ngidam

Tidak salah bukan dengan tindakan-nya, Khuza adalah suami-nya yang sah juga tidak ada larangan untuk memiliki pria itu selamanya, dan untuk itu Elvi harus mengubah penampilan-nya untuk menjadi lebih baik.

"Aku akan membicarakan hal ini kepada Khuza, kurasa dia akan setuju bila kau ikut kelas make up".

Elvi mengangguk senang " mbak Alya Trimakasih ya, mbak baik banget sama Elvi". ucap Nya tulus.

"Sama-sama, jangan selalu berterimakasih, itu bisa membuat Mbak besar kepala". Alya terkekeh bersama Elvi.

"Mbak bisa aja".

...****************...

Malam hari pun tiba, sepulang dari kantor Khuza langsung membersihkan dirinya di dalam kamar mandi, entah mengapa Khuza merasa ada yang aneh dengan perasaanya sehingga mengambil inisiatif untuk berendam dengan air dingin, berharap otak pintarnya segera pulih.

"Kak, bajunya sudah ku siapkan". Ucap Elvi di depan pintu kamar mandi.

"Iya".

"Aku akan menunggu di bawah meja makan". Elvi melangkahkan kakinya pergi, namun sebelum Elvi benar-benar pergi, Khuza dengan cepat membuka pintu kamar mandi dan menghentikan Elvi.

"El tunggu".

Segera Elvi berhenti dan menoleh kepada Khuza yang sedang bertelanjang dada, tubuh-nya yang basah dengan air menambah kesan tersendiri bagi Elvi untuk memuja betapa tampan dan mempesonanya pria di hadapan-nya saat ini.

"Iya kak, apa ada yang kakak butuhkan?".

"Mendekat lah". Ucap Khuza membuat Elvi menegang seketika namun sebisa mungkin bertingkah normal di hadapan suami-nya.

"Cih ada apa dengan tubuh ini, Mengapa dia bereaksi dengan tatapan Elvira". Sesuatu di balik balutan handuk itu tiba-tiba saja terbangun saat melihat Elvi yang sedang mengenakan piyama dress.

"Hmm, apa yang bisa ku bantu kak?". Tanya Elvi ragu, dia berhenti sedikit jauh dari Khuza berkisar tiga langkah.

Tap

Tap

Tap.

"Elvi...." Terdengar suara Khuza yang serak.

"A..ada apa kak?". Elvi dibuat gugup dengan langkah Khuza yang begitu cepat hingga mereka benar-benar dekat Sangat dekat, bahkan Khuza secara spontan menarik pinggang Istri-nya untuk masuk dalam pelukan-nya.

"Ak.aku.. hmm, begini bisakah aku mengigit daun telinga mu, maksud ku bukan menggigit hanya ingin memainkan-nya dengan gigi ku". Menjeda sejenak menatap dalam-dalam kedua mata Elvi yang sedang heran "aku janji tidak akan menyakiti mu".

Merah merekah, kulit putih nan mulus Khuza memerah sempurna, ini kali pertama baginya meminta hal aneh dari seorang wanita, malu tentu saja ada, pria gengsi setengah mati itu baru pertama kali meminta hal segila ini, namun keinginan-nya begitu kuat nyaris tak tertahankan, seakan memaksanya untuk melakukan hal tersebut.

"Kakak serius?.. hmm maksud ku bukan kah permintaan itu sedikit aneh".

"Aku serius El, aku juga bingung dengan diri ku sendiri, ini seperti bukan aku".

"Apa kakak mengindam, ma.maksud ku apa kakak merasakan sesuatu gejolak yang aneh di dalam diri kakak, yang seperti memaksa untuk melakukan-nya?".

"Tepat seperti kata mu El".

Ternyata pria dingin itu benar-benar sedang mengidam sekarang. Bila di pikir-pikir Elvi memamg selama masa kehamilan trimester pertama nya belum pernah menginginkan sesuatu yang begitu memaksa seperti proses ngidam, apa mungkin Khuza yang menggantikannya. Tapi apapun itu mengapa harus menggigit telinga sungguh aneh.

"Baiklah kak, aku tidak melarangnya, hal ini karena bawaan bayi bukan karena keinginan kakak". Sungguh pengertian sekali wanita ini,

Raut wajah Khuza berubah berseri-seri seperti baru saja mendapatkan vitamin, dengan segera dia menunduk, mendekap Elvi dalam pelukan-nya dan perlahan menggigit juga memainkan daun telinga wanita itu dengan gemas.

