A Flavour to Love
Suara dentuman live music yang tampak asyik dimainkan dengan apik oleh seorang Disc Jockey (DJ) semakin membuat para pengunjung di sebuah klub yang terkenal sebagai surganya clubbing di Kota Tokyo menggila dan bersemangat meliuk-liukkan tubuhnya untuk menikmati musik. Di sudut klub, tepatnya di lantai dua ruang VIP, tampak tiga lelaki tampan yang sejak tadi menyedot perhatian kaum hawa yang berada di sana.
Mereka adalah Daichi Matsumoto sang pewaris dari Matsumoto Global Group yang bergerak dibidang perhotelan dan properti dengan cabang di berbagai negara, Akio Fujiwara sang pewaris dari Fujiwara Interprise yang bergerak dibidang ritel dan jaringan e-commerce dengan merk dagang QLONE yang menguasai pasaran Asia-Eropa dan Kazuto Hoshi sang pewaris perusahaan minyak dan tambang yang cabangnya tak kalah banyak dari kedua sahabatnya.
"Sial! Aku kalah lagi darimu Senpai!" Keluh Akio sambil mengacak-acak rambut emo hitam miliknya. Dasi yang dikenakannya tampak longgar dari kerah kemeja putih ketat yang ia kenakan nampak menunjukkan betapa atletis tubuhnya dengan otot-otot yang sempurna dan itu terlihat errr...seksi.
"Butuh seratus tahun untuk bisa mengalahkanku Akio," Senyum miring tercetak di wajah Daichi setelah memenangkan pertaruhan antara dirinya dan salah satu sahabat serta juniornya sejak SMA dalam meniduri anak gadis dari salah satu anggota parlemen yang terkenal sangat susah ditaklukan. Perpaduan gen sempurna dari kedua orangtuanya membuat wajahnya bak Dewa Yunani yang selalu mendapatkan yang dia inginkan.
"Sesuai kesepakatan, berikan kunci mobil kesayanganmu itu!"
Dengan eraman tanda tidak rela Akio merogoh kantong celananya dan menyerahkan kunci mobil kesayangannya yang didapatnya dengan susah payah mengingat ia dulu pun berebut sang kuda jingkrak dengan seniornya tersebut ketika di-launching-kan pertama kali.
"Bisakah kalian berdua menghentikan pembicaraan mengenai hal-hal yang berbau selangkangan?" Kazuto yang sejak tadi pusing mendengarkan perdebatan mengenai hal yang cukup menjijikkan terdengar di telinganya dari kedua sahabatnya itu memilih untuk menjadi penengah. "Aku lelah setiap kali kita berkumpul hanya pembicaraan tersebut yang kalian ributkan. Tak adakah topik lain yang dapat kita jadikan bahan?"
"Bukankah kau juga sangat menyukai topik itu Tuan sok setia dengan tunangannya?" Daichi mencibir Kazuto. Bagaimana tidak, Kazuto yang sama terkenalnya sebagai playboy dan brengsek seperti dirinya mendadak insyaf ketika ia bertemu dan bertunangan dengan Park Ha Neul, Model blesteran Jepang-Korea sekaligus pewaris dari perusahaan kosmetik terkenal di Korea Selatan. Entah apa yang dimiliki gadis itu sehingga membuatnya kehilangan salah satu teman bejatnya untuk bergonta-ganti pasangan.
"Jangan membawa-bawa Ha Neul, Senpai, aku berbeda dengan kalian," Kazuto meneguk Whisky yang ia pesan tadi. "Apakah kalian berdua tidak ingin berhenti dari sifat brengsek kalian selama ini dengan memiliki satu pasangan saja? Senpai*, bukankah kau memiliki adik perempuan?"
"Apa hubungannya dengan adikku?" Daichi mengerutkan dahinya untuk menunjukkan ekspresi tidak suka ketika Kazuto mulai membawa-bawa nama adiknya dalam pembicaraan yang menurutnya konyol ini.
"Bagaimana jika adikmu dipermainkan oleh playboy seperti kalian?" Kazuto menatap serius kearah Daichi dan sesekali melirik kearah Akio. "Misalnya dipermainkan oleh si brengsek Akio mungkin?"
