"Eh jangan dekat-dekat aku ya, jaga jarak, ingat kita beda level.. Oyah tunjukkan dimana si kampung yang sudah merebut Khuza dari ku".
"Ikuti saya Nyonya, wanita itu ada di belakang".
Surti segera berjalan di hadapan Melodi menunjukkan dimana Elvi sedang mencuci saat ini, ketika melihat Melodi dari arah pintu Elvi segera berdiri dengan rasa takut. Bagaimana tidak melodi datang dengan muka garang yang memancarkan api permusuhan dari mata-nya.
"Sial wanita ini cukup cantik juga dengan wajah ayu , kulit putih dan apa itu rambutnya juga lurus". Batin Melodi saat melihat Elvi yang tidak kalah cantik dari-nya, bahkan kecantikan Melodi itu semua karena kosmetik juga beberapa perawatan termasuk suntik wajah dan lain sebagainya berbeda dengan Elvi yang memiliki kecantikan alami.
"Plakkk"
"Kau ****** tidak tahu malu!". Melodi memaki Elvi setelah menampar-nya dengan cukup keras.
"Bu.. bukan aku yang me.melakukannya Nyonya, i.itu kecelakaan". Sembari memegang pipinya Elvi mulai lagi berderai air mata, tamparan keras itu membuat harga dirinya semakin di injak-injak, ingin membalas namun Elvi sadar akan dirinya, derajatnya, juga dia tidak memiliki hak disini.
"Tuhan beri aku kekuatan dan kesabaran yang lebih". Doa Elvi dalam hati saat memejamkan matanya dengan air yang terus mengalir dari sana membasahi seluruh pipi-nya.
"Kau.. hiks.. kau wanita jahat dan licik, kau merebut Khuza dari ku, kau tidak tahu seberapa pentingnya khuza untuk ku dan kau datang menghancurkan segalanya". Melodi mulai memainkan drama dengan air matanya, seoalah dia adalah wanita paling malang di dunia ini.
Sementara Surti terlihat sangat menikmati pertunjukan itu.
"Ma.maafkan aku, sungguh aku tidak menginginkan pernikahan ini Nyonya hiks.. ak.aku".
"Cukup!!, Kau wanita munafik yang mencoba menutupi segalanya dengan air mata palsu mu itu!". Setelah puas memaki Elvi, melodi pergi dari sana karena sudah merasa jijik di tempat itu.
"Sudah tidak ada waktu untuk menangis, kerjaan masih banyak!!". Surti kembali mengintimidasi Elvi dan bodoh-nya Elvi hanya menurut sembari mengusap air matanya dengan kasar.
Setelah puas dengan teguran-nya, Surti ikut keluar dari sana untuk mengejar Melodi, bersiap mendapatkan pujian dari melodi, tidak hanya itu Surti berharap dengan tindakan-nya yang setiap hari mem-bully Elvi dia akan mendapatkan gaji yang tinggi.
"Kau mengikuti ku?". Melodi berucap dingin sembari memandang jijik pada Surti, bahkan melodi mengambil handsanitezer dari dalam tasnya dan menyemprotkan-nya ke udara, karena terlalu jijik dekat-dekat dengan seorang pembantu.
"Hmm wanita kampung itu pantas mendapatkan-nya, enak saja dia dengan mudah mendapatkan tuan khuza yang memiliki pesona nyaris sempurna di muka bumi ini". Surti mulai mengibah, seperti kompor yang siap menyala.
"Sudah sudah, Saya ingin pulang, hmm kerjaan mu Sudah bagus". Setelah berucap demikian Melodi segera meninggalkan mansion, sementara Surti menganggap semua itu pujian dan semakin mengibah untuk mengintimidasi Elvi lebih lanjut.
Suara bisikan pelayan di mansion pun semakin terdengar dengan jelas, mereka seakan menganggap bully-an kepada Elvi adalah tidakan yang benar dan Sudah seperti makanan sehari-hari.
