"Hmm dimana Khuza, ruangan-nya kosong, apa dia sedang meeting?". Menjawab dengan angkuh tanpa melihat Yirus, karena Melodi sibuk melihat cat kuku yang baru saja dibuatnya tadi di salon.
"Tuan kembali ke Mansion".
Mendengar jawaban Yirus, melodi segera mengalihkan pandangan-nya menatap Yirus dengan perasaan khawatir.
"Apa ada sesuatu yang terjadi pada kandungan Elvi?".
"Tidak ada, itu hanya untuk menuruti ngidam tuan muda".
"Huuuf, bagus lah, Oyah Yirus ingatkan selalu Khuza untuk rutin membawa Elvi ke dokter, aku tidak ingin ada apa-apa dengan kandungan-nya". Sesegera mungkin Melodi bangkit berdiri mengambil tasnya lalu pergi tanpa pamit.
"Apa pendengaran ku bermasalah?, Apa yang aku dengar tadi?". Batin Yirus seakan tidak percaya atas ucapan melodi, tapi mengapa melodi begitu antusias dengan kandungan Elvi "aneh sekali rasanya".
Yirus sangat mengenal melodi wanita yang begitu ambisius dan memiliki kesombongan paling tinggi di muka bumi ini, wanita itu tidak akan berpikir dua kali untuk mengintimidasi orang terutama orang yang bersaing dengan Nya, lalu apa itu tadi melodi justru menyuruh dirinya menjaga baik-baik kandungan yang merebut Khuza darinya, sungguh tidak masuk akal.
"Apa semalam dia mabok sehingga bicaranya ngelantur". Yirus mengangkat bahunya tanda tidak perduli dengan sikap Melodi, meskipun begitu Yirus masih kepikiran dengan ucapan-nya yang seakan serius.
"Kalau dipikir-pikir tidak mungkin tuan Khuza semudah itu jatuh cinta pada nyonya Elvi hanya karena wanita itu sedang hamil, selama ini Khuza juga tidak pernah tertarik dengan wanita selain melodi.. apa jangan-jangan!!". Pikiran mengerikan perlahan bermunculan di benak Yirus.
Yirus sangat merinding membayangkan jika Khuza dan melodi bekerja sama untuk merencanakan sesuatu terhadap Elvi.
"Ini semakin jelas, diam-diam Khuza masih mengisi kartu kredit dan debit nona Melodi, itu berarti... Oh ya ampun apa Khuza benar-benar akan semengerikan itu untuk mendapatkan anak!!".
"Ku harap kau segera menyesali perbuatan mu tuan muda sebelum semuanya terlambat, kau akan mendapatkan dosa yang besar jika menganiaya orang yang tidak salah". Batin Yirus yang seakan nyeri jika membayangkan perasaan hancur yang akan di dapatkan Elvi jika tahu semua rencana licik Khuza. Beberapa kali Yirus menggelengkan kepalanya juga mengusap wajahnya yang kusam karena terlalu banyak berpikir..
Sementara rapat Masih terus berlanjut...
...****************...
kemudian di perjalanan Khuza nampak begitu antusias untuk segera menemui Elvi.
Tiba di mansion Khuza mendapati dua orang yang sedang mendandani juga mengajar Elvi make up, ya saat Mbak Alya datang ke mansion dia sudah mempersiapkan orang yang akan mengajari Elvi untuk menata dirinya dengan baik.
"Sedang apa?". Khuza bertanya pada Alya yang sedang duduk menunggu Elvi.
"Belajar make up".
"Untuk apa?".
"Untuk senang-senang saja, lihat lah istri mu sangat cantik bukan". Alya bangkit berdiri saat melihat betapa Elvi sangat cantik.
Khuza tak kala terpesonanya dengan penampilan Elvi, wanita itu sangat cantik dan seksi, bajunya yang sedikit ketak memperlihatkan lekukan tubuhnya yang begitu ramping meskipun perutnya sudah sedikit kelihatan, Namun tidak mengurangi rasa cantiknya sedikit pun, malah terlihat seksi di mata Khuza.
"Ehmm.. Mbak, mengapa menatap ku seperti itu?.. Oyah kakak sudah kembali?". Seketika dua orang yang sedang melongok takjub itu tersentak dan sadar.
"El kau sangat cantik ". Puji Alya.
