"Hmm aku mandi dulu kak". Tidak ingin mendapatkan tatapan dari Khuza akhirnya Elvi memilih untuk membersihkan dirinya.
"Silakan, aku akan mengambilkan susu untuk mu".
Elvi menghentikan langkah-nya, kemudian berbalik menghadap Khuza "Eh, ti.tidak perlu kak, Nanti Elvi minum saat sarapan saja".
"Sebelum sarapan, susu baik untuk ibu hamil dan bayinya". Jawab Khuza dengan senyuman seraya keluar dari dalam kamar untuk mengambil susu untuk Istri-nya.
Di dalam kamar mandi, Elvi tak henti-hentinya memikirkan perlakuan manis suami-nya, Bagaimana tidak benteng pemisah yang di bangun Elvi seolah berhianat padanya, perlahan perasaan nyaman bersama Khuza mulai terasa, lalu Bagaimana Elvi harus menyikapi semua ini.
"Ahk rasanya sangat pusing memikirkan-nya, mengapa sikapnya yang manis begitu Membuat ku baper.. dia membuatkan ku susu hamil tiap pagi".
"Menyapa dan mencium kening ku setiap hari, mengirimkan bunga beserta kartu ucapan yang manis, bahkan memanjakan ku dengan segala kemewahan hingga aku kewalahan".
"Dengan semua perlakuan manis itu Bagaimana mungkin aku tidak jatuh cinta tuan Khuza Gautama".
"Aku sangat berharap pernikahan ini tidak pernah berakhir, aku sangat bahagia bersama mu, tapi di sisi lain aku sadar ini hanya bentuk rasa bersalah mu dan ingin bertanggung jawab pada bayi ini, aku tidak pernah melihat mata mu berkata jujur saat berbicara dengan ku".
" Khuza andai saja kau bisa mendengar teriakkan hati ku, aku ingin berterimakasih pada mu, aku mensyukuri setiap detik yang aku lewatkan bersama mu, aku ingin menikmati setiap kebahagiaan yang kau berikan hingga pada akhirnya engkau akan meninggalkan ku untuk cinta sejati mu".
Tangan Elvi mengusap dengan lembut perutnya yang masih rata, sembari tersenyum.
"Sayang kau akan memiliki papa yang sayang pada mu, meskipun dia tidak pernah benar-benar menginginkan mama disisi-Nya". Elvi menitikkan air matanya membayangkan suatu hari nanti Khuza akan menceraikan-nya dan mengambil hak asuh anaknya, walau bagaimana pun Khuza memiliki segalanya dan kekuasaan, sulit bagi Elvi untuk melawan jika waktunya akan tiba.
Setelah menyelesaikan mandinya ,Elvi keluar dari kamar mandi dan segera mengenakan pakaian-nya di dalam walk in closed, memilih dress yang sangat cantik dan terkesan mewah.
"Hmm aku akan mengenakan dress ini, tentu aku harus tampil lebih indah sekarang demi mempertahankan pernikahan ini, apapun masa lalunya aku tidak akan perduli lagi, karena sekarang aku adalah Nyonya Elvira Nararya Gautama, ya aku sudah resmi menyandang nama itu!".
Dengan semangat yang menggebu-gebu Elvi mengenakan dress tersebut sembari tersenyum senang saat melihat tampilan dirinya di cermin yang semakin hari nampak bersinar, kantong hitam di bawah kelopak matanya sudah menghilang, matanya yang tertutup kabut tebal benar-benar tidak ada lagi.
"Ini saatnya untuk melangkah lebih maju!!!'. Batin Nya sembari mengepalkan tangan-nya untuk meyakinkan diri.
Elvi keluar dari walk in closed dan melihat Sudah ada susu di atas nakas, hal yang akan menjadi kebiasaan-nya setiap hari untuk memulai harinya.
Pagi ini Elvi sarapan sendiri, tidak ada Khuza yang menemaninya karena tadi Khuza sudah berpesan bahwa hari ini ada meeting sehingga dia bangun lebih awal..
Tempat: Gautama Company
Meeting sudah berjalan setengah jam, namun hari ini Khuza nampak gusar tidak seperti saat bangun pagi tadi, jelas hari ini dia bukan dirinya sendiri, mungkin itu adalah penyebab ngidam yang selalu menuntut-nya untuk bertemu dengan Elvi
"Ow tidak.. jangan mengada-ada Khuza, fokus oke!!". Batin Khuza berteriak kesal dalam hati.