Akio yang merasa namanya disebut hanya menaikkan sebelah alisnya. Adik Daichi-senpai? Memangnya pernah ya Daichi menyembutkan ia memiliki seorang adik perempuan?
"Pufft, hahahaha," Tawa keras menggema di ruangan tersebut namun tak satupun menyadari mengingat suaranya terkalahkan dengan dentuman musik yang begitu memekakkan telinga. "Jangan bercanda, aku pastikan ia akan terhindar dari lelaki brengsek sepertiku dan Akio. Untuk apa aku dan orang tuaku susah payah menjauhkan kehidupan bebas di negara ini jika hal tersebut akan terjadi padanya. Jangan meremehkan instingku! Adikku tidak selemah itu!" Nada mengejek keluar dari bibir Daichi. "Buktinya aku berhasil membuat kalian dan orang-orang di sekelilingku tidak mengetahui seperti apa rupa adikku bukan?"
"Kan aku bilang seandainya Senpai," Kazuto menghela napas panjang. Menghadapi senpai-nya yang keras kepala dan tak pernah mau mengalah ini membuat kepalanya sendiri pening.
"Jika sampai hal itu terjadi aku akan membunuhmu Akio!"
"Hei, kenapa Senpai seperti itu? Tahu adikmu saja tidak!" Protes Akio.
"Atau misalnya Senpai bertemu dengan gadis dingin yang memiliki kebencian kepada lelaki?"
"Aku pasti bisa menaklukkannya Kazuto," Senyum percaya diri dan angkuh tampak tergurat diwajah tampan Daichi. "Tidak ada satupun gadis yang menolak pesonaku," Tegasnya kembali.
"Terserah Senpai sajalah," Kazuto berdiri dari duduknya setelah ia menerima pesan di smartphone dari tunangannya yang memintanya pulang.
"Kau mau ke mana?" Tanya Akio.
"Pulang, gadisku sudah menungguku di apartemen," Kazuto tersenyum mengejek. "Oh iya, aku punya doa untuk kalian, kusumpahi kalian kena karma jatuh cinta pada gadis yang tidak tertarik pada kalian berdua! Khusus Akio, kusumpahi kau jatuh cinta pada adik dari Daichi-senpai! Aku mau lihat apakah kalian berdua masih bisa membahas hal-hal yang berbau selangkangan dengan santai seperti sekarang setelah hal itu terjadi nanti!"
"Sialan!" Akio melempar kotak tempat tisu kearah Kazuto dan dengan sigap Kazuto berhasil menghindari serangan itu kemudian meninggalkan kedua sahabatnya. "Kalau kau mengeluh kepadaku untuk membantu tugas kuliahmu aku tidak akan lagi membantumu!"
"Kau tak mungkin bisa sekejam itu padaku," Kazuto menatap remeh kearah sahabatnya dari kecil itu. "Kartu AS-mu ada padaku A-ki-o."
Brengsek! Keluh Akio, sahabatnya itu terlalu tahu tentang kehidupannya. Jika kakeknya tahu selama ini ia selalu bermain-main dengan perempuan, dalam hitungan detik ia pasti akan disodorkan proposal perjodohan dan ia tak menginginkan hal itu. Terikat dengan satu perempuan? Membayangkan dirinya tak bisa bebas seperti sekarang membuatnya merinding.
Drrrttt....Drrrttt...Drrrrrttttt...
Getaran smartphone terasa di kantong celana Daichi. Ia pun segera mengambilnya dan mengecek pesan yang masuk. Kedua matanya yang berkelopak itu membulat sempurna ketika ia membacanya.
Adikmu diterima di Universitas Tokyo kelas internasional mulai musim gugur ini dan akan tinggal di tempatmu. Ia akan berangkat minggu depan. Tolong jemput dan jaga dia ya karena ia baru saja sembuh dari kecelakaan yang dialaminya dan sedikit mengalami amnesia.
-Mama-
Shit!
Umpat Daichi dalam hati sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya mengeram kesal. Kenapa di saat seperti ini adiknya harus datang dan tinggal bersamanya? Ia jadi memikirkan perkataan Kazuto tadi.