"Sial, Mengapa pesonanya sangat memikat, apa dia memang secantik itu". Batin Khuza tidak percaya
"Ah, Mbak pasti hanya bercanda bukan". Elvi nampak malu-malu.
"Tidak kau benar-benar sangat cantik Elvi". Kali ini Khuza yang berbicara, dia juga tidak tahu mengapa bibirnya begitu cepat bereaksi padahal dia sama sekali tidak ingin memuji Istri-nya.
"Tuh kamu dengar sendiri kan dari suami mu, masih tidak percaya?".
"Emmm". Elvi menunduk malu.
"Hey Mengapa menunduk, kau cantik tau". Alya menarik tangan Elvi untuk membawanya duduk di sofa.
"Hmm El bisakah aku mencium rambut mu?". Khuza ikut duduk di samping Istrinya".
Ada perasaan aneh dalam diri Alya saat melihat permintaan Khuza yang jelas sangat aneh, pria itu sangat membenci rambut apa lagi rambut yang mudah jatuh itu sangat menyebalkan.
"Untuk apa kak?".
"Aku penasaran ingin menghirup aromanya".
"Hah!, Ba.baiklah kak". Elvi sedikit heran, aroma rambut-nya tidak jauh berbeda dengan rambut Khuza karena mereka mengenakan sampo yang sama.
"ada apa dengan mu Khuza, tidak biasanya kau seperti itu?". Alya memberanikan diri bertanya, laki-laki angkuh itu tidak mungkin mau bertindak sebucin itu kepada orang lain kecuali Melodi.
Alya tahu betul tujuan Khuza menyuruh-nya untuk menjadi motivator Elvi, sebagai seorang psikolog Ala tahu dan bisa membaca pikiran Khuza bahwa laki-laki itu tidak serius dengan Elvi, hanya saja Alya tidak tahu apa yang membuat Khuza melakukan hal ini.
"Dia sangat mencintai Melodi, tidak mungkin hanya karena Elvi hamil dia jadi berubah drastis, aku juga masih sering melihat mereka jalan bersama, lalu apa sebenarnya yang Khuza rencanakan untuk Elvi".
"Dia sedang dalam fase ngidam Mbak". Elvi yang menjawab sementara Khuza Sudah asik mencium rambut Elvi seperti anak kecil.
"Hah, ngidam?". Alya terbelalak kaget.
"Iya Mbak".
Mereka hening sejenak kemudian Alya memulai percakapan lagi...
"Hmm sepertinya suami mu haus El bisa kau ambilkan air minum untuknya"
"Oh iya maafkan aku kak, aku lupa, seharusnya aku mengambilnya dari tadi". Alya segera bangkit hendak mengambil air di dapur.
Khuza dan Alya memilih pergi ke taman untuk berbicara berdua.
"Apa benar kau sedang ngidam?". Tanya Alya, posisi mereka sudah berada di halaman.
"Hmm seperti yang kau lihat". Meskipun malu namun Khuza tetap mengatakan-nya, karena percuma Alya juga akan tahu semuanya sebagai seorang psikolog.
"Khuza perlu kau ketahui ngidam itu proses kejiwaan ibu hamil untuk mendapatkan perhatian lebih, tapi jika kau yang mengalami fase ngidam kemungkinan besar kau yang ingin mendapatkan perhatian dari Elvi".
"Tidak mungkin", Khuza menatap sinis "akulah yang paling tahu tentang diri ku".
"Tentu karena kau masih menyangkalnya, padahal jauh dalam hati mu mengatakan demikian". Alya menatap Khuza dalam penuh makna seakan mengintruksikan untuk menghentikan rencana jahatnya, namun Khuza hanya menutup matanya berusaha menahan gejolak yang muncul dalam perutnya yang ingin sekali untuk mual.
"Berhenti menasehati ku Alya, lakukan tugas mu dengan benar!".
"Apa kau tidak bisa lihat dari matanya, Elvi Sudah mencintai mu, meskipun dia juga masih memiliki rasa trauma".
"Justru itu lebih bagus, dan seharusnya memang demikian, isteri lah yang harus mencintai suami".
bersambung...
sampai berjumpa lagi di lain kesempatan 🖐️🖐️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
afrida
💪💪💪💪💪💪💪💪
2022-10-07
0
Naga Bulan Salju
pake rencana segala su
2021-10-23
1
Fida Basuki
😍😍😍
2021-10-22
1