" Baiklah kalau itu yang kamu inginkan!"
" Selamat tinggal!"
" Tuan Muda seharusnya, anda mempercayai orang yang begitu tulus padamu."
" Dan sebuah ikatan akan terjalin sangat kuat saat adanya rasa saling percaya."
Alice keluar kamar pergi meninggalkan Adji yang masih berdiri mematung di tengah kamar mereka.
Alice menemui kedua anak kembarnya yang sedang berada di kamar Rama. Kemudian Alice mengatakan bahwa dirinya akan pergi dari mansion dan tidak akan kembali lagi.
" Tidak apa - apa kalau kalian memilih tinggal bersama Papa disini."
" Tapi Mama akan pergi, dan mungkin kita tidak bisa bertemu kembali. Jadi jaga diri kalian baik - baik, ya." Pesan Alice untuk kedua anak kesayangannya itu.
" Dan juga jaga Papa kalian, entah mengapa sepertinya ada orang yang selalu mengawasi dirinya. Kalian tahukan kalau banyak orang yang mengincar nyawa Papa kalian itu."
Alice memeluk anaknya satu persatu dengan derai air mata yang membasahi kedua pipinya.
" Mama menyayangi kalian berdua."
Alice pun berdiri dan berbalik dengan berjalan cepat sambil menghapus air mata di pipinya dengan kasar.
" Tunggu, Ma!" Teriak Rama.
" Rama akan ikut Mama." Rama berlari dan memeluk Alice dari belakang.
Melihat itu, Shinta juga berlari dan memeluk Mama dan saudara kembarnya.
" Aku juga akan ikut Mama. Kita akan hidup bertiga seperti dahulu lagi." Tangis Shinta menggema di dalam ruangan itu.
Alice memilih keluar dari mansion bersama kedua anaknya. Walau awalnya kedua anak kembarnya itu menolak ajakan Alice, tapi akhirnya mereka mau ikut juga bersamanya.
Alice sangat menyayangkan kalau pernikahannya ini hanya seumur jagung. Tak bisa dipungkiri kalau dia sangat bahagia menjalani perannya sebagai seorang istri. Dia juga begitu banyak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Adji. Tapi ternyata rasa percaya kepadanya itu tidak ada. Alice akan menerima dengan lapang perpisahannya dengan Adji.
*****
Sudah satu Minggu sejak Alice meninggalkan mansion. Dan Adji begitu sangat kehilangan dirinya. Tiap sudut mansion ini telah dipenuhi kenangannya bersama Alice. Adji tidak tahu apakah tindakan yang dipilihnya itu benar. Semua orang malah menyayangkan dengan sikap Adji pada Alice. Terutama Kakek Bisma sampai - sampai dia tidak mau lagi bicara dengan Adji. Kenapa tidak diberi pengampunan dan kesempatan, kalau seandainya saja benar Alice itu selingkuh.
Dan bagi Adji perselingkuhan itu sama saja dengan menghianatinya. Adji tidak pernah memberi ampun kepada siapapun yang telah berkhianat kepadanya. Makanya Adji banyak membuat robot di sekitarnya dan untuk membantu pekerjaannya. Karena bagi Adji robot - robot itu tidak akan mengkhianatinya.
" Tuan ini hasil dari penelusuran dari foto - foto itu." Sam memberikan laporannya pada Adji yang sedang berbaring di atas kasurnya.
" Apa kamu sudah mendapatkan orang yang mengirim foto - foto itu kepadaku?" Tanya Adji.
" Sudah Tuan dan sekarang dia berada di penjara bawah tanah markas di pinggir kota." Jawab Sam.
" Baiklah kalau begitu kita pergi sekarang juga." Adji bangkit dari tempat tidurnya.
*****
Alice kembali menjalani hari - harinya seperti dulu lagi. Menyiapkan sarapan dan bekal untuk anak - anaknya, mengurus toko kue miliknya. Mengangkut bahan - bahan untuk membuat kue ke gudang penyimpanan. Sudah seminggu ini Alice menyibukan dirinya, agar bisa melupakan Adji. Walau terkadang dia menangis dimalam hari. Entah mengapa dirinya begitu merindukan pelukan dan belaian dari Adji.
" Bos, wajah anda sangat pucat. Sebaiknya istirahat dulu." Pinta salah seorang karyawannya yang melihat kondisi Alice.
Dan Alice pun membaringkan tubuhnya di kamar miliknya di lantai dua. Tanpa sengaja dia melihat
Kalender yang tergantung di dinding yang masih memajang tanggal dan bulan, tiga bulan yang lalu. Kalender itu belum diganti, dan Alice pun tersenyum kecut. Karena itu adalah bulan dimana dia dan Adji menikah dahulu.
