"Aku berharap cinta yang hadir diantara kita itu, cinta sebagai pasangan." Kata Adji.
" Lalu bagaimana dengan Tuan Muda sendiri?"
" Apa Tuan Muda sudah jatuh cinta sama aku?"
Pertanyaan dari Alice membuat Adji terkejut. Kemudian dia terdiam sesaat seperti memikirkan sesuatu.
" Ya, sepertinya sudah!" Jawabnya dengan yakin.
Kali ini bukan hanya Alice yang terkejut dengan jawaban Adji. Sam pun yang tadi penasaran sama terkejutnya dengan Alice.
" Apa anda benar-benar sudah yakin?" Tanya Alice masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Adji.
" Tentu saja, aku benar-benar yakin dengan apa yang aku ucapkan barusan"
" Apa alasan anda yakin kalau apa yang anda rasakan itu adalah rasa cinta kepadaku?" Alice menatap Adji penuh selidik.
" Pertama!" Adji mengacungkan telunjuknya.
" Kamu wanita pertama yang mencium ku."
Alice dan Sam tercengang dengan apa yang barusan Adji katakan.
" Kedua!" Adji menambahkan jarinya.
" Kamu satu-satunya wanita yang pernah meniduri ku,"
Mendengar itu wajah Alice langsung merah seketika.
" Ketiga!" Adji menambahkan lagi jari-jari panjangnya.
" Kamu wanita yang telah mengandung dan melahirkan anak-anakku,"
Alice terdiam mendengar penuturan dari Adji.
" Keempat!" Adji mengacungkan ke empat jarinya di hadapan Alice.
" Kamu wanita yang sudah menolong ku waktu ada yang mencoba mencelakai ku."
" Kelima!" Adji menambahkan lagi jari tangannya.
" Kamu adalah wanita terkuat yang pernah aku temui."
Bibir seksi milik Adji tersenyum mengembang. Sedangkan Alice dan Sam terkejut dengan alasan terakhir yang di ucapkan oleh Adji.
" Sam apa Tuan Muda kamu itu baik-baik saja?"
Alice berbicara dengan suara rendah sambil menutup sebelah mukanya, sehingga Adji tak melihat Alice membicarakannya dengan sang asisten.
" Ya, dia baik-baik saja."
Sam melihat Tuan Mudanya dengan seksama. Tidak ada yang aneh, semua seperti biasanya.
" Lalu kenapa dia bisa berpikir seperti itu?" Alice malah gusar sendiri.
" Ya, kita tidak tahu apa yang dipikirkan oleh orang lain." Dengan gaya santainya Sam menjawab.
" Ada apa? Kenapa kalian bicara sambil bisik-bisik!"
Adji yang sejak tadi merasa heran dengan kedua orang itu. Mereka berbicara tapi dengan muka ditutupi. Apalagi mereka bicaranya sambil bisik-bisik.
" Tidak ada apa-apa Tuan Muda." Jawab Sam.
" Oh, ya. Kapan anak-anak akan pulang. Ini kan sudah siang?"
Adji melihat arloji di pergelangan tangannya. Jam mahal dengan harga hampir ratusan ribu dollar telah menunjukan jam dua belas siang.
" Mungkin sebentar lagi mereka sampai."
Alice juga mengarahkan pandangannya menuju jam dinding yang terpasang di tembok atas dekat pintu dapur.
" Ah mereka lama sekali. Sam cepat jemput mereka!"
Adji yang kesal karena telah menunggu lama, memerintahkan sang asisten untuk menjemput anak kembarnya, di sekolah. Saat Sam baru jalan dua langkah dari mejanya. Di depan toko sudah terdengar suara si Kembar yang berisik. Terutama suara Shinta yang memiliki frekuensi bunyi suara yang tinggi.
" Mama.... Kami sudah pulang!!!" Teriak Shinta dari arah depan.
Mendengar suara anak perempuannya, Adji cepat-cepat berdiri menyambut kedatangan anak-anaknya tersayang.
" Halo, anak Papa!!!"
" Apa kabar?"
Adji menyambut kedatangan kedua anaknya, dan merentangkan kedua tangannya lebar - lebar menyambut pelukan dari si Kembar. Melihat ada Papanya di toko membuat si Kembar sangat terkejut.
Rama dan Shinta saling pandang, mereka sedang bernegosiasi mau menyambut pelukan Papanya atau enggak. Karena di sana ada Mamanya yang sedang duduk memperhatikan mereka. Mereka takut kalau menyambut pelukan Papanya, nanti Mamanya sedih. Rama pun melihat ke arah mata Alice dan di sana tidak ada rasa sedih yang terpancar dari sorot matanya. Kemudian Rama mengalihkan pandangannya pada saudara kembar perempuannya. Rama seolah berkata kalau semuanya baik-baik saja.
