"Hah?!".
Senyum manis terukir di bibir Khuza, menghipnotis Elvi agar segera diam. Seketika perasaan panas menjalar tubuh Elvi saat melihat senyuman manis pria blasteran indo-amerika itu, Pria dingin yang mampu menciptakan suasana hangat saat bersamanya, dewa penggoda julukan yang tepat untuk-nya, sangat keren dan menawan, jika seperti ini terus maka perlahan benteng pertahanan Elvi perlahan akan hancur jika terus mendapatkan perlakuan manis itu setiap harinya.
Mereka tiba di kamar mandi, Khuza menurunkan Elvi dari gendongan-nya dengan hati-hati, Merona tentu saja tergambar di wajah Elvi, detak jantung-nya juga mulai berdenyut dengan cepat, Ada apa dengan perasaan Elvi?.
"Tidak aku harus sadar diri". Elvira segera menepis semua hal yang ada di pikiran-nya.
"Ingin mandi bersama?" Tanya Khuza yang kembali membuat Elvi merona.
"Tidak kak!". Secepat kilat Elvi menjawad membuat Khuza terkekeh.
"Baiklah aku keluar".
Elvira menghentikan kegiatan mandinya saat dirasa sudah cukup, dan segera mengenakan pakaian untuk keluar dari kamar mandi.
Seperti biasa susu ibu hamil sudah ada di atas meja, meskipun Khuza terlambat bersikap baik, dan perhatian sebagai Suami namun tetap Elvi harus berterimakasih padanya.
Di bawah, Khuza Sudah menunggu bersama seorang wanita berwajah ayu dan enak di pandang, Elvi perlahan turun menghampiri mereka berdua walupun ragu tapi Elvi tetap menyapa mereka. Ada perasaan khawatir saat menyapa wanita itu, Elvi berfikir wanita itu akan menghakiminya lagi seperti orang-orang sebelumnya.
"Selamat pagi Nyonya". Ucap Elvi ramah, meskipun keringat kini telah memenuhi telapak tangan-nya karena gugup.
"Halo selamat pagi Elvira, perkenalkan aku Alya, Khuza meminta ku untuk menjadi ahli gizi mu, seperti yang ku lihat sekarang wajah mu nampak pucat dan kurang darah, keputusan-nya cukup tepat".
Seketika perasaan hangat mulai menjalar Elvi, ternyata pikiran-nya salah, Alya adalah orang yang baik dan ramah. Hal itu membuat Elvi bersyukur setidaknya dia tidak akan mendapatkan cemoohan dari wanita di hadapan-nya.
"Hmm senang berkenalan dengan anda Nyonya". Elvi terseyum ramah.
"Ayolah jangan memanggilku nyonya, sebab mansion ini adalah milik mu, hmm kurasa kita akan cocok menjadi partner kerja, Oyah panggil aku mbak Alya saja agar hubungan kita lebih dekat Elvira".
"Baiklah Mbak Alya".
Sebagai seorang psikiater Alya tentu sangat profesional seperti Dokter, Matanya yang jernih mulai menyelidik dan meleniti tiap gerak gerik Elvi termasuk cara melihat juga cara berbicara Elvira, Alya diam-diam bisa menyimpulkan gesture Elvi terhadap Khuza.
Khuza yang tidak ingin merusak pembicaraan mereka memilih untuk pergi diam-diam membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum ke Perusahaan.
"Oyah Elvi Bagaimana hari-hari mu?, Maksud ku selama masa kehamilan trimester pertama?".
"Aku mual juga terkadang pusing mbak".
"Hmm hal yang normal untuk ibu hami di awal kehamilan".
"Iya mbak".
"Oyah bagaimana dengan hari-hari mu sebelumnya Elvi?".
"Baik mbak, berjalan dengan biasa seperti orang lain pada umunya".
"Tidak seperti itu yang kulihat dari mu Elvi, kau boleh menganggap ku ibu atau sahabatmu untuk curhat dengan masalah mu, jujur saja yang kulihat dari diri mu adalah kau sedang berpura-pura baik-baik saja sekarang, sedangkan kenyataan tidak lah demikian". Alya mulai pada pembahasan-nya.
Elvi Sedikit tercengang mendengar perkataan Alya yang memang benar adanya mengenai kondisinya saat sekarang ini.
"Hmm aku bisa menebak bahwa kau adalah wanita perkasa yang sudah mandiri sedari dulu tanpa banyak mengeluh, sama seperti yang kau lakukan saat ini, Kau mati-matian menerima kondisi mu dan menutup semuanya dengan senyuman padahal tidaklah demikian".