Wajah Elvira sedikit memanas karena serangan Khuza yang sepertinya sedang membangkitkan gairahnya, hal itu di sebabkan karena Khuza juga bermain di belakang telinganya, Elvi berusaha sekuat mungkin untuk menggigit bibir bawahnya berusaha untuk tetap diam jangan sampai mengeluarkan suara ******* yang akan membuat Khuza merasa di tantang.

Jelas saja, tingkat gairah seorang pria akan lebih memuncak jika mendengar suara ******* pasangan-nya, dan hal itu tidak mungkin di lakukan oleh Elvira, dia takut di cap dengan sengaja menggoda suami-nya dan mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"El.. apa kau merasakan sesuatu di bawah sana?". Tanya Khuza yang membuat Elvi semakin panas merona merah.

"Hmm". Elvi mengangguk, memang ada sesuatu yang mengganjal

"Bolehkah ki.."

Elvi menyela perkataan suami-nya, perutnya saat ini benar-benar lapar dan membutuhkan nutrisi segera, tidak bisa di tunda lagi " kak aku lapar".

Khuza dengan rasa malu menghentikan gerakannya, dan segera mengutuki kebodohan-nya, bisa-bisanya dia ingin meminta hal seperti itu di hadapan Elvi, yang jelas-jelas dulu dia sangat tidak menginginkan wanita itu jika bukan karena bayi dalam kandungan-nya.

"Hmm baiklah tunggu aku di bawah dan kita makan malam bersama nanti".

"baik kak".

Setelah kepergian Elvi, buru-buru Khuza kembali ke kamar mandi, menyalakan shower dengan tekanan air dingin, menyambar sabun cair dan mulai berfantasi dengan dunianya sendiri, sungguh malang sekali.

"Sial!!, Aku tidak pernah berpikir untuk berakhir dengan sabun seperti ini". Gerutu Nya dengan segala macam umpatan akibat kesal.

Di meja makan.

Mereka makan malam dengan hening, hanya ada ketukan di piring yang terdengar, setelah selesai tidak lupa kepala pelayan datang membawa susu ibu hamil untuk Elvi.

"El segera lah ke kamar aku masih memiliki sesuatu untuk di kerjakan". Khuza mengintruksikan agar Elvi segera beristirahat.

"Iya kak". Seperti biasa Elvi menurut.

Mereka berpisah di meja makan, Elvi yang masuk ke dalam kamar tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ini baru jam tujuh lewat masih jauh untuk mengantuk, Khuza juga pasti akan lama, Elvi memutuskan untuk menyalakan televisi dan berbaring di Sofa besar yang ada di dalam kamar mencari berita terbaru hari ini, meskipun sudah di larang oleh Mbak Alya agar tidak melihat berita namun karena kesepian membuat Elvi menyalakan televisi.

Hampir semua siaran televisi menayangkan gosip-gosip yang masih menyalakan dirinya, sementara Melodi tengah naik daun sekarang karena di anggap menjadi korban, banyak stasiun televisi yang mewawancarainya, jelas saja Melodi dengan mulut manisnya mengatakan dia sangat bersedih namun berusaha merelakan Khuza, hal yang semakin dibuat-buat dengan drama air mata di kelopak matanya.

"Aneh, seperti ada yang tidak beres dengan raut wajah Nona melodi, hmm air mata itu seperti dibuat-buat". Batin Elvi, ada perasaan bersalah saat mendengar kata-kata melodi namun ada juga rasa curiga saat melihat ekspresi wajah Melodi yang seakan berakting dalam menangis.

bersambung..