Adji yang masih merentangkan tangannya sambil tersenyum hangat kepada anak kembarnya, merasa aneh karena kedua anaknya nggak mau memeluknya. Dan itu membuatnya sedih. Shinta yang merasakan kesedihan dari pancaran mata Papanya, langsung berlari ke arah Papanya dan memeluknya erat. Begitu juga dengan Rama yang mengikutinya dari belakang. Mendapatkan pelukan dari kedua anaknya itu, membuat Adji sangat bahagia.
" Bagaimana kabar kalian berdua?" Tanya Adji sesaat setelah mengurai pelukan kedua anaknya itu.
" Baik, Pah!" Jawab Rama dan Shinta serempak.
" Papa kangen pada kalian semua!"
Mata Adji terlihat berbinar-binar menatap pada Rama dan Shinta.
" Kita berdua juga kangen sama Papa."
Kali ini Shinta yang menjawabnya. Di sentuhnya wajah Adji yang sedang berjongkok supaya menyamai tingginya dengan si Kembar. Di ambilnya tangan Shinta kemudian Adji menciumnya penuh sayang.
" Oh, iya. Papa sampai lupa,"
" Katanya Kakek mau ketemu sama kalian. Apa kalian bisa ikut Papa untuk bertemu dengan Kakek?"
Lagi-lagi si Kembar melihat ke arah Alice meminta saran. Dan Alice yang melihat tatapan anaknya itu, dia kemudian menganggukan kepalanya.
" Bisa, Pah. Kapan?" Rama menyetujui untuk bertemu dengan Kakeknya itu.
" Bagaimana kalau besok sehabis dari Rumah Sakit?" Tanya Adji sambil menatap kedua anaknya.
" Boleh." Jawab Rama lagi.
Siang itu Adji dan kedua anak kembarnya menghabiskan waktu dengan bermain bersama di lantai dua, yang di temani oleh sang asisten, Sam.
*****
Sesuai jadwal kemarin, mereka semua datang ke Rumah Sakit untuk mengambil hasil tes DNA.
" Bagaimana hasil tesnya?" Tanya Adji penasaran saat Alice baru menerima amplop dari dokter yang menangani tes DNA kemari.
" Iya sebentar di buka dulu amplopnya!" Jawab Alice sambil membuka amplop yang di lem rapat. Alice pun membuka kertas itu dan membacakan hasilnya.
" Tingkat kecocokan sembilan puluh sembilan persen. Dan menyatakan bahwa kalian Ayah dan anak."
Dan hasilnya menunjukan kalau mereka positif, ayah dan anak. Hasil itu membuat Adji dan si Kembar senang. Akhirnya mereka pergi ke Mension keluarga Pandawa, setelah pulang dari Rumah Sakit.
Di Mension Kakeknya Adji menyambut kedatangan mereka dengan suka cita.
" Selamat datang cucu-cucu ku!"
Tuan Besar itu merentangkan kedua tangannya menyambut kedatangan cucu kembarnya itu. Melihat si Kakek yang pernah mereka temui saat di taman kota. Membuat Rama dan Shinta terkejut, ternyata Kakek itu adalah Kakek buyut mereka. Rama dan Shinta pun menyambut pelukan si Kakek.
" Kakek senang ternyata kalian berdua adalah cucu ku." Kata Tuan Besar sambil memeluk kedua anak itu.
" Kita juga senang, ternyata anda adalah Kakek kami." Kata Rama senang.
" Nama Kakek siapa?" Tanya Shinta.
" Aku adalah Kakek Bisma," Jawab Tuan Besar, " Bisma Putra Pandawa."
" Kakek sebaiknya kita bicara sambil duduk. Kasihan anak-anak, mereka pasti capek. Habis pulang sekolah terus pergi ke Rumah Sakit. Dan sekarang main ke sini." Kata Adji mengajak semua orang pergi ke ruang keluarga yang sangat luas dan mewah.
*****
Jangan lupa like, favorit, hadiah, dan vote nya.
Biar aku tambah semangat lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Alfia Amira
Bisma bukan putranya Pandawa 🤣🤣🤣🤣
2024-10-26
1
ciru
adji kok gak nanya bgmn perjuangan selama kehamilan si kembar
2023-07-03
1
Min sua
ada Bima, Bisma. jangan-jangan nanti ada Sangkuni thor
2022-09-29
1