"Mbak.. k..kok mbak bisa tahu semuanya hanya dengan melihat ku?". Tanya Elvi mulai kebingungan juga syok karena Alya tahu semua tentangnya.
"Tidak ada yang bisa di bohongi dengan wajah mu yang seperti itu Elvi, banyak luka-luka batin di dalam hidup mu".
"La..lalu aku harus Bagaimana mbak, apa yang harus aku lakukan?".
"Sebenarnya itu semua tergantung dari dirimu sendiri Elvi, kau harus bisa memaafkan juga mengampuni dalam hidup mu orang-orang yang pernah melukai hati mu, karena tanpa kau sadari selama ini kau sering menyalahkan diri mu sendiri atas intimidasi orang-orang di luar sana".
Seketika Elvi menciut bibirnya mengerut juga matanya mulai berkaca-kaca, semua ucapan Alya memang benar adanya.
"Kau adalah wanita yang kuat dan tangguh El, kau harus belajar dari sekarang memperjuangkan hak juga keinginan mu, kau harus melindungi diri mu dari pikiran-pikiran yang tidak berguna, untuk saat ini jangan terlalu banyak mendengarkan omongan orang lain yang ingin menghancurkan mu, kau tahu caranya bukan".
"Hmm iy.iya mbak hiks.."
"Baiklah cukup renungkan itu mulai dari sekarang, hari ini mungkin adalah awal itu menjadi wanita juga ibu yang bahagia, ingat perjuangkan dirimu juga Hak mu sebagai seorang wanita kau tidak boleh lemah".
Pikiran Elvi mulai berjalan, perkataan Alya memang benar adanya, dia harus bangkit kembali.
"Iya mbak, Trimakasih untuk pencerahan-nya mbak, jujur aku sangat lega sekarang, beban ku seketika hilang mendengar nasehat mbak, aku juga senang, ternyata ada orang seperti Mbak yang mengerti perasaan ku". Elvi menyeka air matanya kemudian tersenyum.
"Itu bagus, Oyah sepertinya hari ini mbak harus pulang cepat, soalnya masih ada kerjaan lain, makanan mu sudah mbak titipkan untuk di buatkan oleh chef di dapur, ingat kau harus menghabiskan-nya agar bayi dan ibunya sehat oke".
"Iya mbak, Trimakasih ya mbak untuk semuanya".
"Iya, mbak permisi sekarang ya, jaga dirimu baik-baik, jika semuanya sudah bisa kau atasi kita akan membahas hal yang lebih menarik lagi".
Alya berpamitan, sebenarnya niatnya adalah untuk menemui Khuza di kantor, karena tadi khuza sudah meninggalkan mansion, sudah menjadi kebiasaan Khuza untuk tidak berpamitan saat pergi, juga terkadang melewatkan sarapan-nya.
"Iya mbak, sampai jumpa lagi, hati-hati di jalan".
"Itu pasti El". Selajutnya mereka cipika-cipiki sebelum akhirnya Alya benar-benar pergi.
Tempat : Gautama Company.
Mbak Alya langsung menuju ke perusahaan Khuza untuk menemuinya, pertemuan awalnya dengan Elvira dan apa saja yang di tangkapan-nya dari Elvi akan di bahas di sini.
"Tok..tok..tok".
"Masuk!".
Tap...
Tap...
Tap (berjalan mendekati Khuza)
"Apa Kau sedang sibuk?". Tanya Alya seraya menarik kursi untuk duduk di hadapan Khuza.
"Tidak juga, Oyah ada apa?, Hmm Bagaimana pertemuan pertama kalian?".
"Jadi begini, istri mu memiliki trauma mendalam terhadap mu tanpa ia sadari, itu semakin di perparah dengan masa lalunya yang kelam, di tambah lagi dengan berbagai tudingan yang menghancurkan mentalnya, itu sangat berbahaya bagi psikisnya".
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
scarlet
sekedar meluruskan,, Psikiater itu mmg dokter, dokter spesialis ilmu kesehatan jiwa. Yg bkn dokter, namax Psikolog. Jd beda antara Psikiater (dokter) dgn Psikolog (bkn dokter)
2022-11-21
1
Maya Sarimaya
g suka sama alur ceritanya.
2021-10-02
1
Aneda Lestary
ada bau" yg udah mulai bucin nih...
2021-09-30
2