"Senpai, kau baik-baik saja? Apa ada berita buruk?" Akio menggoyang-goyangkan bahu Daichi.
Daichi yang menyadarinya langsung menatap kearah Akio yang mencemaskannya. Ia segera mencengkeram kerah kemeja Akio dengan kedua tangannya. "Dengar Akio, kutegaskan lagi pernyataanku tadi, jika kau seujung jari pun menyentuh adik perempuan semata wayangku, tidak hanya kupastikan kau akan mati di tanganku namun mayatmu pun akan kubuang ke laut!" Ia pun menghempaskan tubuh Daichi ke sofa dan beranjak dari tempat duduknya. "Persetan dengan kakekmu itu!"
"Apa maksud Senpai?" Akio menatap bingung kearah Daichi. "Aku kenal dengan adikmu saja tidak mengapa kau berkata seperti itu?"
Daichi tidak mengindahkan ucapan dari Akio yang berteriak kearahnya dan memutuskan meninggalkan juniornya itu sendirian. Ia harus bergegas menyiapkan kedatangan adiknya.
"Senpai! Kau mau kemana?"
"Aku harus pulang sekarang!" Ujar Daichi terburu-buru.
"Terus aku pulang dengan siapa setelah mobilku kau sita?"
Daichi hanya mendengus kesal. Ia pun melempar kunci mobil milik Daichi yang telah ia menangkan tadi. "Kau boleh mengambilnya kembali, aku sudah tidak berminat lagi pada mobilmu! Aku lebih sayang adikku!"
Entah mengapa ia merasakan firasat tidak enak akan sumpah serapah Kazuto. Tuhan, semoga doanya tidak Engkau kabulkan! Batin Daichi penuh pengharapan. Ia memang brengsek dan bejat, tapi ia tak mau melibatkan adiknya ke dalam dunianya yang seperti itu!
Akio yang telah ditinggal sendirian di Klub sangat terheran-heran dengan ucapan terakhir yang keluar dan terdengar seperti bernada penuh ancaman dari kakak seniornya itu. Sosok Daichi yang selalu tenang dan dewasa mendadak gusar hanya karena pesan yang masuk di smartphone-nya. Ada apa gerangan dengan semuanya ini?!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
KimAlicieMaitsa
Awal yang baik nih buat author
Sukses thor untuk bagian pertama cukup menarik tapi agak vulgar bagaimana kalau bagian ini untuk bagian agak tengah maaf hanya menyampaikan pendapat
Untuk sesama yg masih berproses mari kita saling support boleh di baca dulu karya
“ Angsa Buruk Rupa “ dikolom pencharian atau bisa langsung klik di profile saya
Terimakasih 😇
2019-12-27
2
Siti Fatimah
nama nya susah "
2020-03-20
0
Neti
apa yang suara indah aku tahu yang suara indah itu merdu dan luar biasa uang suka suara yang indah dan luar biasa tidak serak dan tidak malu dan bisa membaca buku harus kita harus pintar dan menjadi anak cerdas itu ibu kita bisa nerima itu nyanyi makanya anak-anak harus ajarin ibunya nyanyi entah apa yang merasukimu hingga kau tega melihat hatiku yang tulus mencintaimu salah apa diriku padamu hingga kau tega melihat hatiku yang tulus mencintaimu makanya ya bisa nyanyi semuanya makanya ajarin ibu kamu nyanyi dan luar biasa dan cerdas dadah anak bayi masih kecil di ajarin ibunyalah membaca ayo kita membaca membaca itu seru membaca ya kita adik dulu saya ambil bukunya kata adiknya yang dapat kita masih kecil misalnya puji syukur kita panjatkan akan kehadiran alat yang Maha Esa atas segala rahmat mama dan karunia-nya sehingga buku pintar membaca dan menulis cepat dapat di selesaikan buku pintar membaca dan menulis cepat ini berisi latihan menulis huruf angka suku-suku kata kalimat dan paragraf ini juga dilengkapi dengan menulis tegak bersambung yang diperuntukan
2019-11-05
1