Episodes
1 sayap yang patah
2 awal penderitaan
3 kedatangan Melodi
4 pingsan
5 hamil
6 Di adili
7 pindah kamar
8 minta maaf
9 mulai mengetahui kebohongan
10 nasehat Alya
11 nasehat membenahi diri
12 ngidam
13 menahan sesuatu
14 kedatangan melodi
15 butuh perhatian
16 meminta Alya untuk berhenti
17 Kejutan
18 sebuah kebenaran
19 rencana untuk balas dendam
20 mabuk oleh bayang-bayang Elvi
21 merias diri
22 membuat Melodi Cemburu
23 cemburu karena berlian
24 perasaan bersalah
25 Melodi di kejar wartawan
26 masa kelam Khuza
27 berita panas
28 kekesalan Melodi
29 marah
30 menyesal...
31 Berdamai
32 Dinner romantis
33 permintaan maaf
34 perpisahan
35 makan malam sendiri
36 kedatangan Alya dan Bayu
37 kecelakaan
38 berakting
39 Franklin??
40 berita heboh
41 kekasih baru melodi
42 rasa trauma
43 rencana Khuza
44 panggil sayang...
45 perhatian Elvira
46 merajuk
47 mengemis
48 perasaan sedih
49 Bosan??
50 berangkat ke Bali
51 harapan..
52 fakta menarik
53 pertemuan dengan Yirus
54 kesembuhan Khuza
55 paket misterius
56 menderita bersalin
57 bertengkar
58 udang dibalik batu
59 kecemasan Khuza
60 rencana
61 awal penderita khuza
62 kejutan
63 kedatangan nenek
64 penderita Khuza
65 kemarahan Melodi
66 usaha untuk mendapatkan informasi
67 semakin buruk
68 kehancuran melodi
69 masalah
70 dibeda-bedakan
71 curhat
72 Jeritan Khuza
73 takut
74 perlakukan Longse
75 Candice Barack??
76 merancang busana
77 fashion week
78 pelajaran untuk Longse
79 kembali bekerja
80 kekesalan Alya
81 penderita Khuza
82 kepulangan Yirus
83 banyak hal yang telah terjadi
84 berita mengenai Elvi
85 melihatnya dengan senyuman
86 tekad
87 tekad
88 terkejut saat melihatnya
89 rasa khawatir dan takut
90 Merasa kacau
91 kedatangan Yirus
92 permohonan Yirus
93 kau mau memaafkan ku??
94 Elvi, Khuza dan Frank...
95 waktu yang cepat berlalu
96 pertengkaran...
97 The And
98 ucapan trimakasih penulis
Episodes

Updated 98 Episodes

1
sayap yang patah
2
awal penderitaan
3
kedatangan Melodi
4
pingsan
5
hamil
6
Di adili
7
pindah kamar
8
minta maaf
9
mulai mengetahui kebohongan
10
nasehat Alya
11
nasehat membenahi diri
12
ngidam
13
menahan sesuatu
14
kedatangan melodi
15
butuh perhatian
16
meminta Alya untuk berhenti
17
Kejutan
18
sebuah kebenaran
19
rencana untuk balas dendam
20
mabuk oleh bayang-bayang Elvi
21
merias diri
22
membuat Melodi Cemburu
23
cemburu karena berlian
24
perasaan bersalah
25
Melodi di kejar wartawan
26
masa kelam Khuza
27
berita panas
28
kekesalan Melodi
29
marah
30
menyesal...
31
Berdamai
32
Dinner romantis
33
permintaan maaf
34
perpisahan
35
makan malam sendiri
36
kedatangan Alya dan Bayu
37
kecelakaan
38
berakting
39
Franklin??
40
berita heboh
41
kekasih baru melodi
42
rasa trauma
43
rencana Khuza
44
panggil sayang...
45
perhatian Elvira
46
merajuk
47
mengemis
48
perasaan sedih
49
Bosan??
50
berangkat ke Bali
51
harapan..
52
fakta menarik
53
pertemuan dengan Yirus
54
kesembuhan Khuza
55
paket misterius
56
menderita bersalin
57
bertengkar
58
udang dibalik batu
59
kecemasan Khuza
60
rencana
61
awal penderita khuza
62
kejutan
63
kedatangan nenek
64
penderita Khuza
65
kemarahan Melodi
66
usaha untuk mendapatkan informasi
67
semakin buruk
68
kehancuran melodi
69
masalah
70
dibeda-bedakan
71
curhat
72
Jeritan Khuza
73
takut
74
perlakukan Longse
75
Candice Barack??
76
merancang busana
77
fashion week
78
pelajaran untuk Longse
79
kembali bekerja
80
kekesalan Alya
81
penderita Khuza
82
kepulangan Yirus
83
banyak hal yang telah terjadi
84
berita mengenai Elvi
85
melihatnya dengan senyuman
86
tekad
87
tekad
88
terkejut saat melihatnya
89
rasa khawatir dan takut
90
Merasa kacau
91
kedatangan Yirus
92
permohonan Yirus
93
kau mau memaafkan ku??
94
Elvi, Khuza dan Frank...
95
waktu yang cepat berlalu
96
pertengkaran...
97
The And
98
ucapan trimakasih penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!