Setelah kembali keruangan, Ibra tidak bisa fokus dengan pekerjaan nya, ia terus saja memikirkan Inayah. Terutama memikirkan bagaimana cara mengajak Inayah kembali bekerja. Kemudian Ibra mengambil ponselnya dan melakukan panggilan kepada Kepala HRD.
--- dalam panggilan ---
"Selamat siang Bu Ria, saya minta tolong antarkan daftar riwayat hidup atas nama Inayah, keruangan saya sekarang ya," Ucapnya.
"......"
Panggilan berakhir.
Beberapa menit kemudian, kepala HRD masuk dan ia heran melihat kursi dan meja yang harusnya di tempati Inayah, hari ini malah kosong.
Kemana si Inayah?
Lalu ia masuk keruang utama tempat Ibra berada, dan membawa apa yang di minta Ibra,
"Permisi Pak,"
"Iya, silahkan letakkan dimeja," Ucap Ibra sambil melihat layar laptopnya.
"Kalau saya boleh tahu, untuk apa ya Pak?" Tanya Ria.
"Saya ada perlu," ucapnya singkat.
"Oh begitu Pak, Inayah kemana Pak?"
"Dia tidak masuk hari ini, karena sakit."
"Wah, sayang sekali baru dua hari kerja___," Ucapan nya terhenti karena Ibra
"Ya sudah Bu Ria terimakasih ya, saya mau lanjut kerja." Ucapnya.
"Baik Pak, saya permisi."
Setelah Ria pergi meninggalkan ruangan nya, Ibra langsung membuka map biru yang berisi daftar riwayat hidup milik Inayah.
"Ternyata benar dia masih dua puluh satu tahun, tentu saja sifatnya masih kekanakan, apalagi baru terjun ke dunia kerja." kemudian Ibra melihat sekilas photo Inayah yang tertempel di data tersebut. Ia pun tersenyum kecil, dan memandangi foto Inayah. kemudian tersadar, tujuannya bukan itu. Tapi untuk mencari alamat dan kontak Inayah.
Kemudian Ibra mengambil ponselnya dan menyimpan nomor Inayah dengan nama Si Cengeng.
Sungguh kejam bukan?
Beberapa kali ia berpikir,
Haruskah aku menghubunginya?
Tanpa ragu lagi Ibra langsung melakukan panggilan kepada Inayah, namun tak ada jawaban hingga akhirnya terputus.
Sepuluh menit kemudian Ibra mencoba lagi, namun hasilnya sama.
Kemana dia apa jangan-jangan dia bunuh diri? karena terlalu sakit hati. tiba-tiba Ibra berpikiran yang tidak-tidak.
Ibra turun ke lantai lima, untuk menemui Ridwan. Ketika ia masuk keruang Marketing VIP, seketika para karyawan yang berada disana terbelalak, panik dan langsung bangkit dari duduk mereka. Karena ini kali pertama Ibra berkunjung keruang itu. Namun Ibra hanya tersenyum sedikit ke mereka dan langsung menuju ke ruangan Ridwan.
"Ridwan lo harus bantu gue," Ucapnya.
"Bantu apa?" kemudian Ridwan bangun dari kursinya karena melihat wajah Ibra yang sedikit panik.
"Gue khawatir Inayah kenapa-kenapa, soalnya udah bolak balik gue call tapi ngga ada jawaban."
"Kenapa.lo harus khawatir? bukannya lo nggak peduli."
"Jangan-jangan dia bunuh diri Wan karena sakit hati dan kehilangan pekerjaan,"
"Ah elo mikirnya kejauhan," Ucap Ridwan kemudian tersenyum.
"Bisa aja kan? ayo temenin gue sekarang kerumah Inayah." Ajaknya.
"Wah maaf Pak Bos, gue nggak bisa setengah jam lagi gue harus ketemu klien di The Westin Hotel." Ridwan menolak mentah-mentah ajakan Ibra.
"Lo tega sama gue? lo kan bisa nyuruh mereka untuk mewakili,"
"Nggak bisa Ibra, ini calon pembeli properti dengan nilai dua belas milyar, harus gue langsung yang turun tangan, lo kan bisa pergi sendiri,"
"Ah payah lo," Ibra langsung pergi meninggalkan Ridwan, dan turun ke bawah, ia benar-benar ingin mencari alamat Inayah.
Ridwan menggeleng melihat tingkah sepupunya itu.
Heran deh, ini perusahaan milik Papanya, dia bos besar disini, malah terlihat nggak peduli sama sekali soal klien kan lebih penting.
Ibra melajukan mobilnya dengan di pandu oleh Map yang ada di dalam mobil mewahnya untuk mencari alamat Inayah. Baginya Inayah lebih penting sekarang, karena dia benar-benar takut bisa saja Inayah bertindak konyol. yaitu bunuh diri.
***
Bersambung...
READERS MINTA LIKE VOTE DAN KOMEN YA 😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Kayaknya ada yg mulai jatuh cinta nich 🥰
2024-01-02
0
Itsaku
ciiieehh... ada yang mulai khawatir nih sama inayah 🤭
2023-06-27
0
Aisyah saputri
🤣🤣🤣🤣🤣takut juga si bos
2023-05-27
0