Untuk menyegarkan dirinya, Khuza menyisir rambutnya kebelakang dengan tangan kanan-nya, dan menampakkan betapa gagah dan berwibawa Nya dia.
Khusa sedikit lagi mengambil ahli meeting hingga perasaan itu semakin kacau dalam dirinya, omongan-nya mulai ngelantur kemana-mana, sedikit membuat klien-nya bingung hingga sekertarisnya bangkit dan memotong pembicaraan.
"Tuan maaf biarkan saya yang melanjutkan-nya".
"Yeah, aku percaya pada mu, aku sedikit tidak enak badan aku akan kembali ke ruang ku untuk beristirahat sebentar". Akhirnya Khuza meninggalkan ruangan meeting dan mempercayakan semuanya kepada sekertaris-nya.
"Damn it.. mengapa sekarang aku ingin sekali mencium rambut Elvi, astgaa apa aku sudah gila sekarang!!". Gerutu-nya sembari mengacak-acak rambutnya di dalam lift yang menuju ruangan-nya.
Khuza begitu sangat kacau, Sangat kacau!, Bahkan Yirus tertawa dalam diam melihat tingkah bosnya yang semakin menggelitik akibat ngidam.
"Mencium rambut Elvi?, Mana mungkin aku melakukan-nya, memang apa untung-nya bagi ku, membuang-buang waktu saja!!". Gerutu Nya sebal posisinya saat ini sudah berada di dalam ruangan bersama Yirus.
"Yirus katakan pada ku, apa yang harus aku lakukan sekarang?!".
"Hmm sebaiknya turuti apa yang sedang mengganggu anda tuan, selanjutnya anda akan merasa baikan".
"Tidak adakah cara lain untuk menghilangkan perasaan aneh ini?".
"Sepertinya tidak ada tuan, orang dulu meyakini jika ngidam yang tidak di turuti maka anaknya akan ngiler.."
Khuza semakin kesal mendengar ucapan Yirus "cuih.. mitos apa lagi itu, tidak masuk akal!!".
"Meskipun sebagian orang menganggap itu mitos, tapi nyaris semua orang percaya akan hal tersebut, hmm apakah anda mau anak anda nantinya ngiler.. kurasa itu akan sedikit menjijikkan juga merusak reputasi anda".
Khuza mulai terpengaruh dan memilih percaya " tidak.. itu tidak boleh terjadi. Anak ku tidak boleh ngiler.. itu sangat menjijikkan, Oyah pergi lah ke ruang meeting pantau sekertaris ku disana, aku akan pulang sekarang".
"Baik tuan". Yirus hanya terkekeh melihat kepanikan Khuza.
"Ck..ck.. dasar tuan muda aneh, Sudah sedewasa itu belum juga tahu jika ngidam benar-benar menyiksa". Batin yirus seraya meninggalka ruangan dan pergi ke ruang meeting atas perintah Khuza.
Setelah kepergian Khuza, Melodi yang baru saja datang langsung menuju ke ruangan untuk mencari Khuza, Yirus yang baru saja akan membuka ruangan Meeting menghentikan aksinya saat mendapat telepon dari bagian resepsionis.
"Ada apa?".
"Nona melodi ada di ruang tuan muda".
"Baik!".
Telpon di matikan, sesegera mungkin Yirus kembali ke ruangan Khuza untuk memberitahu melodi bahwa Khuza sudah pulang lebih awal, Yirus juga tidak terlalu menyukai Melodi karena wanita itu sering menggunakan Khuza sebagai ATM berjalan, jelas Yirus tahu semuanya karena setiap hari pemberitahuan pengeluaran untuk belanja masuk ke dalam ponsel-nya.
"Selamat siang Nona melodi". Sapa Yirus saat masuk ke dalam ruangan, terlihat Melodi Sudah duduk bermain di kursi Khuza.
"Wanita licik ini membuat ku geram saja". Batin Yirus, Sangat tidak suka melihat melodi duduk di sana.
bersambung....
happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Fida Basuki
semangat trs thor....😍
2021-10-22
1