"Elvi Sudah tidak kuat disini Nek, Elvi mau pulang hiks.. ". Elvi terus menangis sembari membilas cucian-nya, ini sudah berlangsung satu bulan dan sejak saat itu dia juga sudah tidak pernah menghubungi neneknya karena tidak mendapatkan ponsel, lebih tepatnya surti kepala pelayan yang kejam itu mengambil ponsel-nya dan melarang Elvi untuk menghubungi orang lain, benar-benar pembantu yang kejam lebih kejam dari pada ibu tiri.
Waktu pun berlalu setelah menyelesaikan semua pekerjaan Elvi mulai lapar, namun karena gerah akhir-nya dia memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu .
"Hmm ada yang baru selesai beres-beres tu, hmm cepat habiskan makannya cukup sisain satu untuk dia". Pelayan yang lain juga terus mengintimidasi Elvi, mereka tidak puas-puasnya membuat hidup Elvi seperti di neraka, mungkin mereka tidak akan membully Elvi jika bukan karena Surti yang mengintruksikan kepada mereka agar membuat Elvi tidak tahan dan segera meminta untuk pergi dari sana.
Elvi yang tidak sengaja mendengar semuanya karena memang sindiran itu untuknya hanya menggelengkan kepala, manusia yang tidak tahu belas kasian seperti mereka juga akan mendapatkan balasan-nya suatu saat nanti, dengan segera Elvi meninggalkan mereka, selera makan-nya juga sudah hilang, lebih baik kelaparan dari pada makan hati dengan orang-orang yang tidak tahu diri.
Setelah membersihkan diri, Elvi mendengar suara mobil yang memasuki garasi, itu pasti Khuza, malam ini Elvi bertekad untuk pergi dari sini, Elvi sudah sangat tidak tahan dengan semua perlakuan orang-orang di sini.
Elvi segera berlari mendapati Khuza yang baru keluar dari mobil mewah-nya, tidak ada waktu untuk menunggu lagi, semua ini sudah cukup!.
"Tuan?". Ucapnya bergetar namun dia berusaha melawan ketakutan-nya.
"Hmm aku sedang lelah, jangan mengganggu ku". Jawab khuza dengan Dingin seperti biasanya, namun Elvi enggan untuk beranjak, dia masih menghalangi Khuza, masalah seperti ini harus segera di selesaikan.
Khuza memandang tidak suka pada Elvi saat langkah-nya di halangi, namun saat akan marah Khuza memejamkan matanya sejenak agar tidak membentak, itu khuza lakukan karena dia melihat mata merah, juga bengkak dan wajah pucat dari Elvi, itu sudah sangat jelas menunjukkan bahwa wanita itu baru saja menangis.
"Tuan saya mohon ceraikan saya, ijinkan saya pergi dari sini".
"Sudah ku katakan itu tidak akan terjadi, media akan menghakimi ku". Benar-benar egosi dia memikirkan masalah media lalu bagaimana dengan Elvi, dia bahkan tidak pernah memikirkan perasaan wanita itu sedikit pun.
"Saya ingin pulang kampung tuan, tidak ada yang akan menghakimi anda, saya akan pergi secara diam-diam tuan, tolong beri saya surat cerai". Pinta Elvi.
"Itu tidak akan mungkin ter..."
"Brukk". Elvi jatuh tidak sadarkan diri di tempat, entah karena lapar, kelelahan atau stress.
Khuza terbelalak kaget melihat pemandangan tersebut, apa yang terjadi mengapa tiba-tiba wanita yang sudah menjadi istrinya ini pingsan, dengan panik khuza mengangkat tubuh Elvi yang sangat ringan itu, benar badannya jelas saja berkurang karena jarang mendapatkan jatah makan, itu pun jika dapat pasti hanya sisa.
"Yirus kita ke rumah sakit sekarang". Ucap Khuza pada pria paruh baya yang sudah ia anggap keluarga karena orang itulah yang merawatnya selama ini, bahkan pria itu tidak menikah karena terlalu sibuk mengurus tuan muda.
"Siap tuan". Dengan cepat mobil melaju ke rumah Sakit.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
sarah shen
kalau aku auto kabur 😬
2021-11-04
1
Fida Basuki
lanjut...
2021-10-22
1
Meylin
ga usah ijin sgla ngapaiin mnding kburrrr
2021-10-20
1