia tidak mungkin membatasi kegiatan Zara, apalagi sisa umurnya tidak dapat diprediksi kembali.
"Iya sayang, dengan catatan asal besok kamu diantar jemput sama sopir," ucap nenek sambil menepuk-nepuk punggung tangan Zara.
"Oke, terimakasih banyak nenek sayang."
Zara pun tersenyum lepas saat itu. Ia pun memeluk neneknya dengan erat.
Baginya saat ini ia tidak boleh menunjukkan kesedihannya lagi di depan siapapun. Andaikan Tuhan mengambil nyawanya setiap saat, setidaknya tidak akan ada yang bersedih untuknya.
Ia berjanji untuk selalu tersenyum dan berbuat banyak kebaikan pada setiap orang. Ia ingin meninggalkan moment-moment terindah dari hidupnya untuk orang-orang yang ia sayangi.
>>>FLASH BACK OFF
.
.
...Di kampus....
"Zaaraaaaa ...." teriak Rini senang dari bangku tempat duduknya.
Ekspresi bahagia jelas terpancar darinya.
"Hei darimana saja kamu tiga hari ini hah..." ucapnya sambil berkacak pinggang.
Rini berakting seolah Zara benar-benar pulang dari luar kota. Hal itu memang dilakukannya karena ia telah berjanji pada nenek untuk tidak memberitahukan kalau Zara baru saja pulang dari rumah sakit.
Zara tersenyum menanggapi ocehan sahabatnya itu. Tiga hari tak berjumpa dengannya membuatnya bosan di rumah, makanya ia bersikeras untuk bisa ke kampus.
.
.
Di area parkir kampus.
Sebuah mobil sport melaju kencang menuju tempat parkir kampus. Seorang laki-laki blasteran Indonesia-Turki turun dari dalam mobil.
Sejak ia keluar dari mobilnya aura ketampanannya sudah menyebar ke seluruh area kampus. Menghipnotis setiap gadis yang memandangnya sekaligus membuat para gadis-gadis itu histeris meng-elu-elukan namanya.
.
.
omo omo daebak
.
.
Saat De berjalan di depan para gadis kampus, di dalam bola mata para gadis seperti ada icon love-love bertaburan disana.
Semua sudah tersihir oleh kharisma yang dimiliki De. Tetapi hal itu tak membuat De menghentikan langkahnya, ia tetap melaju tenang menuju ruang kelasnya.
Dari arah kejauhan sudah ada dosen Lia yang mau masuk ke ruang kelas De. Kali ini mata kuliahnya memang dibawai olehnya.
Meskipun De agak terlambat, tetapi ia tetap berjalan tenang. Tentu saja karena langkah kakinya begitu lebar sehingga ia dapat cepat sampai di ruang kelasnya.
Benar saja, belum sampai dosen Lia mendudukkan dirinya di kursi, De sudah duduk tenang di mejanya.
"Selamat pagi anak-anak ..."ucapnya manja.
"Pagi Bu ..."
"Oke, kali ini kita akan langsung masuk materi bab ketiga, tentang DKV Aplikatif."
"Semua materi sudah ibu persiapkan dan kalian silahkan melihat di monitor yang berada di masing-masing meja kalian! Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya."
Semua siswa segera mengalihkan pandangan mereka pada masing-masing layar monitor yang ada di masing-masing meja siswa.
Dosen Lia berkeliling untuk melihat bagaimana siswanya memahami materi yang ia berikan. Sedangkan semua siswa sudah berkonsentrasi pada materinya.
Meskipun ia kelihatan "kemayu", tetapi dosen Lia amat tegas dan disiplin dalam mata kuliahnya. Ia pun juga tak segan-segan memberikan hukuman pada siswa yang datang terlambat dalam kelasnya.
.
.
Sedangkan Zara dan teman-temannya masih menunggu jam mata kuliahnya sambil makan bakso Mang Dadang di kantin kampus.
"Mang pesen bakso empat ya, yang satu tanpa dedaunan yang tiga bakso lengkap," Ucap Rini dengan antusias.
"Siap Non," ucap Mang Dadang dari balik panci baksonya.
Di jam-jam seperti ini memang kantin tidak terlalu ramai, berbanding terbalik dengan saat jam makan siang yang selalu ramai."
Memang mata kuliahnya akan dimulai satu jam lagi, tetapi Zara dan teman-temannya memang lebih suka berangkat lebih awal. Biasanya mereka akan bercerita satu sama lain dulu sebelum jam mata kuliah dimulai.
.
.
...~Bersambung~...
.
.
Uhukkk... ada yang suka makan bakso disini? Oh ya sudah cobain bakso Mang Dadang belum? kalo belum sok atuh cobain.. dijamin endes gulindes ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
IG: Saya_Muchu
semangka thor
2021-11-12
0
CINTAURI 💝
Aduh jadi kepengen bakso nih kak author 😳😳
2021-11-07
1
serrafina ✰͜͡v᭄📴
aduh baksonya bikin ngiler 🤤
2021-11-01
0