Alice pun membalikan lembaran - lembaran kalender miliknya.
" Oh, tidak!" Alice memekik sangat terkejut.
*****
Adji dan Sam telah sampai di markas miliknya yang berada di pinggiran kota. Adji masuk ke dalam sebuah sel, dan disana ada seseorang yang duduk terikat di kursi.
" Katakan, apa maksudmu mengirim foto - foto istriku yang sedang bersama laki - laki lain!" Adji menjambak rambut lelaki berbadan gempal itu.
" Tadinya aku mau mengirim foto - foto itu untuk istrimu. Dan aku hanya ingin memeras istrimu saja. Karena aku sedang membutuhkan uang. Tapi kurir bodoh itu malah memberikannya padamu." Kata lelaki itu.
" Oh, bahkan kamu pandai sekali dalam mengambil sudut pandang, agar gambarnya terlihat dramatis."
" Aku dengan bodohnya begitu mempercayai apa yang tergambar di foto itu. Sampai aku melihat dengan mata kepala sendiri rekaman CCTV restoran." Adji makin kuat dalam menjambak rambut Si Pelaku.
" Dan kamu akan mendapatkan ganjaran yang setimpal, karena telah merusak hubunganku dengan istriku." Adji melepaskan cengkraman tangannya dari rambut Si Pelaku dengan sangat kasar.
" Sam perintahkan pada mereka untuk memberinya hukuman yang tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup dia!" Perintah Adji.
" Dan jangan lupa hancurkan juga keluarganya!" Tambah Adji.
" Tuan aku mohon, jangan kamu ganggu keluargaku. Cukup bunuh aku saja!" Teriak Si Penjahat. Tapi tidak dihiraukan oleh Adji.
*****
Kini Adji berdiri di depan toko kue milik Alice. Selama ini Adji menyuruh orang kepercayaannya untuk memantau istri dan anak - anaknya. Dan akan memberikan laporannya pada malam hari.
Dilihatnya para karyawan toko sedang sibuk melayani pembeli. Adji memberanikan dirinya masuk kedalam toko. Dicarinya sosok sang istri yang sudah sangat dirindukannya itu. Tapi sosok itu tidak ada di dalam toko.
" Apa Alice sedang berada di atas?" Gumam Adji dalam hatinya.
" Maaf apa Alice ada di atas?" Tanya Adji pada salah seorang karyawan toko.
" Oh,iya. Bos sedang tidak enak badan dan sedang beristirahat di atas." Jawabnya.
Adji pun menaiki anak tangga menuju lantai dua. Dilihatnya ruang keluarga tidak ada siapa - siapa. Maka Adji memberanikan diri mengetuk pintu kamar Alice.
Tok….
Tok….
" Siapa?" Tanya Alice.
Adji terdiam mendengar suara yang sudah sangat dirindukannya selama seminggu ini.
Karena tidak mendapat jawaban dari orang yang mengetuk pintunya. Maka Alice berjalan membukakan pintu kamarnya.
Dilihatnya sosok lelaki tampan sedang berdiri di depan pintu kamarnya. Lelaki yang sangat dirindukannya, tapi dibenci olehnya saat ini. Alice bingung harus beraksi seperti apa sekarang ini pada laki - laki di depannya. Dia ingin sekali memeluknya tapi takut dirinya akan ditolaknya. Kalau langsung di usir olehnya, dalam hati kecilnya tidak menginginkan itu. Dia ingin melihat wajah tampannya yang seminggu ini terus mengusik dirinya. Jujur Alice sangat rindu pada lelaki di depannya yang telah melukai hatinya.
" Hai...." Sapa Adji pada Alice.
BRAK!!!
Bukanya menjawab sapaan Adji, Alice malah membanting pintu kamarnya.
*****
JANGAN LUPA KLIK LIKE, FAV , HADIAH, DAN VOTE NYA.
KASIH BINTANG LIMA JUGA YA.
DUKUNG AKU TERUS YA.
TERIMA KASIH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Diana Santi
rasain emang enak,,,,katanya jenius nyatanya mudah tertipu
2021-09-25
5
🦋PutriBiru🦋
alice lg hamil mk'y sensitiv bgt, ayo adjieeee berusaha luluhkan hati alice
2021-09-25
4
ChiChi
haha brak ..bagi Pengajaran sikit agar sedar kesilapan Adji buat ... rasanya Alice Hamil lagi tuhhh... Alice kan Wanita SuperWoman hihi...
Terimakasih dik update ..awal hari ni... kaka Suka mmg ditunggu2 😊💗🙇♀️
2021-09-25
5